Anda di halaman 1dari 6

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2022/23.1 (2022.2)

Nama Mahasiswa : YUSNITA AGUSTIN

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 858773691

Tanggal Lahir : 16 Agustus 1998

Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4305 / Keterampilan Menulis

Kode/Nama Program Studi : 118 / S1-PGSD

Kode/Nama UPBJJ : 74 / MALANG

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu, 28 Desember 2022

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN


RISET, DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : YUSNITA AGUSTIN


NIM : 858773691
Kode/Nama Mata Kuliah : PDGK4305 / Keterampilan Menulis
Fakultas : FKIP
Program Studi : S1-PGSD
UPBJJ-UT : MALANG

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran atas
pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Nganjuk, 28 Desember 2022

Yang Membuat Pernyataan

Yusnita Agustin
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Perbedaan ragam lisan (Berbicara) dan ragam tulis (Menulis) yaitu:


a. Ragam lisan merupakan Bahasa yang digunakan oleh pemakai Bahasa dalam
berkomunikasi, misalnya orang yang berbicara, berpidato, sambutan, atau
menyampaikan pendapat sedangkan raagam tulis menggunakan huruf sebagai
dasarnya. Hal ini berkaitan dengan tata Bahasa dan kosa kata.
b. Dalam ragam lisan (Berbicara) penyampaiannya memerlukan orang lain,
sedangkan ragam tulis (Menulis) tidak memerlukan kehadiran orang lain.
c. Dalam ragam lisan (Berbicara) Bahasa tampil sebagai bunyi artinya dapat
didengarkan, kata-kata cenderung terdengar seperti rentetan bunyi yang
panjang pendeknya tergantung pada banyak kata dalam satu kalimat. Tiap kata
dan tiap kalimat terdengar seperti menyambung, nyaris tanpa jeda. Sedangkan
ragam tulis kata-kata disajikan dalam bentuk tulisan dikertas atau buku tiap kata
ditulis terpisah satu sama lain.
d. Pada intinya kalau ragam lisan itu menghendaki adanya orang kedua,
teman(lawan) berbicara ada di depan sedangkan ragam tulis tidak
mengharuskan adanya teman bicara berada di depan. Di dalam ragam lisan
unsur-unsur fungsi gramatikal, seperti subjek, predikat, dan objek tidak selalu
dinyatakan. Namun, kita harus memperhatikan tata bahasa, kosakata, dan lafal
dalam pengucapannya

2. “Pada study ilmuan, definisi kemarahan moral menggunakan teoritis dari psikologi moral
dan ilmu emosi, kemudian membagi-baginya menjadi tiga komponen utama.
Pernyataan yang dianggap kemarahan moral harus diilami dengan perasaan negatip
yang biasanya merupakan kombinasi dari ekspresi kemarahan seseorang.”
Dalam kutipan di atas
• Terdapat kata “teoritis” pada kalimat pertama seharusnya ditulis dengan kata
“teoretis” sesuai dengan KBBI, teoritis menggunakan huruf “i” tidak termasuk
kata baku meskipun sejalan dengan kata teori.
• Kata “membagi-baginya” pada kalimat pertama seharusnya ditulis dengan kata
“membaginya” agar tidak dianggap sebagai pemborosan kata dan lebih efektif.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

• Pada kalimat kedua terdapat kata “diilami” yang tidak sesuai ejaan. Kata
tersebut seharusnya ditulis dengan “dialami” agar menjadi kalimat yang tepat.
• Pada kalimat kedua ada kata “negatip” diganti kata “negatif” karena kata negatif
lebih sesuai dengan ejaan yang benar.
• Setelah diperbaiki kutipan informasi tersebut menjadi “Pada study ilmuan,
definisi kemarahan moral menggunakan teoretis dari psikologi moral dan ilmu
emosi, kemudian membaginya menjadi tiga komponen utama. Pernyataan
yang dianggap kemarahan moral harus dialami dengan perasaan negatif yang
biasanya merupakan kombinasi dari ekspresi kemarahan seseorang.”

3. Perbaikan penulisan alamat surat dinas yang tepar yaitu:

Yth. Wakil Dekan III Bidang Kemahasiswaan


Fakultas Ilmu Pendidikan UPI
Jalan Setiabudhi, Nomor 229 Bandung.

Alasan perlu perbaikan pada penulisan alamat yaitu karena pada alamat surat tidak
perlu diawali kata kepada tetapi cukup dituliskan (yth.) Dengan diikuti tanda titik.
Tidak digunakannya kata kepada karena diasumsikan penerima pesan langsung
membaca surat tersebut dan penulisan kepada telah tercantum dalam sampul surat.
Kata dekan cukup dituliskan satu kali tidak perlu diulang karena kata Dekan sudah
mewakili Dekan yang dimaksud. Penulisan kata “ilmu pendidikan” lebih baik jika diganti
dengan “Ilmu Pendidikan” awal kata menggunakan huruf kapital. Kemudian penulisan
jalan dan nomor tidak boleh disingkat “Jl. Dan No” kata jalan harus ditulis dengan jelas
setelah itu penulisan selanjutnya diawali dengan huruf kapital pada awal kata misalnya
kata bandung seharusnya ditulis “Bandung”. Setelah nama jalan diberi koma
Setiabudhi,
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS

TERBUKA

4. Tragedi Kanjuruhan pada Sabtu, 1 Oktober 2022 Malang, menyimpan duka yang dalam
bagi dunia sepak bola Indonesia. Pertandingan antara Arema FC kalah 2-3 melawan
Persebaya menelan korban jiwa 125 orang meninggal dunia. Peristiwa tersebut berasal
dari supporter yang tim yang kalah berusaha mencari para pemain untuk melampiaskan
kekecewaannya, lapangan menjadi sangat ricuh akibat kejadian tersebut. Untuk
menenangkan suasana,polisi menembakan gas air mata pada para supporter yang
anarkis hal itu membuat massa panik sehingga terjadinya penumpukan mengakibatkan
beberapa korban meninggal karena sesak nafas dan terinjak-injak.
Dalam ranah psikologi sosial, ketika ada pihak yang menggunakan senjata dalam
situasi massa, itu dapat membuat penonton bingung dan panik. Meski begitu, saat
terjebak dalam situasi yang genting, pengendalian diri menjadi teramat penting. Hal itu
dapat membuat kondisi dan pikiran menjadi lebih tenang dalam bertindak. Tragedi
Kanjuruhan tersebut menimbulkan dampak psikologis tersendiri bagi supporter yang
selamat dari peristiwa itu dan terutama kepada keluarga korban.
Dampak psikologis terbesar dirasakan oleh keluarga korban. Misalnya
seorang ibu yang harus kehilangan anaknya. Hal itu akan menimbulkan trauma bagi
ibu dan keluarganya. Selain itu biasanya muncul perasaan menyalahkan diri sendiri
atas penderitaan yang menimpa keluarganya.
Penanganan psikologis jadi penting ketika seseorang sulit bangkit. Ada istilah
dukungan sosial yang dapat memberi penyangga bagi orang yang mengalami
tekanan. Dukungan moral dari teman terdekat teramat penting. Saat dukungan
moral telah dilakukan diharap kesedihan dan trauma bisa dikurangi. Orang yang
mengalami musibah butuh teman berbagi, didengarkan dan diberi dukungan,
biasanya berangsur membaik.Tapi, mungkin pada orang tertentu, dukungan orang
dekat tidak cukup membantu untuk bangkit. Karenanya, kemungkinan orang
tersebut membutuhkan penanganan psikologis, berarti dia harus dirujuk ke
psikolog.
Sumber/referensi : RepJogja (republika.co.id) Detik News (detik.com)

Anda mungkin juga menyukai