NIM : 858773691
UPBJJ UT : MALANG
Jawab,
a. Melek Huruf
Melek huruf adalah salah satu indikator pendidikan yang penting karena kemampuan
membaca adalah titik awal dari proses belajar. Definisi melek huruf yang digunakan
adalah mampu membaca setidaknya salah satu aksara Alfabet, Arab atau Mandarin.
Observasi tingkat melek huruf dibatasi hanya untuk penduduk berusia 7 tahun ke atas
yang diasumsikan sebagai awal usia sekolah di mana kemampuan baca mulai
diperkenalkan.
b. Melek Wacana
Kemampuan melek huruf ini selanjutnya dibina dan ditingkatkan menuju pemilikan
kemampuan membaca tingkat lanjut, yakni melek wacana.
Dengan bekal kemampuan melek wacana inilah kemudian anak dipajankan dengan
berbagai informasi dan pengetahuan dari berbagai media cetak yang dapat diakses
sendiri.
c. Kemampuan yang bersifat mekanik
2. Coba Anda jelaskan perbedaan pengejaan pada metode eja dan metode bunyi pada
membaca permulaan!
Jawab,
a. Metode Eja
Pengertian metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari mengeja huruf demi
huruf. Pendekatan yang dipakai dalam metode eja adalah pendekatan harfiah. Siswa
mulai diperkenalkan dengan lambang-lambang huruf. Pembelajaran metode Eja
terdiri dari pengenalan huruf atau abjad A sampai dengan Z dan pengenalan bunyi
huruf atau fonem.
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan (MMP) dengan metode eja memulai
pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alpabetis. Huruf-huruf
tersebut dihapalkan dan dilafalkan murid sesuai dengan bunyinya menurut abjad.
Sebagai contoh A a, B b, C c, D d, E e, F f, dan seterusnya. Dilafalkan sebagai a, be,
ce, de, e, ef, dan seterusnya. Kegiatan ini diikuti dengan →latihan menulis lambing
tulisan, seperti a, b, c, d, dan seterusnya atau dengan huruf rangkai, a, b, c, d, dan
seterusnya.
Setelah melalui tahapan ini, para murid diajarkan untuk perkenalan dengan suku kata
dengan cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya.
b. Metode Bunyi
Metode bunyi dipilih oleh seorang guru setelah peserta didik mengenal abjad. Konsep
dari metode bunyi adalah disuarakan, berbicara, dan mendengarkan. Pada metode ini
memulai pengajarannya dengan mengenalkan huruf alphabet (a, b, c, d, e, dan
seterusnya).
Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak sesuai bunyinya menurut abjad.
Setelah melalui tahap ini, siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata dengan
merangkai beberapa huruf yang sudah dikenalnya. Intinya membaca itu bisa
menggabungkan bunyi dengan bunyi. Misal: m, a → ma (dibaca em. a → ma ), t, a →
ta ( dibaca te, a → ta ), ma-ta dilafalkan mata. k, a→ ka (dibaca ka, a → ka ), k, i →
ki (dibaca ka, i → ki ), ka- ki dilafalkan kaki.
Metode bunyi ini berdasarkan fonetik (ilmu yang mempelajari cara bunyi yang
dihasilkan). Metode ini cenderung mudah dipelajari, sebab metode ini telah diteliti
menggunakan seperangkat ilmu linguistik, pedagogik, dan psikologi. Secara bertahap
anak dikenalkan pada huruf-huruf yang mudah dibunyikan, misalnya bunyi m,b, p, n,
d, t dan lain-lainnya.
3. Mengapa kemajuan siswa dalam MMP perlu penilaian proses dan hasil? Jelaskan
perbedaan kedua penilaian tersebut!
Jawab,
Sekalian dengan penilaian dalam pembelajaran MMP di kelas rendah sekolah dasar,
penilaian itu tentunya harus bersesuaian dengan tujuan dan hakikat pembelajaran Bahasa
Indonesia pada umumnya. Penilaian yang dimaksud berkenaan dengan penilaian terhadap
proses dan penilaian terhadap hasil.
a. Penilaian Proses
1. Tes Tertulis
2. Tes Lisan
3. Tes Perbuatan
b. Penilaian Hasil
Penilaian hasil dimaksudkan untuk menilai pencapaian hasil belajar siswa, alat yang
digunakan berupa tes dan non tes. Untuk menilai pencappaian hasil belajar siswa
dalam pembelajaran MMP di kelas rendah di maksudkan untuk menilai kemampuan
siswa dalam hal kemelekhurufan yang dicapainya. Kemampuan yang dimaksud
meliputi pengenalan atas satuan – satuan lambang bahasa yang berupa huruf, suku
kata,kata, dan kaliamat sederhana
Tes membaca permulaan dapat mengambil bentuk-bentuk seperti berikut:
1. Membaca nyaring
Siswa diminta untuk melafalkan lambing tertulis baik berupa lambing yang
berupa huruf, suku lata, kata atau kalimat sederhana. Melalui tes ini guru akan
dapat menilai kemampua siswa dalam mengidentifikasi lambing-lambang bunyi,
melafalkannya, dan memaknainya.
3. Menjawab dan mengajukan pertanyaan dari teks tertulis (teks sederhana). Untuk
sekedar mengecek pemahaman siswa terhadap teks-teks sederhana, guru dapat
mengajukan beberapa pertanyaan sederhana untuk menilai kemampuan siswa
dalam memahami lambang-lambang tertulis. Sebaliknya, siswa juga dapat
dirangsang untuk mengajukan pertanyaan sehubungan dengan teks yang
dibacanya.
4. Apa yang membedakan antara pembelajaran bahasa dengan fokus menulis dan
pembelajaran membaca dengan fokus membaca!
Jawab,