Anda di halaman 1dari 5

NAMA : AGUNG HIDAYAT

NIM : 856967346

MATA KULIAH : Pendidikan Bahasa Indonesia Di SD

KUIS 2

1. Metode Pembelajaran MMP


a. Metode Eja
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini memulai pengajarannya
dengan memperkenalkan huruf-huruf alpabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan
dilafalkan peserta didik sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh:
A a, B b, C c, D d, E e, F f, G g,
Dilafalkan sebagai: a, be, ce, de, e, ef, ge, dan seterusnya.
Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata dengan
cara merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya.
Proses ini seiring dengan menulis permulaan, setelah anak-anak bisa menulis huruf-huruf
lepas. Setelah itu dilanjutkan dengan belajar menulis rangkaian huruf yang berupa suku
kata. Proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan kalimat-kalimat sederhana,
misalnya huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan kata menjadi kalimat yang
diupayakan mengikuti prinsip pendekatan spiral, pendekatan komunikatif, dan pendekatan
pengalaman berbahasa. 
b. Metode Bunyi
Pembelajaran MMP melalui metode bunyi adalah bagian dari metode eja. Prinsip dasar dan
proses pembelajaran tidak jauh berbeda dengan metode eja/abjad. Demikian juga dengan
kelemahan-kelemahannya, perbedaannya terletak hanya pada cara atau sistem pembacaan
atau pelafalan abjad.
Proses pembelajaran membaca permulaan pada sistem pelafalan abjad atau huruf dengan
metode bunyi adalah:
b dilafalkan /eb/
d dilaflakan /ed/ : dilafalkan dengan e pepet seperti pengucapan pada kata; benar, keras,
pedas, lemah dan sebagainya
c dilafalkan /ec/
g dilafalkan /eg/
p dilafalkan /ep/ dan sebagainya
c. Metode Suku Kata
Proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini diawali
dengan pengenalan suku kata, seperti: ba, bi,bu,be,bo / ca, ci, cu, ce, co,/ da, di, du, de, do/
ka, ki, ku, ke, ko/., dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut, kemudian dirangkaikan
menjadi kata-kata bermakna.Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi, guru dapat
membuat berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna, untuk bahan ajar
membaca, menulis permulaan.
Kata-kata tadi misalnya :
ba-bi                cu-ci                da-da               ka-ki               
ba-bu               ca-ci                 du-da               ku-ku
bi-bi                 ci-ca                 da-du               ka-ku
ba-ca                ka-ca                du-ka               ku-da
Proses perangkaian suku kata menjadi kata,kata menjadi kalimat sederhana,kemudian
ditindaklanjuti dengan proses pengupasan atau penguraian bentuk-bentuk tersebut menjadi
satuan-satuan bahasa terkecil di bawahnya, yakni dari kaliamat ke dalam kata dan dari kata
ke dalam suku-suku kata
d. Metode Kata
Proses pembelajaran MMP pada metode ini diawali dengan pengenalan sebuah kata
tertentu. Kata ini kemudian dijadikan kata lembaga sebagai dasar untuk pengenalan suku
kata dan huruf. Artinya, kata dimaksud diuraikan (dikupas) menjadi suku kata, suku kata
menjadi huruf-huruf. Selanjutnya,  dilakukan perangkaian huruf menjadi suku kata dan
suku kata menjadi kata. Dengan kata lain, hasil pengupasan tadi dikembalikan lagi
kebentuk asal sebagai kata lembaga (kata semula). Metode ini dikenal juga sebagai Metode
Kupas-Rangkai.
e. Metode Global
Metode ini disebut juga sebagai “Metode Kalimat” karena alur proses pembelajaran MMP
yang diperlihatkan melalui metode ini diawali dengan penyajian beberapa kalimat global.
Untuk membantu pengenalan kalimat dimaksud biasanya digunakan gambar. Di bawah
gambar tersebut ditulis sebuah kalimat yang kira-kira merujuk pada makna gambar
tersebut. Sebagai contoh, jika kalimat yang diperkenalkan berbunyi ‘ini nani”, maka
gambar yang cocok untuk menyertai kalimat itu adalah gambar seorang anak perempuan.
Setelah anak diperkenalkan dengan beberapa kalimat, barulah proses pembelajaran MMP
dimulai. Mula-mula guru mengambil sebuah kalimat dari beberapa kalimat yang
diperkenalkan kepada anak pertama kali tadi. Kalimat ini dijadikan dasar/alat untuk
pembelajaran MMP. Melalui proses degloblalisasi selanjutnya anak mengalami proses
belajar MMP.
f. Metode SAS
Metode ini merupakan salah satu jenis metode yang bisa digunakan untuk proses
pembelajaran mambaca dan menulis permulaan bagi siswa pemula. Kemudian melalui
proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata,.Kalimat utuh yang
dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran membaca permulaan ini diuraikan ke dalam
satuan-satuan bahasa yang lebih kecil di sebut kata. Proses penganalisisan atau penguraian
ini terus berlanjut hingga pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi,
yakni huruf-huruf.
Proses penguraian ini dalam pembelajaran dengan metode SAS meliputi : kalimat menjadi
kata-kata, kata menjadi suku-suku kata, suku kata menjadi huruf-huruf.

2. Tujuan Pembelajaran dengan berbagai fokus dilihat dari segi siswa dan guru
a. Segi Siswa
Agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang ditekankan, misalnya yang
ditekankan adalah kompetensi dasar mendengarkan, maka porsi untuk pembelajaran
mendengarkan lebih banyak daripada keterampilan yang lain. Jika pembelajarannya
ditekankan pada sastra maka tujuannya adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam
mengapresiasi sastra
b. Segi Guru
Memudahlan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran dikelas. Misal jika dalam
pembelajaran bahas akelas 1 SD si pembelajar harus dapat melakukan sesuatu sesuai
dengan permintaan/perintah guru, maka guru harus dapat merancang bagaimana
pembelajarannya di dalam kelas
3. Dua Cara Keterpaduan Pembelajaran Bahasa Indonesia
1) Keterpaduan dengan fokus keterampilan tertentu
Keterpaduan pembelajaran yang didalamnya hanya menekankan salah satu dari empat
keterampilan bahasa yang dituangkan dalam kopetensi dasar yang fokus pada salah satu
keterampilan.
2) Keterpaduan tanpa fokus
Keterpaduan pembelajaran yang didalamnya mencakup keempat keterampilan bahasa
secara seimbang, tanpa ada penekanan pada salah satu keterampilan berbahasa tersebut
sehingga pelaksanaan pembelajarannya dapat benar-benar terpadu (dalam kompetensi
dasar) ditambahkan kompetensi dasar kebahasaan dan sastra

4. Macam-macam Pengajaran Bahasa


1) Pengajaran membaca permulaan
Disajikan kepada siswa tingkat-tingkat permulaan Sekolah Dasar. Tujuannya adalah
membinakan dasar mekanisme membaca, seperti kemampuan mengasosiasikan huruf
dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya, membina gerakan mata membaca dari kiri
ke kanan, membaca kata-kata dan kalimat.
2) Pengajaran membaca nyaring
Dianggap sebagai lanjutan dari pengajaran membaca permulaan, dan dipihak lain
dipandang juga sebagai pengajaran membaca sendiri yang sudah tergolong tingkat lanjut,
seperti membaca kutipan dengan suara nyaring.
3) Pengajaran membaca dalam hati
Pengajaran ini membina siswa agar mereka mampu membaca tanpa suara dan mampu
memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya, baik isi pokokny maupun isi bagiannya.
4) Pengajaran membaca pemahaman
Dalam praktiknya, pengajaran membaca pemahaman hampir mirip dengan membaca
dalam hati.
5) Pengajaran membaca bahasa
Pengajaran ini pada dasarnya merupakan alat dari pengajaran bahasa. Guru
memanfaatkannya untuk membina kemampuan bahasa siswa.
6) Pengajaran membaca teknik
Pengajaran ini memusatkan perhatiannya pada pembinaan-pembinaan kemampuan siswa
dalam menguasai tekhnik-tekhnik membaca yang dipandang patut. Dalam pelaksanaannya
pengajaran membaca teknik sering kali berimpit dengan pengajaran membaca nyaring, dan
dengan pengajaran membaca permulaan.

5. Bagian-Bagian Yang Disarankan Dalam Pengembangan Kurikulum 2004


1) Identitas Mata Pelajaran meliputi;
a) Mata Pelajaran
b) Satuan Pendidikan
c) Kelas/Semester
d) Waktu
2) Kompetensi Dasar Mata Pelajaran meliputi;
a) Kompetensi Dasar
b) Hasil Belajar
c) Indikator Hasil Belajar
3) Bagian Yang Harus Dikembangkan Guru meliputi;
a) Langkah Pembelajaran
b) Alat, Bahan Sumber
c) Penilaian

Anda mungkin juga menyukai