TUGAS 2
LEMBAR JAWABAN
1.
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
PPKn
Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi
3.2 Mengidentifikasi aturan yang berlaku dalam Memahami aturan permainan lempar tangkap bola.
kehidupan sehari-hari di rumah.
4.2 Menceritakan kegiatan sesuai dengan aturan Mampu melakukan permainan lempar tangkap bola.
yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari di
rumah.
C. Tujuan Pembelajaran
1. Setelah menyanyikan lagu, siswa dapat memperkenalkan diri dengan menyebut nama panggilan.
2. Dengan permainan “Suara siapakah itu?”, siswa dapat mendengar perbedaan warna suara teman.
3. Saat bernyanyi dan melakukan permainan, siswa dapat menyebut nama teman dengan benar.
4. Setelah selesai bernyanyi dan melakukan permainan, siswa dapat mengingat semua nama teman
dengan benar dan warna suara masing-masing teman.
5. Dengan berbagi cerita, siswa dapat memberikan informasi dan memeragakan tentang aturan di
rumah dengan memberi slam pada orang tua saat ke luar rumah.
D. Materi Pembelajaran
1. Aturan saat berangkat sekolah
2. Perkenalan diri
3. Permainan memperkenalkan diri
4. Lirik lagu “Siapa Namamu”
E. Metode Pembelajaran
Eksplorasi, diskusi, dan tanya jawab.
2. Pengetahuan:
Tes lisan tentang nama-nama teman di kelas. (guru menyusun pertanyaan yang akan digunakan
untuk tes lisan). Contoh pertanyaan:
Siapa nama teman barumu?
Siapa nama teman di sebelahmu?
Siapa nama teman yang duduk di depanmu?
3. Keterampilan:
a. Bahasa Indonesia:Memperkenalkan diri di depan kelas
Baik Sekali Baik Cukup Perlu
Kriteria
4 3 2 Pendampingan 1
Kemampuan Siswa mampu Siswa mampu Siswa hanya Siswa belum
memperkenalkan menyebutkan menyebutkan mampu mampu
diri. nama panjang nama panjang. menyebutkan memperkenalkan
dan nama nama diri.
panggilan. panggilan.
2. Secara khusus tujuan bimbingan dan konseling di sekolah ialah agar peserta didik, dapat:
(3) mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya, yang meliputi ling- kungan sekolah,
keluarga, pekerjaan, sosial-ekonomi, dan kebudayaan;
(5) mengatasi kesulitan dalam menyalurkan kemampuan, minat, dan bakatnya dalam bidang
pendidikan dan pekerjaan;
(6) memperoleh bantuan secara tepat dari pihak-pihak di luar sekolah untuk mengatasi kesulitan-
kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut.
Bimbingan dan konseling bertujuan membantu peserta didik agar memiliki kompetensi
mengembangkan potensi dirinya seoptimal mungkin atau mewujudkan nilai-nilai yang
terkandung dalam tugas-tugas perkembang- an yang harus dikuasainya sebaik mungkin.
Pengembangan potensi meliputi tiga tahapan, yaitu: pemahaman dan kesadaran (awareness),
sikap dan pene- rimaan (accommodation), dan keterampilan atau tindakan (action) melak-
sanakan tugas-tugas perkembangan.
3. Menghadapi anak hiperaktif akibat ADHD memang bukanlah hal yang mudah. Diperlukan peran
orangtua untuk menemani dan mengajarkan anak agar tidak berlebihan dalam bergerak atau diam
di kamar. Bukan hanya di rumah, anak yang mengalami kondisi ini juga harus mendapatkan
penanganan di sekolah, agar tidak mengganggu kegiatan belajar mengajar di kelas. Berikut ini
merupakan 10 strategi menangani siswa ADHD di kelas, di antaranya yaitu :
Anak dengan ADHD sering kali mengalami perubahan mood dan berperilaku sangat aktif,
sehingga kurang sesuai dengan metode pembelajaran di sekolah formal. Dengan
menerapkan homeschooling, orang tua dapat menentukan cara belajar sesuai kebutuhan anak
dengan ADHD.
Anak dengan ADHD sering kali hanya dapat fokus pada jam tertentu dalam satu hari, misalnya
hanya di pagi atau sore hari saja. Orang tua dapat memanfaatkan jam-jam tersebut untuk
memberikan materi yang memerlukan tingkat fokus lebih tinggi.
Selain itu, orang tua juga dapat lebih leluasa mengatur jadwal istirahat atau waktu libur agar anak
dapat lebih fokus saat kembali belajar.
Setiap anak dengan ADHD biasanya memiliki karakter yang berbeda-beda. Misalnya, bila anak
memiliki kemampuan bicara yang baik, orang tua dapat memintanya untuk lebih sering
melakukan presentasi atau diskusi.
Dalam sekolah umum, anak akan dituntut untuk mengikuti kecepatan belajar teman-teman
sekelasnya. Padahal, anak dengan ADHD memiliki kebutuhan dan kemampuan yang berbeda.
Dengan homeschooling, orang tua dapat memberikan materi yang sesuai dengan kemampuan
pemahaman anak.
5. Mengurangi gangguan terhadap konsentrasi anak
Perhatian anak dengan ADHD mudah teralihkan dengan benda, suara, dan tingkah laku orang-
orang di sekitarnya. Melalui homeschooling, anak berada di lingkungan yang telah ia kenal.
Orang tua juga dapat menciptakan ruang belajar dan situasi rumah yang lebih kondusif bagi anak
dengan ADHD untuk belajar.
4. Menurut peraturan pemerintah no. 19 tahun 2005 tentang standar pendidikan nasional bahwa
tenaga kependidikan harus memiliki kompetensi pedagogik, professional dan social terdapat
beberapa Indikator Kompetensi Guru yaitu sebagai berikut:
Contoh: Guru senantiasa berinovasi untuk menciptakan kegiatan pembelajaran yang asyik, sehingga
murid bersemangat untuk belajar.