Anda di halaman 1dari 4

TUGAS TUTORIAL II (TT 2)

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD


Nama : Dessy Rosmaria
Nim : 858722591
1. Jelaskan metode yang dipakai dalam pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (MMP)!
Jawab :
a. Metode Eja
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini memulai pengajarannya dengan
memperkenalkan huruf-huruf alpabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan peserta didik
sesuai dengan bunyinya menurut abjad. Sebagai contoh:
A a, B b, C c, D d, E e, F f, G g,
Dilafalkan sebagai: a, be, ce, de, e, ef, ge, dan seterusnya.
Setelah melalui tahapan ini, para siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata dengan cara
merangkaikan beberapa huruf yang sudah dikenalnya
Misalnya: b, a,  ba (dibaca  be, a  ba)
d, u  du (dibaca de, u  du)
ba – du dilafalkan badu
b, u, k, u menjadi:
b, u  bu (dibaca be, u  bu)
k, u  ku (dibaca ke, u ku)

b. Metode bunyi
Proses pembelajaran membaca permulaan pada sistem pelafalan abjad atau huruf dengan metode
bunyi adalah:
b dilafalkan /eb/
d dilaflakan /ed/ : dilafalkan dengan e pepet seperti pengucapan pada kata; benar, keras, pedas, lemah
dan sebagainya
c dilafalkan /ec/
g dilafalkan /eg/
p dilafalkan /ep/ dan sebagainya
Dengan demikian, kata “nani” dieja menjadi:
en,a  na
en, i  ni  dibaca  na-ni
Dari penjelasan metode di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran MMP melalui metode bunyi
adalah bagian dari metode eja. Prinsip dasar dan proses pembelajaran tidak jauh berbeda dengan
metode eja/abjad di atas. Demikian juga dengan kelemahan-kelemahannya, perbedaannya terletak
hanya pada cara atau sistem pembacaan atau pelafalan abjad.
c. Metode Suku Kata dan Metode Kata
Proses pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti
ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co,
da, di, du, de, do, ka, ki, ku, ke, ko
Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna. Sebagai contoh, dari
daftar suku kata tadi guru dapat membuat berbagai variasi paduan suku kata menjadi kata-kata
bermakna untuk bahan ajar MMP. Kata-kata tadi misalnya:
ba – bi cu – ci da – da ka – ki
ba – bu ca – ci du – da ku – ku
bi - bi ci - ca da – du ka – ku
ba – ca ka – ca du – ka ku – da
Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat sederhana. Contoh
perangkaian kata menjadi kalimat seperti tampak pada contoh di bawah ini.
ka – ki ku – da
ba – ca bu – ku
cu – ci ka – ki
d. Metode Global
Metode ini disebut juga sebagai “Metode Kalimat” karena alur proses pembelajaran MMP yang
diperlihatkan melalui metode ini diawali dengan penyajian beberapa kalimat global. Untuk membantu
pengenalan kalimat dimaksud biasanya digunakan gambar. Di bawah gambar tersebut ditulis sebuah
kalimat yang kira-kira merujuk pada makna gambar tersebut. Sebagai contoh, jika kalimat yang
diperkenalkan berbunyi ‘ini nani”, maka gambar yang cocok untuk menyertai kalimat itu adalah gambar
seorang anak perempuan.
Setelah anak diperkenalkan dengan beberapa kalimat, barulah proses pembelajaran MMP dimulai.
Mula-mula guru mengambil sebuah kalimat dari beberapa kalimat yang diperkenalkan kepada anak
pertama kali tadi. Kalimat ini dijadikan dasar/alat untuk pembelajaran MMP. Melalui proses
degloblalisasi selanjutnya anak mengalami proses belajar MMP.

e. Metode SAS (Struktural Analitik Sintetik) merupakan salah satu jenis metode yang biasa digunakan
untuk proses pembelajaran membaca dan menulis permulaan bagi siswa pemula. Pembelajaran
membaca dan menulis permulaan (MMP) dengan metode ini mengawali pelajarannya dengan
menampilkan dan mengenalkan sebuah kalimat utuh yang struktur kalimat yang bertujuan membangun
konsep-konsep kebermaknaan pada diri anak. Kalimat utuh yang dijadikan tonggak dasar diuraikan ke
dalam satuan-satuan bahasa yang lebih kecil yang disebut kata. Proses penganalisisan atau penguraian
ini terus berlanjut hingga sampai pada wujud satuan bahasa terkecil yang tidak bisa diuraikan lagi,
yakni huruf-huruf. Dengan demikian proses penguraian dan penganalisisan dalam pembelajaran MMP
dengan metode SAS meliputi;
1) kalimat menjadi kata-kata
2) kata menjadi suku-suku kata; dan
3) suku kata menjadi huruf-huruf
Penerapan pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini tampak dapat diamati
dalam contoh berikut:
ini mama
ini mama
i ni ma ma
inimama
i ni ma ma
ini mama
ini mama
2. Jelaskan tujuan pembelajaran dengan berbagai fokus dilihat dari segi siswa dan guru!
Jawab :
- PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN
BERBAHASA
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa adalah
pembelajaran bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu kompetensi
dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan demikian, dalam langkah-
langkah pembelajaran semua kegiatan belajar mengajar tertumpu atau berfokus pada satu
keterampilan berbahasa yang telah ditetapan.
- PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA
Disamping difokuskan pada keterampilan berbahasa, pembelajaran bahasa Indonesia
dapat pula difokuskan pada sastra, tetapi tetap diintegrasikan dengan kompetensi dasar yang
lain misalkan pada pembelajaran mendengarkan dongeng,mendeklamasikan puisi, mengubah
puisi ke dalam bentuk prosa.
Pada saaat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra. Oleh karena
itu,teori-teori sastra diajarkan dengan persentase yang sangat kecil,dan tentu saja semakin
tinggi jenjang pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal
pengetahuan untuk mengapresiasi karya sastra.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus sastra berarti dalam Langkah - langkah
pembelajarannya semua kegiatan belajar mengajar difokuskan untuk mengapresiasi sastra
apa lewat pembacaan puisi,mendengarkan cerita rakyat atau yang lainnya yang disesuiakan
dengan tingkat kelas siswa.
- TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
BERBAGAI FOKUS
Adapun tujuan dan manfaat pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai
focus tersebut adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang
ditekankan,misalnya yang ditekankan adalah kompetensi dasar mendengarkan maka porsi
untuk pembelajaran mendengarkan lebih banyak daripada keterampilan yang lain.
Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus ini
bertujuan untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di kelas.

3. Jelaskan dua cara keterpaduan pembelajaran Bahasa Indonesia!


Jawab :
- Hubungan antara Menyimak dan Berbicara
Menyimak dan berbicara adalah keterampilan yang saling melengkapi. Menyimak dan
berbicara, merupakan keterampilan berbahasa lisan. Keduanya membutuhkan media berupa
simbol – simbol dan kemudian menyebutkan apa simbol tersebut . Pada dasarnya bahasa yang
digunakan dalam percakapan dipelajari lewat menyimak dan menirukan pembicaraan.

- Hubungan antara Menyimak dan membaca


Menyimak dan membaca merupakan keterampilan yangbisa diserap. Keduanya
memungkinkan seseorang menerima informasi dari sumber – sumber. Menyimak dan
membaca dibutuhkan simbol – simbol juga. Menyimak bersifat lisan sedangkan membaca
bersifat tertulis detail, urutan, hubungan sebab akibat, mengevaluasi secara kritis dan
menangkappesan – pesan secara lisan, itu dapat mempengaruhi kemampuan anak – anak untuk
menyerap informasi. Penambahan sebuah kata dalam kosakata yang disimak anak – anak
meningkatkan kemungkinan mereka dapat menyebutkan arti kata tersebut jika mereka
membacanya.
4. Jelaskan macam-macam pengajaran membaca!
Jawab :
- Pengajaran Membaca Permulaan
Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada siswa tingkat permulaan
Sekolah Dasar. Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme membaca, seperti
kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya,
membina gerakan mata membaca dari kiri ke kanan, membaca kata-kata dan kalimat
sederhana.
- Pengajaran Membaca Nyaring
Pengajaran membaca nyaring ini di satu pihak dianggap merupakan bagian atau
lanjutan dari pengajaran membaca permulaan, dan di pihak lain dipandang juga sebagai
pengajaran membaca tersebdiri yang sudah tergolong tingkat lanjut, seperti membaca
sebuah kutipan dengan suara nyaring.
- Pengajaran Membaca dalam Hati
Pengajaran membaca ini membina siswa agar mereka mampu membaca tanpa suara
dan mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya, baik isi pokoknya maupun isi
bagiannya termasuk pula isi yang tersurat dan yang tersirat.
- Pengajaran Membaca Pemahaman
Dalam praktiknya, pengajaran membaca pemahaman hampir tidak berbeda dengan
pengajaran membaca dalam hati.
- Pengajaran Membaca Bahasa
Pengajaran membaca ini pada dasarnya merupakan alat dari pengajaran bahasa.
Guru memanfaatkannya untuk membina kemampuan bahasa siswa.
- Pengajaran membaca teknik
Pengajaran membaca teknik memusatkan perhatiannya kepada pembinaan
kemampuan siswa menguasai teknik-teknik membaca yang dipandang patut. Dalam
pelaksanaannya pengajaran membaca teknik sering kali berimpit dengan pengajaran membaca
nyaring dan pengajaran membaca permulaan. Disamping itu, pengajaran membaca ini banyak
pula berhubungan dengan cara-cara membaca suatututuran tertulis yang tergolong rumit.

5. Jelaskan 3 bagian disertai kelengkapan dalam format model pembelajaran yang disarankan
kurikulum 2004!
Jawab :
Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013, bahwa RPP minimal harus terdiri dari komponen:
- Tujuan Pembelajaran,
- Materi Pembelajaran,
- Metode Pembelajaran,
- Sumber Belajar, dan
- Penilaian
Komponen RPP diatas harus terintegrasi dalam proses pembelajaran agar tujuan pembelajaran
tersampaikan secara maksimal.

Anda mungkin juga menyukai