Anda di halaman 1dari 35

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA

DI SD (PDGK 4202)

modul 6 & 7
kelompok 4
1. ahmad abdul fattah h 3. ANGGA IKA
2. fevilia suwandayani 4. RIZKI NUZULA SINTA R

UNIVERSITAS TERBUKA
POKJAR KEPANJEN MALANG
modul 6

pembelajaran
membaca dan menulis
permulaan (MMP)
pendahuluan
Tujuan akhir dari pengajaran Bahasa Indonesia --> terampil
berbahasa

Kegiatan berbahasa tercermin dalam empat aspek keterampilan


berbahasa, yakni:
keterampilan menyimak
di lingkungan rumah
keterampilan berbicara
keterampilan membaca
di lingkungan sekolah
keterampilan menulis

keterampilan berbahasa yang satu mendasari keterampilan


lainnya
kegiatan belajar 1

pembelajaran
membaca menulis
di kelas rendah
A. pengertian mmp
Membaca Menulis Permulaan

Merupakan program pembelajaran yang dioerientasikan


kepada kemampuan membaca dan menulis permulaan di kelas
awal pada saat anak-anak memasuki bangku sekolah

Mengapa disebut permulaan, apa sasarannya?


Anak mengalami peralihan dari masa TK atau lingk rumah ke
dunia sekolah. sehingga hal pertama yg diajarkan pada awal
masa sekolah adalah kemampuan membaca dan menulis. kedua
kemampuan ini akan menjadi landasan dasar bagi pemerolehan
bidang ilmu lainnya di sekolah
Membaca Permulaan
Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca tingkat dasar,
yaitu kemampuan melek huruf. Yang selanjutnya ditingkatkan menjadi melek wacana

Anak-anak dapat mengubah dan melafalkan lambang-lambang


tertulis menjadi bunyi bermakna. Tahap ini sangat dimungkinkan
Melek Huruf anak-anak dapat melafalkan lambang huruf yang dibacanya
tanpa diikuti oleh pemahaman terhadap lambang bunyi
tersebut

Kemampuan membaca sesungguhnya, yakni kemampuan


mengubah lambang tulis menjadi bunyi bermakna disertai
Melek Wacana pemahaman akan lambang-lambang tsb. dengan melek wacana,
anak dapat diberikan berbagai informasi dan pengetahuan dari
berbagai media cetak
Menulis Permulaan

Pada tingkat dasar/permulaan, pembelajaran menulis lebih


diorientasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik. Anak-
anak dilatih untuk dapat menuliskan lambang-lambang tulis yang
jika dirangkai dalam sebuah struktur, lambang-lambang menjadi
bermakna.

Dengan kemampuan dasar ini, secara perlahan anak akan


digiring pada kemampuan menuangkan gagasan, pikiran,
perasaan, ke dalam bentuk bahasa tulis melalui lambang-
lambang tulis yang sudah dikuasainya.
b. tujuan
pembelajaran mmp
Tujuan pembelajaran membaca dan menulis permulaan
menurut Kurikulum 2004 tercermin dalam kompetensi dasar,
hasil belajar, dan indikator aspek membaca dan menulis untuk
kelas 1 SD
Standar kompetensi aspek membaca
kelas 1 sd
Siswa mampu membaca dan memahami teks
pendek dengan cara membaca lancar
(bersuara) dan membaca nyaring beberapa Membiasakan sikap membaca yang
01 benar
kalimat sederhana.

02 Membaca nyaring

03 Membaca bersuara (lancar)


Standar kompetensi ini
diturunkan ke dalam empat
Kompetensi Dasar, yakni: 04 Membacakan penggalan cerita
Membiasakan sikap menulis yang
Standar kompetensi aspek 01 benar (memegang dan menggunakan
alat tulis
menulis kelas 1 sd
Siswa mampu menulis beberapa kalimat yang 02 Menjiplak dan menebalkan

dibuat sendiri dengan huruf lepas dan huruf


sambung, menulis kalimat yang didiktekan 03 Menyalin
guru, dan menulis rapi menggunakan huruf
sambung
04 Menulis permulaan

Menulis beberapa kalimat dengan


05 huruf sambung
Standar kompetensi ini
diturunkan ke dalam tujuh 06 Menulis kalimat yang didiktekan guru
Kompetensi Dasar, yakni:
Menulis beberapa kalimat dengan
07 huruf sambung
kegiatan belajar 2

strategi
pembelajaran
mmp
a. metode
pembelajaran mmp
1. metode eja
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan
dengan metode ini memulai pengajarannya dengan
memperkenalkan huruf-huruf secara alfabetis.
Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak
sesuai dengan bunyinya menurut abjad
Sebagai contoh A/a, B/b, C/c, D/d, E/e, F/f, dan
seterusnya, dilafalkan sebagai (a), (be), (ce), (de), (e),
(ef), dan seterusnya. Setelah melalui tahapan ini, para
siswa diajak untuk berkenalan dengan suku kata dengan
cara merangkai kan beberapa huruf yang sudah
dikenalnya.
misalnya: B, u, k, u, menjadi b-u bu (dibaca atau dieja /be-u/ [bu])
k-u ku (dibaca atau dieja /ke-u/ [ku])
2. metode bunyi
Metode Bunyi merupakan bagian dari Metode Eja. Prinsip
dasar proses pembelajarannya tidak jauh beda dengan
Metode Eja / Abjad. Perbedaanya terletak hanya pada
cara atau sistem pembacaan atau pelafalan abjad
(huruf-hurufnya).

Proses pembelajaran terletak pada sistem pelafalan


abjad atau huruf (baca: berapa huruf konsonan). Sebagai
berikut

misalnya: Huruf /b/ dilafalkan [eb]


/d/ dilafalkan [ed]
/e/ dilafalkan [e]
/g/ dilafalkan [eg]
/p/ dilafalkan [ep]
3. metode suku kata
Proses pembelajaran MMP dengan metode ini diawali dengan pengenalan suku kata, seperti /ba, bi, bu, be,
bo/: /ca, ci, cu, ce, co/; /da, di, du, de, do/, dan seterusnya. Suku-suku kata tersebut, kemudian dirangkaikan
menjadi kata-kata bermakna.

misalnya: bo – bi cu – ci ka – ki

dilanjutkan proses perangkaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana.

misalnya: bo–bi cu–ci ka–ki


Metode Suku Kata dapat dilakukan dengan langkah – langkah:
Proses pembelajaran MMP yang 1. Tahap pertama, pengenalan suku-suku kata;
melibatkan kegiatan merangkai dan
mengupas, kemudian dilahirkan 2. Tahap kedua, perangkaian suku–suku kata menjadi kata;
istilah lain untuk metode ini, yakni 3. Tahap ketiga, perangkaian kata menjadi kelompok kata atau
Metode Rangkai – Kupas. kalimat sederhana;
4. Tahap keempat, pengintergrasian kegiatan perangkaian dan
pengupasan; (kalimat –> kata-kata –> suku-suku kata)
4. metode kata 5. metode global
Proses pembelajaran metode kata pada MMP diawali Sebagian orang mengistilahkan metode ini sebagai
dengan pengenalan sebuah kata tertentu. Kata metode kalimat. Dikatakan demikian karena alur proses
tersbut, kemudian dijadikan lembaga sebagai dasar pembelajaran MMP yang diperhatikan melalui metode ini
untuk pengenalan suku kata dan huruf. Kata yang diawali dengan penyajian beberapa kalimat secara
dimaksud diuraikan (dikupas) menjadi suku kata, suku global. Untuk membantu pengenalan kalimat
kata menjadi huruf-huruf. dimaksud, biasanya digunakan gambar

Selanjutnya dilakukan proses perangkaian huruf Dibawah gambar tersebut, dituliskan sebuah kalimat
menjadi suku kata dan suku kata menjadi kata. yang merujuk pada makna gambar tersebut
Pengupasan dikembalikan lagi ke bentuk asalnya
sebagai kata lembaga (kata semula). Melalui proses deglobalisasi (proses penguraian kalimat
menjadi satuan-satuan yang lebih kecil, yakni menjadi
Proses dengan metode ini melibatkan serangkaian kata, suku kata, dan huruf). Proses penguraian kalimat
proses pengupasan dan perangkaian maka metode ini menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata menjadi
dikenal juga sebagai Metode Kupas-Rangkai (sebagai huruf-huruf, tidak disertai dengan proses sintesisi
lawan dari metode suku kata yang biasa juga disebut (perangkai kembali). Artinya, huruf-huruf yang telah
Metode Rangkai-Kupas). Sebagain orang terurai itu tidak dikembalikan lagi pada satuan
menyebutnya Metode kata dan Metode Kata diatasnya, yakni suku kata.
Lembaga.
6. metode SAS (struktural analitik sintetik)
Metode ini diawali dengan menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh. anak diperkenalkan
sebuah struktur yang memberi makna lengkap, yakni struktur kalimat. hal ini bertujuan untuk membangun
kebermaknaan pada diri anak.

Kemudian melalui proses analitik, anak-anak diajak untuk mengenal konsep kata. kalimat utuh yang
dijadikan tonggak dasar untuk pembelajaran membaca permulaan ini diruaikan ke dalam satuan bahasa
yang lebih kecil yang disebut kata.

Prose penguraian/penganalisisan dalam metode SAS meliputi:


1. kalimat menjadi kata
2. kata menjadi suku-suku kata
3. suku kata menjadi huruf-huruf

Selanjutnya, anak didorong untuk melakukan kerja sintesis (menyimpulkan). satuan bahasa yang telah
terurai dikembalikan lagi kepada satuannya semua, yakni huruf -> suku kata, suku kata -> kata, kata ->
kalimat.
b. model pembelajaran
mmp
1. langkah-langkah pembelajaran
mmp tanpa buku
Pembelajaran membaca permulaan tanpa buku berlangsung
pada awal-awal anak bersekolahpada minggu-minggu pertama
mereka duduk dibangku sekolah. Hal ini dapat berlangsung kira-
kira 8-10 mingu

Sebelum KBM sebaiknya guru mengawai dengan berbagai


kegiatan yg dapat merangsang dan menggali pengalaman
berbahasa anak.
Selanjutnya kegiatan dapat dilakukan dengan variasi berikut:

01 02 03 04
Menunjukkan Menceritakan Siswa bercerita Memperkenalkan
gambar untuk gambar, misalnya dengan bahasa bentuk-bentuk
menarik minat dan penamaan pada sendiri huruf melalui
perhatian anak tokoh bantuan gambar

05 06 07 08
Memperkenalkan Memperkenalkan
Membaca tulisan Membaca tulisan huruf, suku kata, bentuk-bentuk
bergambar tanpa gambar atau kalimat huruf melalui
dengan bantuan bantuan gambar
kartu
2. langkah-langkah pembelajaran mmp dengan buku
Langkah awal pembelajaran MMP menggunakan buku adalah bagaimana menarik minat dan perhatian
siswa agar tertatik dengan buku (bacaan) dan mau belajar dilandasi motivasi intrinsik
Kegiatan belajar pada fase ini merupakan tindak lanjut dari kegiatan awal, yakni pembelajaran MMP
tanpa buku. Sehingga diasumsikan anak-anak tidak berangkat dari kondisi nol.

01 02 03 04

Membaca buku Membaca buku dan Membaca bacaan Membaca bacaan


pelajaran (buku majalah anak yang susunan bersama susunan siswa
paket) sudah terpilih guru-siswa (kelompok
perseorangan)
3. langkah-langkah pembelajaran menulis permulaan
a. Pengenalan huruf: Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran
membaca permulaan. Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta
pelafalannya dengan benar. Fungsi pengenalan dimaksudkan untuk melatih indra siswa dalam
mengenal dan membedakan bentuk dan lambang-lambang tulisan

b. Latihan: ada beberapa latihan menulis permulaan, diantaranya:


Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar
latihan gerak tangan
latihan mengeblat, yakni menirukan atau menebalkan suatu tulisan dengan menindas tulisan
yang telah ada
latihan menghubungkan tanda titik-tik membentuk tulisan
latihan menatap bentuk tulisan
latihan menyalin, baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pada papan tulis
latihan menulis halus indah
latihan dikte/imla
latihan melengkapi tulisan (melengkapi huruf, suku kata, atau kata)
kegiatan belajar 3

penilaian dalam
pembelajaran
mmp
Evaluasi atau penilaian
merupakan suatu proses pengumpulan, pengolahan, dan
pemaknaan data (informasi) untuk menentukan kualitas
sesuatu yang terkndung dalam data tersebut. Kaitannya
dengan pembelajaran, data atau informasi diperoleh
melalui serangkaian proses pembelajaran.

Penilaian berkenaan dengan penilaian terhadap proses dan


hasil. disamping itu harus mencakup tiga ranah, yakni
kognitif (kemampuan intelektual), afektif (emosi dan
sikap), dan psikomotor (keterampilan).
a. penilaian proses
Penilaian proses dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung dalam kegiatan belajar-
mengajar. Dalam proses pembelajaran dimaksud, guru akan memperhatikan aktivitas, respon,
kegiatan, minat, sikap, dan upaya-upaya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran

Dalam menilai ketiga ranah (kognitif, afektif, psikomotor) tidak bisa hanya mengandalkan satu
jenis alat penilaian tertentu. Alat penialian berbentuk tes umumnya cocok untuk menggali
kemampuan kognisi, sedangkan afektif dan psikomotor lebih cocok digali menggunakan alat
penilaian non tes
Berdasarkan cara pelaksanaannya, alat penilaian teknik tes dapat dilakukan secara
tertulis, lisan dan perbuatan
Alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya dilakukan
dalam bentuk tertulis. Pengerjaannya oleh siswa dapat berupa
Tes Tertulis jawaban atas pertanyaan atau tanggapan, baik atas
pernyataan maupun tugas yang diberikan atau diperintahkan

Alat penilaian yang penyajian maupun pengerjaannya


dilakukan dalam bentuk lisan. Dalam cara ini pun,
Tes Lisan pengerjaannya oleh siswa dapat berupa jawaban atas
pertanyaan atau tanggapan atas pernyataan.

Alat penilaian yang penugasannya dapat disampaikan secara


Tes Perbuatan tertulis atau lisan dan pengerjaannya oleh siswa dilakukan
dalam bentuk penampilan atau perbuatan.

Teknik nontes merupakan alat penilaian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran mengenai karakteristik
minat, sikap, dan kepribadian. Teknik ini pada umumnya digunakan untuk memperoleh informasi tentang
hal-hal yang tengah terjadi dalam kegiatan pembelajaran. Dengan kata lain, teknik nontes lebih cocok
digunakan dalam penilaian proses. Sedangkan untuk penilaian hasil dapat dilakukan dengan kedua-duanya,
baik teknik tes maupun teknik nontes.
b. penilaian hasil
Penilaian hasil yang dimaksudkan untuk menentukan pencapaian atau hasil belajar siswa. Alat
penilaian yang digunakan bisa berupa tes maupun nontes. Untuk menilai pencapaian hasil belajar
siswa dalam pembelajaran MMP di kelas rendah dimaksudkan untuk menilai kemampuan siswa dalam
hal “kemelekhurufan” yang dicapainya. Kemampuan tsb meliputi pengenalan atas satuan-satuan
lambang bahasa yang berupa huruf, suku kata, kata, dan kalimat sederhana.

Tes membaca permulaan dapat mengambil bentuk-bentuk seperti berikut:

siswa diminta untuk melafalkan lambang tertulis baik berupa


lambang yang berupa, huruf, suku kata, kata, atau kalimat
Membaca Nyaring sederhana. Melalui tes ini, guru akan dapat menilai kemampuan
siswa dalam mengidentifikasi lambang bunyi, melafalkannya, dan
memaknainya
Mengisi Wacana Teknik isian rumpang untuk membaca permulaan tidak
berpatokan pada teknik isian rumpang sebagaimana halnya
Rumpang untuk membaca tingkat lanjut (membaca pemahaman) yang
aturannya sudah baku

Untuk sekedar mengecek pemahaman siswa terhadap teks-


Menjawab dan teks sederhana, guru dapat mengajukan beberapa
mengajukan pertanyaan sederhana untuk menilai kemampuan siswa dalam
memahami lambang-lambang tertulis. Sebaliknya, siswa juga
pertanyaan dari dapat dirangsang untuk mengajukan pertanyaan sehubungan
teks tertulis dengan teks yang dibacanya
modul 7

Pembelajaran bahasa
indonesia di sd/mi
kegiatan belajar 1

fokus
pembelajaran
bahasa indonesia
a. keterampilan bahasa indonesia dengan
fokus ketreampilan berbahasa
Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran
fonologi
secara garis besar terdiri atas 3 komponen, yaitu :
semantik

struktur kebahasaan kewacanaan


Kebahasaan
kosakata morfologi
sintaksis
kemampuan mendengarkan
Kemampuan Pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus
Berbahasa kemampuan membaca keterampilan berbahasa adalah pembelajaran bahasa
Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu
kemampuan berbicara kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa
yang ada.
kemampuan menulis
Kesastraan Dengan demikian, dalam langkah-langkah pembelajaran
semua kegiatan belajar mengajar tertumpu atau berfokus
pada satu keterampilan berbahasa yang telah ditetapkan.
b. pembelajaran bahasa indonesia
dengan fokus sastra
Pada saat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra.
Oleh karena itu,teori-teori sastra diajarkan dengan persentase yang
sangat kecil, dan tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan siswa,
teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan untuk
mengapresiasi karya sastra

Pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus sastra berarti dalam


langkah-langkah pembelajarannya semua kegiatan belajar mengajar
difokuskan untuk mengapresiasi sastra apa lewat pembacaan puisi,
mendengarkan cerita rakyat atau yang lainnya yang disesuiakan dengan
tingkat kelas siswa.
c. tujuan dan manfaat pembelajaran
bahasa indonesia dengan ebrbagai
fokus

Tujuan dan manfaat pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai


focus tersebut adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi
mana yang ditekankan, misalnya yang ditekankan adalah kompetensi
dasar mendengarkan maka porsi untuk pembelajaran mendengarkan
lebih banyak daripada keterampilan yang lain

Dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai


focus ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan
pembelajaran di kelas.
kegiatan belajar 2

model
pembelajaran
bahasa indonesia
a. model pembelajaran bahasa indonesia
dengan fokus keterampilan berbahasa
Model pembelajaran Bi dengan focus keterampilan
berbahasa bukan berarti hanya mengajarkan salah
satu jenis keterampilan berbahasa saja, akan
tetapi keterampilan yang menjadi focus mendapat
penekanan bahkan mendapatkan porsi waktu yang Model Pembelajaran BI dengan
lebih dari keterampilan lain yang tidak menjadi 01 Fokus Mendengarkan (Menyimak)
fokus.
Model Pembelajaran BI dengan
Setiap keterampilan berbahasa yang menjadi
02 Fokus Berbicara
focus merupakan kegiatan pembelajaran yang
utama karena pembelajaran berangkat, tertuju, Model Pembelajaran BI dengan
dan berakhir pada keterampilan yang menjadi 03 Fokus Membaca
focus pembelajaran. Di samping pembelajaran
difokuskan pada keterampilan berbahasa tertentu Model Pembelajaran BI dengan
dan divariasikan dengan keterampilan yang lain, 04 Fokus Menulis
didalamnya juga terjadi pembelajaran kompetensi
dasar kebahasaan.
b. model pembelajaran bahasa indonesia
dengan fokus sastra

Pembelajaran sastra di SD/MI lebih pada menikmati karya sastra. Teori-teori sastra
diajarkan dengan presentasi yang sangat kecil,tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan
siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan sisw tentang sastra.
Karena dengan mempelajari sastra dapat diperoleh hiburan, pendidikan, pengetahuan,
teknologi, dan ragam budaya.

Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra, yang dibacakan anak-
anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan pada kesempatan yang tepat dapat
merupakan wahana bagi yang mereka mempelajari dunia sekitarnya..Dengan membaca sastra
anak akan memperoleh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Karya sastra dapat menolong
anak-anak memahami dunia mereka,membentuk sikap positif, dan menyadari hubungan yang
manusiawi
Sekian
terima kasih

Anda mungkin juga menyukai