Anda di halaman 1dari 13

KETERAMPILAN MEMBACA

A. Pengertian Keterampilan Membaca


Keterampilan membaca termasuk keterampilan reseptif bahasa tulis. Menurut Somadayo
membaca sebagai suatu kegiatan interaktif untuk memetik serta memahami arti atau
makna yang terkandung dalam bahasa tulis. Sedangkan menurut Tarigan membaca sebagai
suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan
yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Sesuai pendapat
diatas dapat disimpulkan bahwa keterampilan membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh pesan/ informasi yang disampaikan penulis melalui media bahasa
tulis.
Tujuan membaca menurut Blanton dkk dan Irwin meliputi: kesenangan, menyempurnakan
membaca nyaring, menggunakan strategi tertentu, memperbaharui pengetahuannya tentang
suatu topik, mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui, memperoleh
informasi untuk laporan lisan dan tertulis; mengkonfirmasikan atau menolak prediksi,
menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks
dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang struktur teks, menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang spesifik
B. Membaca Permulaan
Membaca permulaan merupakan tahapan proses belajar membaca bagi siswa sekolah
dasar atau kelas awal. Siswa belajar untuk memperoleh kemampuan dan menguasai teknik-
teknik membaca dan menangkap isi bacaan dengan baik. Oleh karena itu guru perlu merancang
pembelajaran membaca dengan baik sehingga mampu menumbuhkan kebiasan membaca
sebagai suatu yang menyenangkan. Tujuan membaca permulaan di kelas I adalah agar
“Siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan lancar dan tepat.
Pelaksanaan membaca permulaan di kelas I sekolah dasar dilakukan dalam dua tahap,
yaitu membaca periode tanpa buku dan membaca dengan menggunakan buku.
Pembelajaran membaca permulaan diberikan di kelas I dan II. Tujuannya adalah agar
siswa memiliki kemampuan memahami dan menyuarakan tulisan dengan intonasi yang wajar,
sebagai dasar untuk dapat membaca lanjut. Pembelajaran membaca permulaan merupakan
tingkatan proses pembelajaran membaca untuk menguasai system tulisan sebagai representasi
visual bahasa. Tingkatan ini sering disebut dengan tingkatan belajar membaca (learning to
read). Sedangkan membaca lanjut merupakan tingkatan proses penguasaan membaca untuk
memperoleh isi pesan yang terkandung dalam tulisan. Tingkatan ini disebut sebagai membaca
untuk belajar (reading to learn). Kemampuan membaca yang diperoleh siswa kelas I dan
kelas II akan menjadi dasar pembelajaran membaca lanjut. Oleh sebab itu, pembaca
permulaan benar-benar memerlukan perhatian guru supaya dapat memberikan dasar yang kuat,
sehingga pada tahap membaca lanjut siswa sudah memiliki kemampuan membaca yang
memadai. Kemampuan membaca permulaan lebih diorientasikan pada kemampuan membaca
tingkat dasar, yakni kemampuan melek huruf. Maksudnya, anak-anak dapat mengubah
dan melafalkan lambang-lambang tertulis menjadi bunyi-bunyi bermakna. Pada tahap ini
sangat dimungkinkan anak-anak dapat melafalkan lambang-lambang huruf yang dibacanya
tanpa diikuti oleh pemahaman terhadap lambang bunyi-bunyi lambang tersebut. Kemampuan
melek huruf ini selanjutnya dibina dan ditingkatkan menuju kemampuan melek wacana. Yang
dimaksud dengan melek wacana adalah kemampuan membaca yang sesungguhnya, yakni
kemampuan mengubah lambang-lambang tulis menjadi bunyi-bunyi bermakna disertai
pemahaman akan lambang-lambang tersebut. Adapun metode membaca permulaan adalah:
1. Abjad dan Bunyi
Metode abjad (alfabet) merupakan metode membaca permulaan yang sudah lama
digunakan langkah-langkah metode abjad yaitu :
Huruf-huruf alphabet (dari a-z) dikenalkan dengan nyanyian huruf-huruf tersebut dan
dilafalkan sesuai dengan bunyi abjadnya.
Huruf a,b,c,d,e,f,g,h,I,j dsb
Dibaca a,be,ce,de,e,ef,ge,ha,I,je dsb
Kelebihan metode abjad :
a) Siswa lebih hafal huruf dari a – z
b) Siswa langsung mengetahui bunyi dai setiap bentuk huruf.
c) Dalam menulis dikte, siswa tahu dan dapat menuliskan huruf vocal dan konsonan
dengan lengkap.
d) Keterangan metode abjad.
Kesulitan dalam merangkai huruf, suku kata dan kata yaitu:
a) Siswa membutuhkan waktu lama untuk menghapal setiap lambing huruf,suku kata,
dan kata,
2. Metode Bunyi
Metode bunyi adalah metode pembelajaran membaca permulaan dengan menyuarakan
huruf konsonan, dengan bantuan bunyi vokal tengah (pepet) [ə] atau vokal depan sedang
[e]. Dalam bentuk grafem kedua bunyi bahasa ini dilambangkan sama yakni huruf /e/.
Bunyi ini diletakkan di depan atau dibelakangnya. Dalam tata bahasa tradisional huruf
konsonan disebut huruf mati. Misalnya huruf konsonan /b/ diucapkan /eb/ atau /be/, /ed/
atau /de/, /es/, /ek/, dll. Karena proses pengejaan ini metode bunyi disebut juga metode eja.
Contoh:
ini
i en i menjadi ni
ini
lukas
el u -> lu ek a es -> kas
lukas
Kebaikan metode ini adalah siswa mengenal tingkatan bentuk bahasa yang paling
sederhana. Siswa dapat menghafal bunyi huruf yang ada dalam abjad bahasa yang
dipelajari. Di samping kebaikan metode ini juga memiliki kelemahan sebagai berikut.
1) Siswa mengalami kesulitan apabila menghadapi huruf yang baru karena terbiasa
menghafal.
2) Siswa mengalami kesulitan dalam membunyikan diftong dan kluster karena kedua
bunyi itu tidak terdapat dalam abjad.
3) Metode ini bertentangan dengan metode inkuiri yang justru sangat ditekankan dalam
pembelajaran.
4) Siswa mengalami kesulitan dalam mengeja
5) Siswa kesulitan dalam membunyikan secara spontan.
Metode eja sebagai sebuah metode pembelajaran membaca permulaan sekarang juga
sudak digunakan. Dalam penerapannya metode ini sering digabung dengan metode suku
kata.
Contoh:
a na ba da na ne ni nu
e ne be de an en in un
i ni bi di
u nu bu bi
o no bo bo
3. Metode Suku Kata
Metode pembelajaran menulis permulaan berikutnya adalah metode suku kata.
Pembelajaran dimulai dengan menyajikan suku kata. Suku kata kemudian dirangkaikan
dengan tanda hubung menjadi kata. Suku kata dianalisis atau dikupas menjadi huruf-huruf.
Huruf-huruf kemudian dirangkaikan menjadi suku kata. Karena dalam penjelasannya
terdapat kata kupas dan rangkai maka metode ini dikenal pula dengan metode kupas
rangkai.
Contoh:

i ni i - ni

bu ku bu - ku

lu si lu - si

i - ni bu - ku lu - si

i ni bu ku lu si

inibukulusi

i ni bu ku lu si

Kebaikan metode ini siswa mengenal unsur terkecil dari suatu kata yakni bunyi atau
huruf. Kemudian mengenal suku kata sebagai unsur yang di atasnya dan bagaimana suku
kata dibunyikan. Kelemahan metode ini adalah Siswa mengalami kesulitan dalam
membedakan antara suku kata dengan kata, karena bertentangan dengan kenyataan bahwa
kata tidak ditulis dengan tanda hubung.

4. Metode Lembaga
Metode kata lembaga merupakan metode peralihan antara metode bunyi dengan metode
global. Materi ajar dimulai dari kata yang dekat dengan anak, dipahami, dan sering didengar.
Karena dalam konsep seperti ini, maka materi ajar itu dalam bentuk gambar dan mana gambar
di bawahnya. Misalnya gambar seorang anak perempuan bernama Lusi atau Meri. Gambar
bola dan gambar-gambar yang lain. Di bawah gambar ditulis Meri atau Lusi. Di bawah
gambar bola ditulis kata bola.
Pelaksanaan pembelajarannya tersusun sebagai berikut.
1) Disajikan beberapa gambar yang memenuhi syarat kedekatan, kepemahaman, dan
sering didengar.
2) Dari gambar-gambar itu dipilih satu atau dua gambar yang akan dijadikan kata
lembaga.
3) Kata yang telah dipilih diuraikan menjadi suku kata.
4) Suku kata diuraikan menjadi huruf-huruf.
5) Huruf-huruf itu kemudian dirangkaikan menjadi suku kata kembali.
6) Suku kata itu dirangkaikan menjadi kata
7) Kata dirangkaikan menjadi kalimat.
Demikian susunan atau urut-urutan pembelajaran metode kata lembaga. Karena
prosesnya mengupas dan merangkai metode ini juga dinamakan metode kupas rangkai.
5. Metode Global
Metode global, metode ini mendasarkan pada teori bahwa sesuatu pada awalnya dilihat
secara utuh atau secvara global. Bahasa dalam wujudnya secara global berupa klimat. Oleh
karena itu pembelajaran membaca permulaan diawali dari kalimat. Secara berurutan
pembelajaran metode global tersusun sebagai berikut.
a) Mingggu-minggu awal anak masuk sekolah diperkenalkan beberapa kalimat.
Kalimat itu berpa kalimat yang akrab dengan anak. Kalimat-kalimat itu dapat
berupa ceritera singkat yang mudah dipahami dan dimengerti anak. Kalimat ditulis
di papan tulis atau di alat peraga atau pun melalui multi media. Contoh kalimat:
Ini meri
Ini mama
Ini mama Meri
Mama Meri beli nasi
b) Kalimat tersebut setiap hari dibaca oleh guru dan ditirukan oleh siswa sampai
seluruh siswa benar-benar dapat menghafal dan membedakan seluruh kalimat dan
seluruh kata. Sangat baik jika kata dan kalimat disetai gambar.
c) Setelah dapat membedakan kalimat dan kata, anak akan berangsur-angsur dapat
membedakan suku kata. Kemudian membedakan huruf dan bunyinya.
d) Setelah dapat menghafal dan mengerti bunyi huruf, siswa akan dapat pula
merangkaikan huruf menjadi suku kata, suku kata dirangkaikan menjadi kata, dan
kata dirangkaikan menjadi kalimat.
Pada dasarnya metode global hanya sampai pada anak mengenal huruf saja. Proses
selanjutnya merangkaikan tidak dianjurkan.
6. Metode SAS
Metode ini mulai diprogramkan oleh pemerintah pada tahun 1974. Tim dipimpin oleh
A.S. Broto. Tim inilah penemu metode SAS. Metode SAS memiliki tiga landasan utama
yakni landasan linguistik. Landasan kedua mengembangkan potensi dan pengalaman anak
membimbing anak menemukan jawaban atas suatu masalah (landasan pedagogik).
Landasan ketiga adalah landasan psikologis, bahwa pengamatan pertama bersifat global
(totalitas) dan anak memiliki sifat ingin tahu.
Landasan linguistik berbunyi bahwa belajar bahasa adalah belajar secara utuh dan
lengkap. Bentuknya adalah bunyi bahasa. Oleh karena itu, pembelajarannya dimulai dengan
menampilkan struktur kalimat secara utuh dahulu. Hal inilah yang menjadi landasan utama
metose ini, Kemudian kalimat utuh itu dianalisis menjadi kata. Kata dianalisis menjadi suku
kata. Selanjutnya suku kata dianalisis menjadi huruf atau bunyi. Bunyi disintesiskan
menjadi suku kata. Suku kata disintesiskan menjadi kata. Kata disintesiskan menjadi kalimat
kembali bentuk semula.
Kebaikan Metode SAS:
a) Metode ini menerapkan prinsip ilmu bahasa umum ( linguistik ), bahwa bentuk bahasa
terkecil adalah kalimat. Bagian kalimat adalah kata, dan akhirnya fonem.
b) Metode ini memperhitungkan pengalaman bahasa anak. Pengalaman bahasa
anak dijadikan titik tolak belajar bahasa karena dengan pengalaman bahasa anak sudah
merasa akrab dengan sesuatu yang diketahui sebelumnya.
c) Metode ini menganut prinsip menemukan sendiri ( inkuiri ). Prinsip ini ditekan-kan
dalam proses belajar mengajar karena dengan prinsip ini anak-anak mempunyai rasa
kepercayaan pada kemampuannya sendiri.
Kelemahan Metode SAS
a) Metode ini berkesan pengajar harus kreatif dan terampil serta sabar. Tuntutan semacam
ini dipandang sangat sukar atau berat. Lebih-lebih dalam kondisi seperti sekarang ini.
b) Banyak sarana yang harus dipersiapkan, untuk sekolah-sekolah tertentu (di pedalaman)
sangat sukar, tetapi jika mau berkreasi selalu ada jalan.
c) Timbul kesanmetode SAS hannya diterapkan di perkotaan, tidak di pedalaman.
d) Oleh karena agak sukar jarang yang menggunakan metode ini
Pelaksanaan metode SAS untuk tahap permulaan dibagi dua bagian yakni membaca
permulaan tanpa buku dan membaca permulaan dengan buku. Teknik pelaksanaannya dapat
sambil bermain. Persiapkan kartu huruf, suku kata, kata, dan kartu kalimat. Sebagian anak
mencari kartu huruf, kartu suku kata, kartu kata, dan katun kalimat sesuai petunjuk, sebagian
yang lain menempelkan kartu kalimat, kata, suku kata, dan huruf. Lakukan sampai semua
siswa mendapat giliran, membacanya, dan menyalinnya sebagai pembelajaran menulis
permulaan.
C. Membaca Lanjutan
Untuk membaca lanjut, juga dikembangkan sehumlah metode/teknik . Ada beberapa
metode yang biasa digunakan dalam pengajaran membaca yang dapat dimodifikasi sesuai
dengan pokok bahasan yang ada, diantara teknik-teknik berikut :
1. Skimming
Skimming adalah upaya untuk mengambil intisari dari suatu bacaan , berupa ide pokok.
Teknik skimming merupakan keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk
mendapatkan hasil yang efisien. Dalam menggunakan teknik skimming diharapkan dapat
mengambil intisari dari suatu bacaan yang berupa ide pokok atau hal-hal yang penting
(Soedarso, 2004). Teknik membaca skimming juga termasuk membaca cepat dan
digunakan dengan lima tujuan, yaitu mengenal topik bacaan, opini, bagian penting
organisasi bacaan, penyegaran dan memperoleh kesan umum dari sebuah buku yang
dibaca.
kimming dilakukan dengan cara membaca judul bab, sub bab, dan beberapa alinea
pertama dalam setiap bab-nya. Jika buku tersebut memuat kesimpulan dalam tiap bab,
maka Anda dapat pula membaca sekilas ringkasan tadi.
Fungsi skimming adalah mendapatkan ide utama tentang topik bacaan, bukan detailnya.
Jadi skimming dapat dikatakan berhasil jika Anda bisa mendapatkan ide pokok dan bisa
membayangkan apa yang dibahas dalam keseluruhan isi buku secara umum.
Proses skimming ini sangat berharga sebelum Anda membaca secara mendalam
halaman demi halaman. Dengan skimming Anda mempersiapkan otak untuk menghadapi
bahan bacaan yang sesungguhnya. Selain itu skimming juga berguna menciptakan rasa
ingin tahu, memastikan apakah buku yang akan dibaca sesuai dengan yang diharapkan,
dan mendapatkan pokok cerita.
Berikut adalah bagian-bagian penting yang perlu diperhatikan ketika melakukan
skimming:
a) Baca cover atau jacket buku yang biasanya menjelaskan tema besar buku tersebut
dan mengapa buku tersebut penting buat Anda
b) Baca kata pengantar. Banyak orang malas membaca pengantar karena dianggap
basa-basi. Hal tersebut keliru. Kata pengantar seringkali sangat penting karena
penulis biasanya menjelaskan proses penulisan buku tersebut dari awal sampai
selesai serta pendekatan yang digunakannya. Dari kata pengantar Anda bisa
mendapat gambaran apakah buku yang sedang dipegang memang layak untuk
dibaca sampai selesai atau sebenarnya tidak penting buat Anda. Bagian yang berupa
ucapan terima kasih, penghargaan dan sejenisnya bisa dilewatkan.
c) Baca daftar isi. Ya, banyak orang juga melewati bagian ini dan langsung melompat
ke bab pertama. Ingat, daftar isi memberi gambaran struktur pembahasan dalam
buku. Ini akan membantu Anda menguasai bahan bacaan dalam konteks yang besar
dan lengkap. Selain itu, tidak setiap bab penting untuk dibaca. Ada bab-bab yang
bisa jadi sudah Anda pahami dari buku-buku yang pernah dibaca sebelumnya
sehingga bisa dilewatkan atau dibaca sekilas saja. Energi yang lebih besar nantinya
dapat difokuskan pada informasi baru yang memang perlu Anda kuasai dari bahan
bacaan tersebut.
d) Baca judul bab, sub judul dan heading. Amati diagram, gambar dan keterangan
tambahan. Secara cepat baca setiap halaman hanya 1-2 detik saja. Baca judul bab,
sub judul, heading serta amati secara singkat gambar atau diagram yang menjadi
penjelas bab tersebut. Dapatkan ide pokok hanya dari judul tadi. Ingat, Anda juga
telah menguasai struktur penulisan ketika mempelajari daftar isi sebelumnya.
Demikianlah teknik skimming yang dapat Anda lakukan sebelum membaca
keseluruhan isi buku dengan lebih detail. Dengan skimming, Anda dapat menguasai isi
buku secara umum dalam tempo yang singkat sekaligus mempersiapkan diri untuk
pembacaan yang lebih menuntuk konsentrasi. Untuk buku dengan ketebalan 100 halaman,
Anda mungkin perlu melakukan skimming sekitar 5-7 menit saja. Dan 5 menit yang
dihabiskan tadi akan sangat membantu dalam pemahaman keseluruhan terhadap konteks
bahan bacaan.
2. Scanning
Scanning dalam bahasa Inggris berarti membaca sepintas kilas. Menurut Soedarso,
scanning adalah sukatu teknik membaca untuk mendapatkan suatu informasi tanpa
membaca yang lain-lain. Jadi langsung ke masalah yang dicari yaitu fakta khusus dan
informasi tertentu.
Membaca tatap (scanning) atau yang biasa disebut juga membaca scanning adalah
membaca sangat cepat. Menurut Mikulecky dan Jefries (dalam Farida Rahim, 2005),
membaca memindai penting untuk meningkatkan kemampuan membaca. Teknik
membaca ini berguna untuk mencari beberapa informasi secepat mungkin. Biasanya kita
membaca kata per kata dari setiap kalimat yang dibacanya. Dengan berlatih teknik
membaca memindai, seseorang bisa belajar membaca untuk memahami teks bacaan
dengan cara yang lebih cepat. Tapi, membaca dengan cara memindai ini tidak asal
digunakan. Jika untuk keperluan membaca buku teks, puisi, surat penting dari ahli hukum,
dan sebagainya, perlu lebih detail membacanya. Scanning atau membaca memindai berarti
mencari informasi spesifik secara cepat dan akurat. Memindai artinya terbang di atas
halaman-halaman buku. Membaca dengna teknik memindai artinya menyapu halaman
buku untuk menemukan sesuatu yang diperlukan. Scanning berkaitan dengan
menggerakkan mata secara cepat ke seluruh bagian halaman tertentu untuk mencari kata
dan frasa tertetu.
Langkah atau proses scanning lainnya yakni bisa dilakukan dengan cara berikut:
a) Menggerakkan mata seperti anak panah langsung meluncur ke bawah menemukan
informasi yang telah ditetapkan,
b) Setelah ditemukan, kecepatan diperlambat untuk menemukan keterangan lengkap
dari informasi yang dicari, dan
c) Pembaca dituntut memiliki pemahaman yang baik, berkaitan dengan karakterisik
yang dibaca (misalnya, kamus disusun secara alfabetis dan ada keyword di setiap
halaman bagian kanan atas, ensiklopedi disusun secara alfabetis dengan pembalikan
untuk istilah yang terdiri dari dua kata, dan sebagainya).
Adapun tujuan dari membaca scanning yaitu mencari informasi dalam buku secara
cepat. Scanning merupakan teknik membaca cepat unutk menemukan informasi yang
telah ditentukan pembaca. Pembaca telah menentukan kata yang dicari sebelum
kegiatan scanning dilakukan, pembaca tidak membaca bagian lain dari teks kecuali
informasi yang dicari.
Kelebihan membaca menggunakan metode scanning yaitu:
a) Lebih cepat menyelesaikan suatu bacaan sehingga kita merasa antusias untuk
membaca bacaan yang lain
b) Memudahkan kita untuk cepat menguasai informasi
c) Bisa diterapkan pada bacaan apapun (buku, surat kabar, buku pelajaran,
majalah, dan lain-lain)
d) Dapat membantu siswa dalam membuat pertimbangan untuk memutuskan
sesuatu, misalnya yang berhubungan dalam membuat laporan suatu kegiatan.
e) Sangat membantu siswa untuk mengetahui informasi dan fakta tertentu dari
suatu bacaan
Kelemahan metode Scanning
a) Adanya rasa kebingungan atau kehilangan pemahaman dari apa yang telah
dibaca karena mereka belum atau kurang begitu menguasai keterampilan
membaca dengan teknik scanning.
b) Perlu diadakannya latihan secara terus-menerus
3. S2QR
Metode S2QR adalah metode membaca yang digunakan untuk membaca tabel, grafik
atau diagram yang tahap-tahapnya terdiri atas survai, seek, question, dan reading. Pembaca
yang sedang studi membaca tabel dengan tahap survai, seek, question, dan reading.
a) Survai merupakan kegiatan membaca sepintas hal-hal yang pokok dalam tabel.
b) Seek adalah kegiatan pembaca mencari informasi pada kolom dan informasi
tambahan yang ada diluar kolom tabel.
c) Question adalah kegiatan pembaca membuat pertanyaan tentang isi tabel atau
tujuan membaca tabel.
d) Reading adalah kegiatan membaca tabel secara seksama dan teliti sehingga
diperoleh informasi-informasi yang dicari. Pembaca dalam melakukan tahap ini
berpedoman pada tahap question.
4. SQ3R
Sistem membaca SQ3R diperkenalkan oleh Francis P. Robinson tahun1941, mer
upakan sistem yang semakin banyak dipergunakan orang . Sistem ini menggunakan lima
langkah yaitu :
a) Survey (S) yang berarti meninjau, meliputi, menjajaki yaitu dengan jalam membaca
bagian permulaan buku, seperti halaman judul, kata pengantar, daftar isi, judul/sub bab,
indeks, glosarium dan lain-lain.
b) Questin (Q) sebelum memulai kegiatan membaca, hendaknya pembaca merumuskan
pertanyaan-pertanyaan sebagai informasi focus yang akan memandu pembaca pada saat
melakukan aktivitas baca sesungguhnya.
c) Read (R-1) untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang dirumuskan pada tahap ke 2
tadi, lalu dilanjutkan dengan kegiatan membaca yang sesungguhnya . Pembaca tidak
diharuskan membaca dengan kecepatan yang sama . Hal ini sangat ditentukan oleh
tujuan dan karakteristik bahan bacaan yang dihadapi.
d) Read (R-2) kegiatan menceritakan kembali isi bacaan yang telah dibaca hal ini
dilakukan setelah pembaca yakin bahwa sejumlah pertanyaan yang dirumuskan
sebelumnya telah terpenuhi yang disertai dengan pembuatan ikhtisar.
e) Read (R-3) memeriksa ulang bagian-bagian yang telah dibaca dan dipahami pembaca
5. PACER
Menurut Wainwright (2006:79) “Strategi PACER adalah suatu teknik membaca yang
digunakan oleh sebagian besar pembaca cepat dan efisien, namun fleksibilitas adalah
kuncinya”. Selanjutnya menurut Agus (2008:33) “Strategi PACER merupakan metode
membaca untuk memperoleh kecepatan baca yang ideal untuk memahami bacaan sehingga
pembaca dapat membaca seefektif dan seefisien mungkin”. Sedangkan menurut Esther
(2006:4) “Strategi PACER merupakan strategi membaca cepat dalam meningkatkan skor
dalam memahami bacaan”.
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi PACER merupakan
strategi membaca yang mengutamakan kecepatan membaca untuk memperoleh
pemahaman dari bahan bacaan seefektif dan seefisien mungkin. Menurut Wainwright
(2006:79) tujuan strategi PACER dalam membaca cepat adalah untuk materi bacaan sulit,
namun hanya perlu memahami garis besarnya saja, atau untuk materi bacaan biasa-biasa
saja dan ingin mendapatkan pemahaman umum, atau materi bacaan mudah dan ingin
memahami secara mendetail.
Langkah-langkah strategi PACER menurut Wainwright (2008:80) akan diuraikan
sebagai berikut:
1) Preview (meninjau)
Preview adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengenal teks bacaan dengan cara
mengenali struktur dari teks bacaan. Kegiatan preview ini dilakukan pada tahap prabaca
yaitu beberapa menit sebelum siswa membaca sekilas bacaan agar siswa dapat
memperoleh kesan umum tentang teks bacaan.
2) Assess (menaksir)
Assess adalah kegiatan yang dilakukan untuk menaksir isi dari teks bacaan
dilakukan dengan cara tanya jawab antara guru dan siswa. Assess dapat dilakukan
berdasarkan pengetahuan awal yang dimiliki siswa dalam upaya memusatkan. Tujuan
dari kegiatan asses adalah untuk membuka skema siswa tentang bacaan berdasarkan
pengatahuan awal yang dimiliki siswa dalam upaya memusatkan pikiran siswa dan
membangkitkan keingintauan siswa, sehingga lebih meningkatkan pemahaman dan
selanjutnya membimbing siswa pada saat membaca sehingga siswa lebih terkonsentrasi
dan terarah dalam membaca sekilas teks bacaan.
3) Choose (memilih)
Choose merupakan kegiatan ketiga yang dilakukan siswa dengan cara membaca
sekilas teks bacaan. Pada kegiatan ini siswa memilih untuk membaca sekilas bagian-
bagian yang dianggap penting dan mudah dengan teknik dan prosedur membaca sekilas
yang benar dan tepat.
4) Expedite (mempercepat)
Expedite adalah kegiatan yang dilakukan siswa pada saat membaca sekilas teks
bacaan dengan cara memperlambat kecepatan membacanya pada bagian-bagian yang
dianggap penting dan mempercepat kecepatan membacanya pada bagian yang dianggap
kurang atau tidak penting. Dalam kegiatan expedite ini, ketika siswa membaca sekilas
teks bacaan siswa diarahkan untuk menemukan pikiran pokok dari tiap paragraf yang
ada di dalam teks bacaan.
5) Review (meninjau kembali)
Review merupakan kegiatan untuk melihat kembali keseluruhanisi teks bacaan.
Tujuan dari review adalah untuk membantu dayaingat dan memperjelas pemahaman
siswa tentang teks bacaan. Pada tahapan review ini, siswa ditugaskan untuk membuat
kesimpulan dan menjawab pertanyaan tentang teks bacaan secara keseluruhan.

D. Keterampilan Membaca Dasar dan Membaca Lanjutan


Keterampilan membaca terbagi ke dalam dua klasifikasi, yaitu membaca permulaan dan
membaca lanjutan. Kemampuan membaca permulaan ditandai oleh kemampuan melek huruf.
Disebut melek huruf karena seseorang harus memiliki kemampuan mengenali lambang-
lambang tulis dan dapat membunyikannya dengan benar. Pada fase ini, pemahaman isi bacaan
belum begitu ditekankan karena orientasi pembaca lebih ke pengenalan lambang bunyi bahasa.
Sementara pada membaca lanjut, kemampuan membaca ditandai oleh kemampuan melek
wacana. Melek wacana maksudnya pembaca tidak hanya sekadar mengenali lambang tulis dan
bisa membunyikannya dengan lancar, melainkan juga dapat memahami isi/makna bacaan yang
dibacanya. Tahap membaca selanjutlanya lebih menekankan pada pemahaman isi bacaan,
bahkan pada tingkat tinggi harus disertai dengan kecepatan membaca yang memadai.
Setiap orang yang akan belajar membaca terlebih dahulu memasuki tahap membaca
permulaan. Dalam hal ini membaca permulan bersifat mekanis yang dapat dianggap berada
pada urutan yang lebih rendah. Membaca permulaan merupakan suatu keterampilan awal yang
harus dipelajari atau dikuasai oleh pembaca. Membaca permulaan adalah tingkat awal agar
orang bisa membaca. Membaca permulaan ini mencakup: (1) pengenalan bentuk huruf,
(2) pengenalan unsur-unsur linguistik, (3) pengenalan hubungan korespondensi pola ejaan
atau bunyi(kemampuan menyuarakan bahan tertulis) dan (4) kecepatan membaca bertaraf
lambat. Dalam membaca permulaan anak diharapkan:
a) Membaca dengan pelafalan yang benar.Pelafalan berhubungan dengan bagaimana
cara mengucapkan kata atau kalimat yang terdapat dalam kalimat atau teks pendek
b) Membaca dengan intonasi yang tepat.Intonasi berhubungan dengan cara melagukan
kata/kalimat yang terdapat dalam teks.

Membaca permulaan diberikan di kelas rendah sekolah dasar(SD), yaitu kelas satu
sampai kelas tiga. Disinilah anak-anak harus dilatih agar mampu membaca dengan
lancar sebelum memasuki membaca lanjut atau pemahaman. Pada saat anak-anak
memasuki kelas empat sekolah dasar mereka tidak diperkenankan lagi membaca
permulaan atau mekanik, mereka harus memasuki tahap membaca pemahaman.

Anda mungkin juga menyukai