Anda di halaman 1dari 18

Kegiatan Belajar 2

Strategi Pembelajaran MMP

A. Metode Pembelajaran MMP


Macam – macam metode MMP adalah sebagai berikut:
1. Metode Eja
2. Metode Bunyi
3. Metode Suku Kata
4. Metode Kata
5. Metode Global
6. Metode SAS

Penjelasan macam – macam metode MMP NEXT


1. Metode Eja
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini memulai
pengajarannya dengan memperkenalkan huruf-huruf secara alfabetis. Huruf-
huruf tersebut dilafalkan dan dihafalkan anak sesuai dengan bunyinya
menurut abjad.
Sebagai contoh huruf A/a, B/b, C/c, D/d, E/e, F/f dan seterusnya lalu
dilafalkan [a], [be], [ce], [de], [e], [ef] dan seterusnya.
Kegiatan ini diikuti dengan latihan lambing tulisan, seperti a, b, c, d, e, f dan
seterusnya atau dengan huruf rangkai a, b, c, d dan seterusnya.
Misalnya :
b, a, j, u menjadi b-a ba (dibaca atau dieja /be-a/ menjadi [ba]
j-u ju (dibaca atau dieja /je-u/ menjadi [ju]
ba- ju dilafalkan menjadi /baju/
Setelah anak-anak bisa menuliskan huruf-huruf lepas, kemudian dilanjutkan dengan
belajar menulis rangkaian huruf berupa suku kata.
Contohnya:
Untuk kata kado, anak diminta menulis seperti ka-do : kado

Proses pembelajaran selanjutnya adalah pengenalan kalimat-kalimat sederhana.


Contoh –contoh perangkaian huruf menjadi suku kata, suku kata menjadi kata, dan
kata menjadi kalimat diupayakan mengikuti prinsip spiral, pendekatan komunikatif,
dan pengalaman berbahasa.
Artinya, pemilihan bahan ajar untuk pembelajaran MMP hendaknya dimulai dari
hal-hal yang konkret menuju hal-hal yang abstrak, dari hal-hal yang mudah, akrab,
familiar dengan kehidupan anak menuju hal-hal yang sulit dan mungkin merupakan
sesuatu yang baru bagi anak.
2. Metode Bunyi
Metode bunyi yang dimaksud ini sebenarnya bagian dari metode eja.
Prinsip dasar dan proses pembelajarannya tidak jauh berbeda dengan metode eja.
Perbedaannya terletak pada sistem pelafalan abjad atau huruf utamanya pada beberapa
huruf konsonan.
Contohnya:
Huruf /b/ dilafalkan [eb]
Huruf /d/ dilafalkan [ed]
Huruf /e/ dilafalkan [e]
Huruf /g/ dilafalkan [eg]
Huruf /p/ dilafalkan [ep]
Dengan catatan : dilafalkan dengan e pepet, seperti pelafalan pada kata benar, keras,
pedas, lemah dan lainnya.
Dengan demikian maka kata nani dieja menjadi:
/en-a/ [na]
/en-i/ [ni] lalu dibaca [na-ni]
3. Metode Suku Kata
Proses pembelajaran MMP metode suku kata ini diawali dengan pengenalan suku kata,
Seperti /ba, bi, bu, be, bo/; /ca, ci, cu, ce, co/; /da, di, du, de, do/;/fa,fi,fu, fe, fo/; /ga, gi,
gu, ge, go/ ; /ha, hi, hu, he, ho/; /ka, ki, ku, ke, ko/ ; /la, li, lu, le, lo/ dan seterusnya.
Selanjunya, suku kata tersebut dirangkai menjadi kata-kata yang bermakna.
Contohnya dengan membuat variasi paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna yang
digunakan sebagai bahan ajar MMP.
Misalnya:
bo – ba, ba – ca, ba – ru
cu – ci, ca – ri, cu – ka
da – da, du – ri, da – si
ka – ki, ka – ta, ku – ku, dan lain sebagainya

Setelah itu, lalu dilanjutkan dengan proses perangkaian suku kata menjadi kelompok
kata atau kalimat sederhana.
Contohnya: NEXT
ka – ki ku – da
ba – ca bu – ku
cu – ci ka – ki, dan lain sebagainya.

Langkah selanjutnya yaitu dengan proses pengupasan atau penguraian bentuk kalimat
menjadi bentuk satuan-satuan bahasa terkecil dibawahnya yaitu dari kalimat menjadi kata-
kata lalu ke suku kata, yang dikenal dengan metode rangkai-kupas.

Dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah pembelajaran MMP dengan Metode Suku Kata
adalah:
a. Tahap pertama, pengenalan suku-suku kata
b. Tahap kedua, perangkaian suku- suku kata menjadi kata
c. Tahap ketiga, perangkaian kata menjadi kelompok kata atau kalimat sederhana
d. Tahap ke empat, pengintegrasian kegiatan perangkaian dan pengupasan
(kalimat – kata-kata – suku-suku kata)
4. Metode Kata

Proses pembelajaran MMP dengan metode sebelumnya diketahui diawali dari


proses pengenalan suku kata kemudian sebagai dasar pengenalan kata. Pada
metode kata ini, hasil dari kata yang telah dibentuk diuraikan atau dikupas
menjadi suku kata kembali lalu diuraikan lagi ke bentuk huruf-huruf. Sehingga,
hasil pengupasan ini dikembalikan lagi ke bentuk asalnya sebagai kata lembaga
atau kata semula.

Karena proses pembelajaran MMP dengan metode kata ini melibatkan


serangkaian proses pengupasan dan perangkaian maka metode ini dikenal juga
sebagai Metode Kupas-Rangkai yang merupakan sebagai lawan dari Metode
Suku Kata yang biasa disebut dengan Metode Rangkai-Kupas.
5. Metode Global
Metode global disebut juga sebagai metode kalimat, karena alur proses pembelajaran MMP
dengan metode global diawali dengan penyajian beberapa kalimat secara global. Untuk
membantu pengenalan kalimat yang dimaksud biasanya digunakan gambar dan dibawah
gambar tersebut dituliskan sebuah kalimat yang merujuk pada makna gambar tersebut.
Pada metode ini, proses penguraian kata menjadi suku kata, lalu kata menjadi
huruf tidak disertai dengan proses sintesis (perangkaian kembali). Artinya,
huruf-huruf yang telah diurai tidak dikembalikan ke satuan atasnya yaitu suku
kata, begitu pula dengan suku kata tidak dirangkai menjadi kata, atau kata-kata
menjadi kalimat.
Berikut ini bahan pembelajaran MMP dengan metode global:
a. Memperkenalkan gambar dan kalimat

Ini buku Ini kuda Ini baju


b. Menguraikan salah satu kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata, suku kata
menjadi huruf huruf.
6. Metode SAS
SAS merupakan singkatan dari Struktural Analitik Sintetik.
Pembelajaran MMP dengan metode SAS ini mengawali pelajaran dengan
menampilkan dan memperkenalkan sebuah kalimat utuh, dan strukturnya memberi
makna lengkap yakni struktur kalimat. Setelah ditemukan suatu struktur kalimat yang
dianggap cocok untuk materi MMP, barulah Kegiatan pembelajaran dilaksanakan.

Melalui proses analitik, anak diajak untuk mengenal konsep kata. Kalimat yang
utuh digunakan sebagai dasar pembelajaran MMP, lalu diuraikan ke satuan bahasa yang
lebih kecil yaitu kata. Proses penganalisisan atau penguraian ini berlanjut pada satuan
bahasa yang lebih kecil lagi hingga tidak bias diuraikan lagi, yakni huruf-huruf.

Langkah selanjutnya, anak didorong untuk melakukan kerja sintesis atau


menyimpulkan. Satuan bahasa yang diurai tadi dikembalikan lagi ke satuannya semula,
dari huruf menjadi kata lalu ke struktur kalimat semula menjadi sebuah kalimat utuh.
Contoh bahan ajar untuk pembelajaran membaca permulaan dengan
metode SAS adalah sebagai berikut:
B. Model Pembelajaran MMP
Seorang guru dapat memilih metode MMP yang paling tepat dan paling cocok
sesuai sesuai dengan situasi dan kondisi siswanya. Namun, penggunaan
pendekatan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), pendekatan komunikatif-
integrative, dan CTL (Contextual Teaching and Learning) hendaknya benar-benar
dilaksanakn oleh setiap guru.
Model pembelajaran MMP terbagi dalam 2 model sebagai berikut:
1. Pembelajaran tanpa buku
2. Pembelajaran dengan menggunakan buku

Penjelasan model pembelajaran MMP NEXT


1. Pembelajaran Tanpa Buku

Pembelajaran membaca permulaan tanpa buku berlangsung pada awal


anak-anak bersekolah pada minggu pertama sekolah kurang lebih 8-10
minggu bahkan jika memungkinkan dapat dipercepat sesuai dengan kondisi
dan situasi setempat.

Langkah awal pembelajaran MMP tanpa buku dapat diawali dengan


berbagai kegiatan pra-KBM yang dapat merangsang dan menggali
pengalaman berbahasa anak. Langkah awal yang bagus untuk membuka
komunikasi dapat dilakukan dengan percakapan-percakapan ringan antara
siswa dan guru, sapaan hangat, dan berbagai pertanyaan ringan kepada siswa
akan membuat siswa termotivasi untuk betah dan mau belajar di sekolah.
Berikut contoh pembelajaran MMP tanpa buku :

a. Menunjukkan gambar
b. Menceritakan gambar
c. Siswa bercerita dengan bahasa sendiri
d. Memperkenalkan bentuk-bentuk huruf (tulisan) melalui bantuan gambar
e. Membaca tulisan bergambar
f. Membaca tulisan tanpa gambar
g. Memperkenalkan huruf, suku kata, kata atau kalimat dengan bantuan kartu
2. Pembelajaran dengan Menggunakan Buku
Pembelajaran dengan menggunakan buku dapat dilakukan dengan
memastikan anak-anak telah mengenal bentuk tulisan dengan baik melalui
pembelajaran tanpa buku, langkah selanjutnya anak-anak mulai
diperkenalkan dengan lambang-lambang tulis yang tercetak didalam buku.

Hal penting pada awal pembelajaran MMP menggunakan buku yaitu


bagaimana menarik minat dan perhatian siswa agar anak-anak tertarik
dengan buku atau bacaan dan mau belajar sendiri yang dilandasi motivasi
instrinsik.

Kegiatan pembelajaran pada fase ini merupakan tindak lanjut dari


kegiatan awal yaitu pembelajaran MMP tanpa buku, sehingga fase ini anak-
anak tidak memulai pembelajaran dari kondisi nol.
Berikut ini contoh alternatif pembelajaran MMP
dengan menggunakan buku:

a. Membaca buku pelajaran (buku paket)


b. Membaca buku dan majalah anak yang sudah terpilih
c. Membaca bacaan susunan bersama guru-siswa
d. Membaca bacaan susunan siswa (kelompok atau perseorangan)
3. Langkah-langkah Pembelajaran Menulis Permulaan
Langkah-langkah kegiatan menulis permulaan terbagi kedalam dua kelompok, yaitu:
1. Pengenalan Huruf
2. Latihan
Berikut penjelasannya
1. Pengenalan Huruf
Kegiatan ini dilaksanakan bersamaan dengan kegiatan pembelajaran membaca permulaan.
Penekanan pembelajaran diarahkan pada pengenalan bentuk tulisan serta pelafalannya yang
benar. Fungsi dari pengenalan ini yaitu untuk melatih indra siswa dalam mengenal dan
membedakan bentuk dan lambang-lambang tulisan.
Langkah-langkah dalam pengenalan huruf yaitu sebagai berikut:
a. Guru menunjukkan gambar anak perempuan dan laki-laki. Masing-masing diberi nama nani
dan doni.
b. Guru lalu memperkenalkan nama kedua anak itu sambil menunjukkan tulisan nani dan doni.
c. Melalui tanya jawab secara berulang-ulang anak diminta untuk menunjukkan mana nani dan
mana doni sambil menunjukkan bentuk tulisannya.
NEXT
d. Selanjutnya, guru memindahkan dan menuliskan kedua bentuk tulisan dipapan tulis
dan anak diminta untuk memperhatikannya.
e. Setiap tulisan tersebut, kemudian dianalisi dan disintesiskan kembali.
2. Latihan
Ada beberapa bentuk latihan menulis permulaan yang dapat dilakukan, antara lain:
a. Latihan memegang pensil dan duduk dengan sikap dan posisi yang benar.
b. Latihan gerakan tangan.
c. Latihan mengeblat.
d. Latihan menghubung-hubungkan tanda titik-titik yang membentuk tulisan.
e. Latihan menatap bentuk tulisan.
f. Latihan menyalin, baik dari buku pelajaran maupun dari tulisan guru pada papan tulis.
g. Latihan menulis halus indah.
h. Latihan dikte/imla
i. Latihan melengkapi tulisan (melengkapi huruf, suku kata, atau kata) yang secara sengaja
dihilangkan.
j. Menulis nama-nama benda yang terdapat dalam gambar.
k. Mengarang sederhana dengan bantuan gambar.

Anda mungkin juga menyukai