Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM STUDI PGSD

Nama Mata Kuliah : Pendidikan Bahasa Indonesia di SD


Kode Mata Kuliah : PDGK4204

1. Jelaskan metode yang dipakai dalam pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (MMP)!
2. Jelaskan tujuan pembelajaran dengan berbagai fokus dilihat dari segi siswa dan guru!
3. Jelaskan dua cara keterpaduan pembelajaran Bahasa Indonesia!
4. Jelaskan macam-macam pengajaran membaca!
5. Jelaskan tiga bagian disertai kelengkapan dalam format model pembelajaran yang
disarankan kurikulum 2004!

JAWABAN

NAMA : AFIF YANUER PRATIWI


NIM : 858167093
POKJAR : DINAS MADIUN KOTA

1. Metode yang dipakai dalam pembelajaran Membaca Menulis Permulaan (MMP) adalah :
a. Metode Eja
Pembelajaran membaca dan menulis permulaan dengan metode ini dimulai
dengan pengenalan huruf-huruf alpabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan
dilafalkan peserta didik sesuai dengan bunyinya. Langkah-langkah pengajaran
MMP dengan metode Eja dimulai dari pengenalan huruf, huruf membentuk suku
kata, suku kata membentuk kata, kata membentuk kalimat
Misalnya:

ba – du dilafalkan badu
b, u, k, u menjadi:

b. Metode Bunyi
Pembelajaran MMP dengan metode bunyi dimulai dengan pengenalan unsur
bahasa terkecil yang tidak bermakna, yaitu lambang-lambang huruf. Berbekal
pengetahuan tentang lambang-lambang huruf, peserta didik kemudian diajarkan
pengenalan satuan-satuan bahasa di atasnya, seperti suku kata, kata, dan kalimat.
Misalnya :
b dilafalkan /eb/
d dilaflakan /ed/ : dilafalkan dengan e pepet seperti pengucapan pada kata; benar,
keras, pedas, lemah dan sebagainya
c dilafalkan /ec/
g dilafalkan /eg/
p dilafalkan /ep/ dan sebagainya
Dengan demikian, kata “nani” dieja menjadi:

-ni
c. Metode Suku Kata (Silabel)
Pembelajaran MMP dengan metode suku kata dimulai dengan pengenalan suku
kata sebagai satuan bahasa terkecil yang membentuk kata. Peserta didik diajarkan
untuk mengenali dan membaca suku kata secara terpisah, kemudian
menggabungkannya menjadi kata-kata
Misalnya :
ba, bi, bu, be, bo, ca, ci, cu, ce, co,
da, di, du, de, do, ka, ki, ku, ke, ko
Suku-suku kata tersebut kemudian dirangkaikan menjadi kata-kata bermakna.
Sebagai contoh, dari daftar suku kata tadi guru dapat membuat berbagai variasi
paduan suku kata menjadi kata-kata bermakna untuk bahan ajar MMP. Kata-kata
tadi misalnya:
ba – bi cu – ci da – da ka – ki
ba – bu ca – ci du – da ku – ku
bi - bi ci - ca da – du ka – ku
ba – ca ka – ca du – ka ku – da
Kegiatan ini dapat dilanjutkan dengan proses perangkaian kata menjadi kalimat
sederhana. Contoh perangkaian kata menjadi kalimat seperti tampak pada contoh
di bawah ini.
ka – ki ku – da
ba – ca bu – ku
cu – ci ka – ki
d. Metode Global (Kalimat)
Pembelajaran MMP dengan metode global dimulai dengan pengenalan kalimat
sebagai satuan bahasa terkecil yang membentuk teks. Peserta didik diajarkan
untuk mengenali dan membaca kalimat secara utuh, kemudian memahami makna
yang terkandung di dalamnya.
Misalnya :
jika kalimat yang diperkenalkan berbunyi „ini nani”, maka gambar yang cocok
untuk menyertai kalimat itu adalah gambar seorang anak perempuan.
Setelah anak diperkenalkan dengan beberapa kalimat, barulah proses
pembelajaran MMP dimulai. Mula-mula guru mengambil sebuah kalimat dari
beberapa kalimat yang diperkenalkan kepada anak pertama kali tadi. Kalimat ini
dijadikan dasar/alat untuk pembelajaran MMP. Melalui proses degloblalisasi
selanjutnya anak mengalami proses belajar MMP.
e. Metode SAS (Struktur Analitik Sintetik)
Metode SAS juga dikenal sebagai metode kalimat. Pembelajaran MMP dengan
metode ini mengajarkan peserta didik untuk memahami struktur kalimat secara
analitik (membongkar kalimat menjadi unsur-unsur yang lebih kecil) dan sintetik
(membangun kalimat dari unsur-unsur yang lebih kecil).
Misalnya :
ini mama
ini mama
i ni ma ma
inimama
i ni ma ma
ini mama
ini mama
2. Tujuan pembelajaran dengan berbagai fokus dilihat dari segi siswa dan guru yaitu :
a. Pembelajaran bahasa indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa yaitu
pembelajaran bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah satu
kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan
demikian, dalam langkah-langkah pembelajaran semua kegiatan belajar mengajar
tertumpu atau berfokus pada satu keterampilan berbahasa yang telah ditetapkan.
b. Pembelajaran bahasa indonesia dengan fokus sastra Disamping difokuskan pada
keterampilan berbahasa,pembelajaran bahasa Indonesia dapat pula difokuskan
pada sastra, tetapi tetap diintegrasikan dengan kompetensi dasar yang lain
misalkan pada. pembelajaran mendengarkan dongeng, mendeklamasikan puisi,
mengubah puisi ke dalam bentuk prosa.
Pada saaat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra. Oleh karena
itu,teori-teori sastra diajarkan dengan persentase yang sangat kecil,dan tentu saja
semakin tinggi jenjang pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan
sebagai bekal pengetahuan untuk mengapresiasi karya sastra.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus sastra berarti dalam langkah-
langkah pembelajarannya semua kegiatan belajar mengajar difokuskan untuk
mengapresiasi sastra apa lewat pembacaan puisi,mendengarkan cerita rakyat atau
yang lainnya yang disesuiakan dengan tingkat kelas siswa.
c. Tujuan dan manfaat pembelajaran bahasa indonesia dengan berbagai foku
Adapun tujuan dan manffat pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai
focus tersebut adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang
ditekankan,misalnya yang ditekankan adalah kompetensi dasar rmendengarkan
maka porsi untuk pembelajaran mendengarkan lebih banyak daripada
keterampilan yang lain. Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa
Indonesia dengan berbagai focus ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam
membuat perencanaan pembelajaran di kelas.
3. Dua cara keterpaduan pembelajaran Bahasa Indonesia yaitu
Dua cara keterpaduan pembelajaran Bahasa Indonesia yang dapat dilakukan adalah
sebagai berikut:
a. Pembelajaran Terpadu.
Pembelajaran terpadu adalah penggabungan beberapa mata pelajaran dalam satu
tema tertentu. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, pembelajaran terpadu
dapat dilakukan dengan memadukan beberapa keterampilan berbahasa dalam
satu tema. Misalnya, dalam tema "Pahlawan", siswa dapat mempelajari tentang
tokoh-tokoh pahlawan Indonesia, kemudian menulis esai tentang pahlawan yang
mereka kagumi, dan mempresentasikan hasil tulisan mereka dalam bahasa
Indonesia.
b. Pembelajaran Berbasis Teks
Pembelajaran berbasis teks adalah pendekatan pembelajaran yang menekankan
pada penggunaan teks sebagai pusat pembelajaran. Dalam pembelajaran Bahasa
Indonesia, pembelajaran berbasis teks dapat dilakukan dengan memperkenalkan
siswa pada berbagai jenis teks, seperti teks deskriptif, naratif, eksposisi, dan
argumentasi. Siswa kemudian diajarkan untuk memahami struktur teks,
mengidentifikasi unsur-unsur penting dalam teks, dan memproduksi teks yang
sesuai dengan tujuan dan fungsi sosialnya.
Keterpaduan pembelajaran Bahasa Indonesia dapat membantu siswa untuk
memahami materi pembelajaran dengan lebih baik dan mengembangkan
kemampuan berbahasa mereka secara holistik. Selain itu, keterpaduan
pembelajaran juga dapat membantu guru dalam merancang pembelajaran yang
lebih menarik dan efektif.
4. Macam-macam pengajaran membaca yaitu
Macam-macam pengajaran membaca yang dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka
1983, adalah sebagai berikut:
a. Pengajaran Membaca Permulaan Pengajaran membaca permulaan ini disajikan
kepada siswa tingkat permulaan Sekolah Dasar. Tujuannya adalah membinakan
dasar mekanisme membaca, seperti kemampuan mengasosiasikan huruf dengan
bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya, membina gerakan mata membaca dari kiri
ke kanan, membaca kata-kata dan kalimat sederhana.
b. Pengajaran Membaca Nyaring
Pengajaran membaca nyaring ini di satu pihak dianggap merupakan bagian atau
lanjutan dari pengajaran membaca permulaan, dan di pihak lain dipandang juga
sebagai pengajaran membaca tersebdiri yang sudah tergolong tingkat lanjut,
seperti membaca sebuah kutipan dengan suara nyaring.
c. Pengajaran Membaca dalam Hati
Pengajaran membaca ini membina siswa agar mereka mampu membaca tanpa
suara dan mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya, baik isi
pokoknya maupun isi bagiannya termasuk pula isi yang tersurat dan yang tersirat.
d. Pengajaran Membaca Pemahaman
Dalam praktiknya, pengajaran membaca pemahaman hampir tidak berbeda
dengan pengajaran membaca dalam hati.
e. Pengajaran Membaca Bahasa
Pengajaran membaca ini pada dasarnya merupakan alat dari pengajaran bahasa.
Guru memanfaatkannya untuk membina kemampuan bahasa siswa.
f. Pengajaran Membaca Teknik
Pengajaran membaca teknik memusatkan perhatiannya kepada pembinaan-
pembinaan kemampuan siswa menguasai teknik-teknik membaca yang
dipandang patut. Dalam pelaksanaannya pengajaran membaca teknik sering kali
berimpit dengan pengajaran membaca nyaring dan pengajaran membaca
permulaan.
Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka di atas dapat disimpulkan bahwa secara
teoretis tujuan membaca di SD kelas rendah adalah untuk membina kemampuan
siswa dalam hal-hal berikut ini: 1. Mekanisme membaca, yaitu mengasosiasikan
huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya (yang dilatih adalah
membaca teknik dan nyaring). 2. Membina gerak mata membaca dari kiri ke
kanan. 3. Membaca kata-kata dan kalimat-kalimat pendek.
5. Tiga bagian disertai kelengkapan dalam format model pembelajaran yang disarankan
kurikulum 2004 yaitu :
a. Tujuan Pembelajaran
 Tujuan pembelajaran harus jelas dan terukur
 Menetapkan tujuan pembelajaran yang merupakan titik akhir proses,
didasarkan pada standar isi
 Tujuan pembelajaran harus mencakup kompetensi yang ingin dicapai oleh
siswa
b. Proses Pembelajaran
 Proses pembelajaran harus berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan
siswa bekerja dan mengalami, bukan transfer pengetahuan dari guru ke
siswa.
 Menggunakan strategi pembelajaran yang lebih dipentingkan dari pada
hasil
 Dalam proses pembelajaran diperlukan adanya model yang bisa ditiru
c. Evaluasi Pembelajaran
 Evaluasi pembelajaran harus mencakup penilaian terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran.
 Evaluasi pembelajaran harus bermakna bagi siswa
 Menggunakan penilaian sebenarnya (Authentic Assessment)

Anda mungkin juga menyukai