Disusun oleh:
UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SURAKARTA
2023
MODUL 6 : PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN
(MMP) DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD/MI
KEGIATAN BELAJAR 1 : MMP
A. Pengertian MMP
MMP singkatan dari Membaca Menulis Permulaan yang merupakan orientasi pada kemampuan
membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal ketika anak-anak mulai memasuki bangku
sekolah, tepatnya saat kelas 1.
Pada awalnya, kemampuan membaca diprioritaskan pada kemampuan melihat huruf, yaitu
kemampuan untuk mengubah dan melafalkan lambang tulisan menjadi bunyi bermakna. Kemudian,
dilakukan pembinaan untuk meningkatkan kemampuan membaca menjadi tingkat lanjut.
Kemampuan menulis permulaan di tingkat dasar fokus pada kemampuan mekanik. Anak-anak
diajarkan cara menuliskan lambang tulisan dan membentuknya menjadi bermakna. Secara perlahan,
anak-anak akan memperoleh kemampuan untuk mengekspresikan gagasan, pikiran, dan perasaan
melalui bahasa tulis dengan baik dan benar menggunakan lambang-lambang tulisan yang telah mereka
kuasai.
B. Tujuan MMP
Pembelajaran membaca permulaan merupakan bagian dari proses pembelajaran membaca yang lebih
besar, yaitu proses untuk memahami sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkat ini
disebut sebagai tingkatan belajar membaca (learning to read).
Dalam Pembelajaran Menulis Permulaan, terdapat beberapa langkah-langkah yang perlu diikuti.
Langkah pertama adalah pengenalan huruf. Guru akan memperkenalkan bunyi dari suatu tulisan
atau huruf yang terdapat pada kata-kata dalam kalimat sebelum mengajarkan menulis. Selama
pengenalan, siswa diminta untuk memperhatikan bentuk tulisan dan cara pengucapan huruf
tersebut, baik dari tulisan cetak huruf lepas atau huruf tegak bersambung. Tujuan dari pengenalan
ini adalah untuk melatih indera siswa dalam mengenal tulisan.
2. Langkah Kedua
Langkah kedua adalah berlatih. Latihan sangat diperlukan agar siswa dapat mengenal dan menulis
tulisan dengan baik dan benar. Proses ini harus dilakukan dengan tahapan yang mudah dan
dilanjutkan sampai tahap yang lebih sulit. Beberapa tahapan latihan yang dapat dilakukan meliputi
cara memegang pensil dengan benar, cara meletakkan buku, serta cara duduk yang benar saat
menulis. Selain itu, latihan gerakan tangan, mengeblat (meniru atau menulis tebal suatu tulisan
dengan membanting pada tulisan yang ada), menghubungkan titik-titik, menatap (menyelaraskan
koordinasi antara mata, ingatan dan ujung jari sehingga ingatan akan bentuk kata atau huruf dapat
dipindahkan dari otak ke ujung jari), menyalin, menulis halus, dikte/imlak (mendikte siswa dengan
maksud agar mereka dapat mengkoordinasikan antara ucapan, pendengaran, ingatan dan ujung
jari), melengkapi kata/kalimat, dan mengarang sederhana.
MODUL 7 : PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
KEGIATAN BELAJAR 1 : Fokus Pembelajaran Bahasa Indonesia
A. Fokus Pembelajaran Bahasa Indonesia
Secara umum, Bahasa Indonesia merupakan bahan pengajaran yang terdiri dari tiga komponen utama,
yaitu kebasaan, kemampuan berbahasa, dan kesastraan. Kompetensi kebahasaan memiliki dua aspek
yaitu struktur kebahasaan, yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan kewacanaan.
Sebelum seorang guru mengajar siswanya, ia harus mengetahui terlebih dahulu tujuan pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Tujuan membaca di kelas rendah SD (kelas 1 dan 2) dapat ditemukan melalui
pemahaman Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Di samping itu, seorang guru
juga perlu memahami kompetensi dasar yang akan dicapai dan dikembangkan dalam pembelajaran
membaca sesuai dengan kurikulum yang berlaku (KTSP). Seorang guru juga harus memahami teori
membaca yang berkaitan dengan jenis-jenis membaca dan tujuan dari setiap jenis membaca tersebut.
Umumnya, penjelasan tentang jenis membaca diikuti dengan tujuan dari setiap jenis membaca.
Pembelajaran bahasa Indonesia dari jenjang SD sampai SMA dilaksanakan secara terpadu diantara
empat keterampilan yang ada, yaitu keterampilan mendengarkan/menyimak, berbicara, membaca
dan menulis. Tidak hanya empat keterampilan itu saja yang dipadukan tetapi semua aspek
kebahasaan dipadukan. Misalnya pembelajaran struktur dipadukan dengan wacana artinya dalam
memahami struktur kalimat bahasa Indonesia siswa diajak untuk menemukan sendiri dalam wacana
yang sudah ditentukan oleh guru. Dengan demikian, pembelajaran struktur tersebut tidak diajarkan
melalui kalimat-kalimat yang lepas dari konteksnya. Begitu pula pembelajaran kosakata tidak
diajarkan kata-kata yang lepas dari konteksnya melainkan diajarkan melalui sebuah wacana.
Adapun pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan
materi,metode, dan teknik pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka alokasi waktu untuk
melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi, yang dimaksud dengan
pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca adalah pembelajaran bahasa Indonesia
yang dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.
I Gusti Ngurah Oka (1983) mengemukakan macam-macam pengajaran membaca sebagai berikut:
c. Pengajaran Membaca Dalam Hati bertujuan membina siswa agar mampu membaca dalam hati,
tanpa suara.
d. Pengajaran membaca pemahaman hampir tidak berbeda dengan pengajaran membaca dalam hati
dalam praktiknya.
e. Pengajaran Membaca Bahasa pada dasarnya merupakan alat dari pengajaran bahasa. Guru
memanfaatkannya untuk membina kemampuan bahasa siswa.
Tujuan pembelajaran membaca di kelas tinggi adalah untuk melatih siswa dalam keterampilan yang
bersifat pemahaman (comprehension skill) yang mencakup memahami pengertian sederhana (leksikal,
gramatikal, retorikal), memahami signifikansi tau makna, evaluasi atau penilaian (isi, bentuk), dan
kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.
Macam metode/teknik pembelajaran membaca adalah metode Abjad, metode Bunyi, metode Suku
Kata, metode Kata, metode Kalimat dan metode SAS.
A. Materi, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Membaca
Materi merupakan bahan pembelajaran yang berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan guru atau untuk mengembangkan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam
kurikulum sehingga guru tinggal mengembangkannya. Kerangka kurikulum 2004 terdiri atas lima
komponen utama yaitu Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Hasil Belajar, Indikator, dan Materi
Pokok.
Setelah menentukan materi pembelajaran untuk keterampilan membaca, selanjutnya kita menentukan
metode dan teknik pembelajarannya. Pada umumnya metode dan teknik dipakai dalam pengertian
yang sama yaitu ‘cara menyampaikan pelajaran’. Sebenarnya pengertian metode pembelajaran dan
teknik pembelajaran tidak sama. Metode mengacu pada suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan, yang meliputi pemilihan bahan, urutan bahan, penyajian bahan dan
pengulangan bahan. Sedangkan teknik mengandung makna upaya guru, usaha-usaha guru atau cara-
cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam
kelas saat itu.
1. Metode Abjad/Alfabet
2. Metode Bunyi
4. Metode Kata
5. Metode kalimat
6. Metode SAS
B. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Membaca di Kelas Rendah
Sebelum mengajar di depan kelas, guru membuat persiapan tertulis. Sebelum diberlakukannya
Kurikulum 2004, persiapan tertulis itu disebut Model Satuan Pelajaran yang disingkat MSP. MSP ini
disusun untuk beberapa kali pertemuan. Persiapan mengajar untuk satu kali pertemuan yang diambil
dari MSP ini disebut Rencana Pengajaran yang disingkat RP. MSP disusun berdasarkan GBPP yang
dalam kurikulum 2004 disebut silabus.
Pada dasarnya, model pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca di kelas tinggi sama
dengan model pembelajaran di kelas rendah. Yang berbeda hanya kompetensi yang ingin
dikembangkan yang menyangkut pula materi pembelajarannya. MSP disusun dengan format identitas
mata pelajaran, kompetensi dasar, dan bagian yang harus dikembangkan guru.