Anda di halaman 1dari 8

PDGK 4204

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD


RESUME
MODUL 6, 7 DAN 8
Tutor : Drs. Sri Budiyono, M.Pd.

Disusun oleh:

UMI FAHRUL FAJRIA 857836324

UNIVERSITAS TERBUKA
UPBJJ SURAKARTA
2023
MODUL 6 : PEMBELAJARAN MEMBACA DAN MENULIS PERMULAAN
(MMP) DAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD/MI
KEGIATAN BELAJAR 1 : MMP

A. Pengertian MMP
MMP singkatan dari Membaca Menulis Permulaan yang merupakan orientasi pada kemampuan
membaca dan menulis permulaan di kelas-kelas awal ketika anak-anak mulai memasuki bangku
sekolah, tepatnya saat kelas 1.

Pada awalnya, kemampuan membaca diprioritaskan pada kemampuan melihat huruf, yaitu
kemampuan untuk mengubah dan melafalkan lambang tulisan menjadi bunyi bermakna. Kemudian,
dilakukan pembinaan untuk meningkatkan kemampuan membaca menjadi tingkat lanjut.

Kemampuan menulis permulaan di tingkat dasar fokus pada kemampuan mekanik. Anak-anak
diajarkan cara menuliskan lambang tulisan dan membentuknya menjadi bermakna. Secara perlahan,
anak-anak akan memperoleh kemampuan untuk mengekspresikan gagasan, pikiran, dan perasaan
melalui bahasa tulis dengan baik dan benar menggunakan lambang-lambang tulisan yang telah mereka
kuasai.

B. Tujuan MMP
Pembelajaran membaca permulaan merupakan bagian dari proses pembelajaran membaca yang lebih
besar, yaitu proses untuk memahami sistem tulisan sebagai representasi visual bahasa. Tingkat ini
disebut sebagai tingkatan belajar membaca (learning to read).

Standar kompetensi diturunkan ke dalam empat buah kompetensi dasar yakni:

(1) Membiasakan sikap membaca yang benar,


(2) Membaca nyaring,
(3) Membaca bersuara,
(4) Membaca penggalan cerita.

C. Langkah dalam Pembelajaran Menulis Permulaan


1. Langkah Pertama

Dalam Pembelajaran Menulis Permulaan, terdapat beberapa langkah-langkah yang perlu diikuti.
Langkah pertama adalah pengenalan huruf. Guru akan memperkenalkan bunyi dari suatu tulisan
atau huruf yang terdapat pada kata-kata dalam kalimat sebelum mengajarkan menulis. Selama
pengenalan, siswa diminta untuk memperhatikan bentuk tulisan dan cara pengucapan huruf
tersebut, baik dari tulisan cetak huruf lepas atau huruf tegak bersambung. Tujuan dari pengenalan
ini adalah untuk melatih indera siswa dalam mengenal tulisan.

2. Langkah Kedua

Langkah kedua adalah berlatih. Latihan sangat diperlukan agar siswa dapat mengenal dan menulis
tulisan dengan baik dan benar. Proses ini harus dilakukan dengan tahapan yang mudah dan
dilanjutkan sampai tahap yang lebih sulit. Beberapa tahapan latihan yang dapat dilakukan meliputi
cara memegang pensil dengan benar, cara meletakkan buku, serta cara duduk yang benar saat
menulis. Selain itu, latihan gerakan tangan, mengeblat (meniru atau menulis tebal suatu tulisan
dengan membanting pada tulisan yang ada), menghubungkan titik-titik, menatap (menyelaraskan
koordinasi antara mata, ingatan dan ujung jari sehingga ingatan akan bentuk kata atau huruf dapat
dipindahkan dari otak ke ujung jari), menyalin, menulis halus, dikte/imlak (mendikte siswa dengan
maksud agar mereka dapat mengkoordinasikan antara ucapan, pendengaran, ingatan dan ujung
jari), melengkapi kata/kalimat, dan mengarang sederhana.
MODUL 7 : PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
DENGAN FOKUS KETERAMPILAN BERBAHASA
KEGIATAN BELAJAR 1 : Fokus Pembelajaran Bahasa Indonesia
A. Fokus Pembelajaran Bahasa Indonesia
Secara umum, Bahasa Indonesia merupakan bahan pengajaran yang terdiri dari tiga komponen utama,
yaitu kebasaan, kemampuan berbahasa, dan kesastraan. Kompetensi kebahasaan memiliki dua aspek
yaitu struktur kebahasaan, yang meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, dan kewacanaan.

Kemampuan berbahasa terdiri dari empat aspek, yaitu kemampuan mendengarkan/menyimak,


kemampuan membaca, kemampuan berbicara dan kemampuan menulis. Dalam praktek komunikasi
yang nyata, keempat keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan saling terkait satu sama
lain.

Sebelum seorang guru mengajar siswanya, ia harus mengetahui terlebih dahulu tujuan pembelajaran
yang akan dilaksanakan. Tujuan membaca di kelas rendah SD (kelas 1 dan 2) dapat ditemukan melalui
pemahaman Kompetensi Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Di samping itu, seorang guru
juga perlu memahami kompetensi dasar yang akan dicapai dan dikembangkan dalam pembelajaran
membaca sesuai dengan kurikulum yang berlaku (KTSP). Seorang guru juga harus memahami teori
membaca yang berkaitan dengan jenis-jenis membaca dan tujuan dari setiap jenis membaca tersebut.
Umumnya, penjelasan tentang jenis membaca diikuti dengan tujuan dari setiap jenis membaca.

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra


Pembelajaran sastra tidak berdiri sendiri, tetapi diintegrasikan dengan keterampilan berbahasa dan
kebahasaan yang lain. Contohnya adalah mendengarkan dongeng, membaca cerita rakyat,
mendeklamasikan puisi dan lain-lain. Saat ini pembelajaran sastra lebih ditekankan pada apresiasi
sastra sehingga sastra diajarkan dengan persentase yang sangat kecil. Bahan ajar sastra seperti cerita,
puisi dan drama yang dipakai disesuaikan dengan tingkat kelas siswa.

C. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Berbagai Fokus


Pembelajaran bahasa Indonesia dengan empat keterampilan bertujuan untuk mengembangkan
kompetensi siswa. Jika pembelajarannya difokuskan pada sastra, maka tujuannya adalah
meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi sastra.Aspek keterampilan berbahasa terdiri
dari empat aspek yaitu mendengarkan, berbicara, membaca, dan
KEGIATAN BELAJAR 2 : Model Pembelajaran Bahasa Indonesia
Sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar, guru harus menyusun rencana
pembelajaran yang memperhatikan empat keterampilan pembelajaran bahasa Indonesia secara
seimbang dan terpadu. Selain itu, guru juga harus memperhatikan bagaimana memadukan
empat keterampilan dengan kompetensi dasar kebahasaan dan sastra. Keterpaduan
pembelajaran dapat diwujudkan dalam dua cara, yakni keterpaduan dengan fokus
keterampilan tertentu dan keterpaduan tanpa fokus yang berarti keempatnya diperlakukan
secara seimbang tanpa ada penekanan. Model pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus
keterampilan berbahasa bukan berarti hanya mengajarkan salah satu jenis keterampilan
berbahasa saja, tetapi keterampilan yang menjadi fokus mendapat penekanan, bahkan
mendapat porsi waktu yang lebih. Di samping pembelajaran terfokus pada keterampilan
berbahasa tertentu, dan divariasikan dengan keterampilan lain di dalamnya juga harus terjadi
pembelajaran kompetensi dasar kebahasaan."
MODUL 8 : PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS
MEMBACA
KEGIATAN BELAJAR 1 : Pengertian Pembelajaran Indonesia dengan Fokus Membaca

A. Pengertian Pembelajaran Indonesia dengan Fokus Membaca

Pembelajaran bahasa Indonesia dari jenjang SD sampai SMA dilaksanakan secara terpadu diantara
empat keterampilan yang ada, yaitu keterampilan mendengarkan/menyimak, berbicara, membaca
dan menulis. Tidak hanya empat keterampilan itu saja yang dipadukan tetapi semua aspek
kebahasaan dipadukan. Misalnya pembelajaran struktur dipadukan dengan wacana artinya dalam
memahami struktur kalimat bahasa Indonesia siswa diajak untuk menemukan sendiri dalam wacana
yang sudah ditentukan oleh guru. Dengan demikian, pembelajaran struktur tersebut tidak diajarkan
melalui kalimat-kalimat yang lepas dari konteksnya. Begitu pula pembelajaran kosakata tidak
diajarkan kata-kata yang lepas dari konteksnya melainkan diajarkan melalui sebuah wacana.

Adapun pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan
materi,metode, dan teknik pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka alokasi waktu untuk
melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi, yang dimaksud dengan
pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca adalah pembelajaran bahasa Indonesia
yang dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.

B. Tujuan Pembelajaran Membaca di Kelas Rendah

Tujuan pembelajaran membaca di SD kelas rendah adalah untuk membina kemampuan


mengasosiasikan huruf dengan bunyi (pengenalan bentuk huruf) dan membina membaca kata-kata dan
kalimat sederhana (pengenalan unsur linguistik). Selain itu, pembelajaran membaca di SD kelas
rendah ditekankan pada membaca dengan pemahaman.

I Gusti Ngurah Oka (1983) mengemukakan macam-macam pengajaran membaca sebagai berikut:

a. Pengajaran membaca permulaan bertujuan membinakan dasar mekanisme membaca, seperti


kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya.

b. Pengajaran membaca nyaring merupakan lanjutan dari tingkatan membaca permulaan.

c. Pengajaran Membaca Dalam Hati bertujuan membina siswa agar mampu membaca dalam hati,
tanpa suara.

d. Pengajaran membaca pemahaman hampir tidak berbeda dengan pengajaran membaca dalam hati
dalam praktiknya.

e. Pengajaran Membaca Bahasa pada dasarnya merupakan alat dari pengajaran bahasa. Guru
memanfaatkannya untuk membina kemampuan bahasa siswa.

f. Pengajaran membaca teknik.


C. Tujuan Pembelajaran Membaca di Kelas Tinggi

Tujuan pembelajaran membaca di kelas tinggi adalah untuk melatih siswa dalam keterampilan yang
bersifat pemahaman (comprehension skill) yang mencakup memahami pengertian sederhana (leksikal,
gramatikal, retorikal), memahami signifikansi tau makna, evaluasi atau penilaian (isi, bentuk), dan
kecepatan membaca yang fleksibel, yang mudah disesuaikan dengan keadaan.

Macam metode/teknik pembelajaran membaca adalah metode Abjad, metode Bunyi, metode Suku
Kata, metode Kata, metode Kalimat dan metode SAS.

KEGIATAN BELAJAR 2 : Materi, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia

dengan Fokus Membaca

A. Materi, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Membaca

Materi merupakan bahan pembelajaran yang berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan guru atau untuk mengembangkan kompetensi dasar yang telah ditetapkan dalam
kurikulum sehingga guru tinggal mengembangkannya. Kerangka kurikulum 2004 terdiri atas lima
komponen utama yaitu Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, Hasil Belajar, Indikator, dan Materi
Pokok.

Setelah menentukan materi pembelajaran untuk keterampilan membaca, selanjutnya kita menentukan
metode dan teknik pembelajarannya. Pada umumnya metode dan teknik dipakai dalam pengertian
yang sama yaitu ‘cara menyampaikan pelajaran’. Sebenarnya pengertian metode pembelajaran dan
teknik pembelajaran tidak sama. Metode mengacu pada suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan
yang telah ditetapkan, yang meliputi pemilihan bahan, urutan bahan, penyajian bahan dan
pengulangan bahan. Sedangkan teknik mengandung makna upaya guru, usaha-usaha guru atau cara-
cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam
kelas saat itu.

Macam metode/teknik pembelajaran membaca adalah, seperti berikut ini:

1. Metode Abjad/Alfabet

2. Metode Bunyi

3. Metode Suku Kata

4. Metode Kata

5. Metode kalimat

6. Metode SAS
B. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Membaca di Kelas Rendah

Sebelum mengajar di depan kelas, guru membuat persiapan tertulis. Sebelum diberlakukannya
Kurikulum 2004, persiapan tertulis itu disebut Model Satuan Pelajaran yang disingkat MSP. MSP ini
disusun untuk beberapa kali pertemuan. Persiapan mengajar untuk satu kali pertemuan yang diambil
dari MSP ini disebut Rencana Pengajaran yang disingkat RP. MSP disusun berdasarkan GBPP yang
dalam kurikulum 2004 disebut silabus.

C. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Membaca di Kelas Tinggi

Pada dasarnya, model pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca di kelas tinggi sama
dengan model pembelajaran di kelas rendah. Yang berbeda hanya kompetensi yang ingin
dikembangkan yang menyangkut pula materi pembelajarannya. MSP disusun dengan format identitas
mata pelajaran, kompetensi dasar, dan bagian yang harus dikembangkan guru.

Anda mungkin juga menyukai