OLEH:
SALMIA R
NIM : 859550023
Kegiatan Belajar 1
FOKUS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis beras terdiri atas tiga
komponen, yaitu, (1) kebahasaan, (2) kemampuan berbahasa dan (3) kesastraan.
Komponen kebahasaan terdiri atas dua aspek, yaitu (1) struktur kebahasaan yang
meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, kewacanaan, dan (2) kosakata.
Kemampuan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu (1) kemampuan
mendengar/menyimak, (2) kemampuan membaca (kedua kemampuan ini bersifat
reseptif), (3) kemampuan berbicara dan (4) kemampuan menulis ( kedua kemampuan
terkahir ini bersifat produktif). Dalam praktik komunikasi yang nyata keempat
keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan merupakan perpaduan dari
keempatnya.
Jadi dalam berkomunikasi keempat keterampilan itu saling bergantian
kehadirannya, tidak mungkin hadir satu keterampilan saja. Dalam belajar Bahasa di
kelas, kenyataan kegiatan berkomunikasi harus diperhatikan. Tidak mungkin di dalam
kelas guru hanya melatih pengembangan kompetensi berbicara saja tanpa diikuti
keterampilan berbahasa yang lainnya, begitu seterusnya. Hanya saja karena materi
pembelajaran Bahasa meliputi beberapa aspek, maka dalam pembelajaran Bahasa ada
pemfokusan dari aspek-aspek tersebut. Dengan demikian ada pembelajaran Bahasa
dengan fokus keterampilan berbahasa, pembelajaran Bahasa dengan fokus sastra.
Dalam pembelajaran dengan fokus berbahasa dapat difokuskan lagi menjadi empat
kegiatan yaitu pada kegiatan: Mendengarkan, Berbicara, Membaca, dan Menulis.
Yang dimaksud dengan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan
berbahasa adalah pembelajaran Bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan
salah satu kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dalam
pemilihan isi pembelajaran hendaknya memperhatikan kriteria keterpaduan butir-butir
pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi komunikatif yang secara nyata ada dalam
komunikasi. Misalnya tentang proses menulis dan membaca/mendengarkan dengan
fokus menulis pertama kali siswa diberi bacaan/simakan (sastra/non sastra) yang
memuat sejumlah atau informasi sebagai bahan untuk menulis. Dalam menulis atau
mengarang ini diperlukan penugasan siswa akan aspek kebahasaan misalnya, tentang
ejaan, bentukan kata, penggabungan kalimat, dan sebagainya.
Oleh karena itu keterampilan berbahasa ada empat, maka guru dapat memfokuskan
pembelajarannya pada salah satu keterampilan yaitu mendengarkan, berbicara, menulis,
atau membaca. Adapu salah satu alternatif contoh model pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan salah satu fokus keterampilan berbahasa untuk SD kelas rendah
maupun SD kelas tinggi yang akan dipelajari pada bahasan berikutnya.
Jika pembelajaran Bahasa Indonesia difokuskan pada pengembangan kompetensi
dasar mendengarkan, langkah-langkah pembelajarannya yang difokuskan, misalnya
pada pengembangan kompetensi dasar menulis. Jika difokuskan pada pengembangan
kompetensi dasar mendengarkan maka porsi alokasi waktu untuk latihan mendengarkan
lebih banyak daripada untuk keterampilan lainnya.
Kegiatan Belajar 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Setiap pembelajaran keterampilan memiliki ciri-ciri tersendiri yang harus dikuasai guru.
Sebagai guru yang profesional, dituntut untuk mengetahui masing-masing ciri (karakter)
setiap pembelajaran keterampilan berbahasa (kompetensi dasar berbahasa), kompetensi dasar
kebahasaan dan juga sastra. Hal yang tak kalah penting bagi guru bahasa adalah : (1)
memahami betul karakteristik pembelajaran untuk masing-masing kompetensi; (2)
memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat; (3) menafsirkan secara kritis dan kreatif isi
kurikulum; (4) memahami masing-masing kompetensi dalam pembelajaran BI di SD.
Pembelajaran mendengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran pertama yang dapat
dilakukan guru pada pertemuan pertama baik kelas rendah maupun kelas tinggi.
Pembelajaran mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui daya simak
siswa, daya apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar mengungkapkan
pengetahuan, kemampuan dan keberanian siswa dalam berbicara. Kedua keterampilan
berbahasa, yakni mendengarkan dan berbicara merupakan kegiatan yang resiprokal, artinya,
kegiatan tersebut saling mengisi. Adanya kegiatan berbicara jika ada yang mendengarkan dan
sebaliknya.
Pembelajaran membaca pada kelas rendah bertujuan untuk mengenalkan huruf, kata,
kalimat sederhana pada anak. Sistem pembelajarannya dikenal dengan istilah membaca awal
(membaca permulaaan), sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak memahami apa
yang dibaca (membaca pemahaman).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode
dan teknik. Untuk membaca di kelas rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat
dilakukan dengan metode langsung, metode eklektik, ataupun metode linguistik. Sedangkan
untuk pembelajaran membaca pemahaman dapat menggunakan (1) teknik membaca sekilas
(skimming), (2) teknik membaca memindai (scanning); dan (3) Teknik SQ3R.
Pembelajaran menulis merupakan yang sering dinilai banyak orang belum berhasil.
Untuk membuat seorang terampil menulis harus dimulai sejak dini. Agar memiliki
keterampilan menulis, seseorang dituntut : 1) memiliki kemampuan mendengarkan (daya
simak) yang tinggi; 2) gemar membaca; 3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak
dan dibaca; dan 4) menguasai kaidah penulisan. Pembelajaran menulis pada kelas rendah
(menulis permulaan) yang perlu ditanamkan pada siswa adalah 1) penguasaan tulisan (huruf);
2) penulisan kata; 3) penulisan kalimat sederhana; 4) kaidah penulisan, sedangkan pada kelas
tinggi pembelajaran menulis menuntut anak untuk 1) menguasai teknik menulis, 2)
menuangkan ide ke dalam tulisan; 3) mengembangkan ide yang dimilikinya; 4) mampu
memilih kata, kalimat dan gaya dalam menulis.
Menulis itu sendiri merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan
secara bertahap, yaitu perencanaan menulis (prapenulis), penulisan, dan revisi (Mc.Crimmon,
1984:10 Akhadiah dkk., 1999:3-5).
Pembelajaran sastra di SD/MI lebih pada menikmati karya sastra. Teori-teori sastra
diajarkan dengan presentasi yang sangat kecil, tentu saja semakin tinggi jenjang
pendidikan siswa, teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan siswa
tentang sastra. Karena dengan mempelajari sastra dapat diperoleh hiburan, pendidikan,
pengetahuan, teknologi, dan ragam budaya.
Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra, yang
dibacakan anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan pada kesempatan yang
tepat dapat merupakan wahana bagi yang mereka mempelajari dunia sekitarnya.
Dengan membaca sastra anak akan memperoleh nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya. Karya sastra dapat menolong anak-anak memahami dunia
mereka,membentuk sikap positif, dan menyadari hubungan yang manusiawi.
MODUL 8
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
Kegiatan Belajar 1:
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS
MEMBACA
Pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan
materi, metode, dan teknik pembelajaran. Jika di fokuskan untuk menulis maka alokasi
waktu untuk melatih menulis lebih banyak dari keterampilan lainnya. Jadi, yang
dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus membaca adalah
pembelajaran bahasa Indonesia yang dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.
Kegiatan Belajar 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA