Anda di halaman 1dari 9

RESUME MODUL 7 DAN 8

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD


(PDGK4204)

OLEH:
SALMIA R
NIM : 859550023

JURUSAN PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU KEPENDIDIKAN
UNIVERSITAS TERBUKA
2023
MODUL 7
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SD/MI

Kegiatan Belajar 1
FOKUS PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA

A. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Keterampilan Berbahasa

Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis beras terdiri atas tiga
komponen, yaitu, (1) kebahasaan, (2) kemampuan berbahasa dan (3) kesastraan.
Komponen kebahasaan terdiri atas dua aspek, yaitu (1) struktur kebahasaan yang
meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, kewacanaan, dan (2) kosakata.
Kemampuan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu (1) kemampuan
mendengar/menyimak, (2) kemampuan membaca (kedua kemampuan ini bersifat
reseptif), (3) kemampuan berbicara dan (4) kemampuan menulis ( kedua kemampuan
terkahir ini bersifat produktif). Dalam praktik komunikasi yang nyata keempat
keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri melainkan merupakan perpaduan dari
keempatnya.
Jadi dalam berkomunikasi keempat keterampilan itu saling bergantian
kehadirannya, tidak mungkin hadir satu keterampilan saja. Dalam belajar Bahasa di
kelas, kenyataan kegiatan berkomunikasi harus diperhatikan. Tidak mungkin di dalam
kelas guru hanya melatih pengembangan kompetensi berbicara saja tanpa diikuti
keterampilan berbahasa yang lainnya, begitu seterusnya. Hanya saja karena materi
pembelajaran Bahasa meliputi beberapa aspek, maka dalam pembelajaran Bahasa ada
pemfokusan dari aspek-aspek tersebut. Dengan demikian ada pembelajaran Bahasa
dengan fokus keterampilan berbahasa, pembelajaran Bahasa dengan fokus sastra.
Dalam pembelajaran dengan fokus berbahasa dapat difokuskan lagi menjadi empat
kegiatan yaitu pada kegiatan: Mendengarkan, Berbicara, Membaca, dan Menulis.
Yang dimaksud dengan pembelajaran Bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan
berbahasa adalah pembelajaran Bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan
salah satu kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dalam
pemilihan isi pembelajaran hendaknya memperhatikan kriteria keterpaduan butir-butir
pembelajaran yang sesuai dengan kompetensi komunikatif yang secara nyata ada dalam
komunikasi. Misalnya tentang proses menulis dan membaca/mendengarkan dengan
fokus menulis pertama kali siswa diberi bacaan/simakan (sastra/non sastra) yang
memuat sejumlah atau informasi sebagai bahan untuk menulis. Dalam menulis atau
mengarang ini diperlukan penugasan siswa akan aspek kebahasaan misalnya, tentang
ejaan, bentukan kata, penggabungan kalimat, dan sebagainya.
Oleh karena itu keterampilan berbahasa ada empat, maka guru dapat memfokuskan
pembelajarannya pada salah satu keterampilan yaitu mendengarkan, berbicara, menulis,
atau membaca. Adapu salah satu alternatif contoh model pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan salah satu fokus keterampilan berbahasa untuk SD kelas rendah
maupun SD kelas tinggi yang akan dipelajari pada bahasan berikutnya.
Jika pembelajaran Bahasa Indonesia difokuskan pada pengembangan kompetensi
dasar mendengarkan, langkah-langkah pembelajarannya yang difokuskan, misalnya
pada pengembangan kompetensi dasar menulis. Jika difokuskan pada pengembangan
kompetensi dasar mendengarkan maka porsi alokasi waktu untuk latihan mendengarkan
lebih banyak daripada untuk keterampilan lainnya.

B. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra


Dalam kurikulum2004 pembelajaran sastra tidak berdiri sendiri tetapi dipadukan
dengan kompetensi dasar yang lain yaitu keterampilan berbahasa dan kebahasaan.
Misalnya dalam kurikulum 2004 yang berhubungan dengan pembelajaran sastra di SD
kelas rendah adalah:
1. Mendengarkan dongeng
2. Mendeklamasikan puisi atau syair lagu dan memerankan tokoh dongeng dalam
kegiatan berbicara
3. Membaca penggalan cerita dll, Sedangkan untuk SD kelas tinggi ,misalnya
1) Mendengarkan pembacaan teks drama
2) Memerankan drama pendek
3) Membaca cerita rakyat
4) Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa dan lain-lain.
Pada saat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra, oleh karena itu
teori sastra perlu diajarkan dengan persentase yang sangat kecil, dan tentu saja
semakin tinggi jenjang pendidikan siswa teori sastra perlu diajarkan untuk
mengapresiasi karya sastra. Dengan demikian pembelajaran dengan fokus sastra
berarti dalam langkah-langkah pembelajarannya semua kegiatan belajar-mengajar
difokuskan untuk mengapresiasi sastra lewat pembacaan puisi, mendengarkan cerita
rakyat atau yang lainnya.

C. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Berbagai Fokus


Pembelajaran Bahasa Indonesia dapat difokuskan pada salah satu aspek yaitu
kebahasaan, keterampilan berbahasa, atau sastra. Dengan demikian guru harus pandai-
pandai membuat atau menyusun perencanaan pembelajaran Bahasa indonesiayang
menyangkut penataan materi,pemilihanstrategi, penetapan alat pelajaran, dan teknik
evaluasinya.
Adapun tujuan dan manfaat pembelajaran Bahasa Indonesia dengan berbagai
fokus tersebut adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang
ditekankan, misalnya yang ditekankan adalah kompetensi dasar mendengarkan maka
porsi untuk pembelajaran mendengarkan lebih banyak daripada yang lain, jika
pembelajarannya ditekankan atau difokuskan pada sastra maka tujuannya
adalahmeningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi sastra.
Kalau dilihat dari segi guru pembelajaran Bahasa Indonesia dengan berbagai
fokus ini bertujuan untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan
pembelajaran di kelas, misalnya jika di dalam pembelajaran Bahasa di kelas 1 SD si
pembelajar harus dapat melakukan sesuatu yang sesuai dengan perintah guru misalkan
duduk, berdiri, membuka buku, mendengarkan baik-baik, dan lain-lain. Maka guru
dapat merancang bagaimana pembelajarannya di dalam kelas.

Kegiatan Belajar 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA
Setiap pembelajaran keterampilan memiliki ciri-ciri tersendiri yang harus dikuasai guru.
Sebagai guru yang profesional, dituntut untuk mengetahui masing-masing ciri (karakter)
setiap pembelajaran keterampilan berbahasa (kompetensi dasar berbahasa), kompetensi dasar
kebahasaan dan juga sastra. Hal yang tak kalah penting bagi guru bahasa adalah : (1)
memahami betul karakteristik pembelajaran untuk masing-masing kompetensi; (2)
memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat; (3) menafsirkan secara kritis dan kreatif isi
kurikulum; (4) memahami masing-masing kompetensi dalam pembelajaran BI di SD.
Pembelajaran mendengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran pertama yang dapat
dilakukan guru pada pertemuan pertama baik kelas rendah maupun kelas tinggi.
Pembelajaran mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui daya simak
siswa, daya apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar mengungkapkan
pengetahuan, kemampuan dan keberanian siswa dalam berbicara. Kedua keterampilan
berbahasa, yakni mendengarkan dan berbicara merupakan kegiatan yang resiprokal, artinya,
kegiatan tersebut saling mengisi. Adanya kegiatan berbicara jika ada yang mendengarkan dan
sebaliknya.
Pembelajaran membaca pada kelas rendah bertujuan untuk mengenalkan huruf, kata,
kalimat sederhana pada anak. Sistem pembelajarannya dikenal dengan istilah membaca awal
(membaca permulaaan), sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak memahami apa
yang dibaca (membaca pemahaman).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode
dan teknik. Untuk membaca di kelas rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat
dilakukan dengan metode langsung, metode eklektik, ataupun metode linguistik. Sedangkan
untuk pembelajaran membaca pemahaman dapat menggunakan (1) teknik membaca sekilas
(skimming), (2) teknik membaca memindai (scanning); dan (3) Teknik SQ3R.
Pembelajaran menulis merupakan yang sering dinilai banyak orang belum berhasil.
Untuk membuat seorang terampil menulis harus dimulai sejak dini. Agar memiliki
keterampilan menulis, seseorang dituntut : 1) memiliki kemampuan mendengarkan (daya
simak) yang tinggi; 2) gemar membaca; 3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak
dan dibaca; dan 4) menguasai kaidah penulisan. Pembelajaran menulis pada kelas rendah
(menulis permulaan) yang perlu ditanamkan pada siswa adalah 1) penguasaan tulisan (huruf);
2) penulisan kata; 3) penulisan kalimat sederhana; 4) kaidah penulisan, sedangkan pada kelas
tinggi pembelajaran menulis menuntut anak untuk 1) menguasai teknik menulis, 2)
menuangkan ide ke dalam tulisan; 3) mengembangkan ide yang dimilikinya; 4) mampu
memilih kata, kalimat dan gaya dalam menulis.
Menulis itu sendiri merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan
secara bertahap, yaitu perencanaan menulis (prapenulis), penulisan, dan revisi (Mc.Crimmon,
1984:10 Akhadiah dkk., 1999:3-5).

A. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Fokus Keterampilan Berbahasa


Model pembelajaran BI dengan fokus keterampilan berbahasa bukan berarti hanya
mengajarkan salah satu jenis keterampilan berbahasa saja, akan tetapi keterampilan
yang menjadi fokus mendapat penekanan bahkan mendapatkan porsi waktu yang lebih
dari keterampilan lain yang tidak menjadi fokus. Setiap keterampilan berbahasa yang
menjadi fokus merupakan kegiatan pembelajaran yang utama karena pembelajaran
berangkat, tertuju, dan berakhir pada keterampilan yang menjadi fokus pembelajaran.
Di samping pembelajaran difokuskan pada keterampilan berbahasa tertentu dan
divariasikan dengan keterampilan yang lain, didalamnya juga terjadi pembelajaran
kompetensi dasar kebahasaan.
1. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Mendengarkan (Menyimak)
2. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Berbicara
3. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Membaca
4. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Menulis

B. Model Pembelajaran Bahasa Dengan Fokus Sastra

Pembelajaran sastra di SD/MI lebih pada menikmati karya sastra. Teori-teori sastra
diajarkan dengan presentasi yang sangat kecil, tentu saja semakin tinggi jenjang
pendidikan siswa, teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan siswa
tentang sastra. Karena dengan mempelajari sastra dapat diperoleh hiburan, pendidikan,
pengetahuan, teknologi, dan ragam budaya.
Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra, yang
dibacakan anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan pada kesempatan yang
tepat dapat merupakan wahana bagi yang mereka mempelajari dunia sekitarnya.
Dengan membaca sastra anak akan memperoleh nilai-nilai yang terkandung di
dalamnya. Karya sastra dapat menolong anak-anak memahami dunia
mereka,membentuk sikap positif, dan menyadari hubungan yang manusiawi.
MODUL 8
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA

Kegiatan Belajar 1:
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS
MEMBACA
Pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut pemilihan
materi, metode, dan teknik pembelajaran. Jika di fokuskan untuk menulis maka alokasi
waktu untuk melatih menulis lebih banyak dari keterampilan lainnya. Jadi, yang
dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus membaca adalah
pembelajaran bahasa Indonesia yang dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS RENDAH


Adapun tujuan membaca di SD kelas rendah dapat ditentukan atau dicari guru
melalui pemahaman kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra Indonesia yang tertera
dalam peta kompetensi pembelajaran bahasa Indonesia.
Macam-macam pengajaran membaca yang dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka
(1983), seperti berikut ini:
a. Pengajaran membaca permulaan: Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme
membaca, seperti kemampuan mengasosiasikan huruf dengan mekanisme membaca,
seperti kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang
diwakilinya.
b. Pengajaran membaca nyaring: Lanjutan dari tingkatan membaca permulaan.
c. Pengajaran Membaca Dalam Hati: Membina siswa agar mampu membaca dalam
hati, tanpa suara.
d. Pengajaran membaca pemahaman: Dalam praktiknya, pengajaran membaca
pemahaman hampir tidak berbeda dengan pengajaran membaca dalam hati.
e. Pengajaran Membaca Bahasa: Pengajaran membaca ini pada dasarnya merupakan
alat dari pengajaran bahasa. Guru memanfaatkannya untuk membina kemampuan
bahasa siswa.
f. Pengajaran membaca teknik
Dari pendapat I Gustu Ngurah Oka di atas dapat disimpulkan bahwa secara teoritis
tujuan membaca di SD kelas rendah adalah untuk membina kemampuan siswa dalam
hal-hal berikut:
1. Mekanisme membaca
2. Membina gerak mata membaca dari kiri kekanan
3. Membaca kata kata dan kalimat kalimat pendek
4. Tujuan pembelajaran membaca di kelas tinggi

C. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS TINGGI


Tujuan membaca di kelas dikelas tinggi merupakan lanjutan dari membaca
dikelas rendah yang biasanya disebut membaca lanjut yang penekanannya pada
pemahaman.
Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan
dalam bersifat pemahaman yag mencakup aspek-aspek berikut ini:
1. Memahami pengertian sederhana (leksikal, grametikal, retorikal)
2. Memahami signifikansi atau makna antara lain maksud dan tujuan pengarang
relevansi atau keadaan kebudayaan .
3. Evaluasi atau penilaian (isi atau bentuk)
4. Kecepatan membaca yang fleksibel , yang mudah disesuaikan dengan keadaan

Kegiatan Belajar 2
MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA

A. MATERI, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


DENGAN FOKUS MEMBACA

Materi merupakan bahan pembelajaran yang berfungsi sarana untuk mencapai


tujuan yang telah ditetapkan guru atau untuk mengembangkan kompetensi dasar yang
telah ditetapkan dalam kurikulum sehingga guru tinggal mengembangkannya. Kerangka
kurikulum 2004 terdiri atas lima komponen utama yaitu (1) Standar Kompetensi (2)
Kompetensi Dasar (3) Hasil Belajar (4) Indikator, dan (5) Materi Pokok.
Setelah kita tentukan materi pembelajaran untuk keterampilan membaca,
selanjutnya kita menentukan metode dan teknik pembelajarannya. Pada umumnya
metode dan teknik dipakai dalam pengertian yang sama yaitu ‘cara menyampaikan
pelajaran’. Sebenarnya pengertian metode pembelajaran dan teknik pembelajaran tidak
sama. Metode mengacu pada suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang telah
ditetapkan, yang meliputi (a) pemilihan bahan (b) urutan bahan, (c) penyajian bahan dan
(d) pengulangan bahan, sedangkan teknik mengandung makna upaya guru, usaha-usaha
guru, atau cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam
pelaksanaan pembelajaran didalam kelas saat itu.
Macam metode/teknik pembelajaran membaca adalah, seperti berikut ini:
1. Metode Abjad / Alfabet
2. Metode Bunyi
3. Metode Suku Kata
4. Metode Kata
5. Metode kalimat
6. Metode SAS

B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS


MEMBACA DI KELAS RENDAH

Sebelum mengajar di depan kelas tentunya guru membuat persiapan tertulis.


Sebelum diberlakukannya Kurikulum 2004, persiapan tertulis itu disebut Model Satuan
Pelajaran yang disingkat MSP. MSP ini disusun untuk beberapa kali pertemuan.
Persiapan mengajar untuk satu kali pertemuan yang di ambil dari MSP ini disebut
Rencana Pengajaran yang disingkat RP. MSP disusun berdasarkan GBPP yang dalam
kurikulum 2004 disebut silabus.

C. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS


MEMBACA DI KELAS TINGGI

Pada hakikatnya model pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus membaca


dikelas tinggi sama dengan model pembelajaran di kelas rendah, yang berbeda hanya
kompetensiyang ingin dikembangkan yang menyangkut pula mataeri pembelajarannya.

Anda mungkin juga menyukai