Anda di halaman 1dari 32

Kelompok 4

1. Nuning Za’infin (858693706)


2. Faiqotul Himmah (858693698)
3. M. Fatihul mubarok (858694066)
4. Fulanna Widiyawati (858693817)
5. Siti Machmurotun C (858694596)
MODUL

07
PEMBLAJARAN
BAHASA
INDONESIA DI
SD/MI
KB 1. Fokus Pembelajaran Bahasa Indonesia
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus
Keterampilan Berbahasa
Bahasa Indonsia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas 3 komponen
yaitu :

Kebahasaan Kemampuan berbahasa Kesasatraan


• Struktur kebahasaan • Kemampuan • Dalam peembelajaran
yang meliputi fonologi, mendengarkan/menyim bahasa ada
morfologi, sintaksis, ak pemfokusan dari aspek
semantik, dan • Kemampuan membaca – aspe tersebut,
kewacanaan (bersifat reseptif) dengan demikian ada
• kosakata • Kemampuan berbicara pembelajaran bahasa
• Kemampuan menulis yang fokus
(bersifat produktif) keterampilan bahasa
ada pula yang
pembelajaran bahasa
dengan fokus sastra
4 KETERAMPILAN BERBAHASA

Mendengar membaca Berbicara Menulis

Dalam pratik komunkasi yang nyata keempat keterampilan berbahasa tersebut tidak berdiri
sendiri melainkan merupakan keeterpaduan dari keempatnya. Kegitan di dalam kelas pun keempat
keterampilan berbahasa tersbut tidak dapat dipisah pisahkan seperti :
• Ketika siswa mendengarkan guru (ada kgiatan mendengar dan kegiatan berbicara guru)
• Kemudian siswa mencatat hal yang dianggap penting (kegiatan menulis)
• Siswa bertanya tentang hal yang belum di pahami (terdapat kegiatan berbicara)
• Kemudian guru menjawab (ada kegiatan mendengarkan)
Jadi, dalam berkomuniasi keempat keterampilan itu saling bergantian kehadirannya.

Dalam pembelajaran dengan fokus berbahasa juga difokuskan pada empat kegiatan yaitu
mendengar, membaca, berbicara atau menulis. Yang dimaksud dengan pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan fokus keterampilan berbahasa adalah pembelajaran Bahasa Indonesia yang
ditekankan pada pengembangan salah satu kompetensi dasar dan keempat keterampilan
berbahasa yang ada. Maka, dalam langkah-langkah pembelajaran semua kegiatan belajar
mengajar berfokus pada salah satu keterampulan berberhasa yang telah ditetapka. Contohnya
jika pembelajaran Bahasa Indonesia difokuskan pada pengembangan kopetensi dasar
mendengarkan maka posi alokasi waktu untuk latihan mendengarkan lebih banyak daripada
keterampilan lainnya.
B. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
Fokus Sastra
Pada kurikulum 2004 pembelajaran sastra tidak berdiri sendiri, tetapi dipadukan dengan
kompetensi dasar lainnya yaitu keterampilan berbahasa dan kebahasaan. Seperti
sebagai berikut :
• Mendengarkan dongeng
Pembelajaran sastra • Mendeklamasikan puisi atau syair lagu dan memerankan
di SD kelas rendah tokoh dongeng dalam pembelajaran bicara
• Membaca penggalan cerita dan lain-lain
• Mendengarkan pembacaan teks drama
Pembelajaran sastra • Memerankan drama pendek tanpa teks
di SD kelas Tinggi • Membaca cerita rakyat
• Mengbah puisi ke dalam bentuk prosa.

Saat ini pembelajaran sastra ditekankan pada aprsiasi sastra. Teori-teori itu perlu
diajarkan sebagai bekal pengetahuan untuk mengapresiasi karya sastra. Pembelajaran
Bahasa Indonesia dengan fokus sastra berarti dalam langkah-langkah pebelajarannya
kegiatan belajar-mengajar difokuskan untuk mengapresiasi sastra apa lewat pembacaan
puisi, mendengarkan cerita rakyat atau lainnya.
C. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan Berbagai Fokus
Tujuan dan manfaat pembelajaran Bahasa Indonesia dengan berbagai fokus siswa tersebut adalah agar siswa
dapat mengembangkan kompetensi mana yang ditekankan, misal yang ditekankan potensi dasar mendengar
maka porsi untuk mendengarkan lebih banyak daripada keterampilan yang lain, jika pembelajarannya
difokuskan pada sastra maka tujuannya adalah meningkatkan kemampuan siswa dalam mengapresiasi sastra.

Jika dilihat dari segi guru, pembelajaran Bahasa Indonesia dengan berbagai fokus ini bertuuan memeudahkan
guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di kelas. Contohnya pada pembelajaran Bahasa Indonesia di
kelas 1 SD, pembelajaran harus dapat melakukan sesuatu sesuai dengan perintah guru , misal duduk,berdiri,
membuka buku, mendengarkan baik-baik, dan lainnya maka guru harus dapat merancang bagaimana
pembelajarannya di dalam kelas.
KB 2. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia
Pada saat menentukan komponen rencana pembelajaran. Guru selalu
memikirkan bahwa komponen yang dipilih dan ditetapkan bukan
Langkah awal: menyusun
untuk pengembangan salah satu kompetensi dasar melainkan juga
renacan pembelajaran
keempat kompetensi dasar, unsur kebahasaan serta sastra oleh
karena itu langkah-langkah penyusunan dalam RPP perlu diperhatikan
Memperhatikan bagaimana
dan dilaksanakan dengan berpegang pada prinsip keutuhan,
cara memadukan empat
keterpaduan, kesimbungan dan kealamiahan (Suyono. 1994:114).
keterampilan berbahasa
dengan kompetensi dasar
kebahasaan dan sastra.
Peran guru dalam mengajar BI di SD/MI yakni (1) memahami betul
karakteristik pembelajaran untuk masing-masing kompetensi (2)
Melalui dua cara yakni
memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat (3) memahami dan
keterpaduan dengan focus
menafsirkan secara kreatif dan kritis isi kurikulum (4) memahami
keterampilan tertentu dan
masing-masing kompetensi dalam pemebalajaran BI di SD/MI.
keterampilan tanpa fokus
Pembelajaran mendengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran
pertama yang dapat dilakukan oleh guru dikelas rendah maupun
dikelas tinggi.
Tujuan pembelajaran membaca
a. Pada kelas rendah yaitu: untuk mengenalkan huruf, kata
Tujuan Pembelajaran dan kalimat sederhana pada anak (membaca
mendengarkan dikelas awal/membaca permulaan)
rendah, yaitu: b. Pada kelas tinggi, yaitu: agar anak memahami apa yang
dibaca (membaca pemahaman)
1. Mengetahui daya simak
siswa
2. Daya apresiasi siswa
terhadap bunyi
3. Dasar mengungkapkan Metode/Teknik membaca dibagi dua, yaitu
pengetahuan, a. Pada kelas rendah (membaca) menggunakan metode
kemampuan dan SAS, metode Global, metode permainan, dll.
keberanian siswa b. Pada kelas tinggi (membaca pemahaman) yaitu
berbicara menggunakan metode membaca nyaring, membaca
ekstensif, membaca intensif, membaca skimming,
membaca scanning, Teknik SQ3R, dll.
Pembelajaran menulis merupakan pembelajaran yang dilakukan secara
bertahap yaitu perencanaan menulis, penulisan dan revisi (McCrimmon,
1984:10; Akhadiyah dkk., 1999:3-5). Keterampilan menulis harus dimulai
sejak dini. Agar memiliki keterampilan menulis, seseorang dituntut untuk:
1. Memiliki kemampuan mendengarkan yang tinggi
2. Gemar membaca
3. Kemampuan mengungkapkan apa yang disimak dan dibaca
4. Menguasai kaidah penulisan

Pada kelas rendah (menulis permulaan), Pada kelas tinggi, yaitu:


yaitu: 1. Menguasai Teknik menulis
1. Penguasaan tulisan (huruf) 2. Menuangkan ide ke dalam tulisan
2. Penulisan kata 3. Mengembangkan ide yang dimilikinya
3. Penulisan kalimat sederhana 4. Mampu memilih kata, kalimat dan gaya
4. Kaidah penulisan dalam menulis
Metode/Teknik
pembelajaran menulis
dikelas tinggi
A. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan Fokus Keterampilan Berbahasa
1. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Mendegarkan (Menyimak)
Dalam menyusun rencana pembelajaran focus menyimak dikelas rendah dan tinggi perlu
diperhatikan adalah kompetensi dasar, hasil belajar yang diharapkan, materi, kompetensi
dasar kebahasaan, tema dan keterpaduan dalam pembelajaran.
Contoh pembelajaran menyimak di kelas rendah: siswa mampu mendengarkan dan
membedakan berbagai bunyi/suara serta bunyi Bahasa. Sedangkan dikelas tinggi: siswa
mampu mendengarkan cerita pengalaman teman.

2. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Berbicara


Pembelajaran BI dengan focus berbicara semua aktifitas pembelajaran berbicara berangkat,
tertuju dan berpulang pada keterampilan berbicara. Maka aktifitas pembelajaran didominasi
oleh keterampilan berbicara. Dalam proses pembelajaran, Coles (1995) menyatakan bahwa
berbahas lisan merupakan inti dan setiap kurikulum. Oleh sebab itu pembelajaran
hendaknya tidak menyebabkan siswa menjadi diam karena berbahasa lisan (berbicara)
merupakan katalisator untuk perubahan kognitif dan afektif serta merupakan perkembangan
berpikir kritis.
Contoh pembelajaran berbicara pada kelas rendah: siswa mampu memperkenalkan diri dan
pada kelas tinggi: siswa mampu menjelaskan petunjuk penggunaan suatu benda.
3. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Membaca
membaca merupakan suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Untuk dapat membaca
suatu bacaan, seseorang harus dapat menggunakan pengetahuan yang sudah dimilikinya.
Contoh pembelajaran membaca di kelas rendah: siswa mampu membaca nyaring sedangkan
dikelas tinggi: siswa mampu membaca dalam hati dengan menemukan persamaan dan perbedaan
antarteks yang bertema sama.

4. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Menulis


Menulis merupakan suatu cara mengkominukasikan pesan secara tertulis kepada pembaca untuk
tujuan tertentu (Troyka dalam Soesilo, 1995:11). Tujuan akhir menulis adalah agar siswa mampu
mengekspresikan dan menggeneralisasikan pengetahuan, pengalaman serta kemampuannya dalam
tulisan.
Contoh pembelajaran menulis di kelas rendah: siswa mampu menulis pengalamannya sendiri
dengan menggunakan kalimat sederhana sedangkan dikelas tinggi: siswa mampu menulis laporan
dengan melalui beberapa tahapan.
Jadi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan focus
keterampilan berbahasa merupakan pembelajaran Bahasa
Indonesia yang ditekankan pda pengembangan salah satu
kompetensi dasar dari keempat keterampilan berbahasa
yang ada.

Langkah-langkah pembelajaran bertumpu/focus pada


salah satu keterampilan berbahasa yang telah ditetapkan.

Perpaduan antara dua keterampilan berbahasa memakai


pendekatan integratif. Dimana memiliki tujuan khusus
pengajaran yang disajikan dalam komponen kebahasaan,
pemahaman dan penggunaan.
B. Model Pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan Fokus Sastra

Pembelajaran sastra di SD/MI berdasarkan kurikulum 2004 secara eksplisit tidak


berdiri sendiri, akan tetapi terintegrasi (terpadu dengan kompetensi dasar atau
keterampilan berbahasa dan kompetensi dasar kebahasaan).

Pembelajaran sastra di SD/MI lebih pada menikmati karya sastra

Sastra yang dibacakan anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan pada
kesempatan yang tepat dapat menjadikan wahana bagi mereka untuk mempelajari
dunia sekitarnya (Zuchdi, D. dan Budiasih, 1997:75).

Karya sastra dapat menolong anak-anak memahami dunia mereka, membentuk


sikap positif dan menyadari hubungan manusiawi (Sawyer dan Corner, 1991:1-5).
B. Model Pembelajaran Bahasa
Indonesia dengan Fokus Sastra
- Membaca dongen
Pembelajaran sastra di SD/MI - Mendeklamasikan puisi/syair lagu
kelas rendah dan memerankan tokoh dingen
dalam pembelajaran berbicara
- Membaca penggalan cerita, dll.
Kurikulum
2004

- Mendengarkan pembacaan teks


Pembelajaran sastra di SD/MI drama
kelas tinggi - Memerankan drama pendek tanpa
teks
- Membaca cerita rakyat
- Mengubah puisi ke dalam prosa
MODUL

08
PEMBLAJARAN
BAHASA INDONESIA
DENGAN FOKUS
MEMBACA
Kb 1 . PEMBELAJARAN BAHASA
INDONESIA DENGAN FOKUS
MEMBACA
A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN INDONESIA DENGAN
FOKUS MEMBACA.

Pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini


menyangkut pemilihan materi, metode, dan teknik
pembelajaran. Jika di fokuskan untuk menulis maka alokasi waktu
untuk melatih menulis lebih banyak dari keterampilan lainnya. Jadi,
yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus
membaca adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang dipusatkan
pada melatih keterampilan membaca.
B. TUJUAN PEMBELAJARAN
MEMBACA DI KELAS RENDAH
Adapun tujuan membaca di SD kelas rendah dapat ditentukan atau dicari
guru melalui pemahaman kompetensi mata pelajaran bahasa dan sastra
Indonesia yang tertera dalam peta kompetensi pembelajaran bahasa
Indonesia.

Macam-macam pengajaran membaca yang dikemukakan oleh I Gusti


Ngurah Oka (1983), seperti berikut ini:
a. Pengajaran membaca permulaan: Tujuannya adalah membinakan dasar
mekanisme membaca, seperti kemampuan mengasosiasikan huruf dengan
mekanisme membaca, seperti kemampuan mengasosiasikan huruf dengan bunyi-
bunyi bahasa yang diwakilinya.

b. Pengajaran membaca nyaring: Lanjutan dari tingkatan membaca permulaan.

c. Pengajaran Membaca Dalam Hati: Membina siswa agar mampu membaca


dalam hati, tanpa suara.

d. Pengajaran membaca pemahaman: Dalam praktiknya, pengajaran membaca


pemahaman hampir tidak berbeda dengan pengajaran membaca dalam hati.

e. Pengajaran Membaca Bahasa: Pengajaran membaca ini pada dasarnya


merupakan alat dari pengajaran bahasa. Guru memanfaatkannya untuk membina
kemampuan bahasa siswa.

f. Pengajaran membaca teknik


C. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI
KELAS TINGGI
Tujuan membaca di kelas dikelas tinggi merupakan lanjutan dari membaca dikelas rendah yang
biasanya disebut membaca lanjut yang penekanannya pada pemahaman.

Menurut Tarigan membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan dalam bersifat
pemahaman yag mencakup aspek-aspek berikut ini:

1. Memahami pengertian sederhana (leksikal, grametikal, retorikal)

2. Memahami signifikansi atau makna antara lain maksud dan tujuan pengarang relevansi
atau keadaan kebudayaan .

3. Evaluasi atau penilaian (isi atau bentuk)

4. Kecepatan membaca yang fleksibel , yang mudah disesuaikan dengan keadaan


Membaca dalam hati (silent reading) dibagi menjadi 2
yaitu (a) membaca ekstensif dan (b) membaca intensif.

membaca ekstentif mencakup (1) membaca survei (2) membaca sekilas, dan (3) membaca dangkal.
Sedangkan membaca intensif mengacakup a. membaca telaah yang terdiri dari (i)membaca teliti
(ii) membaca pemahaman, (iii) membaca kritis, (v) membaca ide.
Dan (2) membaca telaah yang terdiri dari (i) membaca Bahasa asing dan (ii) membaca astra.
KB 2 MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN
FOKUS MEMBACA

Pada KB 2 ini kita akan mempelajari tentang menentukan materi, metode dan teknik dalam
pembelajaran Bahasa Indonesia dengan focus membaca.
Materi merupakan bahan pembelajaran yang berfungsi sebagai sarana untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan guru atau untuk mengambangkan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan dalam kurikulum. Sehingga guru tinggal mengembangkan saja. Untuk lebih jelasnya
materi pembelajaran khusus membaca dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Setelah kita menentukan materi pembelajaran untuk keterampilan membaca,
selanjutnya kita menentukan teknik dan metode pembelajaran.
Metode pembelajaran merupakan suatu prosedur untuk mencapai tujuan yang
ditetapkan. Meliputi : pemilihan bahan, urutan bahan, penyajian bahan, dan
pengulangan bahan.
Sedangkan teknik pembelajaran merupakan upaya guru atau cara-cara yang
digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di
kelas pada saat itu.
Macam-macam metode pembelajaran membaca adalah sebagai berikut :
Metode abjad (alphabet)
Pembelajaran membaca permulaan dengan metode abjad dimulai dengan mengenalkan
huruf-huruf secara alphabetis. Huruf-huruf tersebut dihafalkan dan dilafalkan anak
sesuai dengan bunyinya menurut abjad.
• Metode eja (spelling method)
Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari mengeja huruf demi huruf.
• Metode suku kata (syllabic method)
Metode ini diawali dengan pengenalan suku kata seperti ba, bi bu, be, bo,
ca.ci,cu,ce,co, da,di,du,de,do, dan seterusnya. Kemudian suku – suku kata tersebut
dirangkaikan menjadi kata- kata yang bermakna.
• Metode kata (whole word method)
Dalam metodeini siswa diperkenalkan dengan kata-kata. Kemudian, kata-kata
tersebut diuraikan menjadi suku kata. Setelah itu suku kata tersebut dirangkai lagi menjadi
kata.
Contoh : ibu => i-bu => ibu
buku => bu-ku => buku
 Metode kalimat / global ( syntaxis method)
Metode global adalah cara belajar membaca kalimat secara
utuh. Metode global ini didasarkan pada pendekatan kalimat. Adapun
teknik penyajiannya sebagai berikut :
Metode SAS (structural, analytic, syntatic)
Dalam proses operasionalnya metode SAS mempunyai langkah langkah berlandaskan
operasional dengan urutan :
a. Struktural menampilkan keseluruhan, guru menampilkan sebuah kalimat pada anak
b. Analitik melakukan proses penguraian: anak diajak untuk megenal konsep kata dan mulai
menganalisis kalimat menjadi kata, kata menjadi suku kata dan suku kata menjadi huruf.
c. Sintetik melakukan penggabungan kembali kepada bentuk struktural semula, setelah kalimat
diuraikan dari huruf dirangkai menjadi suku kata, suku kata menjadi kata dan kata menjadi
kalimat semula.
Contoh :
B. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Fokus Membaca Di Kelas Rendah
Persiapan mengajar untuk satu kali pertemuan yang diambil dari MSP (Model Satuan
Pembelajaran) disebut dengan Rencana Pengajaran (RP). MSP disusun berdasarkan GBPP (Garis-
Garis Besar Program Pengajaran) yang dalam kurikulum 2004 disebut dengan silabus. Di dalam
kamus besar Bahasa Indonesia “ silabus” berarti ‘ikhtisar suatu pelajaran’, sedangkan dalam buku
acuan pengembangan kurikulum 2004 dijelaskan bahwa silabus merupakan seperangkat rencana
dan pelaksanaan pembelajaran beserta penilaiannya, dan pada lampiran diberi contoh silabus
(yang dimaksud adalah Rencana Pembelajaran) dengan format yang dapat dikembangkan oleh
guru yang disesuaikan dengan kebutuhan.
C. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Fokus Membaca Di Kelas Tinggi
Pada hakikatnya model pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca kelas tinggi sama
dengan model pembelajaran kelas rendah. Yang berbeda hanya kompetensi yang ingin
dikembangkan yang menyangkut pula materi pembelajarannya.
Terimakasih 

Anda mungkin juga menyukai