Anda di halaman 1dari 21

MODUL 7

PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA


di sd/mi

DI SUSUN OLEH:

1. UUN MAUNAN (857753522)


2. Sur’atur Riyah (857756005)
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA di SD/MI

KB 1 KB 2

Fokus Pembelajaran Model Pembbelajaran


Bahasa Indonesia Bahasa Indonesia
KB 1 Fokus Pembelajaran Bahasa Indonesia
A. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan fokus Keterampilan Berbahasa

Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas tiga
komponen yaitu : kebahasaan, kemampuan berbahasa dan kesastraan.
 Komponen kebahasaan terdiri dari dua aspek, yaitu : a) struktur kebahasaan yang
meliputi fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, kewacanaan, dan b) kosakata.
 Kemampuan berbahasa terdiri atas empat aspek, yaitu : a) kemampuan
mendengar/menyimak, b) kemampuan membaca, c) kemampuan berbicara, dan d)
kemampuan menulis.
Dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri
sendiri melainkan merupakan perpaduan dari keempatnya.
Contoh ilustrasi kegiatan berkomunikasi :
Resa : “Tut, apakah kamu sudah mengerjakan PR?” (kegiatan berbicara)
Tuti : “ sudah, mengapa?” (kegiatan mendengarkan dilanjutkan dengan kegiatan
berbicara)
Resa : “ Coba saya lihat, akan saya cocokkan dengan PR saya!” (kegiatan
berbicara)
Tuti : “ini!” (kegiatan berbicara)
Resa : “Wah, PR-ku ada yang salah, kalau begitu saya ganti” (kegiatan melihat,
membaca kemudian dilanjutkan menulis
B. Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Sastra

Di samping difokuskan pada ketrerampilan berbahasa, pembelajaran bahasa


Indonesia dapat pula difokuskan pada sastra. Dalam kurikulum 2004 pembelajaran
sastra tidak berdiri sendiri, tetapi diintegrasikan atau dipadukan dengan kompetensi
dasar yang lain, yaitu keterampilan berbahasa dan kebahasaan. Misalnya,
pembelajaran sastra di SD kelas rendah adalah mendengarkan dongeng,
mendeklamasikan puisi atau syair lagu dan memerankan dongeng dalam
pembelajaran berbicara, membaca penggalan cerita, dll. Sedangakan, untuk kelas
tinggi misalnya mendengarkan pembacaan teks drama, memerankan drama pendek
tanpa teks, membaca cerita rakyat, mengubah puisi ke dalam bentuk prosa,dll.
Adapun puisi yang dipakai sebagai bahan pembelajaran disesuaikan dengan tingkat
kelas siswa.
Ada 3 teori yang sangat relevan untuk menggali landasan filosofis dan
spikologis-pedagogis Pendidikan yaitu:
1. Teori kognitifisme, teori ini mencakup 3 proses mental yakni assimilation,
accommodation, dan aquilibration.
2. Teori historis-kultural (cultural historical theories), teori ini memusatkan
perhatian pada penggunaan symbol sebagai alat, dengan dasar
pemikiran bahwa menusia menentukan alat yang telah mengantarkan
kemajuan tinggi umat manusia.
3. Teori Humanistik
pendekatan humanistic memiliki karakteristik
a. Menjadikan peserta didik sendiri sebagai isi
b. Mengenal imajinasi peserta didik
c. memberikan perhatian khusus terhadap ekspresi non-verbal
d. menggunakan permainan, improvisasi, dan bermain peran sebagai
wahana simulasi perilaku yang dapat dikaji dan diubah
C. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Bahasa Indonesia
dengan Berbagai Fokus

1. Agar siswa dapat mengembangkan potensi mana yang ditekankan,


misalnya yang ditekankan adalah kompetensi dasar mendengarkan maka
porsi untuk pembelajaran mendengarkan lebih banyak daripada
keterampilan yang lain.

2. Memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di


kelas. Misalnya, jika dalam pembelajaran bahasa di kelas 1 SD si
pembelajar harus dapat melakukan sesuatu sesuai dengan perintah guru,
misalnya duduk, berdiri, membuka buku, mendengarkan baik-baik, dll.
KB 2 Model Pembelajaran Bahasa Indonesia

Salah satu tahap yang harus ditempuh guru sebelum


melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah menyusun rencana
pembelajaran. Dalam pembelajaran Bahasa Indonesia menurut kurikulum
2004 mata pelajaran BI, 4 keterampilan berbahasa, yaitu mendengarkan,
berbiacara, membaca dan menulis harus mendapatkan perhatian yang
seimbang dan dilaksanakan secara terpadu. Di samping itu, guru juga harus
memperhatikan bagaimana memadukan empat keterampilan tersebut
dengan kompetensi dasar kebahsaan dan sastra.
keterpaduan pembelajaran yang dimaksud dapat diwujudkan
dalam dua cara, yakni keterpaduan dengan fokus keterampilan tertentu
dan keterpaduan tanpa fokus yang berarti keempatnya diperlakukan secara
seimbang atau sama, tanpa adanya penekanan.
Keterpaduan dalam perencanaan pembelajaran akan tampak mulai dari
kompetensi dasar yang dijadikan fokus, hasil belajar yang diharapkan,
indikator, langkah-langkah pembelajaran, media/sumber belajar, serta
pemilihan dan penetapan penilaian. Langkah-langkah penyusunan
rencana pembelajaran perlu diperhatikan dan dilaksanakan dengan
berpegang pada prinsip keutuhan, keterpaduan, kesinambungan, dan
kealamiahan.
Untuk merencanakan pembelajaran kompetensi dasar membaca di SD
berbeda dengan di SMP atau di SMA. Dalam pembelajaran membaca di
kelas rendah guru dituntut memberikan pelajaran secara verbal sehingga
anak dengan mudah dapat mengerti apa yang dipelajari.
Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan
berbagai metode/teknik. Untuk kelas rendah misalnya pembelajaran
membaca dengan metode langsung, metode eletrik maupun metode
linguistik.
Pada pembelajaran kelas tinggi (membaca pemahaman) dapat menggunakan teknik :
1) membaca nyaring, 2) membaca ekstensif, 3) membaca intensif dengan teknik
scramble, 4) membaca cepat, 5) membaca skimming, 6) membaca scanning, dan 7)
membaca dengan teknik SQ3R, dan teknik-teknik yang lain. Untuk mengetahui
seberapa jauh siswa dapat memahami apa yang telah dibaca, hal yang dapat dilakukan
misalnya dengan langkah-langkah sebagai berikut :
1. Siswa diberi pertanyaan tentang isi bacaan.
2. Siswa membaca dalam batas waktu yang telah ditentukan.
3. Tanya jawab tentang isi bacaan dan pertanyaan diusahakan berurutan sesuai isi
bacaan.
4. Jika siswa belum dapat menjawab pertanyaan, siswa disuruh mengulang
membaca.
5. Tanya jawab lagi, dan jika sudah dapat menjawab pertanyaan siswa disuruh
menyimpulkan isi bacaan secara tertulis.
6. Menceritakan kembali isi bacaan.
7. Siswa disuruh mengindentifikasi kompetensi dasar kebahasaan yang ada dalam
bacaan.
8. Tanya jawab tentang hal-hal yang belum dimengerti siswa.
Dari langkah-langkah pembelajaran tersebut, terlihat adanya
pembelajaran keterampilan berbahasa membaca, mendengarkan, berbicara
dan menulis, serta pembelajaran kompetensi dasar kebahasan.
pembelajaran kompetensi dasar kebahasan sejak kurikulum 1994
sampai sekarang diajarkan secara komunikatif dan terpadu dengan
kompetensi keterampilan berbahasa dan sastra. Oleh karena itu, guru tidak
harus mengajarkan secara khusus tentang kompetensi dasar kebahasan dan
sastra. Akan tetapi, bukan berarti diabaikan, guru dapat memasukkan
kompetensi dasar kebahasan tersebut pada setiap pembelajaran keterampilan
berbahasa.
menulis itu merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis
itu dilakukan secara bertahap, yaitu perencanaan menulis (prapenulisan),
penulis, dan revisi. Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran menulis
untuk kelas tinggi dapat dilakukan dengan teknik 1) diagram pohon, 2) diagram
lingkaran, 3) diagram piramida, dan 4) tabel.
TEKNIK DIAGRAM POHON
Teknik diagram pohon, tulisan berbentuk seperti pohon yang bercabang dan
beranting dalam posisi terbalik. Setiap cabang dan ranting berisi topik atau
subtopik. Misalnya : memilih materi deskripsi benda dengan kompetensi dasar
menulis deskripsi.
Teknik Diagram Lingkaran
Teknik diagram lingkaran, cara kerja pembatasan topik dikondisikan melingkar. Setiap
cabang dan ranting berisi topik atau subtopik.
Teknik Diagram Piramida Terbalik
Jika diperinci dari topik masih luas dapat diperinci lagi dari subtopik. Misalnya : memilih
topik “jenis busana”, maka dapat digunakan teknik diagram piramida terbalik.
untuk pembelajaran menulis dengan menggunakan sistem tabel ini langkah pertama guru
menentukan tema pembelajaran, kemudian dipilih salah satu subtema dan diuraikan ke
dalam kolom-kolom. Setelah itu barulah dipindahkan ke dalam bentuk paragraf.
A. Model Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Keterampilan
Berbahasa
1. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Mendengarkan
Dalam menyusun perencanaan untuk kelas rendah yang perlu diperhatikan
adalah kompetensi dasar, hasil belajar yang diharapkan, materi, kompetens
kebahasaan, tema, dan keterpaduan dalam pembelajaran, baik terpadu lintas kurikulum
bidang (antar bidang studi) dan terpadu dalam satu bidang (interbidang studi).
2. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Berbicara

Pemebalajaran BI dengan fokus berbicara semua aktivitas pembelajaran berbicara


berangkat, tertuju dan berpulang pada keterampilan berbicara. Model pembelajaran BI
dengan fokus berbicara di sekolah yang satu dengan yang lainnya tentulah amat
beragam. Contoh model perencanaan :
3. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Membaca

Membaca merupakan suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Kemampuan
membaca merupakan kemampuan yang kompleks yang menuntut kerjasama antara
sejumlah kemampuan. Untuk dapat membaca suatu bacaan, seseorang harus dapat
menggunakan pengetahuan yang sudah dimilikinya.
4. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Menulis

Menulis merupakan suatu cara mengkomunikasikan pesan secara tertulis kepada


pembaca untuk tujuan tertentu. Menurut Pangestu (1996:81), pembelajaran menulis
diharapkan mampu mengarahkan siswa ke usaha pengembangan sumber dayanya dan
menjadikan pembelajaran lebih bermakna dan berharga bagi siswa.. Contoh mode
pembelajaran menulis :
B. Model Pembelajaran BI dengan Fokus Sastra

Sastra memili tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra dapat menolong
anak-anak memahami dunia mereka, membentuk sikap positif, dan menyadar
hubungan yang manusiawi. Contoh model pembelajaran :
Sekian dan Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai