Anda di halaman 1dari 13

Pendidikan Bahasa Indonesia di SD

Tutor Pengembang : Diah Permatasari, M.Pd

Tugas Resume :
Modul 7, 8, dan 9

Dikerjakan Oleh :
NOVRI SISKA
NIM : 856438591
novrisiska1@gmail.com

Pokjar :
KUANSING

PROGRAM BIDANG ILMU S1 PGSD


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
PEKANBARU
2020
Resume Modul 7,8 dan 9
Pendidikan Bahasa Indonesia di SD

MODUL 7
Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sd/Mi

KEGIATAN BELAJAR I

Fokus Pembelajaran
Bahasa Indonesia

A. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS KETERAMPILAN


BERBAHASA

Bahasa Indonesia sebagai bahan pengajaran secara garis besar terdiri atas 3 komponen, yaitu :
1. Kebahasaan
Kompetensi kebahasaan terdiri dari 2 aspek,yaitu :
a) Struktur kebahasaan yang meliputi fonologi,morfologi,sintaksis,semantic dan
kewacanaan.
b) Kosakata
2. Kemampuan berbahasa
Sedangkan kemampuan berbahasa terdiri atas 4 aspek, yaitu :
a) Kemampuan mendengarkan / menyimak
b) Kemampuan membaca
c) Kemampuan berbicara
d) Dan kemampuan menulis
3. Kesastraan

Dalam praktik komunikasi yang nyata keempat keterampilan tersebut tidak berdiri sendiri
melainkan merupakan perpaduan dari keempatnya. Tidak mungkin di dalam kelas guru hanya
melatih pengembangan kompetensi berbicara saja tanpa diikuti oleh keterampilan berbahasa
yang lain, namun karena materi pembelajaran bahasa Indonesia itu meliputi beberapa aspek,
maka pembelajaran bahasa ada pemfokusan dari aspek-aspek tersebut. Dengan demikian ada
pembelajaran bahasa dengan focus keterampilan berbahasa, dan adapula pembelajaran bahasa
dengan fokus sastra.
Yang dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus keterampilan
berbahasa adalah pembelajaran bahasa Indonesia yang ditekankan pada pengembangan salah
satu kompetensi dasar dan keempat keterampilan berbahasa yang ada. Dengan demikian,
dalam langkah-langkah pembelajaran semua kegiatan belajar mengajar tertumpu atau
berfokus pada satu keterampilan berbahasa yang telah ditetapkan.

B. PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS SASTRA

Disamping difokuskan pada keterampilan berbahasa,pembelajaranbahasa Indonesia dapat


pula difokuskan pada sastra,tetapi tetap diintegrasikan dengan kompetensi dasar yang lain
misalkan pada pembelajaran mendengarkan dongeng,mendeklamasikan puisi,mengubah puisi
ke dalam bentuk prosa.
Pada saaat ini pembelajaran sastra ditekankan pada apresiasi sastra. Oleh karena itu,teori-
teori sastra diajarkan dengan persentase yang sangat kecil,dan tentu saja semakin tinggi
jenjang pendidikan siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan
untuk mengapresiasi karya sastra.
Pembelajaran bahasa Indonesia dengan focus sastra berarti dalam langkah-langkah
pembelajarannya semua kegiatan belajar mengajar difokuskan untuk mengapresiasi sastra apa
lewat pembacaan puisi,mendengarkan cerita rakyat atau yang lainnya yang disesuiakan
dengan tingkat kelas siswa.

C. TUJUAN DAN MANFAAT PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN


BERBAGAI FOKUS

Adapun tujuan dan manffat pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus
tersebut adalah agar siswa dapat mengembangkan kompetensi mana yang
ditekankan,misalnya yang ditekankan adalah kompetensi dasar rmendengarkan maka porsi
untuk pembelajaran mendengarkan lebih banyak daripada keterampilan yang lain.
Kalau dilihat dari segi guru, pembelajaran bahasa Indonesia dengan berbagai focus ini
bertujuan untuk memudahkan guru dalam membuat perencanaan pembelajaran di kelas.

KEGIATAN BELAJAR 2

Model Pembelajaran Bahasa Indonesia

Setiap pembelajaran keterampilan memiliki ciri-ciri tersendirinyang harus dikuasai guru.


Sebagai guru yang professional,dituntut untuk mengetahui masing-masing ciri (karakter) setiap
pembelajaran keterampilan berbahasa,kompetensi berbahasa, dan juga sastra. Hal yang tak kalah
penting bagi guru bahasa adalah : 1 ) memahami betul karakteristik pembelajaran untuk masing-
masing kompetensi :2) memahami tuntutan kurikulum dan masyarakat; 3) menafsirkan secara
kritis dan kreatif isi kurikulum; 4)memahami masing-masing kompetensi dalam pembelajaran
BI.
Pembelajaran mendengarkan dan berbicara merupakan pembelajaran pertama yang dapat
dilakukan guru pada pertemuan pertama baik kelas rendah maupun kelas tinggi. Pembelajaran
mendengarkan pada kelas rendah dimaksudkan untuk mengetahui daya simak siswa,daya
apresiasi siswa terhadap bunyi dan juga digunakan sebagai dasar mengungkapkan
pengetahuan,kemampuan dan keberanian siswa dalam berbicara. Kedua keterampilan
berbahasa,yakni mendengarkan dan berbicara merupakan kegiatan yang
resiprokal,artinya,kegiatan tersebut saling mengisi.Adanya kegiatan berbicara jika ada yang
mendengarkan dan sebaliknya.
Pembelajaran membaca pada kelas rendah bertujuan untuk mengenalkan
huruf,kata,kalimat sederhana pada anak,system pembelajarannya dikenal dengan istilah
membaca awal (membaca permulaaan),sedangkan pada kelas tinggi bertujuan agar anak
memahami apa yang dibaca (membaca pemahaman).
Untuk mencapai tujuan pembelajaran membaca dapat dilakukan dengan berbagai metode
dan teknik. Untuk membaca di kelas rendah, misalnya pembelajaran membaca dapat dilakukan
dengan metode langsung,metode eklektik, ataupun metode linguistic sedangkan untuk
pembelajaran membaca pemahaman dapat digunakan teknik membaca sekilas (skimming),
2)teknik membaca memindai (scanning);3) Teknik SQ3R.
Untuk pembelajaran menulis merupakan yang sering dinilai banyak orang belum berhasil.
Untuk membuat seorang terampil menulis harus dimulai sejak disini. Agar memiliki
keterampilan menulis,seseorang dituntut : 1)memiliki kemampuan mendengarkan (daya simak)
yang tinggi ;2) gemar membaca ; 3) kemampuan mengungkapkan apa yang disimak dan dibaca;
dan 4) menguasai kaidah penulisan. Pembelajaran menulis pada kelas rendah (menulis
permulaan) yang perlu ditanamkan pada siswa adalah 1) penguasaan tulisan (huruf);2) penulisan
kata; 3) penulisan kalimat sederhana; 4) kaidah penulisan, sedangkan pada kelas tinggi
pembelajaran menulis menuntut anak untuk 1) menguasai teknik menulis, 2) menuangkan ide ke
dalam tulisan; 3)mengembangkan ide yang dimilikinya; 4)mampu memilih kata,kalimat dan
gaya dalam menulis.
Menulis itu sendiri merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses, menulis itu dilakukan
secara bertahap,yaitu perencanaan menulis (prapenulis),penulisan, dan revisi
( Mc.Crimmon,1984:10 Akhadiah dkk., 1999:3-5). Perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
menulis untuk kelas tinggi dapat dilakukan dengan teknik 1) Diagram pohon, 2) Diagram
lingkaran, 3) Diagram piramida terbalik dan Tabel. ( diagram-diagramnya dapat dilihat pada
modul 7 hal 7.18-7.20)

A. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS


KETERAMPILAN BERBAHASA
Model pembelajaran Bi dengan focus keterampilan berbahasa bukan berarti hanya
mengajarkan salah satu jenis keterampilan berbahasa saja,akan tetapi keterampilan yang
menjadi focus mendapat penekanan bahkan mendapatkan porsi waktu yang lebih dari
keterampilan lain yang tidak menjadi fokus . setiap keterampilan berbahasa yang menjadi focus
merupakan kegiatan pembelajaran yang utama karena pembelajaran berangkat,tertuju, dan
berakhir pada keterampilan yang menjadi focus pembelajaran. Di samping pembelajaran
difokuskan pada keterampilan berbahasa tertentu dan divariasikan dengan keterampilan yang
lain,didalamnya juga terjadi pembelajaran kompetensi dasar kebahasaan.
Contoh model-model pembelajaran yang berfokus pada keterampilan berbahasa dapat kita
lihat pada modul 7 halaman 7.22 – 7.36 )
B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA DENGAN FOKUS SASTRA
Pembelajaran sastra di SD/MI lebih pada menikmati karya sastra. Teori-teori sastra
diajarkan dengan presentasi yang sangat kecil,tentu saja semakin tinggi jenjang pendidikan
siswa,teori-teori sastra itu perlu diajarkan sebagai bekal pengetahuan sisw tentang sastra.
Karena dengan mempelajari sastra dapat diperoleh hiburan, pendidikan, pengetahuan,
teknologi, dan ragam budaya.
Sastra memiliki tempat khusus dalam perkembangan anak. Karya sastra, yang dibacakan
anak-anak dalam suasana yang penuh kehangatan dan pada kesempatan yang tepat dapat
merupakan wahana bagi yang mereka mempelajari dunia sekitarnya..Dengan membaca sastra
anak akan memperoleh nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Karya sastra dapat menolong
anak-anak memahami dunia mereka,membentuk sikap positif, dan menyadari hubungan yang
manusiawi.
Contoh model pembelajaran menulis berikut dapat dilihat pada modul halaman 7.38 – 7.
39.
MODUL 8
Pembelajaran Bahasa Indonesia Dengan Fokus Membaca

KEGIATAN BELAJAR 1

Pembelajaran Bahasa Indonesia


dengan Fokus Membaca

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA


Pembelajaran bahasa Indonesia dari jenjang SD sampai SMA dilaksanakan secara terpadu
diantara empat keterampilan yang ada,yaitu keterampilan mendengarkan/menyimak,berbicara,
membaca dan menulis. Tidak hanya empat keterampilan itu saja yang dipadukan tetapi semua
aspek kebahasaan dipadukan. Misalnya pembelajaran struktur dipadukan dengan wacana
artinya dalam memahami struktur kalimat bahasa Indonesia siswa diajak untuk menemukan
sendiri dalam wacana yang sudah ditentukan oleh guru. Dengan demikian, pembelajaran
struktur tersebut tidak diajarkan melalui kalimat-kalimat yang lepas dari konteksnya. Begitu
pula pembelajaran kosakata tidak diajarkan kata-kata yang lepas dari konteksnya melainkan
diajarkan melalui sebuah wacana.
Adapun pemfokusan pembelajaran pada salah satu keterampilan ini menyangkut
pemilihan materi,metode, dan teknik pembelajaran. Jika difokuskan pada menulis maka
alokasi waktu untuk melatih menulis lebih banyak daripada keterampilan lainnya. Jadi, yang
dimaksud dengan pembelajaran bahasa Indonesia dengan fokus membaca adalah
pembelajaran bahasa Indonesia yang dipusatkan pada melatih keterampilan membaca.

B. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS RENDAH


Macam-macam pengajaran membaca yang dikemukakan oleh I Gusti Ngurah Oka adalah :
1. Pengajaran membaca permulaan
Pengajaran membaca permulaan ini disajikan kepada siswa tingkat permulaan dasar,
Tujuannya adalah membinakan dasar mekanisme membaca,seperti kemampuan
mengasosiasikan huruf dengan bunyi bahasa, dan membaca kata-kata dan kalimat
sederhana.
2. Pengajaran membaca nyaring
Pengajaran yang merupakan lanjuatan dari membaca permulaan,seperti membaca sebuah
kutipan dengan suara nyaring.
3. Pengajaran membaca dalam hati
Pengajaran ini membina siswaagar mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami
isi tuturan tertulis yang dibacanya,baik isi pokoknya maupun isi bagiannya,termasuk pula
yang tersurat maupun yang tersirat.
4. Pengajaran membaca pemahaman
Pengajaran ini tidak jauh berbeda dengan membaca dalam hati
5. Pengajaran membaca Bahasa
6. Pengajaran membaca teknik

Dari pendapat I Gusti Ngurah Oka diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan membaca di
SD kelas rendah adalah melatih siswa menggerakkan mata dari kiri ke kanan,mengasosiasikan
huruf dengan bunyi bahasa, dan membaca kata-kata dan kalimat sederhana. Jadi masih bersifat
mekanis.
Menurut Henry Guntur Tarigan, ada dua aspek yang penting dalam membaca yaitu :
1. Keterampilan yang bersifat mekanis (mechanical skill) yang dapat dianggap berada pada
urutan yang lebih rendah (lower order)
2. Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skill) yang dapat berada pada
urutan yang lebih tinggi (higher order)

C. TUJUAN PEMBELAJARAN MEMBACA DI KELAS TINGGI


Tujuan membaca di kelas tinggi merupakan kelanjutan dari membaca di kelas rendah
yang biasa disebut Membaca lanjut yang penekanannya pada pemahaman. Menurut Tarigan
membaca di kelas tinggi ini melatih siswa dalam keterampilan yang bersifat pemahaman
(comprehension skill) yang mencakup aspek-aspek berikut :
1. Memahami pengertian sederhana (leksikal,gramatikal,retorikal)
2. Memahami signifikansi tau makna
3. Evaluasi atau penilaian (isi,bentuk)
4. Kecepatan membaca yang fleksibel,yamg mudah disesuaikan dengan keadaan.
Aktifitas yang tepat dalam melakukan keterampilan pemahaman adalah membaca dalam
hati yang dibagi menjadi dua, yaitu : membaca ekstensif (extensive reading) dan membaca
intensif (intensive reading). Namun kemampuan membaca yang harus dilatih siswa SD kelas
tinggi sangat kompleks yang mencakup membaca bersuara dan membaca dalam hati.

KEGIATAN BELAJAR 2

Model Pembelajaran Bahasa Indonesia


dengan Fokus Membaca

A. MATERI, METODE, TEKNIK, PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN


FOKUS MEMBACA
Materi merupakan bahan pembelajaran yang berfungsi sebgai saranas untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan guru atau untuk mengembangkan kompetensi dasar yang telah
ditetapkan dalam kurikulum.
 Metode
Setelah memilih materi langkah selanjutnya adalah menentukan metode dan teknik.
Pengertian metode adalah suatu prosedur untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
yang meliputi ; Pemilihan bahan ,urutan bahan, penyajian bahan dan pengulangan bahan.
 Teknik
Upaya guru atau usaha-usha guru / cara-cara yang digunakan guru utntuk mencapai tujuan
langsung dalam praktik pembelajaran di dalam kelas saat itu.
Macam metode teknik pembelajaran membaca adalah seperti modul 7 lalu yaitu :
1. metode abjad
2. metode bunyi
3. metode suku kata
4. metode kata
5. metode kalimat
6. metode SAS (struktur analitik sintetik)

B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA


DI KELAS RENDAH

Persiapan tertulis sebelum mengajar yang disusun guru berdasarkan kurikulum yang
berlaku (RPP) setelah disesuaikan dengan kemampuan, dan kebutuhan peserta didiik usia
kelas rendah.

C. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MEMBACA


DI KELAS TINGGI

Pada hakikatnya sama dengan model pembelajaran bahasa indonesia di kelas rendah yang
berbeda hanya tingkat kompetensi yang harus dikuasai anak didik memang khusus
dipersiapkan untuk kelas tinggi.
MODUL 9
Pembelajaran Bahasa Indonesia dengan Fokus Menulis

A. PENGERTIAN MATERI, METODE, DAN TEKNIK PEMBELAJARAN BAHASA


INDONESIA DENGAN FOKUS MENULIS

Pembelajaran bahasa indonesia di Sekolah Dasar mengaragkan siswa untuk memilki


kemampuan berbahasa yaitu : menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Kemampuan
menulis di SD, siswa diharapkan agar dapat menulis secara efektif dan efesien berbagai jenis
karangan dalam berbagai konteks (Depdiknas, 2006).
Menulis sebagai salah satu dari empat keterampilan nernahasa (menyimak, berbicara,
membaca dan menulis) yang diajarkan di sekolah dasar, merupakan sarana yeng penting
dikuasai siswa agar dapat mengungkapkan gagasan pendapat, pengalaman, dan perasaan
dengan baik.
Penguasaan keterampilan menulis mutlak diperlukan dalam kehidupan sehari-hari,
namun pada kenyataannya pembelajaran menulis karangan kurang perhatian yang serius.
Pembelajaran menulis di SD sering kurang ditangani dengan baik. Walaupun ada
pelaksanaanya kurang sistematis. Guru hanya memberikan sebuah judul karangan yang harus
dibuat oleh siswa dengan banyak lembar atau paragraph tertentu.
Menulis dapat dianggap sebagia proses ataupun suatu hasil. Menulis merupakan kegiatan
yang dilakukan seseorang untuk menghasilkan sebuah tulisan. Menghasilkan karya tulis, yang
kemudian dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran atau diserahkan kepada seorang
sebagai bukti karya ilmiah yang kemudian akan dinilai, menurut seorang penulis memahami
betul arti kata menulis. Seorang penulis yang memahami dengan baik makna
kata menulis akan bertul-betul peduli terhadap kejelasan apa yang ditulis, kekuatan tulisan itu
dalam mempengaruhi orang lain, keaslian pikiran yang hendak dituangkan dalam tulisan,
kepiawaian penulis dalam memilih dan mengolah kata-kata. Seorang penulis yang paham
betul akan konsekuensi sebuah tulisan pasti akan mempertimbangkan respon yang akan
diperolehnya jika tulisannya dibaca orang lain.
Kemampuan menulis bukanlah kemampuan yang diperoleh secara otomatis. Kemampuan
itu bukan dibawa sejak lahir. Melainkan diperoleh melalui tindakan pembelajaran. Seseorang
yang telah mendapatkan pembelajaran meulis pun belum tentu memilki kompetensi menulis
yang andal tanpa banyak latihan menulis
Pengertian metode pembelajaran dan teknik pembelajaran tidak sama. Metode mengacu
kepada suatu prosedur untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi (a)
pemilihan bahan, (b) urutan bahan, (c) penyajian bahan, dan (d) pengulangan bahan,
sedangkan teknik mengandung makna upaya gur, usaha-usaha guru, atau cara-cara yang
digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan pembelajaran di dalam
kelas pada saat itu. Oleh karena itu dalam metode mengandung makna penyajian bahan dan
teknik mengandung makna cara-carayang digunakan guru maka penggunaan kata metode
dan teknik disamakan.
Syafi’ie (dalam Nurchasanah, 2004) membagi menulis permulaan menjadi dua tahap
yaitu (a) tahap prapenulisan, dan (b) tahap penulisan. Tahap prapenulisan bertujuan melatih
siswa untuk membiasakan dini bersikap yang baik dan tepat dalam menulis, misalnya sikap
duduk yang benar, pengaturan jarak mata dengan tangan yang tepat pada waktu menulis, cara
membuka buku yang tepat, dan belajar membuat berbagai macam garis yang memungkinkan
siswa untuk bisa menulis dengan tepat. Tahap penulisan merupakan kelanjutan dan tahap
prapenulisan yang bertujuan melatih siswa untuk dapat menulis dengan sesungguhnya.

Kegiatan menulis ini dapat dilakukan dengan teknik yang merupakan alternatif model
pembelajaran menulis sebagai berikut :
1. Menjiplak, yang dapat membagi menjadi (a) menjiplak huruf, (b) menjiplak kalimat, (c)
menjiplak wacana sederhana
2. Menyalin, biasanya dimulai dari tingkatan kata, kalimat, sampai pada wacana. Menyalin
ini bisa dari (a) kata, kalimat, dan wacana yang menggunakan huruf lepas ke huruf lepas,
dan (b) kata, kalimat, dan wacana yang menggunakan huruf lepas ke huruf latin atau
sebaliknya.
3. Menatap, biasanya dilakukan dengan cara mengamati objek. Agar siswa dapat
membahaskan objek yang diamati, objek itu dapat berupa (a) gambar, yaitu gambar kata
dan gambar kalimat, serta (b) objek asli.
4. Menyusun, kegiatan menyusn yang paling sederhanan adalah menyusun huruf menjadi
kata, dilanjutkan dengan menyusun kata menjadi kalimat, dan kalimat menjadi wacana.
5. Melengkapi, kegiatan melengkapi dapat berupa melengkapi kalimat sebagian katanya
dihilangkan dan bisa juga melengkapi bagian kalimat yang dihilangkan dalam wacana.
6. Menulis halus, kegiatan ini untuk membiasakan menulis secara baik.
7. Dikte, dengan memperdengarkan kata, kalimat, atau wacana sederhana kepada siswa agar
mereka menuliskan apa yang mereka dengar
8. Mengarang, yang dapat dilakukan dengan bantuan gambar dan dapat pula tanpa bantuan
gambar.

Sedangkan menurut Henry Guntur Tarigan (1986) adabeberapa teknik dalam


pembelajaran menulis, seperti cara berikut :
1. Menyusun kalimat
2. Memperkenalkan Karangan
3. Meniru Model
4. Karangan Bersama
5. Mengisi
6. Menyusun Kembali
7. Menyelesaikan Cerita
8. Menjawab Pertanyaaan
9. Meringkas Bacaan
10. Paraphrase
11. Reka Cerita Gambar
12. Memeriksa
13. Mengembangkan Kata Kunci
14. Mengembangkan Kalimat Topik
15. Mengembangkan Judul
16. Mengembangkan Peribahasa
17. Menulis Surat
18. Menyususn Dialog
19. Menyusun Wacana

Pemilihan kesembilan belas teknik di atas dengan sendirinya harus disesuaikan dengan
tingkat kemampuan siswa. Misalnya, teknik menyusun wacana tidak mungkin diberikan pada
siswa kelas 2 SD, tetapi untuk siswa kelas 6 yang sudah banyak berlatih menulis. Setelah
dapat menetukan dan metode/teknik dalam pembelajaran menulis, diharapkan dapat
menyusun perencanaan pembelajaran menulis baik di kelas rendah SD maupun di kelas
Tinggi.

B. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MENULIS DI


SD KELAS RENDAH

Sebelum mengajar di depan kelas tentunya guru harus membuat persiapan tertulis.
Sebelum di berlakukannya kurikulum 2004, persiapan tertulis itu disebut Model Satuan
Pelajaran atau MSP. Persiapan mengajar untuk satu kali pertemuan yang diambil dari MSP ini
disebut Rencana Pengajaran yang disingkat RP. MSP disusun berdasarkan GBPP 9 Garis-
Garis Besar Progam Pengajaran ) yang dalam kurikulum 2004 disebut silabus.

C. MODEL PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN FOKUS MENULIS DI


SD KELAS TINGGI

Pada hakikatnya model pembelajaran Bahasa Indonesia dengan focus menulis di kelas
tinggi sama dengan model pembelajaran di kelas rendah, yang berbeda hanya kompetensi
yang ingin dikembangkan yang menyanngkut pula materi pembelajarannya.

Anda mungkin juga menyukai