Anda di halaman 1dari 15

Pendidikan Bahasa Indonesia di SD

Tutor Pengembang : Diah Permatasari, M.Pd

Tugas Resume :
Modul 1, 2, dan 3

Dikerjakan Oleh :
NOVRI SISKA
NIM : 856438591
novrisiska1@gmail.com

Pokjar :
KUANSING

PROGRAM BIDANG ILMU S1 PGSD


UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH
UNIVERSITAS TERBUKA
PEKANBARU
2020
Resume Modul 1,2 dan 3
Pendidikan Bahasa Indonesia di SD

MODUL 1

Hakikat Bahasa dan Pembelajaran Bahasa

K E G I A T A N B E LA J A R 1
Hakikat Bahasa

A. PENGERTIAN BAHASA
Menurut beberapa sumber dari para ahli, bahasa adalah:
1. Sebuah simbol bunyi arbiter yang digunakan untuk komunikasi manusia
(Wardhaugh, 1972).
2. Sebuah alat untuk mengomunikasikan gagasan atau perasaan secara sistematis
melalui penggunaan tanda, suara, gerak atau tanda-tanda yang disepakati yang
memiliki makna yang dipahami (Webster’s New Collegiate Dictionary, 1981).
3. Sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota sosial
untuk berkomunikasi, bekerja sama dan mengidentifikasi diri (Kentjono, Ed.,
1984:2).
4. Salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara bersama-sama membentuk
budaya manusia (Hilliday dan Hasan, 1991).

Dari pandangan para ahli diatas ada yang menyatakan bahasa melalui penekanan
sistem, alat dan juga pada komunikasi. Apapun rumusan yang telah dibuat , pada
dasarnya konsep bahasa memilikikarakteristik sebagai berikut :
1. Sebagai sebuah sistem
Dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang berkombinasi dengan kaidah-kaidah
yang dapat diramalkan.
2. Sistem lambang yang arbiter (Makna suka) dan Konvensional.
Merupakan sistem simbol, baik berupa bunyi dan/atau tulisan yang dipergunakan dan
disepakati oleh suatu kelompok sosial.
3. Bersifat produktif
Dari huruf-huruf per kata dan selanjutnya dapat dihasilkan satuan bahasa dalam
jumlah yang tak terbatas, ribuan kata, kalimat atau wacana bacaan dengan segala
variasinya, sesuai dengan kebutuhan masyarakat penggunanya.
4. Memiliki fungsi dan variasi
Fungsi sebagai alat kominikasi sedangkan penggunaan bahasa oleh suatu kelompok
disebut variasi atau ragam bahasa.

B. FUNGSI BAHASA
Halliday (1975, dalam Tompkins dan Hoskisson, 1995) secara khusus mengidentifikasi
fungsi bahasa adalah sebagai berikut:
1. Personal
2. Regulator
3. Interaksional
4. Informasi
5. Heuristik
6. Imajinatif
7. Instrumental

C. RAGAM BAHASA
Berdasarkan pemakai dan pemakaiannya:
1. Berdasarkan pemakainya
Ragam bahasa dapat dilihat dari segi asal daerah penutur yang melahirkan dialeg
geografis, kelompok sosial yang melahirkan dialeg atau ragam sosial dengan segala
variasinya serta sikap bahasa yang melahirkan ragam resmi dan tak resmi atau
keseharian.
2. Berdasarkan pemakaiannya
Bertolak dari pemakaiannya, bidang perbincangan, yang melahirkan ragam ilmiah,
ragam sastra, ragam jurnalistik dan ragam-ragam lainnya. Media berbahasa, yang
memunculkan ragam lisan dan tulis, serta situasi bahasa, yang memunculkan ragam
baku dan tak baku.

K E G I A T A N B E LA J A R 2

Hakikat Pembelajaran Bahasa

Belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara tetap melalui pengalaman dan bahasa
yang dilakukan secara aktif. Hasil belajar atau perubahan tingkah laku itu berkaitan dengan
pengetahuan, sikap atau keterampilan yang dibangun siswa berdasarkan apa yang telah
dipahami atau dikuasi sebelumnya. Tugas guru dalam pembelajaran adalah menciptakan
kegiatann dan lingkungan belajar yang dapat merangsang dan mendorong siswa secara aktif.
Sesibuk apapun guru kalau siswa tidak mengalami proses belajar maka pembelajaran
sebenarnya tidak pernah terjadi. Dalam prespektif ini, siswa adalah subjek belajar,
sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilotator, motivator, desainer dan organisator.

A. KONSEP BELAJAR
Siswa belajar menggunakan tiga cara, yaitu melalui pengalaman, pengamatan dan
bahasa. Guru hendaknya mengupayakan agar pembelajaran pembelajaran bertolak dari
apa yang telah diketahui siswa. Guru perlu melakukan, seperti memilih, merancang dan
mengorganisasikan kegiatan/pengalaman belajar yang menarik dan bermakna. Menarik
yaitu kegiatan yang dilakukan menantang sehingga siswa merasa tidak terbebani.
Bermakna artinya kegiatan belajar itu sesuai dengan kebutuhan anak dan tujuan
pembelajaran.

B. BELAJAR BAHASA
Anak belajar bahasa dan menguasai bahasa tanpa disadari dan tanpa beban, apalagi
diajari secara khusus. Mereka belajar bahasa melalui pola berikut:
1) Semua komponen, sistem dan keterampilan bahasa dipelajari secara terpadu
2) Belajar bahasa dilakukan secara alami dan langsung dalam konteks yang otentik.
3) Belajar bahasa dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhannya
4) Belajar bahasa dilakukan melalui strategi uji coba (Trial-Error) dan strategi lainnya.

C. PEMBELAJARAN BAHASA
Tipe-tipe belajar yang melibatkan bahasa (Halliday, 1979, dalam Goodman, dkk., 1987):
1) Belajar bahasa
2) Belajar melalui bahasa
3) Belajar tentang bahasa
Apabila kemampuan berbahasa dapat diklasifikasikan menjadi 4 macam, antara lain
adalah:
1) Kemampuan menyimak atau mendengarkan
2) Kemampuan berbicara
3) Kemampuan membaca
4) Kemampuan menulis

Paradigma atau cara pandang pembelajaran bahasa di Sekolah Dasar adalah sebagai berikut:
a. Imersi
Pembelajaran bahasa dilakukan dengan “menerjunkan” siswa secara langung dalam
kegiatan berbahasayang dipelajarinya.
b. Pengerjaan (Employment)
Pembelajaran bahasa dilakukan dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk
terlibat aktif dalam berbagai kegiatan berbahasa yang bermakna, fungsional dan otentik.
c. Demonstrasi
Siswa belajar bahasa melalui demonstrasi – dengan pemodelan dan dukungan – yang
disediakan guru.

d. Tanggung jawab
Pembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk memilih
aktifitas berbahasa yang akan dilakukannnya.
e. Uji coba
Pembelajaran bahasa yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
kegiatan dari prespektif atau sudut pandang siswa.
f. Pengharapan (Expectation)
Siswa berupaya untuk suskses atau berhasil dalam belajar, jika merasa bahwa
gurunya mengharapkan dia menjadi sukses.

Paradigma pembelajaran bahasa tersebut merupakan rambu bagi guru untuk memilih dan
menerapkan strategi pembelajaran di SD.
MODUL 2
Pemerolehan Bahasa Anak
Pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kamampuan berbahasa yang diperoleh
secara alami, informal dan malalui kegiatan berbahasa langsung. Bahasa yang pertama kali
diperoleh anak disebut bahasa yng diperbincangkan para ahli, yaitu pandangan nativistik,
pandangan ehavioristic dan pandangan kognitif.

K E G I A T A N B E LA J A R 1
Pemerolehan Bahasa Pertama
A. PENGERTIAN PEMEROLEHAN BAHASA
Pemerolehan bahasa adalah proses pemilikan kemampuan berbahasa secara alamiah.
Proses pemerolehan bahasa memiliki karakteristik berikut:
1) Berjalan spontan, tanpa sadar, dan tanpa beban.
2) Terjadi secara langsung dalam informal, tanpa melalui pembelajaran formal.
3) Didorong oleh kebutuhan untuk memahami maupun dipahami orang lain.
4) Berlangsung secara terus menerus dalam konteks berbahasa yang nyata dan
bermakna.
5) Diperoleh secara lisan melalui tindak berbahasa menyimak/mendengarkan dan
berbicara.

B. TEORI PEMEROLEHAN BAHASA


1) Pandangan Nativis
Setiap anak yang lahir telah dilengkapi dengan kemampuan bawaan atau alami untuk
dapat berbahasa.
2) Pandangan Behavioristik
Penguasaan bahasa anak ditentukan oleh rangsangan yang diberikan lingkungannya.
Anak tidak memiliki peranan aktif, tetapi sebagai penerima pasif.
3) Pandangan Kognitif
Penguasaan dan perkembangan bahasa anak ditentukan oleh daya kognitifnya.
Lingkungan tidak serta merta memberikan pengaruhnya terhadap perkembangan
intelektual dan bahasa anak.

C. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PEMEROLEHAN BAHASA ANAK


1) Faktor biologis
2) Faktor lingkungan sosial
3) Faktor Intelegensi
4) Faktor motiavsi

D. STRATEGI PEMEROLEHAN BAHASA


Bagaimana anak-anak dapat empelajari dan menguasai suatu bahasa pertamanya dengan
begitu cepat ? tanpa sadar ternyata anak-anak melakukan sejumlah srategi dalam belajar
suatu bahasa, diantaranya sebagai berikut :
1) Mengingat
2) Meniru
3) Mengalami langsung
4) Bermain
5) Penyederhanaan

E. TAHAP-TAHAP PEMEROLEHAN BAHASA


Pemerolehan bahasa anak tidaklah tiba-tiba, melainkan bertahap. Berikut tahapannya :
1) Paralinguistik
Bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan akan semakin mendekati bunyi vokal/konsonan
tertentu
2) Holofrasis / Tahap satu kata
Satu kata yang diucapkan anak satu frasa. Fase ini berlangsung ketika anak berusia
12 – 18 bulan.
3) Tahap dua kata
Berlangsung sewaktu anak berusia sekitar 18 – 24 bulan. Contoh: papa ikut, mamah
main, mau bobo, dst.
4) Telegrafis
Usia anak 2 – 3 tahun menghasilkan ujaran dalam bentuk kalimat-kalimat pendek.

K E G I A T A N B E LA J A R 2

Pemerolehan Bahasa Kedua


A. PENGERTIAN DAN CARA PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
Pemerolehan bahasa kedua (B2) adalah bahasa yang dipelajari dan dikuasai anak setelah
menguasai satu bahasa. Dalam konteks anak Indonesia yang menyandang status B2 itu dapat
dari bahasa daerah, bahasa Indonesia atau bahasa asing. Tergantung pada bahasa mana
pertama yang dikuasai anak lebih dulu.
Belajar B2 dapat dilakukan dengan beberapa cara:
1) Pembelajaran khusus
2) Alamiah, melalui kegiatan langsung berbahasa dalam suasana nyata.
3) Terpimpin dan alamiah.
B. TEORI PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
Ada tujuh teori yang menonjol yang dikemukakan dalam pemerolehan B2.
1. Model Alkuturasi
Akulturasi adalah proses adaptasi atau penyesuaian dengan kebudayaan baru yang
memandang penyesuaian budaya sangat mempengaruhi pemerolehan B2. Pengaruh itu
ditentukan oleh jarak social psikologis antara kelompok pembelajar B2 dengan
masyarakat asli pemilik B2 tersebut.
2. Teori Akomodasi
Teori Akomodasi yang menyatakan bahwa cara pembelajar B2 membatasi diri dalam
berhubungan dengan ‘pemilik’ B2. Identifikasi hubungan antara kedua kelompok akan
menimbulkan motivasi yang mempengaruhi keberhasilan pemerolehan B2.
3. Teori wacana
Berpendapat bahwa pembelajar B2 akan menemukan makna bahasa melalui
keterlibatannya dalam berkomunikasi. Semakin sering pembelajar terlibat dalam alamiah
(dalam konteks berbahasa langsung) maka kan sangat baik kemampuan B2-nya.
4. Model monitor
Menyatakan tampilan berbahasa pembelajar B2 ditentukan oleh cara mereka
menggunakan monitor. Penggunaan monitor yang berlebihan akan menghambat
penguasaaan bahasa pembelajar. Berikut lima hi[otesis yang mempengaruhi pemerolehan
B2 :
a. Hipotesis pemerolehan-pembelajaran
b. Hipotesis urutan alamiah
c. Hipotesis monitor
d. Hipotesis masukan
e. Hipotesis saringan afektif
5. Model kompetensi variable
Berpendapat bahwa cara seseorang mempelajari bahasa akan mencerminkan cara orang
itu menggunakan bahasa yang dipelajarinya. Produk penggunaan bahasa terdiri atas
berbagai macam produk bahasa (wacana) dari yang tidak terencana sampai terencana.
6. Hipotesis universal
Menyatakan bahwa bahasa antara anak (interlangue) akan terisi dengan kaidah-kaidah
bahasa yang bersifat universal. Pola-pola bahasa yang sesuai dengan kesemestaan bahasa
akan lebih mudah dipahami daripada pola-pola khusus. Penguasaan struktur B1 akan
membantu pembelajar dalam pemerolehan B2.
7. Teori neurofungsional
Berpandangan adanya hubungan antara pemerolehan B2 dengan anatomi otak syaraf dan
system otak.
MODUL 3

Pendekatan, Metode, dan Teknik Pembelajaran Bahasa


Untuk menjadi guru professional salah satu syaratnya adalah dapat memilih strategi
pembelajaran yang tepat karena keberhasilan mengajar seorang guru ditentukan pula oleh
pemilihan strategi yang tepat. Didalam strategi pembelajaran bahasa tercakup pendekatan,
metode, dan teknik pembelajaran bahasa.

K E G I A T A N B E LA J A R 1

Pendekatan, Metode, dan Teknik


Pembelajaran Bahasa

A. HAKIKAT PENDEKATAN, METODE, DAN TEKNIK


Uraian tentang konsep pendekatan (approach), metode (method), dan teknik (technique)
dalam modul ini pendapat Anthony yang dikemukakan oleh Jos Daniel Parera (1987) dan Sri
Utari Subyakto-N (1987).
1. Pendekatan
Pendekatan ialah sikap atau pandangan tentang sesuatu yang biasanya berupa asumsi
yang saling berhubungan dengan sesuatu. Dalam pengajaran bahasa, pendekatan
merupakan pandangan, filsafat, atau kepercayaan tentang hakikat bahasa dan pengajran
bahasa yang diyakini oleh guru bahasa.
Para ahli membagi pandangan tentang proses belajar menjadi dua aliran, yaitu aliran
empiris dan aliran rasional. Aliran empiris mempunyai beberapa nama, yaitu behavioris,
aliran mekanis, dan aliran Bloomfield. Aliran Bloomfield digolongkan ke dalam ahli-ahli
ilmu bahasa structural dan ilmu bahasa deskriptif.
Prinsip-prinsip poko aliran Bloomfield :
a. Bahasa adalah ujaran, bukan tulisan;
b. Bahasa adalah serangkaian kebiasaan
c. Ajarkan;ah bahasany, bukan tentang bahasahanya;
d. Bahasa adlah apa-apa yang dikatakan oleh para pemakainya, bukan apa yang oleh
seseorang seharusnya dikatakan demikian
e. Tidak ada satu bahasa pun yang persis sama dengan bahasa yang lain.

Aliran kedua, yaitu aliran rasionalis yang terkenal juga dengan nama aliran mentalis,
atau aliran Noam Chosky. Aliran ini memandang bahwa perbuatan berbahasa itu
perbuatan mental.
Prinsip-prinsip yang dikembangkan oleh kaum rasionalis adalah :
a. Suatu bahasa yang hidup ditandai oleh kreativitas yang dituntut oleh atura-aturan;
b. Aturan-aturan tata bahasa nyata bertalian dengan tingkah laku kejiwaan
c. Manusialah satu-satunya yang dapat belajar bahasabahasa yang hidup
d. Bahasa yang hidup adalah bahasa yang dapat dipakai dalam berpikir.

2. Metode
Pada umumnya metode diartikan sebagai ‘cara mengajar’. Sebenarnya pengertian yang
tepat untuk cara mengajar adalah teknik mengajar, sendangan metode pada hakikatnya
adalah suatu prosedur untuk mencapai sesuatu tujuan yang telah ditetapkan, yang meliputi
hal-hal berikut :
a. Pemilihan Bahan
b. Urutan Bahan
c. Penyajian Bahan
d. Pengulangan Bahan
Tentang pemilihan bahan atau materi pelajaran dapat digunakan prinsip alamiah atau
random. Prinsip alamiah dalam pemilihan bahan adalah sesuai dengan apa yang diperlukan,
seperti halnya kalau kita mempelajari bahasa sendiri. Pemilihan bahan secara random, yaitu
pemilihan bahasa yang dirasa penting (oleh guru) dan sesuai pula dengan situasi yang
dihadapi.
2q2Baik secara alamiah atau random, pemilihan bahan itu didasarkan kriteria berikut ini.
a. Bagian-bagian yang paling sering digunakan
b. Paling berguna
c. Paling muda mengerjakannya
d. Gabungan ketiganya.
Kelancaran berbahasa merupakan suatu malasah pengulangan. Ada dua cara untuk
mengulangi bahasa, dengan cara dihafalkan dikepala, atau dengan cara substitusi
(penggantian). Suatu contoh substitusi adalah urutan kegiatan, yaitu berupa lakukan dan
kataan.
Dalam pembelajaran bahasa menurut Mackey (dalam Parera, 1987:19) terdapat lima belas
macam metode, seperti berikut ini.
a. Direct Method
b. Natural Method
c. Psychological Method
d. Phonetic Method
e. Reading Method
f. Granmnar Language Method
g. Translation Method
h. Grammar Translation Method
i. Eclectic Method
j. The Unit Method
k. Language Control Method
l. Mim-Mem Method
m. Practice-theory Method
n. The Dual Language
o. Cognate Method

a. Direct Method
Direct method atau metode langsung ialah metode pengajaran bahasa yang didalam
pelaksanaannya guru langsung menggunakan bahasa sasaran yaitu bahasa yang diajarkan.
Dari pihak siswa tidak boleh menggunakan bahasa ibu atau bahasa pertamanya sebelum
pembelajaran berlangsung.
Penggunaan Metode Langsung dalam pengajar bahasa menuntut agar semua aspek
bahasa yang diberikan disajikan dalam bahasa Indonesia pula, tetapi apabila mengajar
bahasa inggris maka pelajaran disajikan dalam bahasa inggris. Hal ini, yaitu
pembelajaran bahasa Indonesia di SD, dengan menggunakan Metode Langsung tidak
begitu menyulitkan guru karena di jenjang pendidikan TK pada umumnya siswa sudah
biasa menggunakan bahasa Indonesia. Tujuan Metode Langsung di SD ialah
penggunaan bahasa secara sasaran dalam hal ini bahasa Indonesia, yang merupakan
bahasa ke dua secara lisan agar siswa mampu berkomunikasi dalam bahasa ke dua
tersebut.
Adapun fungsi Metode langsung ini bisa dibedakan menjadi dua, yaitu bagi siswa
dan bagi guru. Bagi siswa berfungsi memudahkan siswa untuk mampu berbahasa (lisan)
dengan tepat, memberikan situasi yang menyenangkan, dan mendorong siswa untuk
belajar bahasa, sendangan bagi guru metode ini memudahkan guru untuk mengajar
berbahasa tanpa menggunakan bahasa pengantar bahasa lain selain bahasa sasaran.

b. Natural Method
Natural Method yang disebut Metode Murni atau Metode Alamiah adalah metode
yang dalam pelaksanaannya penggunaan peraga yang berupa benda-benda, gambar-
gambar, atau peragaan secara langsung dalam aktivitas sehari-hari. Metode Murni atau
Metode Alamiah ini mempunyai ciri-ciri, seperti berikut ini :
1) Kosakata baru dijelaskan dengan cara menggunakan kata-kata yang sudah
diketahui siswa sebelumnya.
2) Makna sesuatu kata yang di ajarkan dengan cara inferensi/menarik
kesimpulan dari beberapa contoh yang diberikan.
3) Kamus digunakan untuk mengingatkan kata-kata yang dilupakan atau
mencari makna kata-kata baru.
4) Tata bahasa dipergunakan untuk membetulkan kesalahan.Penyajian pelajaran
mengikuti urutan: Mendengarkan (menyimak), Berbicara, Membaca, dan
menulis, kemudian diajarkan tata bahasa.
c. Reading Method
Reading Method atau Metode Membaca dipakai di Amerika Serikat pada tahun
1929-an baik di sekolah menengah maupun di perguruan tinggi. Tujuannya ialah antara
lain, untuk memberikan pelajar/mahasiswa kemampuan dalam memahami teks ilmiah
yang mereka perlukan dalam study mereka.
Metode ini dapat juga diterapkan untuk pembelajran bahasa Indonesia di SD dengan
jalan dimodifikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat kemampuan siswa. Metode
ini cocok diterapkan di SD kelas Tinggi.
d. Eclectic Method
Lahirnya metode ini dilatarbelakangi oleh kenyataan bahwa tidak ada satupun
metodepengajaran bahasa yang paling baik karena setiap metode yang ada, di sam[ing
ada keuntungan/keunggulan/kebaikan, juga ada kerugian/kelemahan/kejelasannya. Itulah
sebabnya maka guru bebas memilih metode yang mana paling cocok dengan situasi kelas
yang akan diajarkan. Guru dapat mengurangi/menutup kekurangan satu metode dengan
jalan memasukan metode yang lain.
Eclectic artinya ‘memilih secara bebas’. Dalam hubungannya dengan metode
pengajaran bahasa, bebas di sini adalah bebas untuk menambah atau
mengombinasi/mencapur antar metode yang satu dengan lainya yang dianggap cocok,
dan diperkirakan dapat mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan. Itulah
sebabnya Eclectic Method diterjemahkan secara bebas dalam bahasa Indonesia Metode
Campuran.

3. Teknik
Sebenarnya baik pendekatan maupun metode masih bersifat teoretis karena masih
ada alat lain yang digunakan langsung oleh guru untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Alat itu adalah teknik yang mengandung makna cara-cara dan alat-alat yang digunakan
guru dalam kelas. Dengan demikian, teknik adalah upaya guru, usaha-usaha guru, atau
cara-cara yang digunakan guru untuk mencapai tujuan langsung dalam pelaksanaan
pembelajaran di dalam kelas pada saat itu. Jadi, teknik ini bersifat implementasional.
Karena kata teknik mengandung makna ‘cara-cara, dan metode juga mengandung
makna ‘penyajian bahan’ maka kedua istilah ini adakalanya dipakai dalam arti yang
sama. Hal ini dapat kita pada komponen satuan pelajaran yang berbunyi Metode Teknik.

Adapun macam-macam teknik pembelajaran bahasa (yang dapat juga kita jumpai
pembelajaran mata pelajaran lain), seperti berikut ini (Saliwangi, 1989:56-63).

a. Teknik ceramah
Sampai sekarang teknik ini masih banyak digunakan guru dalam proses belajar-
mengajar. Hal ini disebabkan oleh anggapan bahwa mengajar itu adalah
menerapakan dengan berbicara/berceramah. Itulah sebabnya mengapa salah satu
fungsi guru di dalam kelas adalah sebagai informatory, yaotu pemberi informasi pada
siswa-siswanya.
Teknik ceramah ini dapat digunakan untuk melatih keterampilan mendengarjan
(menyimak). Siswa dilatih untuk membuat intisari dari ceramah yang didengarnya,
kemudian mencerikatan kembali dengan bahasa sendiri. Dapat juga Teknik Ceramah
ini dirangkaikan dengan teknik yang lain, misalnya Teknik Tanya-Jawab, jika
memang telah direncanakan setelah ceramah selesai siswa diberi kesempatan untuk
mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan ceramah yang baru
didengarnya.

b. Teknik Tanya-jawab
Pada umumnya Teknik Tanya-jawab ini mengikuti Teknik Ceramah yang telah
kita lakukan. Tujuanmnya ialah untuk mengecek pemahaman siswa terhadap
ceramah yang bari diberikan atau bisa juga pertanyaan yang diajukan guru untuk
mengecek pemahaman siswa terhadap isi bacaan yang telah mereka baca. Jika
Teknik Tanya-jawab ini tika laksanakan pada waktu membuka pelajaran, secara tidak
langsung kita sudah melaksanakan pretes, yaitu untuk menjajaki sampai dimana
penguasaan siswa terhadap bahan yang akan kita diberikan.

c. Teknik Diskusi Kelompok


Tujuan digunakan tekni ini adalah melatih siswa untuk mengeluarkan pendapat
dan mau menerima kritikan kalau pendapatnya memang kurang benar. Juga melalui
diskusi kelompok ini siswa dapat menguji kebenaran pendapatnya sesuatu hal.

d. Teknik Pemberian Tugas


Teknik Pemberian Tugas ini disebut juga Resitas yang dapat diberikan kapada
siswa secara individu atau kelompok. Dengan teknik ini diharapkan siswa lebih
mendalami materi pelajaran yang diberikan guru. Biasanya pemberian tugas ini diikuti
oleh tugas melaporkan hasil kerja siswa yang disebut resitasi.

e. Teknik Ramu Pendapat (brainstorming)


Teknik ini merupakan perpaduan dari Teknik Tanya-jawab dan Teknik Diskusi.
Teknik ini bisa diterapkan dalam pembelajaran sastra misalnya. Siswa kita ajak
mendiskusi karya sastra, coba anda sebutkan! Baik, bisa puisi, cerpen, atau novel. Jika
yang dibahas adalah cerpen maka yang mereka diskusikan, misalnya tentang
temannya, plotnya, perwatakannya, para tokohnya, danb sebagainya. Secara bergiliran
siswa kita beri kesempatan mengemukakan pendapatnya terhadap pertanyaan-
pertanyaan yang kita ajukan.

f. Simulasi
Simulasi artinya tiruan (imitasi). Teknik Simulasi ini tepat sekali untuk melatih
keterampilan berbicara. Dalam pelaksanaannya guru terlebih dahulu menetapkan peran-
peran yang akan dilakukan oleh guru siswa dalam permainan simulasi, misalnya ada yang
berperan (berpura-pura) sebagai kepala desa, sebagai ketua RW, sebagai ketua RT,
sebagai warga RT yang sedang bersengketa soal air, dan sebagainya.
Guru memberikan pengarahan tentang apa yang akan diperankan oleh masing-masing
siswa yang telah ditunjuk. Oleh karena itu siswa harus memerankan seseorang tokoh
tertentu dalanm permainan tersebut maka Teknik Bermain Peran.

B. JENIS- JENIS PENDEKATAN PEMBELAJARAN BAHASA


Sejak diberlakukannya kurikulum 1984 dalam pembelajaran bahasa Indonesia perlu
diterapkannya pendekatan-pendekatan sebagai berikut :
 komunikatif,
Dalam pembelajaran bahasa Indonesia pendekatan komunikatif, yang ditekankan
adalah mengembangkan kompetensi komunikasi siswa untuk mendukung
performasi komunikasi siswa.
 CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif)
Dalam pembelajaran sudah harus ditinggalkan system DDCH (Duduk Dengar
Catat dan Hafal) tetapi harus diganti dengan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA).
Sejumlah prinsip dalam CBSA yaitu, motivasi, latar atau konteks, keterampilan pada
titik pusat, sosialis,belajar sambil bekerja, individual, menemukan, dan pemecahan
masalah.

 Pendekatan Keterampilan Proses (PKP)


 Pendekatan tematik dan integrative.

K E G I A T A N B E LA J A R 2

Pembelajaran Bahasa Indonesia


Terpadu di SD

A. PEMBELAJARAN TERPADU LINTAS MATERI


Pembelajaran terpadu lintas materi maksudnya materi pembelajaran dari suatu mata
pelajaran dipadukan menjadi satu. Pembelajaran bahasa Indonesia dimulai dengan pemilihan
tema yang merupakan wadah untuk belajar bahasa. Setelah itu merencanakan langkah-
langkah pembelajarannya. Ada 4 keterampilan berbahasa yang harus dipelajari yaitu
membaca, berbicara, menulis, dan mendengarkan yang dalam pembelajarannya dapat
dilaksanakan secara terpadu. Oleh karena itu, dalam pembelajaran berbahasa ditentukan
mana yang menjadi fokus pembelajaran, setelah itu baru ditentukan alokasi waktunya.
Apabila yang menjadi fokus pembelajaran keterampilan membaca maka waktu yang
dialokasikan untuk membaca harus lebih banyak daripada yang lain. Namun dalam
pembelajaran harus ada keterpaduan antara membaca dengan menulis, maupun membaca
dengan mendengarkan, ataupun keterampilan yang lain. Perhatikan bagan berikut:

B. PEMBELAJARAN TERPADU LINTAS KURIKULUM


Pembelajaran Terpadu Lintas Kurikulum maksudnya yaitu pembelajaran yang
memadukan beberapa mata pelajaran, misalnya bahasa Indonesia dipadukan dengan sains,
atau bahasa Indonesia dipadukan dengan agama, dan sebagainya.
Sebagai ilustrasi adanya perpaduan lintas kurikulum di SD yaitu dalam mata pelajaran
bahasa Indonesia yang dipadukan dengan Sains. Misalnya mata pelajaran Sains ada
percobaan yang cara kerjanya dijelaskan oleh guru (keterampilan mendengar), lalu setelah
melakukan percobaan membuat laporan (keterampilan menulis), setelah itu menjelaskan
contoh penerapan konsep dalam kehidupan sehari-hari (keterampilan berbicara).

Anda mungkin juga menyukai