Anda di halaman 1dari 21

TUGAS MODUL 1 DAN 2

PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI


SD
Kelompok 1
1. Arsinah Nim 857091832
2. Evi Nim 857091714
3. Fredy Ramdhani Nim 857091699
4. Murini Nim 857091524
MODUL 1
PEMBELAJARAN 1
HAKIKAT BAHASA
Tak ada yang memungkiri bahwa bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan.
Tanpa bahasa, manusia tidak dapat berbuat apa-apa atau malahan bahasa itu tidak ada, manusia pun
tidak ada. Jadi, bahasa ada karena manusia ada.
A. PENGERTIAN BAHASA
Mari kita cermati beberapa pengertian bahasa yang telah dirumuskan beberapa ahli.
1. Bahasa adalah sebuah simbol bunyi yang arbiter yang digunakan untuk komunikasi
manusia (Wardhaugh, 1972).
2. Bahasa adalah sebuah alat untuk mengkomunikasikan gagasan atau perasaan secara
sistematis melalui penggunaan tanda, suara gerak atau tanda-tanda yang disepakati, yang
memiliki makna yang dipahami (Webster’s New Collegiate Dictionary, 1981).
3. Bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter, yang dipergunakan oleh para anggota
sosisal untuk berkomunikasi, bekerja sama, dan mengidentifikasi diri (Kentjono, Ed.,
1984:2).
4. Bahasa adalah salah satu dari sejumlah sistem makna yang secara bersama-sama
membentuk bahasa manusia (Halliday dan Hasan, 1991).
Rumusan definisi bahasa diatas mencerminkan minat dan sudut pandang penyusunannya. Ada yang menekankan pada
sistem, alat, dan juga pada komunikasi. Namun, apapun rumusan yang telah dibuat, pada dasarnya konsep bahasa memiliki
karakteristik sebagai berikut.
1. Bahasa Adalah Sebuah Sistem
Sebagai sebuah sistem bahasa terdiri dari sejumlah unsur yang saling terkait dan tertata secara beraturan, serta
memiliki makna. Unsur-unsur bahasa diatur, seperti pola berulang. Sebagai sebuah sistem, bahasa
bersifat sistematis dan sistemis. Sistematis artinya bahasa itu dapat diuraikan atas satuan-satuan terbatas yang
berkombinasi dengan kaidah-kaidah yang dapat diramalkan. Sistemis artinya bahasa terdiri dari jumlah subsistem, yang
satu sama lain saling terkait dan membentuk satu kesatuan utuh yang bermakna.
2. Bahasa Merupakan Sistem Lambang yang Arbiter (Mana Suka) dan Konvensional
Bahasa merupakan sistem simbol, baik berupa bunyi dan/atau tulisan yang dipergunakan dan disepakati oleh
suatu kelompok sosial. Sebagai sebuah simbol bahasa memiliki arti. Simbol- simbol merupakan sistem maka untuk
memahaminya harus dipelajari.
3. Bahasa Bersifat Produktif
Saudara, tahukah ada anda berapa banyak fonem dan pola dasar kalimat dalam bahasa Indonesia?
Ya, begitu terbatas bukan. Justru dari keterbatasannya itu dapat dihasilkan satuan bahasa dalam jumlah
yang tak terbatas. Oleh karena itu pula, bahasa bersifat produktif.
4. Bahasa Memiliki Fungsi dan Variasi
Suatu bahasa digunakan untuk berbagai kebutuhan dan tujuan dalam konteks yang berbeda-beda.
Oleh karena itu, suatu bahasa tidak pernah tampil seragam. Sebagai sebuah produk kebudayaan, bahasa
juga merupakan simbol kelompok yang mencerminkan identitas masyarakat penggunaannya. Antar
anggota masyarakat bahasa tersebut terikat oleh perasaan sebagai satu kesatuan, yang membedakan dari
kelompok lainnya.
B. FUNGSI BAHASA
Dari penjelasan tentang pengertian bahasa tersebut, seccara umum bahasa memiliki fungsi personal
dan sosial. Fungsi Personal mengacu pada peranan bahasa sebagai alat untuk mengungkapkan pikiran
dan perasaan setiap diri manusia sebagai makhluk individu. Adapun fungsi sosial mengacu pada peranan
bahasa sebagai alat komunikasi dan berinteraksi antar individu atau antar kelompok sosial.
C. RAGAM BAHASA
Ragam bahasa pun dipengaruhi oleh latar belakang pendidikan penggunaan bahasa. Ragam bahasa
orang terpelajar menampakkan keteraturan dan kerapian berbahasa Indonesia yang lebih baik dibandingkan
dengan kelompok masyarakat yang kurang berpendidikan. Dari uraian tentang ragam bahasa Indonesia
berdasarkan pemakaian bahasa dapatlah kita nyatakan bahwa masing-masing dasar pengklasifikasian melahirkan
ragam bahasa tertentu.
Sebagaimana digambarkan pada skema sebelumnya , ragam bahasa Indonesia juga dapat
dikelompokkan menurut pemakaiannya , yang terdiri dari (1) bidang atau pokok persoalan yang dibicarakan,
(2) sarana atau media yang digunakan dalam berbahasa, serta (3) situasi pemakaian.
Ragam bahasa berdasarkan situasi penggunaannya melahirkan istilah ragam resmi dan tak resmi. Sesuai
dengan namanya, ragam bahasa resmi digunakan dalam situasi formal, seperti pidato kenegaraan, karya
ilmiah, surat dinas, dan dokumen pemerintah atau organisasi. Ciri yang paling menonjol dalam ragam bahasa
adalah penggunaan gaya atau langgam berbahasa yang menunjukkan hubungan formal dan berjarak. Sementara
itu ragam tak resmi digunakan dalam situasi berbahasa yang santai dan akrab.
MODUL 1
KEGIATAN BELAJAR 2
HAKIKAT PEMBELAJARAN BAHASA
A. KONSEP BELAJAR
Belajar layaknya sebuah proses membangun gedung. Siswa belajar dengan menggunakan tiga cara,
yaitu melalui pengalaman ( dengan kegiatan langsung atau tidak langsung ), pengamatan ( melihat contoh
atau model ), dan bahasa.
B. BELAJAR BAHASA
Sebelum masuk kesekolah dasar, anak belajar Bahasa melalui komunitasnya, yaitu keluarga, teman,
media radio atau televisi, dan lingkungannya. Belajar Bahasa melalui pola berikut.
1. Semua Komponen, Sistem, dan Kterampilan Bahasa Dipelaari secara Terpadu
2. Belajar Bahasa Dilakukan secara Alami dan Langsung dalam Konteks yang Otentik
3. Belajar Bahasa Dilakukan secara Bertahap, sesuai dengan Kebutuhannya
4. Belajar Bahasa dilakukan melalui Strategi Uji Coba (Trial-erorr) dan Strategi Lainnya
C. PEMBELAJARAN BAHASA
Saudara, Hlliday (19179, dalam Goodman, dkk., 1987) menyatakan ada
tiga tipe belajar yang melibatkan Bahasa.
1. Belajar Bahasa
2. Belajar melalui Bahasa
3. Belajar tentang Bahasa
Apabila kita berbicara tentang kemampuan berbahasa maka wujud
kemampuan itu lazimnya diklasifikasikan menjadi empat macam.
1. Kemampuan Menyimak atau Mendengarkan
2. Kemampuan Berbicara
3. Kemampuan Membaca
4. Kemampuan Menulis
Cara pandang pembelajaran Bahasa disekolah dasar adalah sebagai berikut.
1. Imersi, yaitu pembelajaran Bahasa dengan ‘menerjunkan’ siswa secara langsung dalam
kegiatan berbahasa yang dipelajarinya.
2. Pengerjaan (employment), yaitu pemeblajaran Bahasa dilakukan dengan memeberikan
kesempatan kepada siswa untuk terlibat aktif dalam berbagai kegiatan berbahasa yang
bermakna, fungsional, dan otentik.
3. Demonstrasi, yaitu siswa belajar melalui demonstrasi dengan pemodelan dan dukungan yang
disediakan guru.
4. Tanggung jawab (responsibility), yaitu pembelajaran Bahasa yang memberikan kesempatan
kepada siswa untuk memilih aktivitas berbahasa yang akan dilakukannya.
5. Uji coba (trial-error), yaitu pembelajaran Bahasa yang memberikan kesempatan kepada siswa
untuk melakukan kegiatan dari prespektif atau sudur pandang siswa.
6. Pengharapan (expectation), yaitu siswa akan berupaya untuk sukse atau berhasil dalam
belajar jika dia merasa bahwa gurunya mengharapkan dia menjadi sukses.
MODUL 2
PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA
KEGIATAN BELAJAR 1
A. Pengertian Pemerolehan Bahasa
Pemerolehan Bahasa (B1) adalah proses pemilikan kamampuan berbahasa yang di peroleh
secara alami, informal, dan melalui kegiatan berbahasa langsung.
B. Teori Pemerolehan Bahasa
1. Pandangan Nativistis
Menurut pandanagn nativistis, setiap ank yang lahir telah dilengkapi dengan
kemampuan bawaan atau alami untuk dapat berbahasa.
2. Pandangan Behavioristis
Menurut behavioristis, penguasaan bahasa anak ditentukan oleh rangsangan yang
diberikan lingkungannya.
3. Pandangan Kognitif
Menurut pandangan kognitif, penguasaan dan perkembangan bahasa anak ditentukan
oleh daya kognitifnya.
C. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemerolehan Bahasa Anak
+
1. Faktor Biologis
Perangkat biologis yang menentukan penguasaan bahasa anak adalah otak(sistem syaraf), alat dengar, dan alat ucap.
2. Faktor Lingkungan Sosial
Seorang anak memerlukan lingkungan sosial sebagai contoh atau model berbahasa, memberikan rangsangan, dan
tanggapan, serta melakukan latihan dan uji coba berbahasa dalam konteks yang sesungguhnya. Lingkungan sosial disini
adalah perilaku berbahasa orang tua, saudara, kerabat, keluarga, teman, atau anggota masyarakat.
Dukungan dan keterlibatan sosial begitu penting bagi anak dalam belajar bahasa. Inilah yang disebut dengan”Sistem
Pendukung Pemerolehan Bahasa” atau “Language Acquisition Support System atau LASS (Bruner dalam Santroc, 1994).
Dengan gambar :
Perangkat biologis Lingkungan sosial
belajar/pemerolehan ( sistem pendukung) Pemerolehan Bahasa
bahasa pemerolehan bahasa

3. Faktor Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam berpikir dan bernalar, termasuk memecahkan masalah. Anak-anak
bernalar tinggi tingkat pencapaiannya cenderung lebih cepat, lebih kaya, dan lebih bervariasi khasanah bahasanya, daripada ank-
anak yang bernalar rendah.
3. Faktor Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam berpikir dan bernalar, termasuk
memecahkan masalah. Anak-anak bernalar tinggi tingkat pencapaiannya cenderung
lebih cepat, lebih kaya, dan lebih bervariasi khasanah bahasanya, daripada ank-anak
yang bernalar rendah.
4. Faktor Motivasi
Faktor Intrinsik yang berasal dari dalam diri anak antara lain kebutuhan dasar yang
bersifat praktis, seperti lapar, haus, sakit, serta perhatian dan kasih sayang.
Faktor Ekstrinsik yang berasal dari lingkungan sekitar antara lain respon dari orang
lain yang bersifat positif, pujian , serta eksfresi rasa senang, gembira, dan ceria.
D. Strategi Pemerolehan Bahasa
1. Mengingat
Setiap pengalaman indrawi yang dilalui anak, dicatat dalam benaknya.
2. Meniru
Anak mencontoh secara kreatif atau menginsfirasi
3. Mengalami Langsung
Adalah anak mengalami langsuing kegiatan berbahasa dalm konteks yang nyata. Anak menggunakan
bahasanya baik ketika berkomunikasi dengan orang lain, maupun sewaktu sendirian.
4. Bermain
Kegiatan bermain sangat penting untuk mendorong pengembangan kemampuan berbahasa anak.
5. Penyederhanaan
Berpusat pada dirinya, perkembangan kemampuan anak yang bertahap yang membuat tuturan yang
digunakannys lebih sederhana dan langsung.
E.Tahap-Tahap Pemerolehan Bahasa
1. Tahap Pralinguistik
Pada tahap ini, bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan akan semakin mendekati bunyi vokal atau konsonan
tertentu.
Fase ini berlangsung sejak anak lahir sampai berumur 12 bulan atau 0 – 12 bulan
2. Tahap Satu-Kata atau Holofrasis
Pada tahap ini anak menggunakan satu kata yang bermakna mewakili Keseluruhan ide yang disampaikannya.
Fase ini berlangsung ketika anak berusia 12 - 18 bulan.
3. Tahap Dua-Kata
Pada tahap ini kosakata dan gramatika anak berkembang dengan cepat, seiring dengan kematangan otak dan
alat ucapnya.
Fase ini berlangsung sewaktu anak berusia 18 – 24 bulan.
4. Tahap Telegrafis
Pada tahap ini anak telah menghasilkan ujaran dalam bentuk kalimat-kalimat pendek. Variasi bentuk kata
sudah mulai muncul.
Fase ini saat anak berusia 2 – 3 tahun.
KEGIATAN BELAJAR 2
PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
A. PENGERTIAN DAN CARA PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
Suatu Bahasa disebut Bahasa kedua apabila Bahasa tersebut dikuasai anak melalui belajar
secara formal. Dalam memperoleh B2 banyak cara yang dilakukan. Secara umum, tipe
perolehan B2 dapat dibedakan menjadi pemerolehan B2 secara terpimpin, secara alamiah, serta
terpimpin dan alamiah (lihat Subyakto-Nabanan, 1992). Pemerolehan B2 secara terpimpin
dilakukan melalui aktivitas pembelajaran, baik di sekolah maupun kursus atau les.
B. TEORI PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
Telah banyak dilakukan penelitian tentang pemerolehan B2. Ellis (1986) telah
mengidentifikasi tujuh teori pemerolehan B2, yang terdiri dari model akulturasi, teori akomodasi,
teori wacana, teori monitor, model kompetensi variabel, hipotesis universal, dan teori
neurofungsional.
1. Model akulturasi
Akulturasi adalah proses adaptasi atau penyesuaian dengan kebudayaan baru. Dalam pemerolehan B2,
akulturasi dipandang penting karena Bahasa sebagai ungkapan budaya serta berhubungan dengan saling menilai antara
masyarakat B1 dengan B2.
2. Teori akomodasi
Teori akomodasi menyatakan bahwa hubungan masyarakat B1 dengan B2 dalam berinteraksi sangat menentukan
pemerolehan B2.
3. Teori wacana
Teori wacana menekankan pentingnya pembelajaran B2 menemukan makna Bahasa melalui keterlibatannya dalam
berkomunikasi. Melalui kesertaannya dalam komunikasi, pembelajaran dapat mengembangkan kaidah gramatika dan
penggunaan bahasanya.
4. Model monitor
Monitor adalah proses kontruksi kreatif dalam Bahasa. Model monitor memiliki lima hipotesis berikut
mempengaruhi pemerolehan B2.
a. Hipotesis pemerolehan-pembelajaran
b. Hipotesis urutan alamiah
c. Hipotesis monitor
d. Hipotesis masukan
5. Model kompetensi variabel
Model ini menyatakan bahwa cara seseorang mempelajari Bahasa akan mencerminkan
cara orang itu menggunakan Bahasa yang dipelajarinya. Produk penggunaan Bahasa terdiri atas
berbagai macam produk Bahasa (wacana) dari yang tidak terencana sampai yang terencana.
Produk yang tidak direncanakan adalah wujud penggunaan Bahasa yang penyampaiannya
bersifat spontan, tanpa persiapan, dan tidak melalui pemikiran yang matang. Penggunaan
Bahasa ini terjadi dalam komunikasi rutin seperti tutur-sapa, percakapan. Sebaliknya, produk
Bahasa yang direncanakan merupakan wujud penggunaan Bahasa yang pengungkapannya
didahului dengan persiapan dan pemikiran yang cukup matang.
6. Hipotesis universal
Hipotesis universal manyatakan bahwa anak menemukan kaidah-kaidah Bahasa dengan
bentuk gramatika universal, yakni gramatika inti. Contoh gramatika universal, umumnya Bahasa
memiliki struktur kalimat yang berpola subjek-predikat. Gramatika inti bersifat tak bermarkah,
artinya sesuai dengan kecenderungan Bahasa.
7. Teori neurifungsional
Teori ini menyatakan adanya hubungan antara Bahasa dengan anatomi syaraf. Dua
daerah dalam otak, yaitu belahan otak kanan (daerah wenickle) dan belahan otak kiri ( daerah
brocka), menentukan pemerolehan B2. Belahan otak kanan berkaitan dengan proses
menyeluruh dan berfungsi untuk merekam dan memproses ujaran yang berpola. Sementara
belahan otak kiri berkaitan dengan penggunaan Bahasa secara kreatif yang meliputi
pemrosesan secara sintatik dan semantic, serta pengendali aktivitas berbicara dan menulis.

Anda mungkin juga menyukai