3. Faktor Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam berpikir dan bernalar, termasuk memecahkan masalah. Anak-anak
bernalar tinggi tingkat pencapaiannya cenderung lebih cepat, lebih kaya, dan lebih bervariasi khasanah bahasanya, daripada ank-
anak yang bernalar rendah.
3. Faktor Intelegensi
Intelegensi adalah kemampuan seseorang dalam berpikir dan bernalar, termasuk
memecahkan masalah. Anak-anak bernalar tinggi tingkat pencapaiannya cenderung
lebih cepat, lebih kaya, dan lebih bervariasi khasanah bahasanya, daripada ank-anak
yang bernalar rendah.
4. Faktor Motivasi
Faktor Intrinsik yang berasal dari dalam diri anak antara lain kebutuhan dasar yang
bersifat praktis, seperti lapar, haus, sakit, serta perhatian dan kasih sayang.
Faktor Ekstrinsik yang berasal dari lingkungan sekitar antara lain respon dari orang
lain yang bersifat positif, pujian , serta eksfresi rasa senang, gembira, dan ceria.
D. Strategi Pemerolehan Bahasa
1. Mengingat
Setiap pengalaman indrawi yang dilalui anak, dicatat dalam benaknya.
2. Meniru
Anak mencontoh secara kreatif atau menginsfirasi
3. Mengalami Langsung
Adalah anak mengalami langsuing kegiatan berbahasa dalm konteks yang nyata. Anak menggunakan
bahasanya baik ketika berkomunikasi dengan orang lain, maupun sewaktu sendirian.
4. Bermain
Kegiatan bermain sangat penting untuk mendorong pengembangan kemampuan berbahasa anak.
5. Penyederhanaan
Berpusat pada dirinya, perkembangan kemampuan anak yang bertahap yang membuat tuturan yang
digunakannys lebih sederhana dan langsung.
E.Tahap-Tahap Pemerolehan Bahasa
1. Tahap Pralinguistik
Pada tahap ini, bunyi-bunyi bahasa yang dihasilkan akan semakin mendekati bunyi vokal atau konsonan
tertentu.
Fase ini berlangsung sejak anak lahir sampai berumur 12 bulan atau 0 – 12 bulan
2. Tahap Satu-Kata atau Holofrasis
Pada tahap ini anak menggunakan satu kata yang bermakna mewakili Keseluruhan ide yang disampaikannya.
Fase ini berlangsung ketika anak berusia 12 - 18 bulan.
3. Tahap Dua-Kata
Pada tahap ini kosakata dan gramatika anak berkembang dengan cepat, seiring dengan kematangan otak dan
alat ucapnya.
Fase ini berlangsung sewaktu anak berusia 18 – 24 bulan.
4. Tahap Telegrafis
Pada tahap ini anak telah menghasilkan ujaran dalam bentuk kalimat-kalimat pendek. Variasi bentuk kata
sudah mulai muncul.
Fase ini saat anak berusia 2 – 3 tahun.
KEGIATAN BELAJAR 2
PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
A. PENGERTIAN DAN CARA PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
Suatu Bahasa disebut Bahasa kedua apabila Bahasa tersebut dikuasai anak melalui belajar
secara formal. Dalam memperoleh B2 banyak cara yang dilakukan. Secara umum, tipe
perolehan B2 dapat dibedakan menjadi pemerolehan B2 secara terpimpin, secara alamiah, serta
terpimpin dan alamiah (lihat Subyakto-Nabanan, 1992). Pemerolehan B2 secara terpimpin
dilakukan melalui aktivitas pembelajaran, baik di sekolah maupun kursus atau les.
B. TEORI PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
Telah banyak dilakukan penelitian tentang pemerolehan B2. Ellis (1986) telah
mengidentifikasi tujuh teori pemerolehan B2, yang terdiri dari model akulturasi, teori akomodasi,
teori wacana, teori monitor, model kompetensi variabel, hipotesis universal, dan teori
neurofungsional.
1. Model akulturasi
Akulturasi adalah proses adaptasi atau penyesuaian dengan kebudayaan baru. Dalam pemerolehan B2,
akulturasi dipandang penting karena Bahasa sebagai ungkapan budaya serta berhubungan dengan saling menilai antara
masyarakat B1 dengan B2.
2. Teori akomodasi
Teori akomodasi menyatakan bahwa hubungan masyarakat B1 dengan B2 dalam berinteraksi sangat menentukan
pemerolehan B2.
3. Teori wacana
Teori wacana menekankan pentingnya pembelajaran B2 menemukan makna Bahasa melalui keterlibatannya dalam
berkomunikasi. Melalui kesertaannya dalam komunikasi, pembelajaran dapat mengembangkan kaidah gramatika dan
penggunaan bahasanya.
4. Model monitor
Monitor adalah proses kontruksi kreatif dalam Bahasa. Model monitor memiliki lima hipotesis berikut
mempengaruhi pemerolehan B2.
a. Hipotesis pemerolehan-pembelajaran
b. Hipotesis urutan alamiah
c. Hipotesis monitor
d. Hipotesis masukan
5. Model kompetensi variabel
Model ini menyatakan bahwa cara seseorang mempelajari Bahasa akan mencerminkan
cara orang itu menggunakan Bahasa yang dipelajarinya. Produk penggunaan Bahasa terdiri atas
berbagai macam produk Bahasa (wacana) dari yang tidak terencana sampai yang terencana.
Produk yang tidak direncanakan adalah wujud penggunaan Bahasa yang penyampaiannya
bersifat spontan, tanpa persiapan, dan tidak melalui pemikiran yang matang. Penggunaan
Bahasa ini terjadi dalam komunikasi rutin seperti tutur-sapa, percakapan. Sebaliknya, produk
Bahasa yang direncanakan merupakan wujud penggunaan Bahasa yang pengungkapannya
didahului dengan persiapan dan pemikiran yang cukup matang.
6. Hipotesis universal
Hipotesis universal manyatakan bahwa anak menemukan kaidah-kaidah Bahasa dengan
bentuk gramatika universal, yakni gramatika inti. Contoh gramatika universal, umumnya Bahasa
memiliki struktur kalimat yang berpola subjek-predikat. Gramatika inti bersifat tak bermarkah,
artinya sesuai dengan kecenderungan Bahasa.
7. Teori neurifungsional
Teori ini menyatakan adanya hubungan antara Bahasa dengan anatomi syaraf. Dua
daerah dalam otak, yaitu belahan otak kanan (daerah wenickle) dan belahan otak kiri ( daerah
brocka), menentukan pemerolehan B2. Belahan otak kanan berkaitan dengan proses
menyeluruh dan berfungsi untuk merekam dan memproses ujaran yang berpola. Sementara
belahan otak kiri berkaitan dengan penggunaan Bahasa secara kreatif yang meliputi
pemrosesan secara sintatik dan semantic, serta pengendali aktivitas berbicara dan menulis.