PENDAHULUAN
tidak termasuk protrusi organ hati sering dijumpai bersamaan dengan kelainan-
kelainan jantung bawaan, diikuti dengan kelainan otot rangka (Musculo Sceletal ),
lingkungan, faktor sosial yang tidak stabil, faktor kemiskinan, ataupun usia muda
antitiroid dan defisiensi dari asam folat, pada ibu-ibu hamil yang melahirkan bayi-
bayi Omphalocele
1
BAB II
OMPHALOCELE
II. 1 Definisi
Omphalokel secara bahasa berasal dari bahasa yunani omphalos yang berarti
Omphalokel diartikan sebagai suatu defek sentral dinding abdomen pada daerah
cincin umbilikus (umbilical ring) atau cincin tali pusar sehingga terdapat herniasi
organ-organ abdomen dari cavum abdomen namun masih dilapisi oleh suatu
kantong atau selaput. Selaput terdiri atas lapisan amnion dan peritoneum.
Gambar 1 Omphalocele
sebagai kantong bening tidak berpembuluh darah yang terdiri dari lapisan
2
Omfalokel adalah herniasi sebagian isi intra abdomen melalui cincin umbilikus
yang terbuka ke dalam dasar tali pusat. Ukurannya bervariasi dalam sentimeter, di
dalamnya berisi seluruh midgut, gaster dan hepar. Sekitar 70% kasus, omfalokel
kromosom.
II. 2 Sejarah
bernama Ambroise Par pada tahun 1634. Dia mendeskripsikan omphalokel secara
Baru kemudian pada tahun 1948, Robet Gross di Boston memperkenalkan suatu
penutupan omphalokel melalui 2 tahap. Tahap pertama ialah membuat skin flap
tersebut.
3
Akhirnya pada tahun 1969, Allen dan Wrenn memperkenalkan pada suatu teknik
dimungkinkan pada masa-masa awal bayi. Sampai saat ini berbagai usaha
Pada perawatan konservatif kendala yang ada adalah perawatan yang lama, hasil
abdomen sebaiknya dilakukan pada umur 3-6 bulan. Penderita omfalokel besar
sebagai pilihan utama. Sudah lama dikenal bahwa omfalokel sering berhubungan
embriologi secara umum. Kelainan penyerta terjadi antara 30% sampai dengan
4
Pentalogi Cantrell dan sindrom Prune Belly (tidak tumbuhnya otot dinding
dijumpai dan diperkirakan sebagai suatu akibat dari iskemia yang ditimbulkan
II.3 Embriologi
menjadi foregut, midgut dan hindgut. Pertumbuhan ini berhubungan erat dengan
epigastrial.
Membungkus midgut dan bersama lipatan lain membentuk cincin awal umbilicus.
pada bagian tengah. Pada kelainan ini cincin umbilicus tidak terbentuk sempurna
5
3 Lipatan ekor (caudal fold)
omfalokel hipogastrikus.
Awal terjadinya omphalokel masih belum jelas dan terdapat beberapa teori
yang banyak disebutkan oleh para ahli ialah bahwa omphalokel berkembang
karena kegagalan migrasi dan fusi dari embrionik fold bagian kranial, caudal dan
lateral saat membentuk cincin umbilikus pada garis tengah sebelum invasi miotom
embrio berupa suatu membran tipis yang terdiri dari ektoderm dan mesoderm
dari embrionik fold somatopleura bagian kranial, kaudal dan lateral yang mulai
mengadakan fusi pada garis tengah untuk membentuk cincin umbilikus. Pada
minggu ke-4 sampai ke-7, somatopleura diinvasi oleh miotom yang terbentuk
disebelah lateral dari vertebra dan bermigrasi ke medial. Selama itu juga midgut
6
Miotom merupakan segmen primitif sepanjang spinal cord yang nantinya masing-
nervus spinalis. Pada minggu ke-8 sampai ke-12 miotom berdiferensiasi menjadi
3 lapis otot dinding perut dan mengadakan fusi pada garis tengah. Akhirnya pada
minggu ke-12 rongga abdomen janin sudah cukup kuat sebagai tempat usus yang
akan masuk kembali dan berputar yang kemudian menempati posisi anatomisnya.
II. 4 Etiologi
omphalokel diantaranya adalah infeksi, penggunaan obat dan rokok pada ibu
hamil, defisiensi asam folat, hipoksia, penggunaan salisilat, kelainan genetik serta
hernia, sternal cleft, cardiac anomaly berupa ektopic cordis dan vsd .
7
syndrome, Prune-belly syndrome dan sindrom-sindrom kelainan kromosom
1 Faktor kehamilan dengan resiko tinggi, seperti ibu hamil sakit dan
tersebut berperan pada timbulnya insufisiensi plasenta dan lahir pada umur
kehamilan kurang atau bayi prematur, diantaranya bayi dengan gastroschizis dan
abdomen pada percobaan dengan tikus tetapi kemaknaannya secara klinis masih
sebatas perkiraan. Secara jelas peningkatan MSAFP (Maternal Serum Alfa Feto
terjadi kelainan struktural pada fetus. Bila suatu kelainan didapati bersamaan
kelainan genetik.
8
II.5 Diagnosis
operasi dikerjakan, pemeriksaan fisik secara lengkap dan perlu suatu rontgen dada
serta ekokardiogram. Pada saat lahir, omfalokel diketahui sebagai defek dinding
abdomen pada dasar cincin umbilikus. Defek tersebut lebih dari 4 cm (bila defek
kurang dari 4 cm secara umum dikenal sebagai hernia umbilikalis) dan dibungkus
oleh suatu kantong membran atau amnion. Pada 10% sampai 18%, kantong
mungkin ruptur dalam rahim atau sekitar 4% saat proses kelahiran. Omfalokel
pulmoner.
9
Klasifikasi menurut Omfalokel menurut Moore ada 3,yaitu:
Suatu defek yang sempit dengan kantong yang kecil mungkin tak terdiagnosis saat
lahir. Dalam kasus ini timbul bahaya tersendiri bila kantong terjepit klem dan
sebagian isinya berupa usus, bagiannya teriris saat ligasi tali pusat. Bila omfalokel
dan akan tampak retak-retak. Pada saat tersebut akan menjalar infeksi dibawah
lapisan yang mengering dan berkrusta. Kadang dijumpai lapisan tersebut akan
Diagnosis prenatal
Defek dinding abdomen janin biasanya dapat dideteksi pada saat minggu ke 13
kehamilan, dimana pada saat tersebut secara normal seharusnya usus telah masuk
tampak sebagai suatu gambaran garisgaris halus dengan gambaran kantong atau
selaput yang ekhogenik pada daerah tali pusat umbilical cord berkembang.
10
garis yang kurang halus, tanpa kantong yang ekhogenik dan terlihat defek terpisah
dari tali pusat. Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada masa prenatal
Gambaran klinis bayi baru lahir dengan omphalokel ialah terdapatnya defek
sentral dinding abdomen pada daerah tali pusat. Defek bervarasi ukurannya,
organ abdomen baik solid maupun berongga dan masih dilapisi oleh selaput atau
kantong serta tampak tali pusat berinsersi pada puncak kantong. Kantong atau
selaput tersusun atas 2 lapisan yaitu lapisan luar berupa selaput amnion dan
11
Diantara lapisan tersebut kadang-kadang terdapat lapisan Wartons jelly. Wartons
jelly adalah jaringan mukosa yang merupakan hasil deferensiasi dari jaringan
seluruh dinding abdomen (kavum abdomen sangat kecil) dan dapat mengandung
bila diresorbsi akan menjadi gastroskisis. Apabila terjadi ruptur dari selaput atau
kantong maka organ-organ abdomen janin/bayi dapat berubah struktur dan fungsi
tersebut Perubahan tersebut tergantung dari lamanya infeksi dan iskemik yang
berhubungan dengan lamanya organ-organ terpapar cairan amnion dan urin janin.
respirasi, kecuali bila ada hipoplasia paru yangbiasanya ditemukan pada giant
omphalocele.
Kelainan lain yang sering ditemukan pada omphalokel terutama pada giant
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada saat bayi lahir untuk
12
Pemeriksaan radiologi dapat berupa rongent thoraks untuk melihat ada tidaknya
jantung.
kongenital
Lokasi defek Pada cincin Pada cincin Terpisah (biasanya
defek (cm)
Kavum abdomen Kecil terutama Normal Normal
pada giant
omfalokel
Kantong + + +
Kandungan Seluruh organ Beberapa loop usus Biasanya gaster
abdomen/usus eksudat
Malrotasi Sering - Jarang
Atresia dan Jarang - Sering
strangulasi
Hubungan Sering Seringterdapat Jarang
kongenital meckel
Letak tali pusat Pada puncak Pada puncak Terpisah dengan
13
kantung kantong kantong, biasanya
di lateral
Gambar 4 Gastroskisis
II. 7 Penatalaksanaan
1. A. Penatalaksanaan prenatal
informed consent pada orang tua tentang keadaan janin,resiko tehadap ibu, dan
prognosis. Informed consent sebaiknya melibatkan ahli kandungan, ahli anak dan
14
penatalaksanaan berikutnya berupa melanjutkan kehamilan atau mengakhiri
pemeriksaan USG berkala juga ditentukan tempat dan cara melahirkan. Selama
Oak Sanjai (2002) meyebutkan bahwa komplikasi dari partus pervaginam pada
bayi dengan defek dinding abdomen kongenital dapat berupa distokia dengan
Walaupun demikian, sampai saat ini persalinan melalui sectio caesar belum
Bayi sebaiknya dilahirkan atau segera dirujuk ke suatu pusat yang memiliki
15
fasilitas perawatan intensif neonatus danbedah anak. Bayi-bayi dengan
gastroskisis.
1. Tempatkan bayi pada ruangan yang asaeptik dan hangat untuk mencegah
menagis dan air swallowing. Posisi kepala sebaiknya lebih tinggi untuk
memperlancar drainase.
alat bantu ventilasi seperti mask tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan
4. Pasang pipa nasogastrik atau pipa orogastrik untuk mengeluarkan udara dan
cairan dari sistem usus sehingga dapat mencegah muntah, mencegah aspirasi,
mengurangi tekanan intra abdomen, demikian pula perlu dipasang rectal tube
16
6. pasang jalur intra vena (sebaiknya pada ektremitas atas) untuk pemberian
cairan dan nutrisi parenteral sehingga dapat menjaga tekanan intravaskuler dan
menjaga kehilangan protein yang mungkin terjadi karena gangguan sistem usus,
7. Lakukan monitoring dan stabilisiasi suhu, status asam basa, cairan dan
elektrolit
-iodine soaked gauze, lalu ditutup lagi dengan suatu oklusif plastik dressing wrap
atau plastik bowel bag. Tindakan harus dilakukan ekstra hati hati dimana cara
mencegah kehilangan panas dan mencegah infeksi serta mencegah angulasi sistem
9. Pemeriksaan darah lain seperti fungsi ginjal, glukosa dan hematokrit perlu
Bila bayi akan dirujuk sebaiknya bayi ditempatkan dalam suatu inkubator hangat
17
2. Bayi dimasukkan incubator dan diberi oksigen
4. Antibiotika
Konservatif
Dilakukan bila penutuan secara primer tidak memungkinkan, misal pada omfaokel
2. Kantongditutup kasa steril dan ditetesi NaCl 0,9% kalo perlu ditutup dengan
3. Posisipenderita miring
seperti pada giant omphalocele atau terdapat status klinis bayi yang buruk
sehingga ada kontra indikasi terhadap operasi atau pembiusan seperti pada bayi-
bayi prematur yang memiliki hyaline membran disease atau bayi yang memiliki
18
kelainan kongenital berat yang lain seperti gagal jantung. Pada giant omphalocele
bisa terjadi
secara primer dan dapat membahayakan bayi. Beberapa ahli, walaupun demikian,
pernah mencoba melakukan operasi pada giant omphalocele secara primer dengan
epitelisasi dari kantong atau selaput. Suatu saat setelah granulasi terbentuk maka
dapat dilakukan skin graft yang nantinya akan terbentuk hernia ventralis yang
akan direpair pada waktu kemudian dan setelah status kardiorespirasi membaik.
Beberapa obat yang biasa digunakan untuk merangsang epitelisasi adalah 0,25 %
Obat tersebut berupa krim dan dioleskan pada permukaan selaput atau kantong
dengan elastik dressing yang sekaligus secara perlahan dapat menekan dan
Tindakan nonoperatif lain dapat berupa penekanan secara eksternal pada kantong.
Beberapa material yang biasa digunakan ialah Ace wraps, Velcro binder, dan
19
poliamid mesh yang dilekatkan pada kulit. Glasser (2003) menyatakan bahwa
membutuhkan nutrisi yang banyak dan angka metabolik yang tinggi serta
yang lebih pendek dan waktu full enteral feeding yang lebih cepat dibanding
omfalokelnya.
pembedahan.
2. Bayi dengan kelainan lain yang berat yang sangat mempengaruhi daya
tahan hidup.
Prinsip kerugian dari metode ini adalah kenyataan bahwa organ viserayang
mengalami kelainan tidak dapat diperiksa, sebab itu bahaya yang terjadi akibat
20
kelainan yang tidak terdeteksi dapat menyebabkan komplikasi misalnya obstruksi
usus yang juga bisa terjadi akibat adhesi antara usushalus dan kantong. Jika
infeksi dan ruptur kantong dapat dicegah, kulit dari dinding anterior abdomen
secara lambat akan tumbuh menutupi kantong, dengan demikian akan terbentuk
hernia ventralis, karena sikatrik yang terbentuk biasanya tidak sebesar bila
dilakukan operasi. Metode ini terdiri dari pemberian lotion antiseptik secara
berulang pada kantong, yang mana setelah beberapa hari akan terbentuk skar.
secara bertahap kana terjadi epitelialisasi dari tepi kantong. Penggunaan antiseptik
merkuri sebaiknya dihindari karena bisa menghasilkan blood and tissue levels of
mercury well above minimum toxic levels. Alternatif lain yang aman adalah
alkohol 65% atau 70% atau gentian violet cair 1%. Setelah keropeng tebal
menutup defek. Dengan adanya kantong yang intak, tak diperlukan operasi
emergensi, sehingga seluruh pemeriksaan fisik dan pelacakan kelainan lain yang
ukuran defek serta kelainan lain yang mungkin ada (misalnya kelainan paru).
21
Tujuan operasi atau pembedahan ialah memperoleh lama ketahanan hidup yang
intraabomen, aproksimasi dari kulit dan fascia serta dengan lama tinggal di RS
hemodinamik stabil.
Operasi dapat bersifat darurat bila terdapat ruptur kantong dan obstruksi usus.
secara primer atau langsung) dan staged closure (penutupan secara bertahap).
Standar operasi baik pada primary ataupun staged closure yang banyak dilakukan
pada sebagiaan besar pusat adalah dengan membuka dan mengeksisi kantong.
dikoreksi.
1. Primary Closure
yang mengalami herniasi atau eviserasi dengan rongga abdomen. Primary closure
biasanya dilakukan pada omfalokel dengan diameter defek < 5-6 cm. Operasi
22
mula hubungan antara selaput dengan kulit serta fascia diinsisi dan vasavasa
dapat diperoleh suatu insisi /linier tension free/ dengan cara memperpanjang irisan
liver atau ligamen. Kulit kemudiaan dideseksi atau dibebaskan terhadap fascia
secara tajam. Fascia kemudian ditutup dengan jahitan interuptus begitu pula pada
kulit. Untuk kulit juga dapat digunakan jahitan subkutikuler terutama untuk
terabsorbsi. Standar operasi ialah dengan mengeksisi kantong dan pada kasus
demikian beberapa ahli pernah mencoba melakukan operasi langsung pada kasus
2. Staged closure
Pada kasus omfalokel besar atau terdapat perbedaan yang besar antaravolume
Cara tersebut ternyata memakan waktu yang lama, membutuhkan nutrisi yang
banyak dan beresiko terhadap pecahnya kantong atau selaput sehingga dapat
23
timbul infeksi. Juga pada keadaan tertentu selama operasi, ternyata tidak semua
pasien dapat dilakukan primary closure. Yaster M. et al (1989) dari suatu studinya
melaporkan bahwa kenaikan IGP (/intra gastricpressure/) > 20 mmHg dan CVP
> 4 mmHg selama usaha operasi primer dapat menyebabkan kenaikan tekanan
kasus tersebut, yang akhirnya ditemukan suatu metode staged closure. Staged
closure telah diperkenalkan pertama kali oleh Robet Gross pada tahun 1948
dengan teknik skin flap yang kemudian tejadi hernia ventralis dan akhirnya cara
tersebut dikembangkan oleh Allen dan Wrenn paada tahun 1969 dengan suatu
teknik silo
Pada prosedur ini, dibuat skin flap melalui cara undermining mendeseksi
membebaskan secara tajam kulit dan jaringan subkutan terhadap fascia anterior
lateralnya sampai batas linea aksilaris anterior atau media. Kantong atau selaput
dibiarkan tetap utuh. Skin flap kemudian ditarik dan dipertemukan pada garis
24
tengah untuk menutupi defek yang kemudian cara tersebut menimbulkan hernia
ventralis. Hernia ventralis timbul karena kulit terus berkembang sedangkan otot-
otot dinding abdomen tidak. Biasanya 6-12 minggu kemudian dapat dilakukan
repair terhadap hernia ventralis. Cara tersebut juga dapat menimbulkan skar pada
garis tengah yang panjang sehingga menimbulkan bentuk umbilikus yang relatif
jauh dari normal. Beberapa ahli kemudian mencoba suatu usaha agar didapatkan
preservation.
Prosedur dilakukan dengan cara tidak memotong kantong pada tempat melekatnya
urakus dan vasa umbilikus serta tidak memisahkan kutis dan subkutis dari fascia
pada daerah tersebut. Kemudian pada tempat tersebut dibuat neoumbilikus dengan
jahitan kontinyu.
Teknik silo
Teknik silo dapat dilakukan juga bila terdapat omfalokel yang sangat besar
sehingga tidak dapat dilakukan dengan teknik skin flap. Silo merupakan suatu
suspensi prostetik yang dapat menjaga organ-organ intraabdomen tetap hangat dan
dalam rongga abdomen. Operasi diawali dengan mengeksisi kantong atau selaput
25
omfalokel. Kemudian cara yang sama dilakukan seperti membuat skin flap namun
dengan lebar yang sedikit saja sehingga cukup untuk memaparkan batas fascia
atau otot. Suatu material prostetik silo (Silastic reinforced with Dacron) kemudian
kantong diperkecil. Usaha reduksi dapat dilakukan tanpa anestesi umum, tetapi
bayi harus tetap dimonitor di ruangan neonatal intensif care. Reduksi dapat
dicapai seluruhnya dalam beberapa hari sampai beberapa minggu. Pada beberapa
kasus, reduksi komplet dapat dicapai dalam 7-10 hari. Ashcraft (2000)
infeksi dan terpisahnya silo dari jaringan. Kimura K dan Soper R.T (1992)
dan lama. Setelah seluruh isi kantong masuk ke rongga abdomen kemudian
Selama operasi terutama pada primary closure, haruslah dipantau tekanan airway
dan intra abdomen. Dulu beberapa kriteria digunakan untuk memonitor selama
operasi, diantaranya angka respirasi, tekanan darah, warna kulit, dan ferfusi
ferifer. Observasi tersebut menjadi sulit dan kurang reliabel karena bayi dibius
dan IGP (intra gastricpressure) dapat digunakan untuk menentukan teknik yang
26
sebaiknya dilakukan dan memperkirakan hasil dari teknik operasi yang
dilakukan.Dia menyimpulkan pula bahwa kenaikan IGP > 20 mmHg dan CVP >
operasi dirubah dengan metode staged closure dan didapatkan hasil yang
pemberian glukosa 10% intravena, NGT dan irigasi rektal untuk dekompresi usus
serta antibiotik. Cairan infus seluruhnya diberikan melalui ektremitas atas. Pada
yang keluar ke dalam kavum peritoneal dan penutupan defek dinding anterior
abdomen pada 1 tahap merupakan metode operasi pertama untuk omfalokel and
ompalokeldengan ukuran defek yang kecil dan sedang. Pada sebagian besar
ke dalam abdomen dan memperbaiki dinding abdomen. Pada kasus dengan defek
yang besar , terutama bila sebagian besar hepar menempati kantung, rongga
abdomen tidak cukup untuk ditempati seluruh organ visera, hal ini akan
penuh.
gastroschizis.
27
1. Secara sederhana mengabaikan luasnya defek, dimana defek akan ditutup
belakangan, namun untuk menutup ompalokel atau usus yang terburai dengan
kulit dinding abdomen yang dibebaskan ke lateral sampai hampir garis tengah
dijahitkan pada garis tengah. Bila anak tersebut bertahan, hernia ventralis yang
menutup usus. Tudung (silo) tersebut secara progresif ditekan ke arah profunda
kantong amnion dan isinya ke dalam cavum abdomen dan mendekatkan tepi linea
alba oleh peregangan otot abdomen. Prosedur ini memerlukan waktu 5 sampai 7
Kantong intak:
dibasahi minyak
28
* bungkus kantong dengan kasa Kling untuk menyangga usus berada di
dinding abdomen .
stabil teresusitasi. Monitor suhu dan pH. Adanya kelainan lain yang lebih serius
masih intak.
Ruptur kantong :
* melapisi usus yang terburai dengan kasa salin dan bungkus bayi dengan kain
29
* pasang infus.
* viabilitas usus mungkin kurang baik pada defek yang sempit pada segmen
usus yang terjebak. Perlu memperlebar dengan incisi ke arah kranial atau kaudal
Penanganan pascaoperasi
Hiperalimentasi perifer dianjurkan pada hari ke-2 atau ke-3 pascaoperasiatau jika
silastic.Konsekuensinya pada bayi ini tidak ada alternatif selain alimentasi perifer.
dengan kateter plastik kecil. Fungsi usus pada bayi dengan omfalokel adalah
tertunda. Disfungsi usus membutuhkan waktu lama untuk normal, dari 6 minggu
sampai beberapa bulan. Dalam waktu kurang dari 2 minggu pasca penutupan
infeksi seperti selulitis dan biasanya dilanjutkan sampai gejala peradangan mereda
30
Fungsi usus biasanya akan kembali setelah 2-3 hari dari waktu primary closure
sehingga nutrisi enteral awal dapat diberikan. Pada staged repair, total perenteral
nutrisi (TPN) diberikan lebih lama lagi sampai dengan fungsi usus kembali
normal. Glasser (2003) menyebutkan bahwa fungsi usus akan cepat kembali
normal jika peradangan mereda. Akibat awal operasi dapat terjadi kenaikan
return) ke jantung dan menurunnya kardiac output. Selain itu diafragma dapat
beresiko terjadinya barotrauma dan insufisiensi paru. Keadaan itu semua dapat
intestinal, NEC, infeksi yang dapat berakibat sepsis, juga dapat terjadi kegagalan
obstruksi usus dapat disebabkan karena adhesi usus dengan jaringan fibrous pada
penutupan skin flap. NEC dapat disebabkan karena iskemia usus karena volvulus
atau karena tekanan intraabdomen yang meningkat. Infeksi biasanya terjadi pada
staged closure dimana terdapat pemaparan luka berulang dan penggunaan material
prostetik. Komplikasi lanjut dari operasi termasuk hernia ventralis dan lambatnya
pertumbuhan anak.
31
KESIMPULAN
Omphalokel diartikan sebagai suatu defek sentral dinding abdomen pada daerah
cincin umbilikus (umbilical ring) atau cincin tali pusar sehingga terdapat herniasi
organ-organ abdomen dari cavum abdomen namun masih dilapisi oleh suatu
32
Beberapa faktor resiko atau faktor-faktor yang berperan menimbulkan terjadinya
omphalokel diantaranya adalah infeksi, penggunaan obat dan rokok pada ibu
hamil, defisiensi asam folat, hipoksia, penggunaan salisilat, kelainan genetik serta
polihidramnion.
sebagai defek dinding abdomen pada dasar cincin umbilikus. Defek tersebut lebih
dari 4 cm (bila defek kurang dari 4 cm secara umum dikenal sebagai hernia
umbilikalis) dan dibungkus oleh suatu kantong membran atau amnion. Diagnosis
informed consent pada orang tua tentang keadaan janin,resiko tehadap ibu, dan
DAFTAR PUSTAKA
EGC.2004.
Jakarta : EGC.2000.
33
3. Sabiston, David C. Buku Ajar Bedah bagian 2. Jakarta: EGC 265
128
6. http://medicastore.com/penyakit/904/Omfalokel.html
7. http://www.bedahugm.net/omphalocele/
8. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000994.htm
34