OMPHALOCELE
I. Konsep Omphalocele
1.1 Definisi Omphalocele
Omphalokel (omfalokel) adalah adanya protrusi (keadaan menonjol kedepan)
pada waktu lahir dibagian usus yang melalui suatu defek besar pada dinding
abdomen di umbilikus dan usus yang menonjol hanya ditutupi oleh membrane
tipis transparan yang terdiri dari amnion dan peritoneum (W. A. Newman
Dorland, 2002).
Omphalocele juga bisa diartikan sebagai suatu keadaan dimana dinding perut
mengandung struktur muskulo aponeuresis yang kompleks. Aponeuresis
adalah lembaran jaringan mirip tendon yang lebar serta mengkilap untuk
membungkus dan melekatkan otot yang satu dengan yang lainnya dan juga
dengan bagian yang digerakkan oleh otot tersebut.
1
2
b. Pembedahan
Pembedahan dilakukan secara bertahap tergantung besar kecilnya
lubang pada dinding abdomen. Tujuan pebedahan adalah untuk
mengembalikan visera kedalam kavum abdomen dan menutup diding
abdomen.
Pada omphalokel, jika lubangnya kecil maka akan disambungkan
saja, namun jika lubangnya besar maka akan dicangkok dengan
mengambil kulit dari bokong atau paha bayi. Operasi koreksi ini untuk
menempatkan usus ke dalam rongga perut dan menutup lubang. Harus
dikerjakan secepat mungkin sebab tidak ada perlindungan infeksi.
Tambahan lagi makin ditunda operasi makin sukar karena usus akan
udem.
c. Paska Bedah
Perawatan paska bedah neonatus rutin
Terapi oksigen maupun ventilasi mekanik kemungkinan diperlukan
6
1.8 Pathway
Kelainan bawaan
Korda terobek
Agen cidera
biologis
Omfalokel
Nyeri
3. Kaji Sirkulasi
a. Kaji adanya sianosis perifer
Diagnosa 2: hipertermia
2.2.4 Definisi
Peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal..
2.2.5 Batasan karakteristik
2.2.5.1 Objektif:
Kulit merah
Suhu tubuh meningkat diatas rentang normal
Kejang atau kovulasi
Takikardie
takipnea
2.2.5 Faktor yang berhubungan
Dehidrasi
Penyakit atau trauma
Ketidak mampuan dan penurunan kemampuan berkeringat
Pakaian yang tidak tepat
Peningkatan laju metabolisme
Obat atau anastesi
Terpajan lingkungan panas
Aktivitas yang berlebih
2.3 Perencanaan
Diagnosa 1: Nyeri akut
2.3.1 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan NOC
2.3.1.1Tingkat kenyamanan: Tingkat persepsi positif terhadap
kemudahan fisik dan psikologis.
2.3.1.2 Pengendalian nyeri: Tindakan individu untuk mengendalikan
nyeri
2.3.1.3 Tingkat nyeri: keparahan nyeri yang dapat diamati atau
dilaporkan.
2.3.2 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
2.3.2.1 Intervensi umum :
a. Mandiri
Manajemen nyeri (relaksasi dan distraksi): meringankan atau
mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat
diterima oleh pasien.
Manajemen sedasi: memberikan sedatif, memantau respons
pasien, dan memberikan dukungan fisiologis yang dibutuhkan
selama prosedur diagnostik atau terapeutik.
Pemantauan tanda-tanda vital.
Pertahankan posisi tubuh yang baik untuk mencegah nyeri atau
cedera otot.
11
b. Kolaborasi
Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian analgesik.
Diagnosa 2 : hipertermia
2.3.4 Tujuan dan Kriteria hasil (outcomes criteria): berdasarkan NOC
2.3.4.1Termoregulasi: keseimbangan antara produksi panas, dan
kehilangan panas.
2.3.4.2 tanda-tanda vital: nilai suhu, denyut nadi, frekuensi pernapasan,
dan tekanan darah dalam rentang normal
2.3.5 Intervensi keperawatan dan rasional: berdasarkan NIC
2.3.5.1 Intervensi umum :
c. Mandiri
Pantau tanda-tanda vital :
memantau pasien apakah terjadi peningkatan suhu atau tidak..
Lakukan tindakan untuk mencegah peningkatan suhu:
memberikan kompres hangat.
Melaporkan tanda gejala dini hipertermia : tidak mengalami
gawat napas, gelisah atau latergi.
d. Kolaborasi
Kolaborasikan dengan dokter untuk pemberian paracetamol.
(..) (..)