Anda di halaman 1dari 18

MAKALAH KEPERAWATAN MATERNITAS

“ ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN KANKER OVARIUM”

Disusun Oleh :

NAMA : ANISA MARTA NINGSIH

NIM : 1811142010014

PRODI : S1 KEPERAWATAN 2B

DOSEN PEMBIMBING : Ns. Liza Merianti,M.Kep

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKes)

YARSI BUKITTINGGI

SUMATERA BARAT

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KATA PENGANTAR

Dengan Mengucap syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa. dengan

rahmat serta petunjuk-nya, penulis berhasil menyelesaikan makalah yang

berjudul “ Asuhan Keperawatan klien dengan Kanker Ovarium” Untuk memenuhi

tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas.

Dalam penulisan ini tidak lepas dari pantauan bimbingan saran dan

nasehat dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat dosen Pembimbing yang

telah memberikan tugas dan kesempatan kepada kami untuk membuat dan

menyusun makalah ini. Serta semua pihak yang telah membantu dan

memberikan masukan serta nasehat  hingga tersusunnya makalah ini hingga

akhir.

Karena keterbatasan ilmu dan pengalaman, penulis sadar masih banyak

kekurangan dalam penyusunan makalah ini. Oleh karena itu kritik dan saran

yang berkaitan dengan penyusunan makalah ini akan penulis terima dengan

senang hati untuk menyempurnakan penyusunan makalah tersebut.

Semoga makalah Keperawatan Maternitas ini dapat bermanfaat bagi

semua pembaca.

Payakumbuh , 17 Mei 2020


Penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................. i
DAFTAR ISI............................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...............................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Konsep kanker ovarium.................................................................................
1. Pengertian...........................................................................................
2. Etiologi ..............................................................................................
3. Patofisiologi.......................................................................................
4. Manifestasi klinis...............................................................................
5. Pemeriksaan Diagnostik.....................................................................
6. Penatalaksanaan.................................................................................
7. Komplikasi.........................................................................................
8. Pencegahan.........................................................................................
B. Asuhan Keperawatan Pada Klien Kanker Ovarium.......................................
1. Pengkajian..........................................................................................
2. Diagnose.............................................................................................
3. Perencanaan........................................................................................
4. Implementasi......................................................................................
5. Evaluasi..............................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................

B. Saran ..............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kanker ovarium adalah penyebab utama kematian akibat kanker ginekologi di


Amerika Serikat, dengan puncak insidensi terjadi di awal 1980-an. Meskipun pemeriksaan
fisik dilakukan dengan cermat, kanker ovarium sering kali sulit dideteksi karena biasanya
terdapat jauh di dalam pelvis (Brunner, 2015).
Tumor ovarium terbagi atas tiga kelompok yaitu tumor jinak, bordeline (kanker
diferensiasi sedang), dan tumor ganas. Kanker ovarium diperkirakan 30 % terjadi dari
seluruh kanker pada sistem genitalia wanita (Arania & Windarti, 2015). Penduduk Indonesia
yang menderita kanker ovarium menduduki urutan ke enam terbanyak setelah karsinoma
servik, payudara, kolorektal, kulit, dan limfoma. Insidens kanker ovarium di Indonesia
sebanyak 9.664 kasus atau 6,2 % dengan angka mortalitas 7.031 kasus.

Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori
yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, adapun penyebab dari kanker ovarium
yaitu:

1. Hipotesis incessant ovulation

Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk
penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang
terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.

2. Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini
didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor androgen.
Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan epitel ovarium normal
dan sel-sel kanker ovarium.

BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Kanker Ovarium

1. Pengertian
Kanker ovarium adalah kanker ginekologis yang paling mematikan sebab pada
umumnya baru bisa dideteksi ketika sudah parah. Tidak ada tes screening awal yang terbukti
untuk kanker ovarium. Tidak ada tanda-tanda awal yang pasti. Beberapa wanita mengalami
ketidaknyamanan pada abdomen dan bengkak (Digiulio,2014).
Kanker ovarium adalah tumor ganas yang berasal dari ovarium dengan berbagai
histologi yang menyerang pada semua umur. Tumor sel germinal lebih banyak dijumpai pada
penderita berusia < 20 tahun, sedangkan tumor sel epitel lebih banyak pada wanita usia > 50
tahun (Manuaba, 2013).
2. Etiologi
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Faktor resiko terjadinya
kanker ovarium menurut Manuaba (2013) sebagai berikut.
a. Faktor lingkungan
Insiden terjadinya kanker ovarium umumnya terjadi di negara industry
b. Faktor reproduksi
 Meningkatnya siklus ovulatori berhubungan dengan tingginya resiko menderita
kanker ovarium karena tidak sempurnanya perbaikan epitel ovarium
 Induksi ovulasi dengan menggunakan clomiphene sitrat meningkatkan resiko dua
sampai tiga kali
 Kondisi yang dapat menurunkan frekuensi ovulasi dapat mengurangi resiko
terjadinya kanker
 Pemakaian pil KB menurunkan resiko hingga 50 % jika dikonsumsi selama lima
tahun atau lebih
 Multiparitas, kelahiran multiple, riwayat pemberian ASI
c. Faktor genetik
 5-10 % adalah herediter
 Angka resiko terbesar 5 % pada penderita satu saudara dan meningkat menjadi 7 %
bila memiliki dua saudara yang menderita kanker ovarium
Faktor Resiko :
1. Diet tinggi lemak
2. merokok
3. alkohol
4. penggunaan bedak talk perineal
5. riwayat kanker payudara, kolon, atau endometrium
6. riwayat keluarga dengan kanker payudara atau ovarium
7. nulipara
8. infertilitas
9. menstruasi dini
10. tidak pernah melahirkan
Penyebab kanker ovarium belum diketahui secara pasti. Akan tetapi banyak teori
yang menjelaskan tentang etiologi kanker ovarium, adapun penyebab dari kanker
ovarium yaitu:
a. Hipotesis incessant ovulation
Teori menyatakan bahwa terjadi kerusakan pada sel-sel epitel ovarium untuk
penyembuhan luka pada saat terjadi ovulasi. Proses penyembuhan sel-sel epitel yang
terganggu dapat menimbulkan proses transformasi menjadi sel-sel tumor.
b. Hipotesis androgen
Androgen mempunyai peran penting dalam terbentuknya kanker ovarium. Hal ini
didasarkan pada hasil percobaan bahwa epitel ovarium mengandung reseptor
androgen. Dalam percobaan in-vitro, androgen dapat menstimulasi pertumbuhan
epitel ovarium normal dan sel-sel kanker ovarium.

Klasifikasi Kanker Ovarium yaitu terdiri dari :


1. Tumor epithelial
Tumor epitelial ovarium berkembang dari permukaan luar ovarium, pada
umumnya jenis tumor yang berasal dari epitelial adalah jinak, karsinoma adalah tumor
ganas dari epitelial ovarium (EOC’s : Epitelial ovarium carcinomas) merupakan jenis
tumor yang paling sering ( 85 – 90% ) dan penyebab kematian terbesar dari jenis kanker
ovarium. Gambaran tumor epitelial yang secara mikroskopis tidak jelas teridentifikasi
sebagai kanker dinamakan sebagai tumor bordeline atau tumor yang berpotensi ganas
(LMP tumor : Low Malignan Potential )
Beberapa gambaran EOC dari emeriksaan mikroskopis berupa serous, mucous,
endometrioid dan sel jernih.
2. Tumor germinAL
Tumor sel germinal berasal dari sel yang menghasilkan ovum atau telur,
umumnya tumor germinal adalah jinak meskipun beberapa menjadi ganas, bentuk
keganasan sel germinal terutama adalah teratoma, dysgerminoma dan tumor sinus
endodermal. Insiden keganasan tumor germinal terjadi pada usia muda kadang dibawah
usia 20 tahun, sebelum era kombinasi kemoterapi harapan hidup satu tahun kanker
ovarium germinal stadium dini hanya mencapai 10 – 19% sekarang ini 90 % pasien
kanker ovarium germinal dapat disembuhkan dengan fertilitas dapat dipertahankan.
3. Tumor stromal
Tumor ovarium stromal berasal dari jaringan penyokong ovarium yang
memproduksi hormon estrogen dan progesteron, jenis tumor ini jarang ditemukan, bentuk
yang didapat berupa tumor theca dan tumor sel sartoli-leydig termasuk kanker dengan
derajat keganasan yang rendah.

Stadium kanker ovarium primer menurut FIGO (Federation


InternationalofGinecologies and Obstetricians ) 1987, adalah :

 STADIUM I  pertumbuhan terbatas pada ovarium


a. Stadium 1a : pertumbuhan terbatas pada suatu ovarium, tidak ada asietas yang
berisi sel ganas, tidak ada pertumbuhan di permukaan luar, kapsul utuh.
b. Stadium 1b : pertumbuhan terbatas pada kedua ovarium, tidak asietas, berisi
sel ganas, tidak ada tumor di permukaan luar, kapsul intak.
c. Stadium 1c : tumor dengan stadium 1a dan 1b tetapi ada tumor dipermukaan
luar atau kedua ovarium atau kapsul pecah atau dengan asietas berisi sel ganas
atau dengan bilasan peritoneum positif.
 STADIUM II  Pertumbuhan pada satu atau dua ovarium dengan perluasan ke
panggul
a. Stadium 2a : perluasan atau metastasis ke uterus dan atau tuba
b. Stadium 2b : perluasan jaringan pelvis lainnya
c. Stadium 2c : tumor stadium 2a dan 2b tetapi pada tumor dengan permukaan
satu atau kedua ovarium, kapsul pecah atau dengan asitas yang mengandung
sel ganas dengan bilasan peritoneum positif.
 STADIUM III  tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant di
peritoneum di luar pelvis dan atau retroperitoneal positif. Tumor terbatas dalam
pelvis kecil tetapi sel histologi terbukti meluas ke usus besar atau omentum
a. Stadium 3a : tumor terbatas di pelvis kecil dengan kelenjar getah bening
negatif tetapi secara histologi dan dikonfirmasi secara mikroskopis terdapat
adanya pertumbuhan (seeding) dipermukaan peritoneum abdominal.
b. Stadium 3b : tumor mengenai satu atau kedua ovarium dengan implant
dipermukaan peritoneum dan terbukti secara mikroskopis, diameter melebihi
2 cm, dan kelenjar getah bening negativ.
c. Stadium 3c : implant di abdoment dengan diameter > 2 cm dan atau kelenjar
getah bening retroperitoneal atau inguinal positif.
 STADIUM IV  pertumbuhan mengenai satu atau kedua ovarium dengan
metastasis jauh. Bila efusi pleura dan hasil sitologinya positif dalam stadium 4,
begitu juga metastasis ke permukaan liver.

Derajat keganasan kanker ovarium :


 Derajat 1 : differensiasi baik
 Derajat 2 : differensiasi sedang
 Derajat 3 : differensiasi buruk
Dengan derajat differensiasi semakin rendah pertumbuhan dan prognosis akan
lebih baik.

3. Patofisiologi

Kanker ovarium disebabkan oleh zat-zat karsinogenik sehingga terjadi tumor primer
dimana akan terjadi infiltrasi di sekitar jaringan dan akan terjadi implantasi. Dimana
implantasi ini merupakan cirri khas dari tumor ganas ovarium. Gejala yang terjadi pada
kanker ovarium adalah gejala samar dan ascites. Ascites adalah kelebihan volume cairan di
rongga perut, sedangkan gejala samarnya yaitu : perut sebah, makan sedikit tapi cepat
kenyang, sering kembung, dan nafsu makan menurun.

4. Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis terutama berupa rasa tidak enak perut bawah atau tenesmus, pada
stadium awal dapat timbul asites; dengan cepat kanker tumbuh melampaui kavum pelvis
hingga ke abdomen hingga teraba massa; haid tidak teratur, dapat timbul perdarahan per
vaginam.

Gejala umum bervariasi dan tidak spesifik. Pada stadium awal berupa :
 Haid tidak teratur
 Ketegangan menstrual yang terus meningkat
 Menoragia
 Nyeri tekan pada payudara
 Menopause dini
 Rasa tidak nyaman pada abdomen
 Dispepsia
 Tekanan pada pelvis
 Sering berkemih
 Flatulenes
 Rasa begah setelah makan makanan kecil
 Lingkar abdomen yang terus meningkat

5. Pemeriksaan Diagnostik
Sebagian besar kanker ovarium bermula dari suatu kista. Oleh karena itu, apabila
pada seorang wanita ditemukan suatu kista ovarium harus dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
untuk menentukan apakah kista tersebut bersifat jinak atau ganas (kanker ovarium).
Ciri2 kista yang bersifat ganas yaitu pada keadaan :
 Kista cepat membesar
 Kista pada usia remaja atau pascamenopause
 Kista dengan dinding yang tebal dan tidak berurutan
 Kista dengan bagian padat
 Tumor pada ovarium
Pemeriksaan lanjutan untuk memperkuat dugaan ke arah kanker ovarium seperti :
 USG dengan Doppler untuk menentukan arus darah
 Jika diperlukan, pemeriksaan CT-Scan/ MRI
 Pemeriksaan tumor marker seperti Ca-125 dan Ca-724, beta – HCG dan alfafetoprotein
Semua pemeriksaan diatas belum bisa memastikan diagnosis kanker ovarium, akan
tetapi hanya sebagai pegangan untuk melakukan tindakan operasi.
6. Penatalaksanaan
Sebagian besar kanker ovarium memerlukan pengobatan dengan kemoterapi. Hanya
kanker ovarium stadium awal saja (stadium 1a dan 1b dengan derajat diferensiasi sel yang
baik/sedang) yang tidak memerlukan kombinasi pengobatan. Kemoterapi diberikan sebanyak
6 seri dengan interval 3 – 4 minggu sekali dengan melakukan pemantauan terhadap efeh
samping kemoterapi secara berkala terhadap sumsum tulang, fungsi hati, fungsi ginjal, sistem
saluran cerna, sistem saluran cerna, sistem saraf dan sistem kardiovaskuler.
Metode terapi utama yaitu :

a. Kemoterapi dengan pemanasan intraperitoneal

 melalui insisi perkutan dimasukkan dua tabung silicon intraperitoneal, satu diletakkan
di permukaan hati subdiafragma, satu lagi di resesus posterior kavum pelvis,
ujungnya difiksasi di dinding abdomen. Obat yang diinfuskan biasanya FU, DDP,
CTX dll. di dalam 3000-4000cc larutan garam faal. Sebelumnya larutan itu
dipanaskan hingga 42°C, dan upayakan temperatur itu dipertahankan. Lalu melalui
satu tabung silicon dialirkan ke rongga abdomen, setelah 8-12 jam larutan
dikeluarkan lewat tabung yang lainnya. Kecepatan pemberian adalah 500cc per jam.
Setiap minggu dilakukan 1-2 kali. Efek buruknya berupa sakit perut, untuk itu dapat
serentak diberikan lidokain intraperitoneal.

b. Imunoterapi intraperitoneal

 masukkan tabung ke rongga pelvis, abdomen, suntikkan obat kemoterapi, 1-2 kali per
minggu, serentak disuntikkan imunomodulator, umumnya digunakan vaksen kuman
Serratia marcescen(S311), 1cc per kali. Pasca injeksi dapat timbul demam yang
mencapai 39oC, 2-3 jam kemudian reda spontan. Demam pertanda respons imun
bekerja, tidak akan berdampak buruk.

c. Krioablasi argon-helium

 terhadap massa ovarium, tidak peduli itu lesi primer atau metastasis rongga pelvis dan
dinding abdomen, dapat memakai krioablasi argon-helium. Metode ini setara dengan
operasi debulking, rudapaksa bagi pasien jauh lebih keci dibandingkan operasi.

d. Terapi intra-arteri

 melalui arteri femoralis dimasukkan kateter hingga mencapai arteri ovarial, suntikkan
emulsi campuran kemoterapi (misal DDP) dan lipiodol. Jepang melaporkan terapi
dengan cara ini, setelah 1 bulan massa ovarium menyusut rata-rata 49%. Kami sering
mengombinasikan cara ini dengan krioablasi argon-helium. Seorang pasien dari kota
Shenyang di RRC, usia 56 tahun, kavum pelvis penuh dengan tumor disertai asites,
setelah terapi intra-arteri dan krioablasi argon-helium, lesi lenyap total, hingga kini 18
bulan tidak tampak kekambuhan.

7. Komplikasi

Akibat radiasi atau penyinaran maka timbul komplikasi: indung telur mati terkena
radiasi akibatnya hormone pun mati,padahal hormone diperlukan untuk gairah seksual dan
haid juga mencegah osteoporosis, komplikasi lainnya antara lain luka bakar pada
dubur,terjadi diare/perdarahan terus,jika tidak demikian dubur harus diangkat sebagai
gantinya akan dibuatkan dubur baru lewat perut.

8. Pencegahan
Cara termudah untuk mengurangi kemungkinan kanker ovarium adalah
- Mengambil kontrasepsi oral atau pil KB.
- Mengikat saluran tuba.
- Beberapa studi telah menunjukkan bahwa histerektomi juga akan mengurangi risiko
kanker ovarium. Namun, tidak dianjurkan untuk memiliki prosedur ini dilakukan
kecuali jika itu adalah alasan medis yang baik untuk melakukannya. Jika seorang
wanita telah melalui menopause atau mendekati menopause maka mungkin ide yang
baik untuk memiliki ovarium diangkat melalui histerektomi.

B. Asuhan Keperawatan pada klien Kanker Ovarium

1. Pengkajian
 Data diri klien
 Data biologis/fisiologis  keluhan utama, riwayat keluhan utama
 Riwayat kesehatan masa lalu
 Riwayat kesehatan keluarga
 Riwayat reproduksi  siklus haid, durasi haid
 Riwayat obstetric  kehamilan, persalinan, nifas, hamil
 Pemeriksaan fisik
 Data psikologis/sosiologis  reaksi emosional setelah penyakit diketahui
2. Diagnosa
 Nyeri akut b.d agen cidera biologi
 Perubahan citra tubuh dan harga diri b.d perubahan dalam penampilan fungsi dan
peran
 Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan struktur atau fungsi tubuh,
perubahan kadar hormone
 Ansietas b.d perubahan status kesehatan
 Kurang pengetahuan/kurang informasi b.d kondisi,prognosis dan pengobatan
3. Perencanaan
 Diagnosa 1 : Nyeri akut b.d agen cidera biologi
Tujuan : Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan
Kriteria Hasil : Nyeri berkurang atau skala nyeri berkurang 1-3, dan pasien tidak
meringis
Intervensi :
a) Kaji karakteristik nyeri : lokasi, kualitas, frekuensi
R/:membantu mengevaluasi derajat ketidaknyamanan.
b) Kaji faktor lain yang menunjang nyeri, keletihan, marah pasien.
R/: mengevaluasi factor – factor yang yang dapat meningkatkan persepsi akan
intensitas nyerinya.
c) Kolaborasi dengan tim medis dalam memberi obat analgesic
R/: menurunkan nyeri, meningkatkan kenyamanan.
d) Jelaskan kegunaan analgetik dan cara-cara untuk mengurangi efek samping.
R/: agar pasien mengetahui mengenai penggunaan dan efek samping dari
analgetik.
e) Ajarkan klien strategi baru untuk meredakan nyeri dan ketidaknyamanan:
imajinasi, relaksasi, stimulasi kutan.
R/: membantu pasien untuk istirahat lebih efektif dan memfokuskan kembali
perhatian, sehingga menurunkan nyeri dan ketidaknyamanan.
 Diagnosa 2 : Perubahan citra tubuh dan harga diri b.d perubahan dalam
penampilan fungsi dan peran
Tujuan : Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.
Kriteria Hasil :
– Klien dapat menerima status kesehatannya
– Klien dapat menerapkan koping individu yang adaptif
Intervensi :
a) Kaji perasaan klien tentang citra tubuh dan tingkat harga diri
R/: mengetahui respon pasien dalam penegakan diagnosa.
b) Berikan dorongan untuk keikutsertaan kontinyu dalam aktifitas dan pembuatan
keputusan
R/: mempertahankan / membuka garis komunikasi
c) Berikan dorongan pada klien dan pasangannya untuk saling berbagi kekhawatiran
tentang perubahan fungsi seksual dan menggali alternatif untuk ekspresi seksual
yang lazim
R/: menjelaskan keadaan yang terjadi dan memberi pengertian kepada pasangan
serta mendiskusikan dalam pemenuhan kebutuhan seksual .
 Diagnosa 3 : Resiko tinggi terhadap disfungsi seksual b.d perubahan
struktur atau fungsi tubuh, perubahan kadar hormon
Tujuan : Mengidentifikasi kepuasan/ praktik seksual yang diterima dan beberapa
alternatif cara mengekspresikan keinginan seksual
Kriteria Hasil :
– Klien menyatakan paham tentang perubahan struktur dan fungsi seksual.
– Klien mampu memenuhi kebutuhan seksualnya sesuai dengan kemampuan
Intervensi:
a) Mendengarkan pernyataan klien dan pasangan
R/: masalah seksual sering tersembunyi sebagai pernyataan humor dan/ atau
ungkapan yang gamblang
b) Diskusikan sensasi atau ketidaknyamanan fisik, perubahan pada respons individu
R/: nyeri vagina dapat nyata menyertai prosedur vagina atau kehilanagn sensori
dapat terjadi sehubungan dengan trauma bedah. Meskipun kehilangan sensori
biasanya sementara, ini dapat dialami selama beberapa minggu atau bulan untu
kembali baik.
c) Kaji informasi klien dan pasangan tentang anatomi/ fungsi seksual dan pengaruh
prosedur pembedahan
R/: menunjukan kesalahan informasi/konsep yang mempenagruhi pengambilan
keputusan. Harapan negative sehubungan dengan hasil yang buruk.
d) Identifikasi faktor budaya/nilai budaya
R/: dapat mempengaruhi kembalinya kepuasan hubungan seksual.
e) Dorong klien untuk menyadari atau menerima tahap berduka
R/: kehilangan bagian tubuh, hilangnya bagian tubuh, dan menerima kehilangan
yang memebutuhkan penerimaan sehingga pasien dapat membuat rencana untuk
masa depan.
f) Dorong klien untuk berbagi pikiran/masalah dengan orang terdekatnya
R/: komunikasi terbuka dapat mengidentifikasi area penyesuaian / masalah dan
meningkatkan diskusi dan resolusi.
g) Berikan solusi masalah terhadap masalah potensial. ex : menunda koitus seksual
saat kelelahan
R/: membantu pasien kembali pada hasrat / kepuasan aktivitas seksual.
 Diagnose 4 : Ansietas b.d perubahan status kesehatan
Tujuan : Menyatakan kesadaran terhadap perasaan dan rasa cenas yang sedang
dihadapinya.
Kriteria hasil:
– Pasien tidak merasa gelisah,
– Pasien tanpak rileks
Intervensi:
a) Orientasikan klien pada lingkungan yang baru
R/: membantu mengurani ansietas dan meningkatkan keamanan
b) Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnya
R/: memberikan informassi kepada klien tentang penyakitnya dan mengurangi
ansietas
c) Beritahu klien tentang tindakan pengobatan yang akan dilakukan
R/: mengurangi ansietas klien
 Diagnosa 5 : Kurang pengetahuan/kurang informasi b.d kondisi,prognosis
dan pengobatan
Tujuan : klien mengetahui tentang kondisi dan prognosis tentang penyakitnya
Kriteria hasil:
– Klien terlihat tenang
– Klien mengerti tentang kondisinya
Intervensi:
a) Kaji informasi tentang kondisi individu,prognosis dan pengobatan
R/: meningkatkan pemahaman perawat tentang kondisi klien
b) Beritahu klien tentang perjalanan penyakitnya serta pengobatan yang akan
dilalukan
R/: memberikan informasi kepada klien tentang penyakitnya

4. Implementasi
Implementasi merupakan pelaksanaan dari rencana yang telah disusun.

5. Evaluasi
 Klien merasa reda dari nyeri dan ketidaknyamanan yang ditimbulkan
 Klien dapat memperbaiki persepsi citra tubuh dan harga dirinya.
 Mengidentifikasi kepuasan/ praktik seksual yang diterima dan beberapa alternatif
cara mengekspresikan keinginan seksual
 Menyatakan kesadaran terhadap perasaan dan rasa cemas yang sedang
dihadapinya.
 Klien mengetahui tentang kondisi dan prognosis tentang penyakitnya.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kanker Indung telur atau Kanker ovarium adalah tumor ganas pada ovarium (indung
telur) yang paling sering ditemukan pada wanita berusia 50 – 70 tahun. Kanker ovarium bisa
menyebar ke bagian lain, panggul, dan perut melalui sistem getah bening dan melalui sistem
pembuluh darah menyebar ke hati dan paru-paru. Kanker ovarium sangat sulit didiagnosa
dan kemungkinan kanker ovarium ini merupakan awal dari banyak kanker primer.
(Wingo, 1995)

Kanker ovarium berasal dari sel – sel yang menyusun ovarium yaitu sel epitelial, sel
germinal dan sel stromal. Sel kanker dalam ovarium juga dapat berasal dari metastasis organ
lainnya terutama sel kanker payudara dan kanker kolon tapi tidak dapat dikatakan sebagai
kanker ovarium.

B. Saran

Pelaksanaannya mulai dari aspek input,maupun proses output, diperlukan komitmen


dan kerja sama dari berbagai pihak untuk dapat mewujudkan optimalisasi program
pencegahan dan penanggulangan CA.Ovarium yang lebih komprehensif .Diperlukan peran
petugas kesehatan yang terlatih dalam penerapan CA. Ovarium secara komprehensif dalam
upaya menurunkan angka kesakitan,kematian dan yang lebih penting pemberian asuhan
keperawatan kepada klien dengan CA.Ovarium.

DAFTAR PUSTAKA

http://pustaka.poltekkespdg.ac.id/repository/Rika_Syubri_Dewi_Jurusan_Keperawatan_padang_
2017.pdf

https://www.academia.edu/34215692/ASKEP_CA_OVARIUM

Anda mungkin juga menyukai