Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY.

S DENGAN CA SERVIKS
DI POLI KEBIDANAN RSUP dr. KARIADI SEMARANG

DISUSUN OLEH:
CAHYA TRI UTAMI
P1337420919052

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN SEMARANG
2019

i
ABSTRAK
ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN CA SERVIKS DI RUANG POLI
KEBIDANAN RSUP dr. KARIADI SEMARANG

Latar Belakang : Kanker serviks merupakan tumor ganas yang terjadi di leher rahim.
Menurut WHO tahun 2016 kejadian kanker meningkat setiap tahun serta kanker serviks
menjadi urutan kanker no 4 yang dialami oleh wanita. Kanker ini memiliki dampak tidak baik
saat kehamilan, persalinan dan nifas. Sehingga diperlukan asuhan keperawatan yang
komprehensif pada klien dengan Ca Serviks.
Tujuan : Memberikan asuhan keperawatan pada Ny. S dengan Ca Serviks di Ruang Poli
Kebidanan RSUP dr. Kariadi Semarang.
Metode : Studi kasus memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan Ca Serviks selama
1x5 jam di Poli Kebidanan RSUP dr. Kariadi Semarang.
Hasil : Setelah dilakukan teknik relaksasi yang terdiri dari latihan napas diafragma dan
pursed lip bretahing selama 1x5 jam klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah hingga
panggul berkurang dengan deskripsi sebagai berikut yaitu nyeri saat beraktifitas seperti
ditusuk-tusuk dengan skala 2 serta hilang timbul.
Simpulan : Teknik relaksasi dapat diterapkan pada klien Ca Serviks dengan nyeri akut
berhubungan pada agens cidera biologis dengan skala nyeri ringan. Selain itu, asuhan
keperawatan pada klien dengan kanker serviks dilakukan dengan komprehensif sehingga
dapat memberikan asuhan yang tepat dan profesional.

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
ABSTRAK ................................................................................................................. ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii
BAB 1. PENDAHULUAN
a. Latar Belakang ............................................................................................. 1
b. Web of Causation (WOC) ............................................................................ 2
BAB 2. LAPORAN KASUS KELOLAAN
a. Pengkajian.................................................................................................... 3
b. Diagnosa Keperawatan ................................................................................ 9
c. Intervensi Keperawatan ............................................................................... 11
d. Implementasi................................................................................................ 14
e. Evaluasi........................................................................................................ 19
BAB 3. PEMBAHASAN
a. Analisa Kasus .............................................................................................. 21
b. Analisa Intervensi Keperawatan .................................................................. 22
BAB 4. PENUTUP
a. Kesimpulan .................................................................................................. 23
b. Saran ............................................................................................................ 24
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 25

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker serviks adalah tumor ganas yang tumbuh di dalam leher rahim. Kanker
serviks menunjukkan adanya sel- sel abnormal yang terbentuk oleh sel-sel jaringan yang
tumbuh terus- menerus dan tidak terbatas pada bagian leher rahim (Ariani, 2015 ).
Kanker ini biasanya terjadi pada wanita yang telah berumur, tetapi bukti statistik
menunjukkan bahwa kanker serviks dapat juga menyerang wanita yang berumur antara
20 sampai 30 tahun (Prawirohardjo, 2014).
Data World Health Organization (WHO) (2016) melaporkan bahwa pada tahun
2012 terdapat 530.000 kasus, dimana kanker serviks merupakan kanker dengan urutan
keempat pada wanita, sedangkan pada tahun 2015 sekitar 90% dari 270.000 kematian
akibat kanker serviks terjadi di negara negara berpenghasilan rendah dan menengah.
Menurut Kementrian Kesehatan RI pada tahun 2015, penderita kanker serviks di
Indonesia adalah 0,8% (98.692 orang).
Adanya kanker serviks memberi pengaruh yang tidak baik dalam kehamilan,
persalinan, dan nifas. Kanker serviks dapat memicu terjadinya abortus akibat pendarahan
dan hambatan dalam pertumbuhan janin karena pertumbuhan neoplasma tersebut.
Apabila penyakit ini tidak diobati lebih lanjut, pada kira-kira dua pertiga usia
kehamilan penderita menjelang cukup bulan, dapat terjadi kematian janin. (Wiknjosastro,
Hanifa. 2005)
Selain itu, pengaruh kanker serviks pada waktu persalinan dapat menyebabkan
kekakuan serviks karena jaringan kanker yang terbentuk, serta akan menghambat proses
persalinan (khususnya Kala I). Bila tumor yang terbentuk lunak dan hanya terbatas pada
sebagian serviks, pembukaan pada waktu persalinan dapat menjadi lengkap dan bayi bisa
lahir spontan dan dalam masa nifas sering terjadi infeksi.
Pasien yang datang ke Poli seringkali sudah stadium lanjut. Padahal dengan
ditemukannya kanker pada stadium dini, kemungkinan penyakit ini dapat disembuhkan
sampai hampir 100%. Kini, cara terbaik yang bisa dilakukan untuk mencegah kanker
serviks adalah melalui skrining yang dinamakan Pap Smear. Pap smear adalah suatu
pemeriksaan sitologi untuk mengetahui adanya keganasan (kanker) dengan mikroskop.
Pemeriksaan ini mudah dikerjakan, cepat dan tidak menimbulkan rasa sakit. Dengan

1
adanya upaya deteksi dini ini, diharapkan angka kejadian kanker serviks dapat ditekan
pada tahun -tahun berikutnya.
Perawat memiliki peran yang penting sebagai pemberian pelayanan kesehatan
dalam melakukan asuhan keperawatan pada klien secara menyeluruh baik biologis,
psikologis, sosial, budaya dan spiritual dengan menerapkan aspek promotif, preventif,
kuratif dan rehabilitatif.
Berdasarkan fenomena diatas, penulis tertarik untuk membahas mengenai Asuhan
Keperawatan Pada Ny. S dengan CA Serviks di Poli Kebidanan RSUP dr. Kariadi
Semarang.
B. WOC (Terlampir)

2
BAB II

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN MATERNITAS PADA NY. S DENGAN CA SERVIKS
DI RUANG POLI KEBIDANAN RSUP dr. KARIADI SEMARANG

Tanggal Pengkajian : Senin, 2 September 2019 Ruang/RS : Poli Kebidanan


Jam : 11.00 WIB RSUP dr. Kariadi Semarang

A. BIODATA
1. Biodata Pasien
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 32 tahun
c. Alamat : Tlogosari, Semarang
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Wiraswasta
f. Tanggal Masuk : 2 September 2019
g. Catatan Masuk : Pasien masuk ke Poli Kebidanan RSUP dr. Kariadi Semarang
karena rujukan dari Rumah Sakit Panti Wilasa Citarum dengan diagnosis medis
suspect Ca Serviks. Klien datang sendiri dengan keadaan komposmentris.
h. Diagnosa Medis : Suspect Ca Serviks
i. No. Register : C770835
2. Biodata Penanggung Jawab
a. Nama : Ny. S
b. Umur : 32 th
c. Alamat : Tlogosari, Semarang
d. Pendidikan : SMA
e. Pekerjaan : Wiraswasta
f. Hubungan dg klien : -

B. KELUHAN UTAMA
Klien mengeluhkan nyeri perut bagian bawah hingga panggul semakin hari semakin
berat saat digerakan dengan skala 3, hilang timbul seperti tertusuk dengan durasi kurang

3
lebih 2 menit. Klien setelah diperiksa dalam terdapat perdarahan dari jalan lahir, darah
segar dan disertai sedikit gumpalan. Tidak berbau dan disertai lendir.

C. RIWAYAT KESEHATAN
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pada bulan Juli 2019, klien mengeluhkan nyeri pada perut bagian bawah dan
tidak disertai perdarahan dari jalan lahir. Klien diperiksakan di Puskesmas Semarang
dan diduga klien terkena infeksi saluran kemih sehingga diberikan obat-obatan
antibiotik. Namun, setelah satu bulan klien mengkonsumsi obat tersebut tidak ada
perubahan dan nyeri yang dirasakan semakin memberat. Sehingga klien memeriksakan
kembali ke Puskesmas dan dirujuk di Rumah Sakit Panti Wilasa Semarang. Karena
untuk pemeriksaan lebuh lanjut sebagai program untuk menegakan diagnostik sehingga
klien langsung dirujuk di Rumah Sakit RSUP dr. Kariadi Semarang dengan diagnosis
suspect CA Serviks. Klien masuk ke Poli Kebidanan pukul 11.00 dengan keluhan nyeri
perut bagian bawah, semakin berat saat beraktivitas dengan skala 3 hilang timbul. Nyeri
yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk dan berlangsung dengan durasi sekitar 2 menit.
Klien diprogramkan untuk biopsi dan setelah diperiksa vagina touche klien mengalami
perdarahan segar dan sedikit gumpalan serta tidak berbau.
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Klien belum pernah dirawat di Rumah Sakit selain karena Ca Serviks yang
dialaminya. Saat sakit flu, demam dan diare klien membeli obat di warung atau pergi
pelayanan kesehatan terdekat seperti puskesmas.
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Dalam keluarga klien tidak ada yang mempunyai penyakit Ca Serviks dan
penyakit menular seperti TBC, Hepatitis ataupun penyakit yang diturunkan, seperti DM
dan hipertensi.

D. PENGKAJIAN MENGACU POLA FUNGSIONAL GORDON


1. Pola manajemen dan persepsi kesehatan
Keluarga klien mengatakan saat ada keluarga yang sakit langsung dibawa ke
pelayanan terdekat seperti puskesmas atau rumah sakit terdekat untuk mendapatkan
pengobatan lebih lanjut.

4
2. Pola nutrisi dan metabolism
a. Sebelum sakit : Klien dapat mengkonsumsi 3x sehari dengan sayur, ikan,
tempe dan buah-buahan.
b. Saat sakit : Setelah sakit napsu makan klien baik, makan 3x sehari dengan
sayur, ikan, tempe dan buah-buahan.
Antropometri
BB : 49 kg
TB : 155 cm
Berat Badan Ideal Rumus Broca: (155-100)- (15% (155-100) = 47 kg
IMT = 49kg/ (1.55x1.55)m2=20 (Normal)
Biochemical
-
Clinical Sign
Klien lemas, konjungtiva anemis
Dietary
Klien makan 3x sehari dengan tinggi kalori dan protein
3. Pola eliminasi
a. Sebelum sakit : klien BAB 1x/ hari dengan konsistensi lembek, berwarna
kuning kecoklatan dengan bau khas. Pasien BAK 6-10 x/ hari. Tidak ada keluhan
dalam buang air kecil, tidak ada perdarahan.
b. Saat sakit : klien BAB 1x/ hari dengan konsistensi lembek, berwarna
kuning kecoklatan dengan bau khas. Pasien BAK 6-10 x/ hari.
4. Pola istirahat dan tidur
a. Sebelum sakit : kebutuhan tidur klien tercukupi yaitu 6-8 jam/hari.
b. Saat sakit : klien mengatakan saat nyeri timbul, klien merasa terganggu
dan tidak bisa tidur. Namun, setelah nyeri mereda klien dapat tidur kembali. Setelah
sakit kebutuhan tidur klien 5-7 jam/hari.
5. Pola aktivitas dan latihan
a. Sebelum sakit : klien dapat melakukan aktifitas secara mandiri saat bekerja
maupun di rumah.
b. Saat sakit : klien tetap dapat melakukan aktifitas secara mandiri saat
bekerja maupun di rumah.

5
6. Pola peran dan hubungan
Setelah sakit klien tidak dapat menjalankan perannya dengan maksimal sebagai
anak. Klien belum menikah dan membantu menafkahi anggota keluarganya.
7. Pola persepsi kognitif dan sensori
Kemampuan kognitif dan sensori klien masih berfungsi dengan baik. Klien
mengingat orang-orang di sekitarnya. Saat berkomunikasi, klien terlihat meringis
menahan nyeri yang dirasakannya dengan deskripsi sebagai berikut:
P : Saat beraktifitas
Q : Tertusuk-tusuk
R : Perut bagian bawah hingga panggul
S : 3 (Nyeri Ringan)
T : Hilang timbul
Nyeri hilang timbul dan saat nyeri datang klien berfokus pada nyeri yang
dirasakannya.
8. Pola persepsi diri dan konsep diri
a. Body Image : klien selalu bersyukur dengan apa yang diberikan oleh sang
pencipta.
b. Identitas Diri : Klien adalah seorang perempuan.
c. Harga Diri : Klien ingin cepat sembuh dan dapat beraktifitas kembali.
d. Peran Diri : Ny. S merupakan seorang anak yang membantu menafkahi
keluarganya.
e. Ideal Diri : Klien tetap yakin akan sembuh dari penyakitnya dan ingin
segera tahu diagnosis apa yang dialaminya.
9. Pola seksualitas dan reproduksi
Klien dengan G0P0A0, belum menikah dan dicurigai terdapat ca serviks. Pola
menstruasi klien lancar dan keluaran normal. Namun, pada bulan September sekitar 2
hari yang lalu, klien sudah selesai menstruasi dengan lama menstruasi 3 hari. Setelah
dilakukan pemeriksaan dalam, terdapat keluaran pervaginam kembali yaitu darah segar
disertai dengan sedikit gumpalan dan tidak berbau.
10. Pola mekanisme koping
Klien mengatakan takut terhadap penyakit yang dideritanya. Klien belum
memahami prosedur pemeriksaan dan diagnosis yang di duga sebagai penyakitnya.
Namun klien selalu terbuka dengan perawat maupun dengan keluarganya dan ingin

6
tahu bagaimana perkembangan penyakit yang dideritanya. Terbukti kalau ditanya oleh
perawat tentang apa yang dirasakan saat ini klien selalu terbuka untuk menjawab.
11. Pola nilai dan kepercayaan
Klien melakukan ibadah sholat lima waktu dan berdoa untuk kesembuhannya.
E. PEMERIKSAAN FISIK
1. Keadaan umum
Kesadaran : E4V5M6 composmentis
2. Tanda-tanda vital
Nadi : 75 x/ menit
Pernapasan : 20x/ menit dengan irama reguler
Suhu tubuh : 36,40 C
Tekanan darah : 110/70 mmHg
3. Kulit : Turgor kulit baik (kembali dengan cepat), tidak ada pitting edema,
warna kulit pucat.
4. Kepala : Ukuran kepala mesochepal, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
massa/benjolan, kulit kepala bersih, tidak pusing / nyeri kepala.
5. Leher : Tidak terdapat pembesaran pada leher.
6. Mata : Sklera tidak ikterik, mata simetris, konjungtiva anemis, pupil isokor
dan reflek cahaya baik.
7. Hidung : Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak terdapat lesi pada
hidung.
8. Telinga : Simetris, tidak terdapat sekret.
9. Mulut : mukosa bibir tidak kering
10. Dada:
a. Jantung :
I : ictus cordis tampak di IC 5,6
P : ictus cordis teraba di IC 5,6
P : redup
A : tidak terdapat bunyi jantung tambahan, Suara jantung I,II regular
b. Paru-paru :
I : expansi dada simetris, tidak ada bekas luka/luka di area dada, RR: 20x/mnt
P : pergerakan dinding dada sama, tactil fremitus teraba
P : sonor
A : vesikuler
7
11. Abdomen:
a. Inspeksi : simetris, datar
b. Auskultasi : bising usus 10x/menit
c. Perkusi : timpani
d. Palpasi : terdapat nyeri tekan pada segmen perut bagian bawah
12. Ekstremitas :
Atas : turgor kulit baik.
Bawah : tidak terdapat lesi , kekuatan otot
5 5
5 5
13. Genetalia :
Tidak ada benjolan, porsio mudah ruptur. Setelah di vaginal toucher terdapat keluaran
darah pervaginam yaitu darah segar dengan sedikit gumpalan serta tidak berbau.
F. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
Pasien baru diprogramkan untuk cek laboratorium yaitu Gula darah sewaktu, SGOT,
SGPT, Ureum, Kreatinin, Elektrolit (Na, K,Cl), Hematologi, Urin dan Sedimen.
Selain itu klien di poli di programkan untuk rontgen thorax dan biopsi.
G. PROGRAM TERAPI
2 September 2019 pukul 15.00
TERAPI RUTE FUNGSI
Asam Tranexamat Tab 500 Oral Mencegah dan menghentikan
mg perdarahan yang lama
Asam Tranexsamat 500 mg Intravena Mencegah dan menghentikan
sebanyak 2 ampul perdarahan yang lama

8
DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
No. Tanggal / Data Fokus Etilogi Masalah Kode
jam Keperawatan Diagnosis
1. 2 DS: Agens Cidera Nyeri Akut 000132
September Klien mengatakan nyeri pada Biologis
2019 perut bagian bawah hingga
11.10 panggul dengan deskripsi
sebagai berikut :
P : Nyeri saat beraktifitas
Q : tertusuk-tusuk
R : perut bagian bawah hingga
panggul
S : 3 (Nyeri Ringan)
T : Hilang timbul
DO:
-Klien meringis menahan nyeri
dan terfokus pada nyeri yang
dirasakan
-Klien tampak memegangi perut
dan mengusap –usap perutnya
2. 2 DS: Ancaman pada Kecemasan 00146
September Klien mengatakan takut terhadap status terkini
2019 penyakit yang dideritanya. Klien
14.35. belum memahami prosedur
pemeriksaan dan diagnosis yang
di duga sebagai penyakitnya.
DO:
- Klien merenung
-Klien menanyakan hal-hal yang
bersangkutan dengan
pemeriksaannya
- Klien gelisah
3. 2 DS: Kehilangan Risiko defisien 00133
September Klien mengatakan sudah selesai cairan aktif volume cairan
2019 menstruasi semenjak 2 hari yang (perdarahan
14.40 lalu dan mengatakan lemas pervagina)

9
setelah perdarahan keluar
kembali.
DO:
-Setelah di vaginal toucher
terdapat keluaran berupa
perdarahan dari jalan lahir
berwarna merah segar dengan
sedikit gumpalan serta tidak
berbau. Perdarahan aktif
mengalir dari jalan lahir
sebanyak ±160 cc
- Klien lemas
-Konjungtiva anemis
-TD:110/70 mmHg
-N: 75 x/mnt RR: 20x/mnt

10
RENCANA KEPERAWATAN

Tanggal No. Diagnosa Tujuan Intervensi Rasionalisasi TTD


/ Jam Keperawatan
2 1 Nyeri akut Setelah dilakukan 1. Kaji nyeri 1. Untuk
Septemb berhubungan tindakan asuhan secara mengetahui
er dengan agens keperawatan selama komprehensif tingkat nyeri
2019 cidera biologis klien dan sejauh
1x 5 jam (lokasi,
11.45 mana nyeri
diharapkan masalah karakteristik,
dirasakan
nyeri akut onset/durasi,
berhubungan frekuensi,
dengan agens cidera kualitas,
biologis dapat intesitas dan
teratasi dengan faktor pencetus)
2. Posisi nyaman
kriteria hasil : 2. Posisikan klien
dapat mengurangi
- Skala nyeri senyaman
nyeri
klien berkurang mungkin
menjadi 0-2 3. Ajarkan klien 3. Memandirikan
(nyeri ringan) teknik relaksasi klien untuk
- Klien dapat napas dalam mengatasi nyeri
menerapkan sebagai yang dirasakan an
teknik relaksasi manajemen agar klien
napas dalam nonfarmakologi menjadi rileks
saat nyeri saat nyeri
muncul dan muncul
nyeri saat 4. Kolaborasi 4. Pemberian
dilakukan analgetik bila analgetik
pemeriksaan diperlukan memiliki efek
- Menunjukkan mengurangi rasa
perasaan nyeri klien
nyaman dan
rileks

11
2 2 Risiko Setelah dilakukan 1. Kaji 1. Teridentifikasi
Septemb defisien tindakan perdarahan risiko
er volume cairan keperawatan 1x5 yang terjadi perdarahan
2019
berhubungan jam masala (durasi, dapat
14.40
dengan keperawatan risiko jumlah, warna meminimalkan
kehilangan defisien volume dan terjadinya
cairan aktif cairan berhubungan karakteristik perdarahan
(perdarahan dengan kehilangan perdarahan)
pervaginam) cairan aktif dengan 2. Ukur tanda- 2. TTV dalam
kriteria hasil : tanda vital dan batas normal
1) Klien tidak kaji adanya tanda sirkulasi
mengalami tanda syok dan pompa
perdarahan hipovolemik jantung baik
secara aktif / 3. Anjurkan 3. Rehidrasi dapat
sumber klien untuk mencegah
perdarahan rehidrasi terajadinya syok
terhenti dengan minum
2) Tekanan darah air putih 8
dalam batas gelas/ hari
normal (120/80 4. Edukasi klien 4. Jika sudah

mmHg) untuk tanda- dirumah ,

3) Tidak ada tanda perdarahan yang

tanda-tanda perdarahan muncul dapat

syok dan tindakan segera

(penurunan yang teridentifikasi

tekanan darah, dilakukan agar tidak

sesak napas, terjadi

bibir dan kuku 5. Kolaborasikan komplikasi

sianosis, untuk 5. Untuk

cappilary refil pemberian anti mengurangi

>2dtk) perdarahan perdarahan

jika
diperlukan

12
2 3. Kecemasan Setelah melakukan 1. Berikan 1. Dukungan akan
Septemb berhubungan tindakan 1x 5 jam dukungan dan membantu
er dengan diharapkan klien support mental pasien secara
2019
ancaman pada kecemasan psikologis
14.45
status berhubungan 2. Edukasi klien 2. Memberikan
kesehatan dengan ancaman mengenai pengetahuan
terkini status kesehatan prosedur yang untuk
terkini dapat akan mengurangi
teratasi dengan dilakukan kecemasan klien
kriteria hasil: 3. Temani dan 3. Klien merasa di
1. Klien memahami dampingi klien perhatikan
prosedur yang selama sehingga
dilakukan prosedur membuat lebih
2. Klien dapat tindakan tenang dan
berdaptasi dengan rileks
prosedur yang
dilakukan
3. Klien lebih
nyaman dan
tenang

13
CATATAN KEPERAWATAN

Tanggal / Kode Tindakan Keperawatan Respon TTD


jam Dx.
2 September 1,2 1. Mengukur tanda-tanda DS:
2019 vital klien dan mengkaji Klien mengatakan nyeri pada perut
11.00 keluhan yang dirasakan bagian bawah hingga panggul
klien semenjak bulan Juli 2019 dan semakin
hari semakin memberat. Klien tidak
mengalami perdarahan pervagina.
Menstruasi normal dan lancar.
DO:
- Klien meringis menahan nyeri
dan memegangi perut nya
- TD : 110/70 mmHg
- N: 75 x/mnt RR: 20x/mnt
2 September 2 2. Melakukan kolaborasi DS:
2019 pemeriksaan Klien mengatakan memahami
11.15 laboratorium (Gula penjelasan untuk melengkapi
darah sewaktu, SGOT, pemeriksaan yang harus dilakukan
SGPT, Ureum, DO:
Kreatinin, Elektrolit - Klien kooperatif
(Na, K,Cl), Hematologi, - Klien menuju ke laboratorium untuk
Urin dan Sedimen) mengambil sampel darah dan kembali
lagi ke poli
2 September 2 3. Kaji nyeri secara DS:
2019 komprehensif (lokasi, Klien mengatakan nyeri pada perut
14.45 karakteristik, bagian bawah hingga panggul dengan
onset/durasi, frekuensi, deskripsi sebagai berikut :
kualitas, intesitas dan P : Nyeri saat beraktifitas
faktor pencetus) Q : tertusuk-tusuk
R: perut bagian bawah hingga panggul
S : 3 (Nyeri Ringan)
T : Hilang timbul
DO:
-Klien meringis menahan nyeri dan

14
terfokus pada nyeri yang dirasakan
-Klien tampak memegangi perut dan
mengusap –usap perutnya
2 September 1 4. Memposisikan klien DS:
2019 senyaman mungkin Klien mengatakan nyaman dengan
14.50 possi supinasi saat tidak dilakukan
pemeriksaan, karena posisi litotomi
terlalu lama membuat klien tidak
nyaman
DO:
Saat tidak dilakukan pemeriksaan klien
memposisikan supinasi. Namu saat
dilakukan pemeriksaan dalam , klien
dalam psosisi litotomi.
2 September 1 5. Mengajarakan klien DS: Klien mengatakan saat neyri
2019 teknik relaksasi napas timbul klien melakukan tarik napas
14.55 dalam dalam dan mlakukan masase pada
daerah nyeri yang dirasakan
DO:
Klien melakukan tarik napas dan
mengusap- usap perutnya. Saat
dilakukan pemeriksaan dalam klien
tarik napas dalam dan mengeluarkan
lewat mulut dengan mulut hampir
tertutup.
2 September 2 6. Melakukan pemeriksaan DS: Klien mengatakan sakit
2019 dalam (vaginal toucher) DO:
15.00 - Jalan lahir mudah ruptur
- Terjadi perdarahan pervaginam
2 September 2 7. Menganjurkan klien DS: -
2019 untuk menarik napas DO:
15.05 dalam dan mengatur - Klien kooperatif mengikuti instruksi
napas nya dengan mulut yang diberikan
(pursed lip breathing) - klien lebih nyaman
2 September 2 8. Mengkaji perdarahan DS: Klien mengatakan sudah berhenti
2019 yang terjadi (durasi, menstruasi sejak dua hari yang lalu

15
15.10 jumlah, warna dan dan tidak ada perdarahan pervagina
karakteristik sebelum nya.
perdarahan) DO:
Terjadi perdarahan di jalan lahir
dengan durasi ±20 menit, jumlah 160
cc, warna merah segar disertai dengan
sedikit gumpalan dan tidak berbau,
karakteristik perdarahan mengalir terus
menerus dengan jumlah sedikit.
2 September 2 9. Melakukan penghentian DS:Klien mengatakan sedikit sakit dan
2019 perdarahan dengan deep tidak nyaman
15.30 kassa DO:
Perdarahan mulai berkurang namun
belum berhenti
2 September 2 10. Melakukan kolaborasi DS:-
2019 pemberian injeksi asam DO:
15.35 tranexamat 500mg Obat dimasukan melalui suntik
sebanyak 2 ampul intravena , klien meringis menahan
sakit
2 September 3 11. Melakukan edukasi DS: Klien mengatakan sudah
2019 klien mengenai memahami prosedur yang akan
15.45 tindakan biopsi dilakukan
DO:
Klien lebih tenang dan kooperatif saat
akan dilakukan tindakan
2 September 1,2,3 12. Membantu menyiapkan DS: Klien mengatakan nyeri saat
2019 alat biopsi , menemani dilakukan biopsi dan klien melakukan
15.50 klien saat prosedur dan tarik napas dalam
menganjurkan klien DO:
untuk tarik napas dalam Klien kooperatif saat dilakukan
tindakan
Didapatkan sampel patalogi anatomi
yaitu pada porsio 1/3 anterior untuk
menegakan diagnosa Ca Serviks.

16
2 September 1 13. Mengkaji skala nyeri DS:
2019 secara komprehensif Klien mengatakan nyeri pada perut
16.00 bagian bawah hingga panggul
berkurang dengan deskripsi sebagai
berikut :
P : Nyeri saat beraktifitas
Q : tertusuk-tusuk
R: perut bagian bawah hingga panggul
S : 2 (Nyeri Ringan)
T : Hilang timbul
DO:
-Klien lebih tenang dan mengetahui
cara melakukan teknik nonfarmakologi
untuk menurunkan nyeri dengan tarik
napas dalam dan masase pada daerah
perut yang nyeri
2 September 2 14. Mengobservasi DS: Klien mengatakan mengetahui
2019 perdarahan , tanda-tanda perdarahan jika semakin
16.05 mengobservasi tanda- banyak maka segera periksa ke
tanda syok dan pelayanan kesehatan.
memberikan edukasi DO:
mengenai tanda-tanda Perdarahan di jalan lahir sudah
perdarahan berhenti setelah di lakukan deep kassa
dan betadin.
Tidak ada tanda-tanda syok (TD:
110/80 mmHg, N: 70x/mnt, RR:
21x/mnt), cappilary refill <2dtk, tidak
pusing dan pucat.
Klien memhami tanda-tanda
perdarahan dan segera pergi ke
pelayanan kesehatan jika perdarahan
terjadi

17
2 September 3 15. Memberikan edukasi DS:
2019 mengenai tindak lanjut Klien mengatakan pemeriksaan yang
16.10 dari pemeriksaan yang dilakukan untuk menegakan diagnosis.
dijalaninya Untuk PA dan hasil laboratorium
diambil sesuai dengan jadwal yang
ditentukan. Selanjutnya kembali lagi
ke poli sesuai dengan jadwal yang
ditentukan untuk melengkapi
pemeriksaan yang lain.
DO:
Klien tenang dan memahami
perkembangan serta prosedur
pemeriksaan yang dilakukan terhadap
penyakitnya

18
EVALUASI

Tanggal / Kode Subjektif, Objektif, Assasment, Planning, SOAP TTD


jam DX.
2 September 1 S:
2019 Klien mengatakan nyeri pada perut bagian bawah
16.10 hingga panggul berkurang dengan deskripsi sebagai
berikut :
P : Nyeri saat beraktifitas
Q : tertusuk-tusuk
R: perut bagian bawah hingga panggul
S : 2 (Nyeri Ringan)
T : Hilang timbul
O:
-Klien lebih tenang dan mengetahui cara melakukan
teknik nonfarmakologi untuk menurunkan nyeri
dengan tarik napas dalam dan masase pada daerah
perut yang nyeri
A:
Masalah teratasi
P:
Lanjutkan intervensi :
- Anjurkan untuk melakukan teknik nnfarmakologis
dengan tarik napas dalam dan mengusap-usap
(masase) daerah perut yang nyeri

2 September 2 S: Klien mengatakan mengetahui tanda-tanda


2019 perdarahan jika semakin banyak maka segera periksa
16.15 ke pelayanan kesehatan.
O:
Perdarahan di jalan lahir sudah berhenti setelah di
lakukan deep kassa dan betadin.
Tidak ada tanda-tanda syok (TD: 110/80 mmHg, N:
70x/mnt, RR: 21x/mnt), cappilary refill <2dtk, tidak
pusing dan pucat.
Klien memahami tanda-tanda perdarahan dan segera

19
pergi ke pelayanan kesehatan jika perdarahan terjadi
A:
Masalah teratasi
P:
-Monitor perdarahan
-Tunggu hasil PA dan Laboratorium
-Kolaborasi pemberian asam tranexamat tablet 500
mg / 8 jam P.O
2 September 3 S:
2019 Klien mengatakan pemeriksaan yang dilakukan untuk
16.20 menegakan diagnosis. Untuk PA dan hasil
laboratorium diambil sesuai dengan jadwal yang
ditentukan. Selanjutnya kembali lagi ke poli sesuai
dengan jadwal yang ditentukan untuk melengkapi
pemeriksaan yang lain.
O:
Klien tenang dan memahami perkembangan serta
prosedur pemeriksaan yang dilakukan terhadap
penyakitnya
A:
Masalah teratasi
P:
Anjurkan klien untuk bersama keluarga dalam
pemeriksaan
Jika terdapat keluhan hebat sebelum tanggal kontrol
segera periksakan ke pelayanan kesehatan

20
BAB III
PEMBAHASAN
A. Analisa Kasus
Ny. S datang ke RSUP dr. Kariadi Semarang dengan diagnosis rujukan yaitu
suspect Ca Serviks. Klien mengeluhkan nyeri pada bagian perut bawah dengan skla
nyeri 3 seperti ditusuk-tusuk serta hilang timbul. Klien tidak mengeluhkan perdarahan
sebelumnya, namun setelah dilakukan vaginal toucher klien mengalami perdarahan
pervaginam berupa darah segar dengan sedikit gumpalan, tidak berbau dan berjumlah
±160cc. Klien diprogramkan untuk biopsi untuk menegakan diagnosis.
Kasus yang dialami klien yaitu suspect ca serviks. Kanker serviks adalah tumor
ganas primer yang berasal dari sel epitel skuomosa. kanker serviks merupakan kanker
yang terjadi pada serviks atau leher rahim, suatu daerah pada organ reproduksi wanita
yang merupakan pintu masuk kearah rahim, letaknya antara rahim dan liang
senggama(vagina). (Notodiharjo 2002 dalam Ria Riksani & reiMediaservis 2016).
Penyebab paling umum adalah serangan virus HPV (human papillomavirus). Ada
100 tipe virus HPV yang teridentifikasi dan kebanyakan tidak berbahaya serta tidak
menunjukkan gejala. Sebanyak 40 tipe HPV dapat ditularkan melalui hubungan
seksual. Sasarannya adalah alat kelamin dan digolongkan menjadi dua golongan yaitu
tipe HPV penyebab kanker dan HPV beresiko rendah. (Garcia Agustin A, 2010)
Terdapat 15 jenis tipe yang menyebabkan kanker yang dapat mengarah kepada kanker
serviks, yakni HPV 16, 18, 45 dan 31 yang merupakan penyebab lebih dari 80 persen
kasus kanker di Asia Pasifik dan dunia. (Puguh A. M. 2010).
Penegakan diagnosis yang dilakukan pada Ny. S yaitu biopsi pada porsio uteri 1/3
distal. Biopsi pada Ca Serviks dapat berupa biopsi punch dan biopsi kerucut.
Biopsi punch dilakukan dengan mengambil sampel sel pada permukaan leher rahim.
Sedangkan pada biopsi kerucut, dokter akan mengambil sampel jaringan dengan bentuk
kerucut pada area yang umumnya menjadi awal sel kanker berasal. Area tersebut
termasuk bagian luar leher rahim (eksoserviks), hingga saluran dalam (endoserviks).
Kanker serviks yang terjadi akan menimbulkan gejala. Sel - sel yang mengalami
mutasi dapat berkembang menjadi sel displasia. Apabila sel karsinoma telah mendesak
pada jaringan syaraf akan timbul masalah keperawatan nyeri. Gejala dari kanker serviks
stadium lanjut diantaranya anemia hipovolemik yang menyebabkan kelemahan dan
kelelahan sehingga timbul masalah keperawatan gangguan risiko defisien volume
cairan. Tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa positif kanker leher rahim ini merasa
21
cemas akan penyakit yang dideritanya. Kecemasan tersebut bisa dikarenakan dengan
kurangnya pengetahuan tentang penyakit, ancaman status kesehatan dan mitos
dimasyarakat bahwa kanker tidak dapat diobati dan selalu dihubungkan dengan
kematian (Price and Sylvia, Anderson, 2005).
B. Analisa Intervensi Keperawatan
Berdasarkan permasalahan klien, penulis mengangkat diagnosa utama
keperawatan yaitu nyeri akut berhubungan dengan agen cidera biologis. Diagnosa ini
diangkat karena menurut Nanda tahun 2018 klien mengalami pengalaman sensorik dan
emosional tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan aktual atau
potensial yang digambarkan sebagai kerusakan (Asosiasi Study Nyeri Internasional);
Awitan yang tiba-tiba atau lambat dengan intensitas ringan hingga berat, dengan
berakhirnya dapat diantisipasi atau dipredikasi dengan durasi kurang dari atau lebih dari
3 bulan (Helman, 2018).
Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi nyeri tersebut yaitu relaksasi
pernapasan diafragma. Relaksasi merupakan suatu tindakan untuk membebaskan
mental maupun fisik dari ketegangan dan stres sehingga dapat meningkatkan toleransi
terhadap nyeri (Sulistyo, 2013). Teknik relaksasi yaitu bentuk latihan napas yang terdiri
dari pernapasan abdominal (diafragma) dan pursed lip breathing (Lusianah, Indaryani,
& Suratun, 2012).
Pengaruh teknik relaksasi pernapasan diafragma terhadap penurunan intensitas
nyeri dikarenakan relaksasi akan membuat spinal cord, sel-sel reseptor yang menerima
stimulasi nyeri periferal dihambat oleh stimulasi dari serabut-serabut saraf yang lain.
Stimulasi yang menyenangkan dari luar juga dapat merangsang sekresi endorfin, maka
nyeri yang dirasakan menjadi berkurang (Priharjo, 2003). Periode relaksasi napas
dalam yang teratur dapat membantu untuk melawan ketegangan otot dan keletihan yang
terjadi akibat meningkatkan nyeri (Smeltzer & Bare, 2002).
Sehingga setelah dilakukan teknik relaksasi yang terdiri dari latihan napas
diafragma dan pursed lip bretahing selama 1x5 jam klien mengatakan nyeri pada perut
bagian bawah hingga panggul berkurang dengan deskripsi sebagai berikut :
P : Nyeri saat beraktifitas
Q : tertusuk-tusuk
R: perut bagian bawah hingga panggul
S : 2 (Nyeri Ringan)
T : Hilang timbul
22
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
Kanker serviks adalah tumor ganas primer yang berasal dari sel epitel skuomosa.
kanker serviks merupakan kanker yang terjadi pada serviks atau leher rahim, suatu
daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk kearah rahim,
letaknya antara rahim dan liang senggama(vagina). (Notodiharjo 2002 dalam Ria Riksani
& reiMediaservis 2016).
Sel - sel yang mengalami mutasi dapat berkembang menjadi sel displasia. Apabila
sel karsinoma telah mendesak pada jaringan syaraf akan timbul masalah keperawatan
nyeri. Gejala dari kanker serviks stadium lanjut diantaranya anemia hipovolemik yang
menyebabkan kelemahan dan kelelahan sehingga timbul masalah keperawatan gangguan
risiko defisien volume cairan. Tidak sedikit pula pasien dengan diagnosa positif kanker
leher rahim ini merasa cemas akan penyakit yang dideritanya. Kecemasan tersebut bisa
dikarenakan dengan kurangnya pengetahuan tentang penyakit, ancaman status kesehatan
dan mitos dimasyarakat bahwa kanker tidak dapat diobati dan selalu dihubungkan
dengan kematian (Price and Sylvia, Anderson, 2005).
Pada Ny. S datang ke RSUP dr. Kariadi Semarang dengan diagnosis rujukan yaitu
suspect Ca Serviks. Klien mengeluhkan nyeri pada bagian perut bawah dengan skla
nyeri 3 seperti ditusuk-tusuk serta hilang timbul. Klien tidak mengeluhkan perdarahan
sebelumnya, namun setelah dilakukan vaginal toucher klien mengalami perdarahan
pervaginam berupa darah segar dengan sedikit gumpalan, tidak berbau dan berjumlah
±160cc. Klien diprogramkan untuk biopsi untuk menegakan diagnosis.
Intervensi yang dilakukan untuk mengatasi nyeri tersebut yaitu relaksasi
pernapasan diafragma. Relaksasi merupakan suatu tindakan untuk membebaskan
mental maupun fisik dari ketegangan dan stres sehingga dapat meningkatkan toleransi
terhadap nyeri (Sulistyo, 2013). Teknik relaksasi yaitu bentuk latihan napas yang terdiri
dari pernapasan abdominal (diafragma) dan pursed lip breathing (Lusianah, Indaryani,
& Suratun, 2012).
Sehingga setelah dilakukan teknik relaksasi yang terdiri dari latihan napas
diafragma dan pursed lip bretahing selama 1x5 jam klien mengatakan nyeri pada perut
bagian bawah hingga panggul berkurang dengan deskripsi sebagai berikut yaitu nyeri
saat beraktifitas seperti ditusuk-tusuk dengan skala 2 serta hilang timbul.

23
B. Saran
Pada pasien Ca Serviks mengalami ganguan masalah keperawatan seperti nyeri, risiko
defisien volume cairan karena perarahan yang dialami serta cemas karena kurang
pengetahuan mengenai Ca Serviks. Sehingga sebagai perawat dalam memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensif baik bio.psiko,sosio dan kultural serta berdasarkan
evidance based nursing practice sehingga memberikan asuhan keperawatan yang tepat
dan profesional.

24
DAFTAR PUSTAKA

Dinas Kesehatan Kementerian Kesehatan RI. (2015). Profil Kesehatan Indonesia.


Gu,Can,et al. (2016). Chinese women’s motivation to receive future screening: the role of
social-dempgraphic factors,knowledge and risk perception of cervical cancer.
European journal of oncology nursing.www.lsevier.con/locate/ejon
Kementerian Kesehatan RI Direktort Pengedalian Penyakit Tidak Menular. (2015). Program
Nasional Gerakan Pencegahan Dan Deteksi Dini Kanker Leher Rhim Dan Kanker
Payudara.
Kumalasari,Intan. (2012). Kesehatan Reproduksi. Jakarta: Salemba Medika.

25

Anda mungkin juga menyukai