Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN KASUS PERDARAHAN OBSTETRI

Seorang wanita usia 39 tahun dengan kehamilan 32 minggu, datang ke unit gawat
emergency maternitas bersama suami dengan pendarahan pervaginam sejak beberapa
jam yang lalu. Klien memberikan keterangan bahwa dia merasakan kontraksi tapi
menyangkal kalau ada nyeri abdomen yang lain, dia juga menyangkal adanya
trauma/jatuh sebelumnya
I. PENGKAJIAN
1. IDENTITAS
Identitas klien
Nama : Ny. A
Umur : 39 Tahun
Diagnosa : Antepartum bleeding (perdarahan obstetri)
2. STATUS KESEHATAN
a. Riwayat keluhan sekarang : klie merasakan kontraksi

3. DATA UMUM KLIEN SAAT INI


Status obstetrik : G4P3A0

Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis

a. Tanda Vital

Tekanan darah : 110/70 mmHg Nadi : 72 x/menit

Suhu : 36,8 0C Pernapasan : 18 x/menit

4. DATA PENGETAHUAN
Os mengatakan Tidak tahu cara menyusui dan Tidak mengetahui tentang masa nifas
5. DATA PENUNJANG
a. Data laboratorium
Hasil Normal Satuan
Hematologi :

Hb - 12 – 16 g/dl
Leukosit - 3.800 – 10.600 Sel/ul
Eritrosit - 3,6 -5,8 Juta/ul
Hematokrit - 35 – 47 %
Trombosit - 150.000 – 440.000 Sel/ul
Kimia Klinik
Ureum - 10 – 50 mg/dl
Kreatinin - 0,7 – 1,13 mg/dl
Albumin Urine -
AST (SGOT) - 10 – 31 U/L
ALT (SGPT) - 9 – 36 U/L
Gula Darah
GDS - 70 – 200 Mg/dl

II. ANALISA DATA


NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1 Ds: klien mengatakan adanya Cemas berhubungan
perdarahan pervaginam sejak dengan kurang
beberapa jam yang lalu
pengetahuan tentang
kehamilan yang
Do: - tingkat pendidikan rendah
bermasalah

2 Ds: klien merasakan kontraksi Nyeri berhubungan


dengan spasme otot
Do: perut
- Tanda-tanda Vital:
- TD :110/70mmhg
- N : 72x/ menit
- RR : 18x/ menit
- S : 36,8o C
3 Ds : Klien mengatakan adanya Resiko kekurangan
perdarahan pervaginam cairan berhubungan
dengan adanya
Do : perdarahan
- Tanda-tanda Vital:
- TD :110/70mmhg
- N : 72x/ menit
- RR : 18x/ menit
- S : 36,8o C

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Cemas berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kehamilan yang


bermasalah
2. Nyeri berhubungan dengan spasme otot perut

3. Resiko kekurangan cairan berhubungan dengan adanya perdrahan


IV. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Tanggal No. DX Tujuan Rencana Tindakan

1 1 Setelah dilakukan perawatan 1x24 jam tidak terjadi  Observasi tanda-tanda vital
R/ untuk mengetahui tingkat kegawatan
gangguan perfusi jaringan serebral
pasien
 Pantau AGD (Analisa Gas Darah)
kriteria hasil :
R/ asidosis yang terjadi dapat menghambat
masuknya oksigen pada tingkat sel.
 Tanda – tanda vital dalam batas normal  Monitor adanya diplopia, pandangan kabur,
 Tidak ada tanda tanda gangguan perfusi cerebral nyeri kepala
R/ pandangan kabur dan nyeri kepala
merupakan indikasi terjadinya vasospasme
pembuluh darah dan kurangnya suplai O2 ke
otak.
 Monitor keadaan umum pasien. Rasional ;
Untuk memonitor kondisi pasien selama
perawatan terutama saat terdi perdarahan.
Perawat segera mengetahui tanda-tanda
presyok /syok. 

 Kolaborasi : Pemberian cairan intravena.


Rasional : Cairan intravena diperlukan
untuk mengatasi kehilangan cairan tubuh
secara hebat. 

 Kolaborasi : pemeriksaan : HB, PCV,


trombosit. Rasional : Untuk mengetahui
tingkat kebocoran pembuluh darah yang
dialami pasien dan untuk acuan melakukan
tindakan lebih lanjut. 

 Kolaborasi : pemberian tranfusi


2 II Setelah perawatan selama 1x24 jam, nyeri akut klien Manajemen Nyeri
berkurang dari skala dengan kriteria hasil:
 Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
 Observasi adanya petunjuk nonverbal terkait
nyeri maupun ketidaknyamanan terutama pada
Kontrol Nyeri pasien yang tidak dapat berbicara
 Evaluasi bersama klien efektifitas tindakan
 Klien mampu mengurangi rasa nyeri tanpa
pengurangan nyeri yang pernah dilakukan
analgesik
sebelumnya jika ada
 Klien melaporkan perubahan gejala nyeri
 Pilih dan implementasikan tindakan yang
 Klien tidak menunjukkan tanda non verbal terkait
beragam seperti farmakologis dan non
nyeri
farmakolois untuk memfasilitasi penurunan nyeri
 Ajarkan prinsip-prinsip manajemen nyeri
Tingkat Nyeri  Ajarkan penggunaan teknik nonfarmakologis
seperti relaksasi nafas dalam, aplikasi
 Klien mengatakan rasa nyeri telah berkurang panas/dingin dan pijatan jika memungkinkan.
 Tanda-tanda vital dalam rentang normal  Kolaborasikan dengan tim kesehatan unntuk
menggunakan teknik farmakologi jika diperlukan
 Evaluasi keefektifan dari tindakan pengontrol
nyeri selama pengkajian nyeri dilakukan

3 III Setelah perawatan selama 1x24 jam, volume cairan  Pantau dan catat intake dan output setiap hari
seimbang dengan
R/ dengan memantau intake dan output
Kriteria hasil diharapkan dapat diketahui adanya
keseimbangan cairan dan dapat diramalkan
 Tidak ada oedema keadaan dan kerusakan glomerulus.

 Pemantauan tanda-tanda vital dan waktu


pengisian kapiler (capillary refill time-CRT)

R/ dapat dijadikan pedoman untuk penggantian


cairan atau menilai respons dari
kardiovaskuler.

 Pantau dan timbang berat badan

R/ dapat diketahui BB yang merupakan


indikator tepat untuk menentukan
keseimbangan cairan.

 Observasi edema

R/ merupakan indikator keadaan cairan dalam


tubuh

 Kolaborasi dalam pemberian diuretik

R/ dapat meningkatkan filtrasi glomerulusndan


menghambat penyerapan sodium dan air
dalam tubulus ginjal.

4 IV Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam,  Observasi tanda-tanda vital sebelum dan
aktivitas klien dapat terpenuhi. sesudah aktivitas

R/ mengetahui tingkat kelemahan

 Kaji tingkat kemampuan klien untuk


beraktivitas
R/ mungkin klien tidak mengalami perubahan
berarti.
 Kaji pengaruh aktivitas terhadap kondisi luka
dan kondisi tubuh umum
R/ aktivitas merangsang peningkatan
vaskularisasi dan pulsasi organ reproduksi,
tetapi dapat mempengaruhi kondisi luka post
op.
 Instruksikan tentang tehnik penghematan
energi
R/ membantu keseimbangan antara suplai dan
kebutuhan O2
 Bantu untuk memilih aktivitas konsisten sesuai
dengan kemampuan fisik.

R/agar pasien mampu melakukannya secara


mandiri.

 Berikan bantuan sesuai kebutuhan


R/ memberikan bantuan hanya sebatas
kebutuhan akan mendorong kemandirian
dalam melakukan aktivitas

5 V Setelah dilakukan tindakan keperawatan 1 x 24 jam, Kontrol infeksi


diharapkan infeksi pada pasien tidak terjadi dengan
kriteria hasil:  Cuci tangan sebelum dan sesudah kegiatan
perawatan pasien
Keparahan infeksi  Ajarkan klien dan keluarga mengenai teknik
cuci tangan dengan tepat
 Tidak ada kemerahan pada luka post SC  Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan
 Tidak ada cairan yang berbau busuk pada saat memasuki dan meninggalkan
 Tidak ada pus yang keluar dari luka post SC ruangan pasien
 Tidak ada demam  Lakukan perawatan luka post SC
 Ajarkan klien dan keluarga mengenai tanda dan
gejala infeksi dan kapan harus melaporkannya
kepada petugas perawatan
Kolaborasi pemberian terapi antibiotic yang sesuai
jika perlu.

6 VI Setelah perawatan selama 1x24 jam, diagnosa dapat Peningkatan pengasuhan:


teratasi dengan kriteria hasil :

Bantu orang tua terkait peran transisi dan
Pengetahuan : harapan
 Sediakan buku, pamflet, dan bahan lainnya
 Orang tua memiliki pengetahuan terkait cara terkait pengajaran keterampilan menyusui
menyusui dan masa nifas  Ajarkan orang tua menanggapi isyarat perilaku
dari bayi
Pendidikan orang tua

 Tentukan pengetahuan, kesiapan, dan


kemampuan orang tua dalam belajar mengenai
perawatan bayi
 Monitor kebutuhan belajar bagi keluarga
 Ajarkan orang tua keterampilan merawat bayi
yang baru lahir
 Berikan informasi mengenai cara menyusui dan
masa nifas pada orang tua
 Dorong orang tua untuk menghadiri kelas
pengasuhan
 Sediakan materi tertulis bagi orang tua yang
sesuai dengan identifikasi kebutuhan
pengetahuan
 Berikan dukungan ketika orang tua belajar
keterampilan perawatan bayi
 Berikan informasi terkait lingkungan yang aman
bagi bayi

Anda mungkin juga menyukai