Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN PENDAHULUAN GINEKOLOGY

PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL

A. DEFINISI
Perdarahan uterus abnormal yang meliputi gangguan perdarahan
berasal dari uterus yang disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan
organik genetalia dan kontak berdarah. Gejala utama yang sering muncul
adalah menorrhagia, yaitu suatu perdarahan yang berasal dari uterus yang
banyak, berkepanjangan dan sering terjadi. Perdarahan uterus abnormal
meliputi semua kelainan haid baik dalam hal jumlah maupun
lamanya(Manuaba, 2010).

B. ETIOLOGI
1. Sebab-sebab organik
Perdarahan dari uterus, tuba fallopi, dan ovarium disebabkan oleh
kelainan pada
1) Serviks uteri : polipus servisis uteri, erosio pursionis uteri, ulkus
pada porsio uteri, karsinoma servisis uteri.
2) Korpus uteri : polip endometrium, abortus iminens, abortus seang
berlangsung abortus inkompletus, mola hidatidosa, koriokarsinoma,
subinvolusio uteri, karsinoma korporis uteri, sarkoma uteri, mioma
uteri.
3) Tuba fallopi : kehamilan ektopik, tergaggu, radang tuba, tumor tuba.
4) Ovarium : radang ovarium, tumor ovarium.
2. Sebab fungsional
Perdarahan uterus yang tidak ada hubungannya dengan sebab organik,
dinamakan sebab disfungsional perdarahan ini terjadi di semua umur
antara manarche dan menopause. Tetapi kelainan ini sering terjadi
sewaktu masa permulaan dan masa akhir fungsi ovarium, dua pertiga di
rawat di rumah sakit karena perdarahan disfungsional berusia diatas 40
tahun dan sebnyak 3% berusia 20 tahun.

C. PATOFISIOLOGI
Mekanisme terjadinya PUA belum di ketahui secara pasti, namun secara
umum terjadinyPUA adalah kelainan organik pada alat-alat genitalia interna
dalam seperti (serviks uteri, korpus uterus, tuba fallopi, dan uvarium)
kelainan sistemik atau darah seperti ( kelaianan pembekuan darah) dan
kelainan fungsional dari alat-alat genitalia. Beberapa kelainan organik pada
alat-alat genitalia interna yang dapat menjadi penyebab PUA adalah sebagai
berikut :

1. Pada serviks uteri : polip serviks uteri, erosi uteri porsio, ulkus uteri
porsio, karsinoma ( kanker pada sel tubuh) uteri.
2. Pada korpus uteri : polip endometrium uteri abortus iminens, proses
berlangsungnya abortus, abortus inkomplit, kehamilan mola hidatidosa,
khorio-karsinoma, subinvolusi uteri, karsinoma korpus uteri, sarkoma (
kanker pada jaringan lunak tubuh) uteri, dan mioma uteri.
3. Pada tuba fallopi : kelainan ektopik terganggu (KET) peradangan pada
tuba fallopi, dan tumor pada tuba fallopi.
4. Pada ovarium : peradangan pada ovarium dan tumor ovarium

D. PATHWAYPERDARAHAN UTERUS ABNORMAL

Abortus Inkomplit Kontrasepsi IUD Tumor Jinak

Perdarahan Uterus Abnormal

Siklus ovulatik Siklus anovulatik Folikel persisten

Pertengahan Pelepasan Perdarahan Masa Masa peri Masa menopouse


siklus endometrium bercak reproduksi
menopouse
hiperplasia
Kadar Korpus Para haid Pasca haid
enstrogen luteum Perdarahan
lucut estrogen
progesteron Kelainan
pendarahan Insufisiensi n estrogen Perdarahan di
defisiensi estrogen
Regenerasi sertai gumpalan
endometrium perdardahan
Cemas terganggu
Defisit volume cairan

Post kuretase

Recovery pasca curret


Nyeri Post de entry kuman
Informasi kurang
terhadap perawatan
Resiko Infeksi

Defisiensi pengetahuan
E. KLASIFIKASI PENDARAAHAN UTERUS ABNORMAL
Klasifikasi perdarahan uterus abnral diantaranya dalam pertemuan
FIGO, ahli sepakat klasifikkasi perdarahan uterus abnormal berdasarkan
jumlah perdarahannya yaitu :
1. Perdarahan uterus abnormal akut didefinisikan sebagai perdarahan
yang banyak sehingga perlu dilakukan penanganan yang cepat untuk
mencegah kehilangan darah. Perdarahan uterus abnormal akut dapat
terjadi pada kondisi PUA kronik atau tanpa riwayat sebelumnya.
2. Perdarahan uterus abnormal kronik merupakan perdarahan dari korpus
uterus yang abnormal dalam volume, keteraturan, dan atau waktu.
perdarahan ini merupakan terminologi untuk perdarahan uterus
abnormal yang telah terjadi lebih dari 3 bulan. Kondisi ini biasanya tidak
memerlukan penanganan yang cepat dibandingkan dengan PUA akut.
3. Perdarahan tengah (intermenstrual bleeding) merupakan perdarahan
yang terjadi di antara 2 siklus haid yang teratur. Perdarahan dapat
terjadi kapan saja atau dapat juga terjadi di waktu yang sama setiap
siklus. Istilah ini ditujukan untuk menggantikan terminologi metroragia.

Dalam buku At a Glance obstetri & Ginekologi (2007) definisi perdarahan per
vaginam abnormal antara lain:

1. Menoragia yaitu perdaraha uterus memanjang (> 7 hari) dan atau berat
(> 80 ml) yang terjadi dengan interval teratur.
2. Metroragia yaitu perdarahan dengan jumlah bervariasi diantara periode
menstruasi dengan interval yang tidak teratur tapi sering terjadi.
3. Polimenorea yaitu interval yang terlalu pendek (< 21 hari) antara
menstruasi-menstruasi teratur.
4. Oligomenorea yaitu interval yang terlalu panjang (>35 hari) antara
menstruasi-menstruasi teratur.

F. MANIFESTASI KLINIK
Manifestasi klinis dapat berupa perdarahan banyak, sedikit, siklus haid
yang memanjang atau tidak beraturan. Terminologi menoragia saat ini
diganti dengan perdarahan haid banyak atau heavy menstrual bleeding
(HMB) sedangkan perdarahan uterus abnormal yang disebabkan faktor
koagulopati, gangguan hemostasis lokal endometrium dan gangguan ovulasi
merupakan kelainan yang sebelumnya termasuk dalam perdarahan uterus
disfungsional (PUD) (Baziad, 2011).

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Pemeriksaan USG, Histeroskopi
 Pemeriksaan Laboratorium Pada Evaluasi Pasien PUA
Evaluasi Laboratorium Uji laboratorium spesifi
Uji laboratorium awal Darah lengkap,Tipe darah dan
crossmatch, Tes kehamilan
Evaluasi laboratorium awal Waktu thromboplastin
untuk parsial,Waktu protrombin, Waktu
kelainan hemostasis tromboplastin parsial teraktivasi,
Fibrinogen
Uji awal untuk von Willebrand Faktor antigen von willebrand,
Pengujian kofaktor ristocetin,
Faktor VIII
Pemeriksaan laboratorium lain TSH – thyroid stimulating hormone
yang dapat Serum besi, TIBC – Total Iron
dipertimbangkan Biding
Capacity, dan Ferritin
Tes fungsi hati

H. ANALISA DATA
No Data Etiologi Masalah
1 DS: Sebab organik dan Ansietas
sebab fungsional
DO:
Abnormal uterus
bleeding

Siklus ovulatenic

Pelebasan
endometrium

Perdarahan bercak

Perdarahan
ansietas
2 DS: Sebab organik dan Hipovolemia
sebab fungsional
DO:
Abnormal uterus
bleeding

Siklus an ovulatenic

Masa reproduksi

Polekel persisten

Hiperplasia

Regenerasi
endometrium
terganggu

Kelainan ekstrogen

Perdarahan disertai
gumpalan

Perdarahan tidak
berhenti

hipovolemia
3 DS: Post curratage Nyeri akut

DO: Merangsang fayet zone

Merangsang reseptor
nyeri

Nyeri di persepsikan

Nyeri akut
4 DS: Post curretage Resiko infesi

DO: Post de entri kuman

Resiko infeksi
5 DS: Post curratage Defisit pengetahuan

DO: Recovery pasca curet

Kurang terpaparnya
informasi

Defisit pengetahuan
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri akut b.d agen pencedera fisik ( post curret )
2. Hipovolemia b.d adanya perdarahan
3. Ansietas b.d proses penyakit
4. Defisit pengetahuan b.d kurang terpaparnya informasi
5. Resiko infeksi

J. Intervensi
No Tujuan Intervensi Rasional
1 Tupan 1. Identifikasi nyeri 1. Mengetahui nyeri
Setelah dilakukan asuhan yang dialami
keperawatan 3x24 jam klien
diharapkan nyeri teratasi 2. Identivikasi skala 2. Mengetahui
Tupen nyeri tingkat nyeri klien
Setelah dilakukan asuhan 3. Anjurkan terapi 3. Mengurangi nyeri
keperawatan 1x24 jam relaksasi nafas klien
diharapkan agen dalam
pencedera fisik teratasi 4. Fasilitasi istirahat 4. Dengan istirahat
dengan kriteria hasil; dan tidur dapa
1. Klien tidak meringis meminimalisir
2. Skala nyeri berkurang rasa nyeri
5. Kolaborasi dalam 5. Mengurangi nyeri
pemberian
anlgetik, jika
perlu
2 Tupan 1. Identifikasi 1. Mengetahui
Setelah dilakukan asuhan perdarahan perdarahan yang
keperawatan 3x24 jam dialami
diharapkan hipovolemia 2. Monitor status 2. Mengetahui
teratasi dehidrasi tingkat dehidrasi
Tupen yang dialami
Setelah dilakukan asuhan 3. Pertahankan 3. Menjaga cairan
keperawatan 1x24 jam intake dan output tubuh klien tetap
diharapkan perdarahan stabil
berhenti, dengan kriteria 4. Kolaborasi 4. Menjaga cairan
hasil: pemberian cairan tubuh klien tetap
1. Tidak ada tanda- IV Line stabil
tanda dehidrasi
2. Ttv dibatas normal
3 Tupan 1. Gunakan 1. Menumbuhkan
Setelah dilakukan asuhan pendekatan yang saling percaya
keperawatan selama 3x24 menenangkan
jam diharapkan ansietas 2. Jelaskan semua 2. Agar klien
teratasi prosedur dan apa mengetahui
Tupen yang dirasakan tindakan yang
setelah dilakukan asuhan diberikan
keperawatan 1x24 jam kepadanya
diharapkan klien 3. Dengarkan 3. Agar klien
mengetahui proses dengan penuh merasa
penyakit, dengan kriteria perhatian diperhatikan
hasil; 4. Klasifikasi tingkat 4. Mengetahui
1. Klien tampak tenang cemas kecemasan pada
2. Klien tampak klien
mengerti
4 Tupan 1. Identifikasi 1. Mengetahui daya
Setelahn dilakukan kemampuan kemampuan klien
asuhan keperawatan dalam menerima menangkap
1x30 menit diharapkan informasi informasi
defisit pengetahuab terasi 2. Siapkan materi 2. Membantu pada
Tupen pendidikan saat menjelaskan
Setelah dilakukan asuhan kesehatan ke klien
keperawatan selama 30 3. Jadwalkan 3. Mecari waktu
menit diharapkan klien pendidikan yang tepat dalam
terpapar informasi, kesehatan sesuai memberikan
dengan kriteria hasil: kesepakatan pendidikan
1. Klien tidak bingung kesehatan
4. Berikan 4. Membantu klien
kesempatan untuk menggali
kepada klien informasi
untuk bertanya
5. Anjurkan klien 5. Mengetahui
untuk sejauh mana
menjelaskan klien mengerti
materi yang
sudah
disampaikan
5 Tupan 1. Identifikasi tanda- 1. mengetahui
Setelah dilakukan asuhan tanda infeksi tanda infeksi
keperawatan selama 3x24 yang dialami
jam diharapkan infeksi klien
tidak terjadi 2. Observasi ttv 2. mengetahui
Tupen kondisi klien
Setelah dilakukan asuhan 3. Anjurkan untuk 3. mencegah
keperawatan 1x24 jam mencuci tangan penyebaran
diharapkan infeksi dapat sebelum dan infeksi
dicegah dengan kriteria sesudah kontak nosokomial
hasil: dengan
1. Tidak ada tanda- linkungan atau
tanda infeksi pasien dengan
perinsip aseptik
4. ganti pembalut 4. mencegah infeksi
2x/hari
LAPORAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.X
G7P4A3 DENGAN PERDARAHAN UTERUS ABNORMAL

A. Pengkajian
1. Identitas Klien
Nama pasien : NY.X
Umur/tgl lahir : 33 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Diagnosa medis : perdarahan uterus abnormal

Nama penanggung jawab


Nama : tn. S
Usia : 35 tahun
Hubungan dengan klien : suami

2. Status kesehatan
1. Keluhan utama
Klien mengeluh mengalami perdarahan pervaginam sejak 6 bulan
yang lalu
2. Riwayat kehamilan dan persalinan
No Tgl/Thn Tempat Jenis Penolon Penyulit Anak
Persalina Persalinan Persalina g Persalina
n n n Tb/B Umur J
b k

1. - - Lahir - - - 14 L
spontan
2. - - Lahir - - - 13 L
spontan
3 - - Lahir - - - 11 P
spontan
4 - - SC - Rumah - 10 L
sakit

3. Riwayat mentruasi
Klien memaparkan mengami haid pertama pad usia 11 tahun,
siklus 30 hari teratur, disminhore tidak ada lamanya waktu mentruasi 5
hari
4. Kontrasepsi yang di gunakan
Tidak ada riwayat penggunaan kontasepsi
5. Riwayat penyakit sistemik
Klien mengatakan tidak ada riwayat TB, asma, epilepsi sebelumnya,
namun pernah mengalami thyroidectomy 6 tahun lalu di karenakan
pembesaran kelenjar thyroid.
6. Riwayat penyakit keluarga
Klien mengatakan bahwa tidak ada riwayat perdarahan dan penyakit
kanker serviks dalam keluarga sebelumnya.
7. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum
Klien tampak lemas, sadar dan kooperatif
b. Tanda-tanda Vital
Tekanan darah : 100/62 mmHg
Nadi : 82 x/menit
Respirasi : 16 x/menit
Suhu : 36,9 ˚C
CRT : > 3 detik
c. Leher
Tampak bekas luka di bagian tyrhoid
d. Dada
Bunyi jantung terdengar S1 dan S2 tidak ada murmur
e. pemeriksaan abdomen
Simetris tidak ada acites, terdapat strechmarks, tidak ada dilatasi
pena atau hernia
f. Data penunjang
Didapatkan hb 8,5 dan saturasi oksigen 80%
8. Analisa Data

No Data Etiologi Masalah

1 DS : Sebab organik dan sebab hpovolemia


fungsional
Klien
mengeluhkan
Abnormal uterus bleeding
perdarahan

DO :
Siklus an ovulatenic
1. Penggantian
pembalut 4-5
Masa reproduksi
2. Hb : 8,5
3. SpO2 : 80%
Polekel persisten
4. CRT >3 dtk

Hiperplasia

Regenerasi endometrium
terganggu

Kelainan ekstrogen

Perdarahan disertai
gumpalan

Perdarahan tidak berhenti

hipovolemia

B. Diagnosa Keperaatan
1. Hipovolemia b.d perdarahan pervagina
C. Intervensi Keperawatan
No Tujuan Intervensi Rasional

1 Tupan 1. Identifikasi 1. Mengetahui


Setelah dilakukan perdarahan perdarahan
asuhan keperawatan yang dialami
3x24 jam diharapkan 2. Monitor status 2. Mengetahui
hipovolemia teratasi dehidrasi tingkat
Tupen dehidrasi yang
Setelah dilakukan dialami
asuhan keperawatan 3. Pertahankan 3. Menjaga cairan
1x24 jam diharapkan intake dan output tubuh klien
perdarahan berhenti, tetap stabil
dengan kriteria hasil: 4. Menstabilkan
4. Berikan tranfusi
3. Tidak ada tanda- hb klien
,jika perlu
tanda dehidrasi
4. Ttv dibatas normal 5. Menjaga cairan
5. Kolaborasi
tubuh klien
pemberian cairan
tetap stabil
IV Line

Anda mungkin juga menyukai