Anda di halaman 1dari 30

HIDROSALPINGITIS

dr. R. A. Sita Daniswati Utami, Sp. OG


Infertilitas

Infertilitas merupakan keadaan dimana


pasangan suami istri sudah menikah selama 1
tahun tanpa kontrasepsidan melakukan
hubungan suami istri, namun istri tetap
belum hamil.
Faktor Risiko Infertilitas

Frekuensi
Usia dan Lama
IMT Hubungan
Infertilitas
Seksual

Pekerjaan dan
Kehamilan INFERTILITAS Infeksi Genital
Sebelumnya

Lingkungan
Sosial, Ekonomi, Emosi Gaya Hidup
Nutrisi
SEBAB INFERTILITAS
Terganggu Fungsi
• Infeksi • Ovum Pick-Up
• Endometriosis • Transportasi
• Kel. Bawaan • Pertumbuhan Fungsi Terganggu
Embrio • Sel Telur • Kel. Hipotalamus
Pituitari
• Hub. Umpan Balik
• Ovarium

40%
40%

Fungsi Terganggu

Terganggu Fungsi • Pintu • Infeksi

• Tumor • Tempat embrio • Depo Makan • Kekebalan

• Infeksi tumbuh • Reservoir • Polip


• Memberi makan • Klep Biol • Anatomi
• Gangguan
Pertumbuhan

Terganggu
• Infeksi
- Faktor tidak diketahui 10% • Kekebalan
Sperma
- Permasalahan lain 10% • Hormonal
• Idiopati
Anatomi Organ Reproduksi Wanita

Rongga Rahim

Tuba Falopi

Ovarium
Badan Rahim
Leher Rahim
( Serviks )

Vagina
Fungsi Utama Organ Reproduksi

Liang
Sanggama
CUKUP BULAN
Keberhasilan Hamil

INDUNG TELUR
SALURAN SEHAT
TELUR BAIK
Haid Normal
1. Siklus 24-35 hr
2. Lama 3-7 hr
RAHIM 3. Juml. ± 80 ml
(ENDOMETRIUM)
RESEPTIF UNTUK
EMBRIO
Sebab Kesulitan Hamil

Gangguan
Ovulasi

• Haid tidak teratur


• Lama tidak haid
Sebab Kesulitan Hamil

Menstruasi/haid
berkepanjangan, bahkan
tidak berhenti dan keluar
prongkolan disertai nyeri
perut bagian bawah
Kapan Pasangan Mulai Memeriksakan
Kesuburan?

Pemeriksaan pasangan < 1 tahun jika:


• Usia > 35 tahun
• Lama siklus haid < 21 hari atau > 35 hari
• Tidak haid lama, haid sangat sedikit atau
perdarahan tidak normal
• Pernah hamil diluar kandungan
• Radang panggul
• Nyeri haid
• Pernah operasi di daerah kandungan
Kapan Pasangan Mulai Memeriksakan
Kesuburan?

Bilamana pasangan suami istri berhubungan


teratur tanpa menggunakan alat pencegah
tidak terjadi kehamilan sesudah berumah
tangga > 12 bulan
Hidrosalping

 Hidrosalping merupakan distensi tuba fallopi yang


berisikan cairan, disertai dengan oklusi tuba distal
dan dapat terjadi bilateral maupun unilateral.

Insidensi hidrosalping berkaitan dengan infertilitas pada


wanita mencapai angka 10% - 13% dengan diagnosa
ultrasonografi.

Harb, H. M., et al. Hydrosalpinx and pregnancy loss: a systematic review and meta-analysis. RBMO journa, 38(3). Elsevier. 2019.
Etiologi dan Faktor Risiko

 Penyebab utama terjadinya oklusi tuba distal


 PID (pelvic inflammation disease)
 Salpingitis kronik dipicu infeksi klamidia/gonorrhea
 IUD, endometriosis
 Tindakan pembedahan
 Kehamilan
 abortus
Patofisiologi

Sebagian tuba yang tidak tertutup masih berfungsi dan


mengeluarkan cairan akibat retensi cairan dalam tuba

Proses peradangan dan penyembuhan akibat infeksi


menghancurkan ujung fimbrae sehingga mengganggu
proses fertilisasi

Fimbrae terluka, ujung-ujung fimbrae menyatu


sehingga menutup tabung tuba yang kemudian
menyebabkan terjadinya penumpukan cairan pada
saluran tuba

D’Arpe, S., et al. Management of hydrosalpinx berfore IVF: a literatre review. Journal of Obstetric and Gynecology. 2014.
Patofisiologi
(PID dan Infeksi
menyebabkan
hidrosalping)
Patofisiologi
Diagnosis

ANAMNESIS PALPASI BIMANUAL


 Nyeri perut bawah atau  Didapati gerakan uterus terbatas
asimtomatik  Massa lebih kistik dan sulit
 Nyeri panggul digerakkan
 Keputihan abnormal  Nyeri tekan
 Keluhan infertilitas
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 USG (transvaginal)
Normalnya tuba fallopi tidak terlihat pada USG, namun bisa terlihat
akumulasi cairan berbentuk seperti tabung jika ukuran cukup besar
 Histerosalpingogram (HSG)
Menggunakan x-ray dan zat kontras pada wanita dengan keluhan sulit hamil.
Hasil pemeriksaan akan memperlihatkan apakah ada blockage pada saluran
tuba dan dapat menganalisa adakah kelainan pada Rahim yang dapat
menghambat implantasi hasil konsepsi pada dinding Rahim.
 Laparoskopi
Digunakan untuk mengonfirmasi diagnose sebelumnya.

D’Arpe, S., et al. Management of hydrosalpinx berfore IVF: a literatre review. Journal of Obstetric and Gynecology. 2014.
Tatalaksana

 Terapi Operatif
Indikasi
 keluhan mengganggu kehidupan sehari-hari
 Faktor risiko infertilitas terletak pada tuba (dilakukan laparoskopi terlebih dahulu
untuk mengetahui apakah pembedahan tuba dapat dilakukan secara sempurna)
Penyulit
 Perlekatan antara tuba/ovarium dengan uterus, omentum, dan usus sehingga harus
dilakukan operasi radikal
Pada wanita usia muda atau masih jauh dari usia menopause, salah satu ovarium atau
seluruhnya ditinggalkan atau hanya adneksa dengan kelainan yang diangkat
Tatalaksana

 In Vitro Fertilization (IVF)


Biasa dilakukan pada pasien dengan kerusakan tuba yang signifikan.
 Menyuntikkan obat yang merangsang kesuburan sehingga dapat menghasilkan
ebberapa sel telur yang matang (± 36 jam setelah penyuntikan)
 Sel telur yang matang akan dipanen dan disatukan dengan sperma
 Diinkubasi selama ± 24 jam
 Hari ke-3 setelah sel telur diambil, beberapa sel telur yang berhasil dibuagi
berkembang menjadi embrio bersel 6 hingga 10
 Hari ke-5 beberapa embrio menjadi blastokis dengan rongga-rongga cairan dan
jaringan mulai memisah menjadi plasenta dan janin
 Akan dipilih emrio terbanyak dan ditanam kembali ke dalam uterus, jika berlebih
digunakan untuk siklus IVF selanjutnya
Angka keberhasilan metode IVF masih terbilang rendah.
Tatalaksana

 Diathermy
Teknik fisioterapi dengan menggunakan suhu panas 38-40 °C untuk mencapai
target organ. Terdapat 3 jenis diathermy yang dikenal sering digunakan:
 SWD (short wave diathermy)
gelombang pendek diatermu diubah menjadi suhu panas untuk mencapai
kedalaman 4-5cm (jaringan dalam seperti otot yang dilingkupi jaringan lunak seperti
pada daerah panggul)
 Ultrasound diathermy
gelombang suara frekuensi tinggi diubah menjadi energy panas untuk mencapai
target organ
 Microwave diathermy
gelombang pendek digunakan agak paparan ke jaringan lebih rendah

D’Arpe, S., et al. Management of hydrosalpinx berfore IVF: a literatre review. Journal of Obstetric and Gynecology. 2014.
Komplikasi

Infertilitas

Hidrosalping rekuren

Kehamilan ektopik
Inseminasi Intrauterine (IIU)
Indikasi dan Syarat IIU
Tahapan IIU
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai