Anda di halaman 1dari 37

INFERTILITAS

Insidens : 12 %
Kemajuan kedokteran :
50% psg infertil : Berhasil dapat anak
50% : adopsi / tanpa anak,
cerai, dll

KB → Infertilitas → keluarga sehat sejahtera


DEFINISI
FERTILITAS : Kemampuan seorg istri u/
Menjadi hamil dan melahirkan
anak hidup o/ suami yg mampu
menghamilinya
INFERTILITAS : Ketidakmampuan psg u/
mempunyai anak setelah 1 thn
perkawinan dgn sanggama
teratur
1. Primer : Psg tdk pernah mengalami konsepsi
meskipun telah melakukan sanggama teratur
(2- 3x/mgg) selama min. 12 bulan tanpa proteksi

2. Sekunder : Psg sebelumnya mengalami


konsepsi kmd tdk mampu konsepsi lagi meski
telah sanggama teratur tanpa proteksi dlm 12 bln

3. Idiopatik : Btk infertilitas, stlh px lengkap ke 2


psg dinyatakan normal → ditangani selama 2 thn
→ tdk hamil
Pasangan Infertil :
Suatu kesatuan hasil interaksi biologi yg
tdk menghasilkan kehamilan & kelahiran
bayi hidup

Infertilitas → Mnrt Acuan Nasional KB :


“ Ketidakmampuan wanita mewujudkan
konsepsi, hamil hingga melahirkan bayi
atau ketidakmampuan pria untuk
menghamili wanita”.
Persyaratan Fertilitas tanpa bantuan teknologi :
Pria :
• Testis ( min 1 ) mampu prod. sperma normal
dalam jumlah cukup (20juta) u/ membuahi
sel telur
• Sistem sal. Epididimis & vas deferens harus
paten (min 1) u/ membawa sperma
• Kemampuan m’tahankan ereksi
• Kemampuan ejakulasi u/ menyampaikan sperma
ke dalam vagina
Wanita :

1. Sistem neuoroendokrin/ovulasi hrs berjln baik


2. Tuba falopii (min 1) terbuka & berfungsi →
sperma & sel telur
3. Uterus : siap tempat nidasi & p’kembangan
konsepsi
4. Genitalia eksterna : mampu menerima sperma u/
sanggama (introitus vagina, cervix)
5. Prod. hormon sex (estrogen dan progesteron dari
ovarium) hrs baik & bertahan sampai usia 10-12
mgg kehamilan yg kmd digantikan o/ plasenta
Persyaratan umum untuk kehamilan :
hubungan sexual yg normal analisis
sperma yg normal ovulasi yg normal
uterus dan endometrium yg normal
tuba falopii yg normal
Faktor yg m’pengaruhi fertilitas

Fa ktor D a m p a k
1. Usia wanita : makin tua (> 40 th) makin
lama wkt u/ konsepsi
pria : frek. Koitus ber (-) dgn me
usia
2. Frek. Koitus : adanya korelasi positif antara
frek. koitus dgn angka
kehamilan
3. Masa koitus :
koitus pd masa ovulasi (hr 10-15) memax.
Kemungkinan ovulasi, krn ovum hanya
hidup + 12-24 j
4. Lubrikan :
spt K-Y jelly mengandung spermisida &
bila dipakai u/ lubrikan → hambat
konsepsi
5. Merokok/alkohol :
Jika b’> dpt m’buruk kualitas sperma.
Penggunaan marijuana dpt me(-) jumlah
& motilitas sperma
6. Pembedahan :
Pd organ repro/panggul ♂/♀ dpt
menimbulkan masalah infertilitas krn
terjadi perubahan anatomi /kerusakan pd
saraf terutama pd ♂
7. Infeksi genitalia (PMS) :
GO & Chlamydia o/ PMS terutama yg
m’akibatkan peny. Radang panggul & ggn
fertilitas
8. Infeksi ≠ PMS :
TBC genitalia (o/ usus), inf. post partum
& post abortus juga dpt me↓ fertilitas
9. Obat-obatan :
Obat tertentu dpt m’akibatkan impotensi.
Ada yg mengganggu fungsi
spermatogenesis, & ovarium (mis : obat
anti kanker, amoebisida)
10. Radiasi :
ggn fungsi gonad dpt terjadi krn radiasi
Penyebab Infertilitas
• ggn pd hub. Sexual
• Jumlah sperma dan transportasi yang
abnormal
• ggn ovulasi & hormonal, termasuk ggn
pada tkt reseptor hormon reproduksi
• kelainan tempat implantasi (endometrium
& uterus)
• kelainan jalur transportasi
• kelainan pada peritoneum
• ggn imunologik
PEMERIKSAAN INFERTILITAS
A. Anamnesis pasangan suami istri
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat haid
Riwayat sanggama
Riwayat perkawinan sekarang
Interaksi antar pasangan
B. Pemeriksaan Fisik & Lab
Istri :
- nilai perkembangan sexual & ciri-ciri
sex sekunder
- singkirkan penyakit umum
- px ginekologi
- px lab
Suami :
- nilai perkembangan ciri-ciri sex sekunder

- singkirkan peny umum

- penis : singkirkan hipospadi, dll

- testis & epididimis : cari kemungkinan


hidrokel dan varikokel
- singkirkan kelainan prostat

- px lab
C. Pemeriksaan Penunjang lain
meliputi berbagai masalah :
1. Masalah air mani
2. Masalah vagina
3. Masalah serviks
4. Masalah uterus
5. Masalah tuba falopii
6. Masalah ovarium
7. Masalah Peritoneum
Masalah air mani

 Penampungan air mani : ditampung dgn


masturbasi langsung kedalam botol gelas
setelah abstinensi 3-5 hari
 Maksimal 2 jam
 Tidak boleh menggunakan kondom
Karakteristik air mani

 Koagulasi & likuefaksi : air mani cair akan


menjadi agar→likuefaksi dalam 5-20 menit
 Viskositas : Daya membenang 3-10 cm
makin panjang, makin tinggi viskositasnya.
Lebih tepat dgn pipet Eliasson
 Rupa & Bau Rupa putih – kelabu spt agar-
agar, bau bunga akasia

19
Karakteristik air mani

 Volume : Setelah abstinensia 2-5 ml. Bila


<1 ml atau >5ml kadar spermatozoa
rendah
 pH : 7,3-7,7 Bila pH>8 : peradangan
mendadak kel atau saluran genital Bila
pH<7,2 peradangan menahun
 Fruktosa : hasil vesikula seminalis

20
Pemeriksaan Mikroskopis

 Konsentrasi, jenis gerakan, morfologi


spermatozoa.
 Sel-sel radang
 Trikomonas vaginalis atau C. albicans
 Azoospermia

21
 Konsentrasi Sperma : menggunakan
larutan George yg mengandung formalin
40%→ spermatozoa tidak bergerak
spermatozoa bergerak : NaCl 0,9%
Selisih =Konsentrasi spermatozoa
bergerak
 Motilitas Spermatozoa : Lebih penting
daripada konsentrasi Setetes airmani
ditempatkan gelas obyek, kemudian tutup
gelas penutup.

22
 Morfologi spermatozoa ; sama penting
dgn konsentrasi spermatozoa. Dengan
pulasan sedian usap air mani
 Uji Ketidakcocokan imunologik : Uji kontak
air mani dgn lendir serviks; dikembangkan
Kremer & Jager→ menunjukkan adanya
antibodi lokal pada pria atau wanita

23
Masalah Vagina

 Kemampuan menyampaikan air mani


kedalam vagina sekitar serviks
 Yg menghambat : sumbatan atau
perdangan. Sumbatan psikogen :
vaginismus atau disparenia. Sumbatan
anatomik
 Vaginitis karana C albicans atau T
vaginalis→ anti sanggama
24
Masalah serviks
 Sims : pemeriksaan lendir serviks pasca
sanggama, inseminasi buatan
 Huhner : uji pasca sanggama pada
pertengahan siklus haid
 Infertilitas disebabkan sumbatan kanalis
servikalis, lendir serviks abnormal,
malposisi serviks atau kombinasi
 Kelaiana anatomi serviks : cacat bawaan,
polip, stenosis, peradangan
25
Uji Pasca sanggama

 Setelah abstinensia 2 hari, pasangan


melakukan sanggama 2jam sebelumnya.
Dengan spekulum vagina kering, serviks
ditampilkan, lendir serviks dibersihkan dgn
kapas kering. Lendir serviks diambil dgn
spuit tuberkulin, kemudian semprotkan ke
gelas objek,lalu tutup. Periksa mikroskopik

26
Masalah Uterus
 Spermatozoa ditemukan dalam tuba fallopi
5 menit setelah inseminasi; peranan
kontraksi vagina & uterus. Pada manusia
yg berperan prostaglandin, uterus sangat
sensitif terhadap prostaglandin. Kurang
prostaglandin dalam air mani merupakan
masalah infertilitas.
 Distorsi kav uteri, mioma, polip,
peradangan, gangguan kontraksi uterus
27
Masalah uterus

 Biopsi endometrium
 Histerosalpingografi
 Histeroskopi

28
Masalah Tuba

 Faktor tuba masalah paling sering pada


infertilitas
 Pertubasi atau Uji Rubin: memeriksa
patensi tuba dengan jalan meniupkan gas
CO2 melalui kanula atau kateter Folley yg
dipasang pada kanalis servikalis. Bila
kanalis servikalis atau tuba paten, gas
akan mengalir bebas ke kav peritonei
29
Kontraindikasi pertubasi :
- Kehamilan

- Peradangan alat kelamin

- Perdarahan uterus

- Baru kuretase

Saat terbaik pertubasi : setelah haid bersih


& sebelum ovulasi atau hari ke 10 siklus
haid. Cara lain Histerosalpingografi atau
laparoskopi

30
Masalah Ovarium

 Spermatozoa dapat hidup dalam lendir


serviks sampai 72 jam
 Ovulasi kadang ditandai nyeri perut bawah
pada pertengahan siklus haid
 Saat ovulasi kadang disertai keputihan,
perdarahan sedikit

31
Perubahan lendir Serviks
 Bertambah besar pembukaan ostium
eksternum serviks
 bertambah banyak jumlah, bertambah
panjang daya membenang, bertambah
jernih, bertambah rendah viskositas lendir
serviks
 Bertambah tinggi daya serbu spermatozoa
 Peningkatan % sel kariopiknotik &
eosinofilik pada usap vagiana
32
Sitologi vagina Hormonal

 Tujuan :
 Memeriksa pengaruh esterogen
 Memeriksa adanya ovulasi
 Menentukan saat ovulasi
 Memeriksa kelainan fungsi ovarium pada
siklus haid yg tidak berovulasi

33
Pemeriksaan Hormonal
 Pemeriksaan FSH ; FSH yg rendah sampai
normal kelainan pada
hipotalamus/hipofisis, FSH tinggi kelainan
primer pada ovarium
 Pemeriksaan LH : puncak LH →saat
ovulasi
 Pemeriksaan esterogen serum
 Pemeriksaan Progesteron plasma atau
pregnadiol urin
34
Masalah Peritoneum
Laparoskopi diagnostik.
Saat terbaik : segera setelah ovulasi (
tampak korpus rubrum)
Cacat bawaan uterus didiagnosis dgn
histeroslpingografi

35
Indikasi Laparoskopi diagnostik (
Albano):
1. 1th pengobatan belum terjadi kehamilan
2. Siklus haid tidak teratur
3. Istri >28 th atau infertilitas >3 th
4. Riwayat laparatomi
5. Pernah Histerosalpingografi
6. Riwayat appendisitis
7. Pertubasi abnormal
8. Akan inseminasi buatan

36
37

Anda mungkin juga menyukai