Penglihatan turun mendadak tanpa tanda ekstraokular dapat disebabkan beberapa kelainan
seperti : uveitis posterior, ablasio retina, , neuritis optik, tumor otak.
1. NEURITIS OPTIK
Neuritis optik adalah radang nervus optikus; dapat diklasifikasikan menjadi
intraokular, yang mengenai bagian saraf bola mata (papillitis) dan retrobulbar, yang
mengenai bagian saraf di belakang bola mata.
Penatalaksanaan
UVEITIS POSTERIOR
Uveitis posterior adalah peradangan lapisan koroid yang sering melibatkan jaringan sekitar seperti
vitreus, retina, dan nervus optik, pada umunya disebabkan oleh T.gondii, M.tuberculosis, sifilis,
VHS, VVZ, cytomegalovirus (CMV) dan HIV. Pada kasus non-infeksi disebabkan oleh
koroiditis multifokal, birdshot choroidopathy, sarkoidosis, neoplasma dan reaksi
hipersentivitas tipe 4.
Penatalaksanaan
1) Kortikosteroid topikal, periokuler, sistemik (oral,subtenon, intravitreal) dan sikloplegia
2)Pemberian antiinflamasi non steroid
3)Pemberian obat jenis sitotoksik seperti ankylating agent (siklofosfamid, klorambusil),
antimetabolit (azatrioprin, metotrexat) dan sel T supresor (siklosporin)
4) Terapi operatif untuk evaluasi diagnostik (parasentesis, vitreus tap dan biopsi korioretinal
untuk menyingkirkan neoplasma atau proses infeksi) bila diperlukan.
5) Terapi untuk memperbaiki dan mengatasi komplikasi seperti katarak, mengontrol glaukoma
dan vitrektomi.
ABLATIO RETINA
Keadaan terpisahnya sel kerucut dan batang retina dari sel epitel pigmen retina. Pada
keadaan ini sel epitel pigmen masih melekat erat dengan membrana brunch. Antara
sel kerucut dan sel batang retina tidak terdapat suatu perlekatan struktural dengan
koroid atau pigmen epitel sehingga merupakan titik lemah yang potensial untuk lepas
secara embriologis. Lepasnya retina atau sel kerucut dan batang dari koroid atau sel
pigmen epitel mengakibatkan gangguan nutrisi retina dari pembuluh darah koroid
yang bila berlangsung lama aakan mengakibatkan gangguan fungsi yang menetap
Klasifikasi berdasarkan etiologinya :
- Ablasio retina regmatogenosa: terjadi akibat adanya robekan pada retina sehingga
cairan masuk ke belakang antara sel pigmen epitel dengan retina. Terjadi
pendorongan retina oleh vitreus yang masuk melalui robekan atau lubang pada
retina ke rongga subretina sehingga mengapungkan retina dan terlepas dari lapis
epitel pigmen koroid.
- Ablasio retina tarikan atau traksi
lepasnya jaringan retina terjadi akibat tarikan jaringan parut pada badan kaca yang
akan mengakibatkan ablasio retina dan penglihatan turun tanpa rasa sakit.
disebabkan diabetes mellitus proliferatif, trauma dan perdarahan badan kaca
akibat bedah atau infeksi.
Penatalaksanaan
Prinsip Penatalaksanaan pada ablasio retina adalah untuk melekatkan kembali lapisan
neurosensorik ke lapisan epitel pigmen retina. Penanganannya dilakukan dengan
pembedahan.
-Retinopeksi pneumatik : Teknik pelaksanaan prosedur ini adalah dengan
menyuntikkan gelembung gas ke dalam vitreus.
- Scleral buckle : Sabuk dijahit mengelilingi sklera sehingga terjadi tekanan pada
robekan retina sehingga terjadi penutupan pada robekan tersebut.
- Vitrektomi : membuat insisi kecil pada bola mata kemudian memasukkan
instrumen hingga ke cavum melalui pars plana. Setelah itu pemotongan vitreus
dengan pemotong vitreus. Teknik dan instrumen yang digunakan tergantung tipe dan
penyebab ablasio.