Anda di halaman 1dari 33

I N F E R T I LI TA

S
Definisi

Infertilitas adalah ketidakmampuan sepasang suami


istri untuk memiliki keturunan dimana wanita belum
mengalami kehamilan setelah bersenggama secara
teratur 2-3 x / minggu, tanpa memakai metode
pencegahan selama 12 bulan.
Klasifikasi Infertilitas

• Infertilitas primer adalah pasangan suami-istri belum mampu dan belum


pernah memiliki anak setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-
3 kali per minggu tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk
apapun.

• Infertilitas sekunder adalah pasangan suami istri telah atau pernah


memiliki anak sebelumnya, tetapi saat ini belum mampu memiliki anak
lagi setelah 1 tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali per minggu
tanpa menggunakan alat atau metode kontrasepsi dalam bentuk apapun.
ETIOLOGI

• Infertilitas tidak semata-mata terjadi kelainan pada


wanita saja. Hasil penelitian membuktikan bahwa
suami menyumbang 25-40% dari angka kejadian
infertil, istri 40-55%, keduanya 10%, dan idiopatik
10%. Hal ini dapat menghapus anggapan bahwa
infertilitas terjadi murni karena kesalahan dari pihak
wanita / istri.
Etiologi Infertilitas

• Etiologi Infertilitas Pada wanita

1. Hormonal

Gangguan glandula pituitaria, thyroidea, adrenalis atau


ovariumyang menyebabkan kegagalan ovulasi, kegagalan
endometrium uterus untuk berproliferasi sekresi, sekresi vagina
dan cervix yang tidak menguntungkan bagi sperma, kegagalan
gerakan (motilitas) tuba falopii yang menghalangi spermatozoa
mencapai uterus.
Lanjutan…

• Gangguan glandula pituitaria, thyroidea, adrenalis


atau ovariumyang menyebabkan kegagalan ovulasi,
kegagalan endometrium uterus untuk berproliferasi
sekresi, sekresi vagina dan cervix yang tidak
menguntungkan bagi sperma, kegagalan gerakan
(motilitas) tuba falopii yang menghalangi
spermatozoa mencapai uterus.
Lanjutan…

2. Obstruksi

• Tuba falopii yang tersumbat bertanggung jawab


sepertiga daripenyebab infertilitas. Sumbatan
tersebut dapat disebabkan oleh kelainan kongenital,
penyakit radang pelvis yang umum,  contohnya
apendisitis dan peritonitis, dan infeksi tractus
genitalis, contohnya gonore.
Lanjutan…

3. Faktor lokal

Faktor-faktor lokal yang menyebabkan infertil pada wanita


adalah fibroid uterus yang menghambat implantasi ovum, erosi
cervix yang mempengaruhi pH sekresi sehingga merusak sperma,
kelainan kongenital vagina, cervix atau uterus yang menghalangi
pertemuan sperma dan ovum, mioma uteri oleh karena
menyebabkan tekanan pada tuba, distrorsi, atau elongasi kavum
uteri, iritasi miometrium, atau torsi oleh mioma yang bertangkai.
Etiologi Infertilitas Pada Pria

1. Gangguan Spermatogenesis

Analisis sperma dapat mengungkapkan jumlah spermatozoanormal atau tidak. Pengambilan


spesimen segar dengan cara masturbasi di laboratorium. Standar untuk spesimen semen
normal telah ditetapkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Analisis Semen Normal

• Volume > 2 ml

• Konsentrasi sperma > 20 jt ml

• Konsentrasi sperma total > 40 jt ml

• Motilitas > 50% gerakan ke depan

• Morfologi > 50% dengan morfologi normal


Lanjutan…

2. Obstruksi

Obstruksi atau sumbatan merupakan salah satu penyebab


infertil pada pria. Obstruksi dapat terjadi pada duktus atau
tubulus yang di sebabkan karena konginetal dan penyakit
peradangan (inflamasi) akut atau kronis yang mengenai membran
basalais atau dinding otot tubulus seminiferus misalnya orkitis,
infeksi prostat, infeksi gonokokus.Obstruksi juga dapat terjadi
pada vas deferens.
Lanjutan…
3. Ketidak mampuan koitus atau ejakulasi

Faktor-faktor fisik yang menyebabkan ketidak mampuan koitus dan ejakulasi,


misalnya hipospadia, epispadia, deviasi penis seperti priapismus atau penyakit
peyronie.Faktor-faktor psikologis yang menyebabkan ketidakmampuan untuk
mencapai atau mempertahankan ereksi dan kebiasaan pria alkoholisme kronik.

4. Faktor Sederhana

Faktor sederhana seperti memakai celana jeans ketat, mandidengan air


terlalu panas, atau berganti lingkungan ke iklim tropis dapat menyebabkan
keadaan luar panas yang tidak menguntungkan untuk produksi sperma sehat.
Berbagai gangguan yang memicu
terjadinya infertilitas antara lain:
Pada Perempuan
• Hormonal
Gangguan glandula pituitaria, thyroidea, adrenalis atau ovarium yang
menyebabkan :
Kegagalan ovulasi.
Kegagalan endometrium uterus untuk berproliferasi dan sekresi.
Sekresi vagina dan cervix yang tidak menguntungkan bagi sperma.
Kegagalan gerakan (motilitas) tuba falopii yang menghalangi
spermatozoa mencapai uterus.
Lanjutan…

• Sumbatan

Tuba falopii yang tersumbat bertanggung jawab untuk kira-kira


sepertiga dari penyebab infertilitas. Sumbatan tersebut dapat
disebabkan :

Kelainan kongenital.

Penyakit radang pelvis umum, misalnya apendixitis dan peritonitis.

Infeksi tractus genitalis yang baik, misalnya gonore.


Lanjutan…

• Faktor Lokal

Keadaan-keadaan seperti :

Fibroid uterus, yang menghambat implantasi ovm.

Erosi cervix yang mempengaruhi pH sekresi sehingga merusak


sperma.

Kelainan kongenital vagina, cervix atau uterus yang menghalangi


pertemuan sperma.
Lanjutan…
• Pada Laki-laki

• Gangguan Spermatogenesis

 Analisis cairan seminal dapat mengungkapkan :

 Jumlah spermatozoa kurang dari 20 juta per mililiter cairan seminal.

 Jumlah spermatozoa yang abnormal lebih dari 40% yang berupa defek kepala ( caput) atau ekor

(cauda) yang spesifik. Keadaan ini mungkin karena adanya  aplasia sel germinal, pengelupasan, atau

suatu defek kongenital, atau beberapa penyebab yang tidak dapat ditetapkan.

 Cairan seminal yang diejakulasikan kurang dari 2 ml.

 Kandungan kimia cairan seminal tidak memuaskan, misalnya kadar glukosa, kolesterol, atau  enzim

hialuronidase abnormal dan pH-nya terlalu tinggi atau terlalu rendah.


Lanjutan…

• Obstruksi

Sumbatan (oklusi) kongenital duktus atau tubulus.

Sumbatan duktus atau tubulus yang disebabkan oleh penyakit


peradangan (inflamasi) akut atau kronis yang mengenai membran
basalis atau dinding otot tubulus seminiferus, misalnya orkitis,
infeksi prostat, infeksi gognokokus. Penyakit ini merupakan
penyebab yang paling umum pada infertilitas pria.
Lanjutan….

• Ketidakmampuan Koitus atau Ejakulasi

Faktor - faktor fisik


misalnya hipospadia, epispidia, deviasi penis seperti
pada priapismus atau penyakit peyronie.

Faktor-faktor psikologis yang menyebabkan ketidakmampuan


untuk mencapai atau mempertahankan ereksi.

Alkoholisme kronik.
Lanjutan…

• Faktor Sederhana

Kadang-kadang faktor-faktor sederhana seperti memakai


celana jeans ketat, mandi dengan air terlalu panas, atau
berganti lingkungan ke iklim tropis dapat menyebabkan
keadaan luar (panas) yang tidak menguntungkan untuk
produksi sperma yang sehat.
Pemeriksaan Pasangan
Infertil
Anamnesis

Pada pengumpulan data dengan anamnesis


akan diketahui tentang keharmonisan
hubungan keluarga, lamanya perkawinan,
hubungan seksual yang dilakukan,

dan lain-lain.
Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan fisik umum untuk pasangan infertil


meliputi pemeriksaan tekanan darah, nadi, suhu
tubuh, dan pernapasan serta foto toraks pada
kedua pihak.
Pemeriksaan Laboratorium
• Dilakukan pemeriksaan laboratorium dasar secara rutin (darah,  urine lengkap,
fungsi hepar dan ginjal, gula darah). Pemeriksaan laboratorium khusus terhadap
suami meliputi pemeriksaan dan analisis sperma. Untuk pemeriksaan ini
diperlukan syarat yaitu tidak boleh berhubungan seks selama 3-5 hari, ditampung
dalam gelas, modifikasi dengan bersenggama memakai kondom yang telah dicuci
bersih, dan bahan yang ditampung harus mencapai laboratorium dalam waktu ½
sampai 1 jam, pemeriksaan setelah ejakulasi dalam waktu 2 jam di laboratorium.
Jumlah spermatozoa diharapkan minimal 20juta/ml. Pemeriksaan sperma untuk
mengetahui jumlah, volume, viskositas, bau, fruktosa, kemampuan menggumpal
dan mencair kembali.
Pemeriksaan Terhadap Ovulasi

• Pemeriksaan ini dilakukan untuk membuktikan ovulasi (pelepasan telur).


Tindakan ini dilakukan dengan anggapan bahwa pada pemeriksaan dalam
tidak dijumpai kelainan alat kelamin wanita. Untuk membuktikan terjadi
ovulasi (pelepasan telur), dilakukan pemeriksaan suhu basal badan.
Progesteron yang dikeluarkan oleh korpus luteum dapat meningkatkan suhu
basal badan, yang diukur segera setelah bangun tidur. Dengan terjadinya
ovulasi, suhu basal badan rendah atau meningkat menjadi bifasik. Waktu
perubahan tersebut dianggap terjadi ovulasi, sehingga harus dimanfaatkan
untuk melakukan hubungan seks dengan kemungkinan hamil yang besar.
Pemeriksaan Terhadap Saluran Telur

• Saluran telur (tuba fallopi) mempunyai fungsi yang sangat vital dalam
proses kehamilan yaitu tempat saluran spermatozoa dan ovum, tempat
terjadinya konsepsi (pertemuan sel telur dan spermatozoa), tempat
tumbuh dan berkembangnya hasil konsepsi, tempat saluran hasil konsepsi
menuju rahim untuk dapat bernidasi (menanamkan diri).

• Gangguan fungsi saluran telur menyebabkan infertilitas, gangguan


perjalanan hasil konsepsi menimbulkan kehamilan di luar kandungan
(ektopik) utuh atau terganggu (pecah). Gangguan saluran tuba dapat
ditandai dengan keluarnya cairan tersebut kembali ke liang senggama.
Pemeriksaan Khusus
Pemeriksaan khusus yang dilakukan untuk dapat menetapkan kelainan pada
pasangan infertil meliputi hal berikut :

• Histeroskopi

Pemeriksaan histeroskopi adalah pemeriksaan dengan memasukkan alat


optik ke dalam rahim untuk mendapatkan keterangan tentang mulut saluran
telur dalam rahim (normal, edema, tersumbat oleh kelainan dalam rahim),
lapisan dalam rahim (situasi umum lapisan dalam rahim karena pengaruh
hormon, polip atau mioma dalam rahim) dan keterangan lain yang diperlukan.
Laparoskopi
• Pemeriksaan laparoskopi adalah pemeriksaan dengan memasukkan alat
optik ke dalam ruang abdomen (perut), untuk mendapatkan keterangan
tentang keadaan indung telur yang meliputi ukuran dan situasi
permukaannya, adanya graaf folikel, korpus luteum atau korpus albikans,
abnormalitas bentuk, keadaan tuba fallopi (yang meliputi kelainan
anatomi atau terdapat perlekatan); keadaan peritoneum rahim, dan
sekitarnya (kemungkinan endometritis dan bekas infeksi). Pengambilan
cairan pada peritoneum untuk pemeriksaan sitologi pewarnaan dan
pembiakan.
Ultrasonografi
• Pemeriksaan ultrasonografi (USG) sangat penting pada pasangan
infertil terutama ultrasonografi vaginal yang bertujuan mendapatkan
gambaran yang lebih jelas tentang anatomi alat kelamin bagian dalam,
mengikuti tumbuh kembang folikel de graaf yang matang, sebagai
penuntun aspirasi (pengambilan) telur (ovum) pada folikel graaf untuk
pembiakan bayi tabung. Ultrasonografi vaginal dilakukan pada sekitar
waktu ovulasi dan didahului dengan pemberian pengobatan dengan
klimofen sitrat atau obat perangsang indung telur lainnya.
Uji pasca-senggama
• Pemeriksaan uji pasca-senggama dimaksudkan untuk mengetahui
kemampuan tembus spermatozoa dalam lendir serviks. Pasangan
dianjurkan melakukan hubungan seks di rumah dan setelah 2 jam datang
ke rumah sakit untuk pemeriksaan. Lendir serviks diambil dan selanjutnya
dilakukan pemeriksaan jumlah spermatozoa yang dijumpai dalam lendir
tersebut. Pemeriksaan ini dilakukan sekitar perkiraan masa ovulasi yaitu
hari ke 12, 13, dan 14, dengan perhitungan menstruasi hari pertama
dianggap ke-1. Namun hasilnya masih belum mendapat kesepakatan para
ahli.
Pemeriksaan Hormonal
• Setelah semua pemeriksaan dilakukan, apabila belum dapat dipastikan penyebab
infertilitas dapat dilakukan pemeriksaan hormonal untuk mengetahui hubungan aksis
hipotalamus, hipofise, dan ovarium. Hormon yang diperiksa
adalah gonadotropin (Folicle Stimulation Hormon (FSH) dan Hormon Luteinisasi (LH))
dan hormon (esterogen, progesteron, dan prolaktin). Pemeriksaan hormonal ini dapat
menetapkan kemungkinan infertilitas dari kegagalannya melepaskan telur (ovulasi).
Semua pemeriksaan harus selesai dalam waktu 3 siklus menstruasi, sehingga rencana
pengobatan dapat dilakukan. Oleh karena itu pasangan infertilitas diharapkan
mengikuti rancangan pemeriksaan sehingga kepastian penyebabnya dapat ditegakkan
sebagai titik awal pengobatan selanjutnya.
Penatalaksanaan infertilitas

Penanganan pasangan infertilitas atau kurang subur


merupakan masalah medis yang kompleks dan menyangkut
beberapa disiplin ilmu kedokteran, sehingga memerlukan
konsultasi dan pemeriksaan yang kompleks pula.
Wanita
• Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan waktu
yang tepat untuk coital;
• Pemberian terapi obat, seperti :
• Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi hipotalamus,
peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh.
• Terapi penggantian hormon.
• Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal.
• Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan penatalaksanaan infeksi
dini yang adekuat.
• GIFT (Gemete Intrafallopian Transfer);
• Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki tuba yang rusak secara luas;
• Bedah plastik misalnya penyatuan uterus bikonuate;
• Pengangkatan tumor atau fibroid; dan
• Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika atau kemoterapi.
Pria
• Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah antibodi autoimun,
diharapkan kualitas sperma meningkat;
• Agen antimikroba;
• Testosterone enantat dan testosteron spionat untuk stimulasi kejantanan;
• HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme;
• FSH dan HCG untuk meningkatkan spermatogenesis (produksi sperma);
• Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau hipotalamus;
• Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik;
• Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperma;
• Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti, perbaikan
nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas dan ketat; dan
• Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung
spermatisida.

Anda mungkin juga menyukai