Anda di halaman 1dari 6

INFERTILITAS

A. Proses kehamilan
bertemunya sel telur dan sel sperma hasil dari pertemuan itu akan bernidasi di
dalam rahim selama beberapa waktu dan tumbung-kembang menjadi bayi.
Periode antepartum adalah periode kehamilan yang dihitung sejak hari pertama haid
terakhir (HPHT) hingga dimulainya persalinan sejati, yang menandai awal periode
ante partum. Periode antepartum dibagi menjadi 3 trimester yang masing-masing
terdiri dari 13 minggu atau 3 bulan menurut hitungan kalender. Pembagian waktu ini
diambil dari ketentuan yang mempertimbangkan bahwa lama kehamilan
diperkirakan lebih kurang 280 hari atau 9 bulan sejak hari pertama haid terakhir.
Pembuahan terjadi ketika ovulasi lebih kurang 14 hari setelah HPHT
1. Pengertian Infertilitas
Disebut juga kemandulan atau ketidaksuburan. Infertilitas ini kondisi dimana
pasangan suami-istri yang sudah menikah kurang lebih 1 tahun namun belum
memiliki anak padahal sudah melakukan hubungan seks secara rutin (2-3 kali dalam
seminggu) tanpa kontrasepsi.

Infetilitas ini dibagi menjadi 2 jenis :

a. Infertilitas primer
Pada infertilitas ini pasangan suma istri belum sama sekali memiliki anak padahal
sudah rutin melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan alat kontrasepsi
apapun.
b. Infertilitas sekunder
Pasangan suami istri sebelumnya sudah memiliki anak. Tapi saat ini belum mampu
memiliki anak lagi setelah satu tahun berhubungan rutin tanpa kontrasepsi.

Pasangan suami istri dikatakan infertil apabila :

1. Pasangan suami istri tersebut berkeinginan mempunyai anak


2. Selama satu tahun berhubungan, istri belum hamil
3. Istri maupun suami tidak menggunakan alat kontrasepsi apapun.
Gangguan yang memicu factor infertilitas :

1. Pada wanita
1) Gangguan reproduksi
a) Infeksi vagina seperti vaginitis, trikomonas vaginalis yang hebat akan
menyebabkan infeksi lanjut pada portio, serviks, endometrium bahkan
sampai ke tuba yang dapat menyebabkan gangguan pergerakan dan
penyumbatan pada tuba sebagai organ reproduksi vital untuk terjadinya
konsepsi. Disfungsi seksual yang mencegah penetrasi penis, atau lingkungan
vagina yang sangat asam, yang secara nyata dapat mengurangi daya hidup
sperma.
b) Kelainan pada serviks akibat defisiensi hormone estrogen. Selain itu, bekas
operasi pada serviks yang menyisakan jaringan parut dapat menutup serviks
sehingga sperma tidak dapat masuk ke Rahim.
c) Kelainan pada tuba fallopi akibat infeksi yang mengakibatkan adhesi tuba
fallopi dan terjadi obstruksi sehingga ovum dan sperma tidak dapat bertemu.
2) Masalah serviks
Gangguan pada setiap perubahan fisiologis yang secara normal terjadi selama
periode praovulatori dan ovulatori yang membuat lingkungan serviks kondusif
bagi daya hidup sperma misalnya peningkatan alkalinitas dan peningkatan
sekresi.
3) Masalah uterus
Nidasi ovum yang telah dibuahi terjadi di endometrium. Kejadian ini tidak dapat
berlangsung apabila ada patologi di uterus. Patologi tersebut antara lain polip
endometrium, adenomiosis, mioma uterus atau leiomioma, bekas kuretase dan
abortus septik.
4) Endometriosis
Peradangan pada dinding Rahim
5) Faktor immunologis
apabila embrio memiliki antigen yang berbeda dari ibu, maka tubuh ibu
memberikan reaksi sbg respon thd benda asing. Seperti sperma.
6) Lingkungan
Paparan radiasi dala dosis tinggi, asap rokok, gas anestesi, zat kimia, dan
pestisida dapat menyebabkan toxic pada seluruh bagian tubuh termasuk organ
reproduksi yang akan mempengaruhi kesuburan.
2. Pada Pria
1) Abnormalitas sperma; 1.Gangguan produksi sperma
yang disebabkan oleh faktor genetik (sindrome Klinefelter, mikrodelesi
kromosom Y) atau kerusakan langsung lainnya terkait anatomi
(crytorchidism,varikokel), infeksi (mumps orchitis), atau gonadotoksin.
2.Gangguan fungsi sperma, misalnya akibat antibodi antisperma, radang saluran
genital (prostatitis), varikokel, kegagalan reaksi akrosom. ketidaknormalan
biokimia, atau gangguan dengan perlengketan sperma ( ke zona pelusida) atau
penetrasi.
2) Abnormalitas hipospadia (lubang penis berada dibawah/samping)
3) Abnormalitas cairan semen: perubahan pH
4) Infeksi pada saluran genital yang meninggalkan jaringan parut sehingga terjadi
penyempitan pd obstruksi.

- Infertlitas yang tidak dapat dijelaskan (Unexplained Infertility) :


 Faktor gaya hidup dan lingkungan
 Merokok
 Penggunaan zat adiktif
 Obesitas
 Usia

1. Pemeriksaan riwayat infertilitas (anamnesis).

 Anamnesis masih merupakan cara terbaik untuk mencari penyebab infertilitas pada
wanita. Faktor-faktor penting yang berkaitan dengan infertilitas yang harus
ditanyakan kepada pasien adalah mengenai usia pasien, riwayat kehamilan
sebelumnya, panjang siklus haid, riwayat penyakit sebelumnya dan sekarang,
riwayat operasi, frekuensi koitus dan waktu koitus.
 Perlu juga diketahui pola hidup dari pasien mengenai alkohol, merokok dan stress.
Hal ini semua dapat mempengaruhi terjadinya infertilitas.

2. Pemeriksaan fisik

 Penghitungan indeks massa tubuh (Body Mass Index (BMI)) dihitung dari tinggi dan
berat badan (kg/m2) – kisaran normal BMI adalah 20-25 kg/m2. Penampilan/rupa
pasien secara keseluruhan dapat memberikan petunjuk mengenai penyakit sistemik
ataupun masalah endokrin .

3. Penilaian ovulasi

 Untuk menentukan kapan terjadi ovulasi.

 USG transvaginal: jml ovum, dinding uterus

4. Uji pasca senggama (UPS)

 Merupakan cara pemeriksaan yang sederhana tetapi dapat memberi informasi


tentang interaksi antara sperma dengan getah serviks.

Tahap Kedua (Fase II)

 Histerosalpingografi (HSG)

Histerosalpingografi sinar-X (HSG) memberikan gambar rongga uterus dan tuba


Fallopi. HSG merupakan uji pendahuluan yang paling sederhana untuk
menggambarkan rongga uterus dan tuba Fallopi dan sedikit komplikasi. Pada tahap
ini dilakukan pemeriksaan HSG untuk menilai tuba.

Tahap Ketiga (Fase III)

 Laparoskopi

 Akhir-akhir ini laparoskopi dianggap cara terbaik untuk menilai fungsi tuba falopi.
Laparoskopi memberikan gambaran panoramik terhadap anatomi reproduktif
panggul dan pembesaran dari permukaan uterus, ovarium, tuba, dan peritoneum.
Oleh karenanya, laparoskopi dapat mengidentifikasi penyakit oklusif tuba yang lebih
ringan serta endometriosis yang dapat mempengaruhi fertilitas yang tidak terdeteksi
oleh HSG.

Pencegahan Infertilitas :

 Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi


prostate, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi
didaerah tersebut harus ditangani serius (Steven RB,1985).
 Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitihan menunjukan
pengaruh buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma (Steven RB,1985).
 Alkohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone
testosteron yang tentunya akan menganggu pertumbuhan sperma (Steven
RB,1985).
 Berperilaku sehat

Pengobatan pada infertilitas :

Dapat menggunakan obat kesuburan.

Contoh obat kesuburan meliputi:

 Clomiphene. Obat ini akan merangsang ovarium agar melepaskan satu atau lebih sel
telur. Clomiphene bekerja dengan menyesuaikan tingkat hormon alami Anda.
 Luteinizing hormone (LH) dan follicle-stimulating hormone (FSH). Obat hormon
yang disuntikkan akan mendorong ovarium melepaskan satu atau lebih sel telur pada
satu waktu.

Obat-obatan hormon ini terkadang diberikan setelah pengobatan dengan obat-obatan hormon
lain, seperti GnRH analogue. GnRH analogue akan mempersiapkan tubuh untuk ketepatan
siklus waktu ovulasi.
 Penurunan berat badan
 Pola hidup sehat
 Terapi hormon: memperbesar&memperbanyak sel telur
 Inseminasi Buatan
 IVF (In Fitro Fertilisation)/Bayi Tabung

Anda mungkin juga menyukai