Anda di halaman 1dari 53

INFERTILITAS

Infertilitas adalah ketidakmampuan


untuk hamil setelah sekurang-
kurangnya satu tahun berhubungan
seksual sedikitnya 2 - 3 kali
seminggu tanpa kontrasepsi
Infertilitas adalah bila pasangan suami istri,
setelah bersanggama secara teratur 2-3 kali
seminggu, tanpa memakai metode
pencegahan belum mengalami kehamilan
selama satu tahun (Mansjoer, 2004 : 389).
1. infertilitas primer

2. infertilitas sekunder
Infertilitas primer

Kalau istri belum pernah hamil walaupun


bersanggama tanpa usaha kontrasepsi dan
dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan
selama dua belas bulan.
Infertilitas sekunder

kalau istri pernah hamil, namun kemudian


tidak terjadi kehamilan lagi walaupun
bersanggama tanpa usaha kontrasepsi dan
dihadapkan kepada kemungkinan kehamilan
selama dua belas bulan.
EPIDEMIOLOGI

Di Indonesia terdapat 40% pasangan usia subur dan 10%


diantaranya mengalami infertilitas. Penyebab infertilitas
pada pasangan suami istri dapat diklasifikasikan
menjadi 3 golongan dengan proporsi: faktor perempuan
45%, faktor laki-laki 40%, dan faktor idiopatik 15%.
WHO juga memperkirakan sekitar 50-80 juta pasutri (1
dari 7 pasangan) memiliki masalah infertilitas, dan
setiap tahun muncul sekitar 2 juta pasangan infertil.
Penyebab Infertilitas
Infertilitas pada
wanita
a. Masalah vagina

b. Masalah serviks

c. Masalah uterus

d. Masalah tuba

e. Masalah ovarium
Masalah vagina
Infeksi vagina seperti vaginitis, trikomonas vaginalis yang
hebat akan menyebabkan infeksi lanjut pada portio, serviks,
endometrium bahkan sampai ke tuba yang dapat
menyebabkan gangguan pergerakan dan penyumbatan pada
tuba sebagai organ reproduksi vital untuk terjadinya konsepsi.
Disfungsi seksual yang mencegah penetrasi penis, atau
lingkungan vagina yang sangat asam, yang secara nyata dapat
mengurangi daya hidup sperma ( Stright B, 2005 : 60 ).
Masalah serviks
Gangguan pada setiap perubahan
fisiologis yang secara normal terjadi
selama periode praovulatori dan
ovulatori yang membuat lingkungan
serviks kondusif bagi daya hidup
sperma misalnya peningkatan
alkalinitas dan peningkatan sekresi
( Stright B, 2005, hal. 60 ).
Masalah Nidasi ovum yang telah dibuahi terjadi di
endometrium. Kejadian ini tidak dapat
uterus berlangsung apabila ada patologi di uterus.
Patologi tersebut antara lain polip
endometrium, adenomiosis, mioma uterus
atau leiomioma. Kelainan-kelainan tersebut
dapat mengganggu implantasi,
pertumbuhan, nutrisi serta oksigenisasi janin
( Wiknjosastro, 2002 : 509 ).
Masalah tuba
Apabila terjadi masalah dalam saluran reproduksi wanita tersebut,

maka dapat menghambat pergerakan ovum ke uterus, mencegah

masuknya sperma atau menghambat implantasi ovum yang telah

dibuahi. Sumbatan di tuba fallopi merupakan salah satu dari banyak

penyebab infertilitas. Infertilitas yang berhubungan dengan masalah

tuba ini yang paling menonjol adalah adanya peningkatan insiden

penyakit radang panggul ( pelvic inflammatory disease –PID). PID ini

menyebabkan jaringan parut yang memblok kedua tuba fallopi.


Masalah ovarium
Dalam hal ini masalah ovarium yang dapat mempengaruhi
infertilitas yaitu kista atau tumor ovarium, penyakit
ovarium polikistik, endometriosis, atau riwayat
pembedahan yang mengganggu siklus ovarium. Dari
perspektif psikologis, terdapat juga suatu korelasi antara
hyperprolaktinemia dan tingginya tingkat stress diantara
pasangan yang mempengaruhi fungsi hormone.
( Handersen C & Jones K, 2006 : 86 ).
Infertilitas pada pria

a. Faktor koitus pria

b. Masalah ejakulasi

c. Faktor lain

d. Faktor pekerjaan
Faktor koitus pria
Faktor-faktor ini meliputi spermatogenesis abnormal, motilitas
abnormal, kelainan anatomi, gangguan endokrin dan disfungsi
seksual. Kelaianan anatomi yang mungkin menyebabkan infertilitas
adalah tidak adanya vasdeferens kongenital, obstruksi vasdeferensi
dan kelainan kongenital system ejakulasi. Spermatogenesis
abnormal dapat terjadi akibat orkitis karena mumps, kelainan
kromosom, terpajan bahan kimia, radiasi atau varikokel ( Benson R
& Pernoll M, 2009 : 680 ).
Masalah ejakulasi

Ejakulasian retrograde yang berhubungan


dengan diabetes, kerusakan saraf, obat-
obatan atau trauma bedah.
Faktor lain

Adapun yang berpengaruh terhadap produksi


sperma atau semen adalah infeksi yang
ditularkan melalui hubungan seksual, stress,
nutrisi yang tidak adekuat, asupan alkohol
berlebihan dan nikotin.
`

• Dalam proses produksi,


testis sebagai “pabrik”
sperma membutuhkan • sedangkan suhu tubuh
suhu yang lebih dingin normal 36,5–37,5 °C.
daripada suhu tubuh, yaitu • Bila suhu tubuh terus-
34–35 °C, menerus naik 2–3 °C saja,
proses pembentukan
sperma dapat terganggu.
Alkohol dan Merokok

kebiasaan seperti merokok


atau obat-obatan dan
penggunaan tembakau
memberikan pengaruh
negatif terkait kesuburan
pria.

Penggunaan ganja,
tembakau dan heroin
menyebabkan jumlah
sperma berkurang dan
meningkatkan risiko
memiliki sperma yang
abnormal.
Faktor pekerjaan
Produksi sperma yang optimal membutuhkan
suhu di bawah temperature tubuh,
Spermagenesis diperkirakan kurang efisien pada
pria dengan jenis pekerjaan tertentu, yaitu pada
petugas pemadam kebakaran dan pengemudi
truk jarak jauh ( Henderson C & Jones K, 2006 :
89).
Masalah interaktif
Berupa masalah yang berasal dari penyebab
spesifik untuk setiap pasangan meliputi :
frekuensi sanggama yang tidak memadai, waktu
sanggama yang buruk, perkembangan antibody
terhadap sperma pasangan dan ketidakmampuan
sperma untuk melakukan penetrasi ke sel telur
( Stritgh B, 2005 : 61 ).
Penyebab Infertilitas Sekunder

1. Usia

2. Masalah reproduksi

3. Faktor gaya hidup


USIA
Faktor usia sangat berpengaruh pada kesuburan
seorang wanita. Selama wanita masih dalam masa
reproduksi yang berarti mengalami haid yang teratur,
kemungkinan masih bisa hamil. Akan tetapi seiring
dengan bertambahnya usia maka kemampuan indung
telur untuk menghasilkan sel telur akan mengalami
penurunan.
• Pada pria dengan bertambahnya usia juga
menyebabkan penurunan kesuburan. Meskipun pria
terus menerus memproduksi sperma sepanjang
hidupnya, akan tetapi morfologi sperma mereka mulai
menurun.
• Selain itu usia yang semakin tua juga mempengaruhi
kualitas sperma ( Kasdu, 2001:63 ).
Masalah reproduksi

perempuan yang melahirkan dengan operasi


caesar, dapat menyebabkan jaringan parut yang
mengarah pada penyumbatan tuba. Masalah lain
yang juga berperan dalam reproduksi yaitu
ovulasi tidak teratur, gangguan pada kelenjar
pituitary dan penyumbatan saluran sperma.
Faktor gaya hidup
• Perubahan pada faktor gaya hidup juga dapat berdampak pada
kemampuan setiap pasangan untuk dapat menghamili atau hamil
lagi. Wanita dengan berat badan yang berlebihan sering mengalami
gangguan ovulasi, karena kelebihan berat badan dapat
mempengaruhi estrogen dalam tubuh dan mengurangi kemampuan
untuk hamil. Pria yang berolah raga secara berlebihan juga dapat
meningkatkan suhu tubuh mereka yang mempengaruhi
perkembangan sperma dan penggunaan celana dalam yang ketat
juga mempengaruhi motilitas sperma ( Kasdu, 2001:66 ).
PENATALAKSANAAN INFERTILITAS
A. Wanita
1.  Pengetahuan tentang siklus menstruasi, gejala lendir serviks puncak dan
waktu yang tepat untuk coital

2. Pemberian terapi obat, seperti


 Stimulant ovulasi, baik untuk gangguan yang disebabkan oleh supresi
hipotalamus, peningkatan kadar prolaktin, pemberian tsh .
 Terapi penggantian hormon

 Glukokortikoid jika terdapat hiperplasi adrenal

 Penggunaan antibiotika yang sesuai untuk pencegahan dan


penatalaksanaan infeksi dini yang adekuat
3. GIFT ( gemete intrafallopian transfer )
4. Laparatomi dan bedah mikro untuk memperbaiki
tuba yang rusak secara luas
5. Bedah plastic misalnya penyatuan uterus bikonuate,
6. Pengangkatan tumor atau fibroi
7. Eliminasi vaginitis atau servisitis dengan antibiotika
atau kemoterapi
B.    Pria
1. Penekanan produksi sperma untuk mengurangi jumlah
antibodi autoimun, diharapkan kualitas sperma meningkat
2. Agen antimikroba
3. Testosterone Enantat dan Testosteron Spionat untuk
stimulasi kejantanan
4. HCG secara i.m memperbaiki hipoganadisme
5. FSH dan HCG untuk menyelesaikan spermatogenesis
Lanj..
6. Bromokriptin, digunakan untuk mengobati tumor hipofisis atau
hipotalamus

7. Klomifen dapat diberikan untuk mengatasi subfertilitas idiopatik

8. Perbaikan varikokel menghasilkan perbaikan kualitas sperm

9. Perubahan gaya hidup yang sederhana dan yang terkoreksi. Seperti,


perbaikan nutrisi, tidak membiasakan penggunaan celana yang panas
dan ketat

10. Perhatikan penggunaan lubrikans saat coital, jangan yang mengandung


spermatisida.
 PENCEGAHAN INFERTILITAS
a. Berbagai macam infeksi diketahui menyebabkan infertilitas terutama infeksi
prostate, buah zakar, maupun saluran sperma. Karena itu, setiap infeksi
didaerah tersebut harus ditangani serius (Steven RB,2005).

b. Beberapa zat dapat meracuni sperma. Banyak penelitihan menunjukan


pengaruh buruk rokok terhadap jumlah dan kualitas sperma (Steven RB,2005).

c. Alcohol dalam jumlah banyak dihubungkan dengan rendahnya kadar hormone


testosterone yang tentunya akan menganggu pertumbuhan sperma (Steven
RB,2005).

d. Berperilaku sehat (Dewhurst,2001).


TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai