KEPERAWATAN MATERNITAS II
Penyusun
Ns. Yanti Puspita Sari, M.Kep
Team Teaching
Ns. Yanti Puspita Sari, M.Kep
Vetty Priscilla, M.Kep, Sp Mat, MPH
Ns. Lili Fajria, M.Biomed
Modul praktikum Keperawatan Maternitas II ini disusun untuk menjadi pedoman oleh mahasiswa
dalam melakukan beberapa keterampilan klinik dasar yang berhubungan dengan ibu hamil, bersalin
dan postnatal serta bayi baru lahir normal.
Setelah mempelajari Mata Kuliah Keperawatan Maternitas II ini, khusunya pembelajaran praktikum
dilaboratorium diharapkan mahasiswa akan memiliki berbagai pengetahuan dan skill berkaiatan
dengan asuhan keperawatan maternitas fisiologis. Diantaranya mahasiswa diharapkan mampu
melakukan pemeriksaan fisik pada ibu hamil, pertolongan persalinan normal, mengisi partograf,
melakukan pemeriksaan fisik ibu postnatal, pemeriksaan fisik bayi, baru lahir, perawatan payudara,
memandikan bayi, perawatan tali pusat serta berbegai kompetensi pendidikan kesehatan yang
dibutuhkan oleh ibu dan keluarganya selama masa perinatal.
Modul ini adalah pedoman kegiatan praktikal yang akan mengakomodir kebutuhan mahasiswa
tentang langkah – langkah baku yang dibutuhkan untuk melaksanakan dan melatih kompetensi
psikomotor, sekaligus mengembangkan kompetensi afektif. Metode pembelajaran praktikum dititik
beratkan pada demosntrasi dan redemonstrasi serta diskusi dan evaluasi skill pada akhir masa
pembelajaran.
Kata Pengantar
Daftar Isi
Deskripsi Mata Kuliah dan Capaian Kompetensi
Daftar Tilik Kompetensi :
1. Pemeriksaan Fisik Ibu Hami
2. Pertolongan Persalinan Normal
3. Pemeriksaan Fisik Ibu Postpartum
4. Pemeriksaan Fisik Bayi Baru Lahir
5. Partograf
Penutup
DESKRIPSI MATA KULIAH
DAN CAPAIAN KOMPETENSI
Keperawatan Maternitas II merupakan mata kuliah wajib dalam kurikulum Sarjana Keperawatan
tahun 2016 pada prodi S1 Keperawatan Universitas Andalas. Mata kuliah ini membahas tentang
upaya meningkatkan kesehatan reproduksi perempuan usia subur, ibu hamil, melahirkan, nifas,
diantara dua masa kehamilan dalam kondisi normal fisiologis, dengan penekanan pada upaya
preventif dan promotif yang menggunakan pendekatan proses keperawatan serta memperhatikan
aspek legal dan etis di tatanan klinik maupun komunitas.
Pedoman Penilaian :
Kriteria Penilaian
No Langkah / Tugas
Nilai Max 0 1 2
I Anamnesa
1 Memperkenalkan diri kepada ibu
2 Menanyakan nama dan usia ibu (Biodata)
3 Menanyakan HPHT
4 Menanyakan Keluhan umum
5 Obat yang dikonsumsi (termasuk jamu)
6 Mengkaji status obstetri
7 Menaksir Usia kehamilan
8 Mengkaji Penyulit/komplikasi kehamilan / persalinan
sebelumnya
II Persiapan Alat
1 Set TTV, Leanec, meteran, reflek patela, set vulva
hiegine, timbangan BB, meteran LILA, handscone
steril
III Pemeriksaan Fisik
1 Memperhatikan keadaan umum ibu, keadaan emosi
dan postur tubuh
2 Menjelaskan prosedur pemeriksaan dan meminta
persetujuan ibu untuk dilakukan pemeriksaan
3 Mengukur tinggi badan dan berat badan
4 Mengukur tekanan darah, nadi, suhu, dan LILA
5 Melakukan pemeriksaan TTV : suhu, TD, Nadi dan
Napas
Kepala dan Leher
6 Memeriksa kepala :
a. Kebersihan kepala
b. Distribusi rambut
7 Memeriksa apakah terjadi oedema pada
wajah
14 Palpasi
Dari arah payudara, axilla,
periksa apabila terdapat :
a. Massa
b. Pembesaran kelenjar limfe
c. Adanya colostrum atau
cairan lain
Abdomen
15 Memeriksa apakah ada bekas luka operasi,
pembesaran perut sesuai dengan usia
kehamilan, perubahan pada perut
16 Pemeriksaa leopold I :
a. Kaki pasien ditekuk
b. Pemeriksa berdiri disebelah kanan ibu
c. Rahim dibawa ketengah
d. Tentukan tinggi fundus uteri (dengan jari dan
cm)
e. Tentukan bagian apa yang terdapat di fundus
17 Pemeriksaan leopold II :
a. Pindahkan kedua tangan kesamping / sisi kiri
dan kanan perut ibu
b. Tentukan dimana punggung dan bagian-bagian
kecil janin dengan melakukan balottment (satu
tangan menahan abdomen, satu tangan mencari
bagian janin yang terdapat di sisi abdomen ibu)
18 Pemeriksaan leopold III :
a. Tangan kiri diletakkan pada fundus, tentukan
bagian bawah dengan menggunakan tangan
kanan (antara ibu jari dan jari lainnya)
b. Cobalah apakah bagian bawah
masih dapat digoyangkan (sudah atau belum
masuk pintu atas panggul)
19 Pemeriksaan leopold IV :
a. Kaki ibu diluruskan, pemeriksa berubah
sikapnya dengan melihat kearah ibu
b. Dengan kedua tangan tentukan apa yang
menjadi bagian bawah
c. Tentukan apakah bagian bawah sudah masuk
PAP dan berapa masuknya bagian bawah
kerongga panggul
Ukur Tinggi Fundus Uteri dengan Menggunakan Meteran
20 Ukur dari pinggir atas symfisis ke fundus
Auskultasi
21 Letakkan stetoskop pada daerah punggung janin
(puntum maksimum)
22 Setelah bunyi terdengar, pegang nadi ibu untuk
memastikan bahwa bunyi yang didengar adalah DJJ
(DJJ seharusnya lebih cepat dari nadi ibu)
23 Bila yakin DJJ, lepaskan nadi ibu dan hitung DJJ,
meliputi : frekuensi (selama 1 menit)
Ekstremitas atas dan bawah
24 Periksa apakah tangan dan kaki :
a. Oedema
b. Pucat dan sianosis pada kuku jari
25 Periksa dan meraba kaki untuk mengetahui adanya
Varices
Pemeriksaan Panggul luar
26 a. Distansia spinarum
b. Distansia cristarum
c. Conjugata eksterna
d. Lingkar panggul
Pedoman Penilaian :
Kriteria Penilaian
No Langkah / Tugas
Nilai Max 0 1 2
I Mengenali Gejala Dan Tanda Kala II
1 Mendengar dan melihat adanya tanda persalinan kala II :
a. Ibu merasa adanya dorongan kuat dan meneran
b. Ibu merasakan tekanan yang semakin meningkat
pada vagina
c. Perenium tampak menonjol
d. Vulva dan spinter ani membuka
II Menyiapkan Pertolongan Persalinan
2 Pastikan kelengkapan, bahan dan obat-obatan essential
untuk menolong persalinan dan penatalaksanaan
komplikasi ibu dan bayi baru lahir, untuk Asfiksia :
a. Tempat yang datar dan keras, yang sudah dialasi laken
b. Lampu sorot 60 watt dengan jarak 60 cm dari tubuh
bayi
c. Kain bedung bayi yang sudah dibentangkan berserta
kain pengganjal bahu bayi
d. Balon penghisap dan ambu bag
e. Obat-obatan (Vit K dan tetes mata)
f. Menyiapkan oksitosin 10 unit dan alat suntik steril
sekali pakai dalam partus set
g. Set pertolongan persalinan normal
h. Set hecting
i. Set infus
3 Pakai celemek plastic
4 Melepaskan dan menyimpan semua perhiasan yang
dipakai, cuci tangan dengan air bersih mengalir kemudian
keringkan tangan dengan tissue /handuk yang bersih dan
kering
5 Pakai sarung tangan DTT pada tangan yang digunakan
untuk periksa dalam
6 Memasukkan oksitosin kedalam tabung suntik
(gunakan tangan yang tidak memakai sarung tangan DTT
dan steril, pastikan tidak terjadi kontaminasi pada alat
suntik)
III Memastikan Pembukaan Lengkap dan Keadaan Janin Baik
7 Membersihkan vulva dan perenium, melakukan vulva
higiene menggunakan kapas yang dibasahi air DTT
a. Jika introitus vagina, perenium dan anus
terkontaminasi tinja bersihkan dengan seksama dari
arah depan kebelakang
b. Buang kapas atau kasa pembersih (terkontaminasi)
dalam wadah yang telah disediakan
c. Ganti sarung tangan jika terkontaminasi (dokumentasi,
lepaskan dan rendam dalam larutan klorin 0,5 %)
8 Dengan menggunakan tehnik aseptic, melakukan
pemeriksaan dalam untuk memastikan bahwa pembukaan
servik sudah lengkap. Bila selaput ketuban belum pecah,
sedangkan pembukaan sudah lengkap, lakukan
amniotomi
9 Dekontaminasi sarung tangan dengan cara mencelupkan
tangan yang masih memakai sarung tangan kotor kedalam
larutan klorin 0,5 % dan kemudian melepaskannya dalam
keadaan terbalik serta merendamnya didalam larutan
klorin 0,5 % selama 10 menit
10 Periksa denyut jantung janin (DJJ) setelah kontraksi
terakhir untuk memastikan bahwa DJJ dalam batas
normal (120-160 kali / menit)
a. Mengambil tindakan yang sesuai jika DJJ tidak
normal
b. Mendokumentasikan hasil-hasil pemeriksaan dalam,
DJJ dan semua hasil-hasil penilaian serta asuhan
lainnya pada partograf
IV Menyiapkan Ibu dan Keluarga Untuk Membantu Proses Bimbingan Meneran
11 Memberitahu ibu pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin baik, membantu ibu berada dalam
posisi yang nyaman sesuai keinginannya
Menjelaskan kepada anggota keluarga bagaimana
mereka dapat medukung dan memberi semangat
kepada ibu saat ibu mulai meneran
12 Minta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi ibu
untuk meneran (pada saat ada his, bantu ibu dalam posisi
setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ia merasa nyaman)
13 Laksanakan bimbingan meneran saat ibu mempunyai
dorongan yang kuat untuk meneran
V Persiapan Pertolongan Kelahiran Bayi
14 Letakkan duk steril di perut ibu
15 Letakkan duk steril yang dapat dilipat 1/3 bagian
dibawah bokong ibu
16 Buka tutup partus set dan perhatikan kembali
kelengkapan alat dan bahan
17 Memakai sarung tangan DTT pada kedua tangan
VI Menolong Kelahiran Bayi
Lahirnya Kepala
18 Setelah tampak kepala bayi membuka vulva dengan 5-6
cm, lindungi perenium dengan satu tangan yang dilapisi
kain tadi, letakkan tangan yang lain dikepala bayi dan
lakukan tekanan yang lembut dan tidak menghambat
pada kepala bayi, biarkan kepala keluar berlahan-lahan,
menganjurkan ibu meneran berlahan-lahan atau
bernafas cepat dan dangkal saat kepala lahir
19 Lap dengan lembut muka, mulut, dan hidung bayi
dengan kain atau kasa steril
20 Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat dan ambil
tindakan yang sesuai jika hal itu terjadi, dengan segera
lanjutkan proses kelahiran bayi
Lahir Bahu
21 Setelah kepala melakukan putar paksi luar, tempatkan
kedua tangan secara biparietal, mengajurkan ibu untuk
meneran saat kontraksi berikutnya. Dengan lembut
menggerakkan kearah bawah dan kearah keluar hingga
bahu anterior muncul dibawah arkus pubis dan kemudian
dengan lembut menggerakkan kearah atas dan kearah luar
untuk melahirkan bahu posterior
Lahir Badan Dan Tungkai
22 Setelah kedua bahu dilahirkan, tangan bergeser kearah
perenium ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku
sebelah bawah. Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan
memegang lengan dan siku sebelah atas
23 Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
dilanjutkan ke punggung, bokong, tungkai dan kaki.
Pegang kedua mata kaki bayi (memasukkan telunjuk
diantara kaki dan memegang masing-masing mata kaki
ibu jari dan jari lainnya)
VII Penanganan Bayi Baru Lahir
24 Lakukan penilaian Apgar Score (AP) pada bayi baru lahir,
jika bayi tidak menangis, tidak bernafas atau mengap-
mengap lakukan langkah resusitasi (lanjutkan ke langkah
resusitasi pada asfiksia BBL)
25 Segera mengeringkan bayi (kecuali tangan),
membungkus kepala dengan topi dan menyelimuti
bayi
26 Letakkan bayi diatas perut ibu dan periksa kembali uterus
untuk memastikan tidak ada lagi bayi dalam uterus (hamil
tunggal)
27 Periksa kontak kulit antara ibu dan bayi (skin to skin
contact), letakkan bayi tengkurap didada ibu, luruskan
bahu bayi sehingga bayi menempel di dada ibu / perut
ibu, usahakan kepala bayi berada diantara payudara ibu
dengan posisi lebih rendah dari putting payudara ibu
(lakukan IMD)
VIII Penatalaksanaan Aktif Persalinan Kala III
28 Pindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm
dari depan vulva
29 Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, suntikkan
oksitosin 10 IU IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral
(lakukan aspirasi sebelum menyuntikkan oksitosin)
30 Setelah 2 menit pasca persalinan, jepit tali pusat dengan
klem kira-kira 3 cm dari pusat bayi, mendorong isi tali
pusat kearah distal ibu dan jepit kembali tali pusat pada 2
cm distal dari klem pertama
31 Letakkan satu tangan diatas kain yang ada di perut ibu,
tepat di atas simfisis untuk mendeteksi kontraksi, tangan
lain menegangkan tali pusat
32 Setelah uterus berkontraksi dan kemudian melakukan
penegangan kearah bawah pada tali pusat dengan lembut,
lakukan tekanan yang berlawanan arah pada bagian
bawah uterus dengan cara menekan uterus kearah atas
dan belakang (dorsal cranial) dengan hati-hati untuk
membantu mencegah terjadinya inversion uteri.
33 Jika plasenta tidak lahir setelah 30-40 detik,
menghentikan penegangan tali pusat dan menunggu
hingga kontraksi berikutnya
Jika uterus tidak berkonraksi, meminta ibu atau
seorang anggota keluarga untuk melakukan
rangsangan putting susu
IX Mengeluarkan Plasenta
34 Melakukan penegangan dan dorongan dorso cranial
hingga plasenta terlepas, meminta ibu meneran sambil
penolong menarik tali pusat dengan arah sejajar lantai dan
kemudian kearah atas, mengikuti poros jalan lahir (tetap
lakukan tekanan dorso kranial)
35 Saat plasenta terlihat di introitus vagina, melanjutkan
kelahiran plasenta dengan menggunakan kedua tangan,
memegang plasenta dengan kedua tangan dan dengan
hati-hati memutar plasenta hingga selaput ketuban
terpilin, dengan lembut perlahan melahirkan selaput
ketuban tersebut.
Jika salaput ketuban robek, memakai sarung tangan DTT
atau steril dan memeriksa vagina dan servik ibu dengan
seksama, menggunakan jari-jari tangan atau klem DTT /
steril untuk melepaskan bagian selaput yang tertinggal
X Rangsangan Taktil (Massase) Uterus
36 Segera setelah plasenta dan selaput ketuban lahir,
melakukan masase uterus, meletakkan telapak tangan di
fundus dan melakukan masase dengan gerakan melingkar
dengan lembut hingga uterus berkontraksi (fundus
menjadi keras)
Jika uterus tidak berkontraksi setelah melakukan masase
selama 15 detik mengambil tindakan yang sesuai
XI Menilai Perdarahan
37 Periksa kedua sisi plasenta baik yang menempel ke ibu
maupun janin dan selaput ketuban untuk memastikan
bahwa selaput ketuban lengkap dan utuh, meletakkan
plasenta di dalam kantung plastic atau tempat khusus
38 Evaluasi adanya laserasi pada vagina dan perenium dan
segera lakukan penjahitan laserasi yang mengalami
perdarahan aktif
39 Pastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam
XII Evaluasi
40 Setelah 1 jam segera lakukan penimbangan / pengukuran
badan bayi, beri tetes mata antibiotic profilaksi dan
vitamin K1 mg intramuscular dipaha kiri anterolateral
41 Setelah satu jam pemberian vitamin K1 berikan suntikan
imunisasi hepatitis B dip aha kanan anterolateral.
Letakkan bayi di jangkauan ibu agar sewaktu-waktu bisa
disatukan, letakkan kembali bayi pada ibu, bila bayi
belum berhasil menyusu dalam satu jam pertama dan
biarkan sampai bayi berhasil menyusu
42 Lanjutkan pemantauan kontraksi dan mencegah
perdarahan pervaginam setiap 15 menit pada jam pertama
43 pasca persalinan
Evaluasi dan estimasi jumlah kehilangan darah
Setiap 20-30 menit pada jam kedua, jika uterus tidak
berkontraksi dengan baik, melakukan asuhan yang sesuai
dengan menatalaksana Antonia uteri
44 Memeriksa nadi ibu dan keadaan kandung kemih setiap
15 menit selama 1 jam pertama pasca persalinan dan
setiap 30 menit selama jam kedua pasca persalinan.
Memeriksa temperature tubuh ibu sekali setiap jam
selama 2 jam pertama pasca persalinan, melakukan
tindakan yang sesuai untuk temuan yang tidak normal
45 Periksa kembali bayi untuk pastikan bahwa bayi bernafas
dengan baik (40-60 x/i) serta suhu tubuh normal 36,5°-
37,5°C
III Kebersihan dan keamanan
46 Tempatkan semua peralatan bekas pakai dalam larutan
klorin 0,5% untuk dokumentasi (10menit), cuci dan bilas
peralatan setelah dikontaminasi
47 Buang bahan-bahan yang terkontaminasi ke tempat
sampah yang sesuai
48 Bersihkan ibu dengan menggunakan air DTT, bersihkan
sisa cairan ketuban, lender dan darah, bantu ibu memakai
pakaian yang bersih dan kering
49 Pastikan ibu merasa nyaman, bantu ibu memberikan ASI,
anjurkan keluarga untuk member ibu minum dan
makanan yang diinginkan
50 Dekontaminasi tempat persalinan dengan larutan klorin
0,5%
51 Celupkan sarung tangan kotor ke dalam larutan klorin
0,5%, balikan bagian dalam ke luar dan rendam dalam
larutan klorin 0,5% selama 10 menit
52 Cuci kedua tangan dengan sabun dan air mengalir
Dokumentasi
53 Melengkapi partograf (halaman depan dan belakang)
periksa tanda vital dan asuhan kala IV dan lakukan
penimbangan bayi, beri tetes mata profilaksis dan vitamin
K
DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN FISIK POSTPARTUM
Pedoman Penilaian :
Kriteria Penilaian
No Aspek penilaian Nilai max 0 1 2
A Persiapan
1. Menyiapkan alat-alat yang dibutuhkan dan
membawa kedekat pasien:
Stetoskop dan tensimeter
Thermometer
Timbangan berat badan
Reflek hammer
Penlight
Handcsoon steril
Kapas steril
Bengkok
Cairan desinfektan
Alat tulis dan buku catatan perkembangan
2 Mencuci tangan
3 Menyiapkan lingkungan, menjaga privacy klien
(gorden, jendela dan pintu ditutup)
4 Mengucapkan salam dan menjelaskan tujuan,
prosedur pemeriksaan
5 Menimbang berat badan pasien
6 Menganjurkan ibu untuk berbaring terlentang
diatas tempat tidur pemeriksaan dengan santai
7 Melakukan pemeriksaan tekanan darah, suhu
tubuh, dan denyut nadi untuk mengetahui tanda-
tanda infeksi
8 Memeriksa kepala :
- Inspeksi : kebersihan, distribusi dan warna
rambut
- Palpasi : udema, lesi, nyeri tekan
8 Pemeriksaan mata :
- Inspeksi : warna sklera, konjuctiva
- Refleks cahaya, pergerakan bola mata, fungsi
penglihatan
- Palpasi : udema palpebra
9 Pemeriksaan hidung :
- Inspeksi : napas cuping hidung, polip
- Palpasi : sinus
10 Pemeriksaan telinga :
Menggunakan penlight untuk menilai kebersihan
liang telinga, tanda infeksi dan gendang telinga
11 Pemeriksaan mulut :
Inspeksi : mukosa bibir, kebersihan lidah,
kelengkapan gigi, kebersihan
12 Palpasi belakang telinga : pemeriksaan adanya
perbesaran kalenjer limfe
13 Pemeriksaan kalenjer tiroid : meraba bagian
tenggorokan untuk menilai perbesaran tiroid
14 Memeriksa payudara, dengan cara:
Ibu diminta berbaring dengan lengan kanan
diatas kepala, kemudian lakukan palpasi
payudara kanan secara sistematis sampai
axilla, catat adanya massa, benjolan yang
membesar, pembengkakan atau abses.
Ulangi prosedur yang sama untuk
memeriksa payudara kiri
Perhatikan bagian areola dan papilla untuk
dilihat kondisinya (kering, pecah, pendek,
atau rata)
Apakah ada bagian yang nyeri tekan
Lihat adakah abses atau pembengkakan
karena bendungan ASI
Perhatikan pengeluaran ASI
15 Memeriksa abdomen, meliputi:
Posisi dan tinggi fundus uteri
Pastikan ukuran kandung kemih
(penuh/tidak)
16 Memeriksa ekstremitas bawah:
Untuk mengetahui ada/tidaknya vena
varises, kemerahan pada betis, oedema
padaa kaki
Tekuk kedua kaki untuk diperiksa nyeri
betis (Prasat De Houtman)
Perhatikan adanya peradangan atau tidak
17 Mengatur pasien pada posisi litotomi
18 Menggunakan handscoon
19 Memeriksa perineum:
Perhatikan penyembuhan laserasi/penjahitan
episiotomi
Perhatikan warna, konsistensi dan bau dari
lokhea
20 Menepatkan sarung tangan didalam larutan
desinfektan
21 Memberitahu ibu mengenai hasil pemeriksaan
22 Mencuci tangan dibawah air mengalir
DAFTAR TILIK
PEMERIKSAAN FISIK BAYI BARU LAHIR
Pedoman Penilaian :
1. Defenisi
a. Pengertian
Partograf adalah alat bantu untuk membuat keputusan klinik, memantau, mengevaluasi dan
menatalaksana persalinan. Partograf dapat dipakai untuk memberikan peringatan awal bahwa
suatu persalinan berlangsung lama, adanya gawat ibu dan janin, serta perlunya rujukan.
c. Isi partograf
Partograf dikatakan sebagai data yang lengkap bila seluruh informasi ibu, kondisi janin,
kemajuan persalinan, waktu dan jam, kontraksi uterus, kondisi ibu, obat-obatan yang diberikan,
pemeriksaan laboratorium, keputusan klinik dan asuhan atau tindakan yang diberikan dicatat
secara rinci sesuai cara pencatatan partograf.
1. Green C.J. (2012). Maternal Newborn Nursing Care Plans. Second edition. Malloy.Inc
2. Klossner, J.,(2006), Introductory Maternity Nursing, Lippincott Williams & Wilkins
3. Lowdermilk, D.L., Perry, S.E., Cashion, M.C. (2013). Keperawatan Maternitas (2-vol set). Edisi
Bahasa Indonesia 8. Mosby: Elsevier (Singapore) Pte Ltd.
4. Perry S.E., Hockenberry M.J., Lowdermilk D.L., Wilson D. (2014). Maternal Child Nursing
Care. 5th edition. Mosby: Elsevier Inc.
5. Hanretty K.P., Santoso B.I., Muliawan E. (2014) Ilustrasi Obstetri. Edisi Bahasa Indonesia 7.
Churchill Livingstone: Elsevier (Singapore) Pte.Ltd.