Anda di halaman 1dari 51

Gizi Pangan Hayati Laut pada penyakit

Infeksi

Dr. M. Yusuf Hamra, MSc.,


SpPD
Dr. Asmarani MPH
A. Nutrisi pada pasien kritis

• Trauma, luka bakar, operasi dan infeksi berat merupakan


stres bagi tubuh.

• Tubuh akan memberi respon metabolik yang


menyebabkan hipermetabolisme, hiperkatabolisme.

• Pada awal adanya stres terjadi fase ebb (fase syok, fase
resusitasi), dan diikuti fase flow (fase akut).
Nutrisi pasien kritis

• Pada fase ebb terjadi ketidakstabilan hemodinamik,


– tekanan darah menurun,
– curah jantung menurun,
– penggunaan O2 menurun,
– suhu tubuh rendah,
– serta terjadi peningkatan kadar glukagon, katekolamin dan asam
lemak bebas.

• Fase ini dapat terjadi hingga 12-24 jam dan terapi ditujukan
untuk resusitasi cairan hingga hemodinamik stabil.
Nutrisi pasien kritis

• fase selanjutnya, fase flow, terjadi hipermetabolisme,


katabolisme dan peningkatan penggunaan O2.
– Terjadi akibat pelepasan sitokin dan sinyal saraf aferen dan
jaringan yang rusak.
– Fase ini merupakan respon metabolik yang mengubah
penggunaan energi dan protein untuk menyelamatkan fungsi
organ penting dan memperbaiki kerusakan jaringan.
– Substrat endogen secara aktif dilepas seperti glukosa dari
glikogen, asam amino dari otot rangka, asam lemak dari jaringan
adiposa.

• Pada fase inilah dukungan nutrisi diberikan.


Nutrisi pasien kritis

• Pada pasien kritis perlu diketahui


– riwayat penyakit saat ini dan sebelumnya,
– Lama sakit asupan nutrisi dan
– adanya gejala gastrointestinal seperti mual, muntah dan
diare.

• Faktor yang mengarahkan adanya malnutrisi adalah


– penurunan 10% atau lebih berat badan selama 6 bulan,
– penurunan 5% atau lebih berat badan selama 1 bulan atau
– berat badan lebih atau kurang 20% dari berat badan ideal.
Nutrisi pasien kritis

• Pemeriksaan fisik penting adalah


– berat badan (BB), tinggi badan (TB) dan pemeriksaan
antropometrik lain.
• Berdasar BB dan TB dapat ditentukan indeks massa tubuh
(IMT).
• Pada pasien yang sukar dilakukan pemeriksaan BB dan TB
maka dapat ditanyakan pada keluarga atau kerabat dekat.
• Kadar albumin, transferrin dan prealbumin yang
diproduksi oleh hati merupakan penanda cadangan
protein visceral dan juga merupakan indikator status gizi.
Nutrisi pasien kritis

Tabel status nutrisi berdasar pemeriksaan laboratorium

Pemeriksaan (satuan) Waktu Status nutrisi


paruh normal Depl ringan sedang berat

Albumin (g/dl) 20 hari >3,5 2,8-3,5 2,2-2,8 <2,2


Transferrin (mg/dl) 9 hari >200 150-200 100-150 <100
Prealbumin (mg/dl) 1-2 hari >18 10-18 5-10 <5
Nutrisi pasien kritis

1. Kebutuhan kalori
• Kebutuhan energy basal (basal energy expenditure,BEE)
dapat dihitung dengan berbagai cara, salah satunya
adalah dengan rumus Harris Bennedict yang ditentukan
berdasarkan jenis kelamin, umur (U), berat badan (BB),
dan tinggi badan (TB), yaitu :

– Laki-laki : BEE = 66,47+ (13,75xBB)+(5,00xTB)-(6,67xU)


– Perempuan : BEE = 65,52+(9,56xBB)+(1,7xTB)-(4,77xU)
Nutrisi pasien kritis

Tabel nilai faktor aktivitas dan stres


Faktor aktivitas Faktor stress
Tirah baring : 1,2 Bedah minor : 1,1-1,3
Aktivitas : 1,3 Bedah mayor : 1,5
Demam : 1,13 tiap derajat diatas 37 Infeksi : 1,2-1,6
Trauma : 1,1-1,8
Sepsis : 1,4-1.9
Luka bakar : 1,9-2,1
Nutrisi pasien kritis

2. Kebutuhan protein
– Pada keadaan kritis kebutuhan protein berkisar 1,2-2,0 g/kgBB/hari.
– Pada pasien ARF dengan malnutrisi berat atau keadaan
hiperkatabolik kebutuhan protein meningkat menjadi 1,5-1,8
g/kgBB/hari.

• Pada keadaan kritis ada penelitian yang memberikan tambahan asam


amino tertentu seperti glutamin, arginine, dan lain-lain untuk
meningkatkan imun.

• Pemberian imunonutrisi ini dapat dipertimbangkan. Pemberian asam


amino seimbang untuk mencegah katabolisme pasien kritis juga telah
dilaporkan.
Nutrisi pasien kritis

3. Kebutuhan cairan dan elektrolit


• Secara umum kebutuhan cairan adalah 30-40 ml/kgBB/hari atau 1-1,5
ml/kkal dari kalori yang diberikan.

• Kebutuhan elektrolit bervariasi tergantung keadaan klinis.


– Natrium : kation utama pada cairan ekstraselular dan berperan dalam
osmolalitas cairan.
– Kalium dibutuhkan dalam sintesis protein, sebenyak 6 mmol/g nitrogen
dibutuhkan untuk metabolism asam amino secara optimal. Kalsium dibutuhkan
pula pada kondisi lain seperti: pankreatitis.
– Fosfat dibutuhkan untuk metabolism tulang, sintesis jaringan dan fosforilasi
ikatan ATP.
– Magnesium penting pada proses anabolisme dan pada system enzim, khususnya
yang melibatkan aktivitas metabolik otak dan hati. Kebutuhan magnesium
meningkat pada keadaan diare, polyuria, pankreatitis dan keadaan
hipermetabolik.
Nutrisi pasien kritis

4. Kebutuhan vitamin dan mineral


• Vitamin dan mineral merupakan nutrient esensial yang berperan sebagai koenzim dan
kofaktor dalam proses metabolism.
– Defisiensi asam folat akan menyebabkan pansitopenia,
– defisiensi tiamin akan menyebabkan ensefalopati dan
– defisiensi vitamin k berupa hipoprotrombinemia.

• Kromium (Cr) diperlukan untuk metabolism glukosa normal.


• Tembaga (Cu) sangat penting untuk pematangan eritrosit dan metabolism lemak.
• Iodin (I) dibutuhkan untuk sintesis tiroksin.
• Besi (Fe) penting untuk sintesis Hemoglobin.
• Mangan (Mg) digunakan pada metabolisme kalsium, fosfor, proses reproduksi dan
pertumbuhan.
• Molybdenum merupakan komponen oksidasi sedangkan selenium pada glutation
peroksidase.
• Zink (Zn) bahan penting dalam pembuatan enzim, defisiensi Zn dapat bermanifestasi
dermatitis dan luka yang lama sembuh.
Gizi Pangan Hayati Laut pada penyakit
HIV/AIDS
Pengetahuan Dasar HIV & ART
dr. M. Yusuf Hamra, MSc, SpPD
Virologi HIV
Human Immunodeficiency Virus
APAKAH AIDS?

A - Acquired (Didapat)
Ditularkan dari orang ke orang.

I - Immune Kekebalan adalah sistem pertahanan


tubuh untuk mempertahankan diri dari
serangan infeksi seperti bakteri atau
virus.
D - Deficiency Penurunan sistem kekebalan tubuh

S - Syndrome Kumpulan tanda & Gejala


Orang dengan AIDS mengalami
berbagai infeksi oportunistik dan
penyakit lainnya.
TARGET SELULER INFEKSI HIV

• Target Utama :
- CD4+ Limfosit T.
- Monosit dan makrofag.

• Virus memindahkan RNAnya kedalam sel manusia :


- Terintegrasi kedalam materi genetik.
- Replikasi.

• Menghasilkan antibodi
HIV/AIDS
Siklus hidup HIV
Patogenesis
DIMANA SAJA HIV BERADA DALAM
TUBUH MANUSIA ?

Jumlah besar virus terdapat dalam


darah, cairan vagina dan sperma

Jumlah kecil terdapat dalam


ASI, air liur, air mata dan air kencing

Terbukti menular melalui


darah, cairan vagina, sperma dan ASI
• SIAPA SAJA BISA TERINFEKSI HIV ?

Semua orang bisa terinfeksi HIV


(laki, perempuan , tua, muda, kaya, miskin, berpendidikan atau tidak),
apabila orang tersebut berperilaku berisiko tertular HIV.
Jadi tidak perduli siapa anda, tetapi apa yg anda buat yg
menyebabkan anda berisiko.

• SIAPA YANG TERMASUK BERPERILAKU BERISIKO ?

1. Sering ganti pasangan seksual / multi partner (contoh WTS,


Pelanggan) tanpa menggunakan kondom
2. Pasien IMS
3. Menggunakan jarum suntik atau alat tusuk bergantian ( tidak steril)
BAGAIMANA HIV DAPAT DITULARKAN ?
Ada 3 cara penularan :

1. Hubungan seksual tidak aman


- Hubungan seks tidak aman melalui vagina/dubur atr laki & wanita
- Hubungan seksual tidak aman melalui dubur atr laki
- Hubungan seks melalui mulut/oral ( risiko lebih rendah)
- hubungan seks atr wanita ( risiko rendah)

2. Suntikan atau transfusi darah yang terinfeksi/tercemar HIV


- Menggunakan jarum suntik bersama
- Menggunakan alat cukur kumis bersama
- menggunakan jarum /alat tusuk tercemar HIV

3. Penularan dari ibu kepada bayinya


Selama hamil, selama melahirkan dan selama menyusui
HIV/AIDS TIDAK DITULARKAN MELALUI

o Berhubungan sehari hari dgn pengidap HIV, asal tidak


o berhubungan seksual
o Menggunakan peralatan makan/minum bersama pengidap HIV
o Menggunakan public telephon secara bersama
o Menggunakan toilet atau peralatan kamar kecil secara bersama
o Berpelukan, bersentuhan atau berciuman atau jabat tangan
o Gigitan nyamuk atau serangga
o Berenang dan hubungan sosial lainnya
APA PERBEDAAN HIV DAN AIDS?

• Pengidap HIV tidak ada gejala, masih dalam keadaan sehat


dan tampak sehat dalam waktu lama kira kira 2/5 sp 10 tahun
(tidak dapat dibedakan dgn orang sehat) .

• Cara mengetahui hanya dengan tes HIV (tes darah)


Bila Ab positif terinfeksi HIV

• Penderita AIDS = pengidap HIV yang telah menunjukkan gejala


penyakit infeksi ok daya tahan tubuh menurun yang disebabkan
rusaknya sel darah putih
PERJALANAN PENYAKIT DARI INFEKSI HIV AIDS

Sejak masuknya HIV seseorang telah menjadi pengidap HIV dan


dpt menularkan HIV sepanjang hidupnya

Gejala AIDS
- Radang paru
- Radang sal cerna
- Kanker kulit
Masuk HIV (+) - Radang krn jamur
HIV 3 bln Nampak sehat/ tanpa gejala - TB

==== ====== ================ ===== ========= ====


Masa jendela 5-10 tahun - demam 2 th meninggal
- selera makan
turun
- diare
- BB turun
drastis
PERJALANAN INFEKSI HIV

1000
900 Sel T CD4+
800
700
Jumlah sel

Sindrom TB
600 Infeksi Asimtomatik
CD4+

500 Akut HIV


HZV
400 Periode OHL
Level relatif
300 jendela
Plasma HIV-RNA OC
200 PPE
PCP
100 CM
Antibodi CMV, MAC
0
0 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Bulan….. Tahun sesudah terinfeksi HIV
Pola progresi penyakit
Infeksi HIV :
o 90% typical progressors → 7 - 10 thn
o <5% rapid progressors → < 3 thn
o <10% longterm (non progressors) →
>10 -15 th (CD4 stabil/normal)
Infeksi HIV primer dan serokonversi
• Awal paparan 2-4 minggu :
• virus melakukan replikasi luas
• sebelum timbul imun respon & gejala klinik
• Acute illness 1 -2 minggu → 53%-95% kasus
• Reaksi antibodi terhadap virus → timbul manifestasi klinik
Dideteksi pada serum penderita
• Tahap asimptomatik → berlangsung beberapa bulan - tahun
Infeksi HIV primer dan serokonversi
Serokonversi illness
 Manifestasi seperti flu-like sindrome (demam,myalgia)
 Gejala neurologi (HIV pada CSF,aseptik meningoensefalitis)
 Gejala GI tr (mucocutan ulcer, pharingeal oedema)
 Gejala Dermatologi ( kemerahan, urticaria)
Diagnosis
• Adanya faktor risiko penularan
• Diagnosis HIV : tes ELISA 3 kali reaktif dengan
reagen yang berbeda
• WHO merekomendasikan Rapid test antibodi HIV
untuk menjamin kualitas
• Rapid test mempunyai sensitifitas 99% dan
spesifisitas 98%
Diagnosis
• Diagnosis HIV :
– Ditemukannya antibodi HIV dalam darah
– Jenis tes antibodi HIV :
1. Rapid test
2. ELISA
3. Western Blot
• Stadium klinis WHO
Stadium klinis WHO
Stadium Klinis I
Asimptomatis
Limfadenopati Meluas Persistent

Skala Aktivitas I: asimptomatis, aktivitas normal

Stadium Klinis II
Berat badan menurun <10% dari BB semula
Kelainan kulit dan mukosa ringan seperti dermatitis seboroik, infeksi
jamur kuku, ulkus oral yang rekuren, Cheilitis angularis
Herpes zoster dalam 5 tahun terakir
Infeksi saluran napas bagian atas seperti sinusitis bakterial

Skala Aktivitas 2: simptomatis, aktivitas normal


Stadium klinis WHO
Stadium Klinis III
Berat badan menurun >10% dari BB semula
Diare kronis yang tidak diketahui penyebabnya berlangsung > 1 bulan
Demam tanpa sebab yang jelas yang (intermiten atau konstan) > 1
bulan
Kandidiasis Oral (thrush)
Oral Hairy Leukoplakia
TB paru, dalam 1 tahun terakir
Infeksi bakteri berat (pnemonia, pyomiositis)
Anemia, netropenia dan atau trombositopenia kronis yang tidak dapat
diterangkan

Skala Aktivitas 3: selama 1 bulan terakir tinggal di tempat tidur <50%


Stadium klinis WHO
Stadium klinis IV
• HIVwasting syndrome (BB turun 10% ditambah diare kronik > 1 bln
atau demam >1 bln yg tidak disebabkan penyakit lain)
• Pneumocystis carinii pneumonia
• Toxoplasmosis pada otak
• Cryptosporidiosis dengan diare >1 month
• Cryptococcosis
• Cytomegalovirus (CMV) pada organ selain liver, spleen, lymph nodes
• Herpes simplex virus (HSV) mucocutaneous >1 month,
• Progressive multifocal leukoencephalopathy (PML)
• Mikosis disseminata (histoplasmosis, coccidiodomycosis)
Stadium klinis IV

• Candidiasis esophagus, trachea, bronchi atau lungs


• Atypical mycobacteriosis dissemina
• Non-typhoid Salmonella septicemia
• Extrapulmonary tuberculosis
• Lymphoma
• Kaposi’s Sarcoma (KS)
• Symptomatic HIV-associated nephropathy or symptomatic HIV-
associated Cardiomyopathy
• HIV encephalopathy (Gangguan kognitif dan atau disfungsi motorik
yg mengganggu aktivitas hidup sehari hari dan bertambah buruk dalam
beberapa minggu/bulan yg tidak disertai penyakit lain

Skala aktivitas 4: selama 1 bulan terakhir tinggal di tempat tidur >50%


B. Nutrisi pada penderita HIV/AIDS

• Terapi gizi medis merupakan terapi dasar selain terapi dengan


obat-obatan.

• Terapi gizi medis perlu dilakukan segera setelah status HIV


diketahui.

• Pada prinsipnya terapi diet harus mengandung kalori yang


memadai, protein, yang sesuai dan berkualitas tinggi, bahan
makanan yang mempunyai efek anti oksidan yang tinggi serta
mengandung vitamin dan mineral yang cukup.
Nutrisi penderita HIV/AIDS
Syarat diet pada pasien AIDS :
1. Kebutuhan zat gizi ditambah 10-25% dari kebutuhan minimum yang
dianjurkan
2. Diberikan dalam porsi kecil tetapi sering
3. Disesuaikan dengan syarat diet dengan penyakit infeksi yang
menyertainya
4. Konsumsi protein yang berkualitas tinggi dan mudah dicerna
5. Sayuran dan buah-buahan dalam bentuk jus
6. Minum susu setiap hari, susu yang rendah lemak dan sudah
dipasteurisasi, jika tidak dapat menerima susu sapi dapat diganti dengan
susu kedelai
7. Menghindari makanan yang diawetkan dan makanan yang beragi (tape,
brem)
8. Makanan bersih bebas dari pestisida dan zat-zat kimia
9. Bila mendapat obat antiretroviral, pemberian makanan disesuaikan
dengan jadwal minum obat dimana ada obat yang diberikan saat
lambung kosong, pada saat lambung penuh atau diberikan bersama-sama
dengan makanan
Nutrisi penderita HIV/AIDS
Syarat diet pada pasien AIDS :
10. Menghindari makanan yang merangsang alat penciuman
11. Rendah serat, makanan lunak jika ada gangguan pencernaan
12. Menghindari rokok, kafein dan alcohol
13. Sesuaikan syarat diet dengan infeksi yang menyertai
14. Jika oral tidak bisa, berikan dalam bentuk enteral atau intravena.
Nutrisi penderita HIV/AIDS
Kebutuhan zat gizi makro
• Odha mengkonsumsi zat gizi di bawah optimal.
• Biasanya mengkonsumsi 70% kalori dan 65% protein dari total
yang diperlukan oleh tubuh.
• Konsumsi zat gizi yang demikian tidak memenuhi kecukupan
kalori yang meningkat karena peningkatan proses
metabolisme sehubungan dengan infeksi akut.
• Kebutuhan kalori Odha : 2000-3000 Kkcal/hari dan protein
1,5-2 gram/kgBB/hari.
Nutrisi penderita HIV/AIDS
Kebutuhan zat gizi makro
• Untuk mencukupi kebutuhan kalori dan protein berikan
makanan lengkap 3 kali ditambah makanan selingan 3 kali
sehari.
• Kebutuhan kalori yang berasal dari lemak dianjurkan sebesar
10-15% dari total kalori sehari,
• Odha dianjurkan mengkonsumsi lemak yang berasal dari MCT
agar penyerapan lebih baik dan mencegah diare.
Nutrisi penderita HIV/AIDS
Suplementasi zat gizi mikro
• Prinsip pemberian terapi gizi adalah pemberian zat gizi untuk
pembentukan sel-sel dalam tubuh.
• Namun di pihak lain HIV bersifat merusak sel-sel tersebut
sehingga terjadi suatu persaingan dalam tubuh Odha.
• Apabila pada saat terjadi pengrusakan sel-sel dalam tubuh
terdapat pula kekurangan zat gizi maka fase AIDS akan terjadi
lebih cepat.
Nutrisi penderita HIV/AIDS
Suplementasi zat gizi mikro
• Selain penurunan berat badan, Odha sangat rentan terhadap
kekurangan zat gizi mikro, oleh karena itu perlu suplemen
multizat gizi mikro terutama yang mengandung vitamin B12,
B6, A, E, dan mineral Zn, Se dan Cu.
• Pemberian Fe dianjurkan pada Odha dengan anemia. Pada
Odha yang mengalami infeksi oportunistik, pemberian Fe
dilakukan 2 minggu setelah pengobatan infeksi.
• Mereka dianjurkan untuk mengkonsumsi 1 tablet
multivitamin dan mineral setiap hari.
Nutrisi penderita HIV/AIDS
• Suplemen vitamin dan mineral dalam jumlah besar
(megadosis)agar berkonsultasi ke dokter karena pemberian
yang berlebihan justru akan menurunkan imunitas tubuh.

• Kebutuhan air perlu diperhatikan dan mereka dianjurkan


untuk mengkonsumsi paling sedikit 8 gelas cairan sehari
untuk memperlancar metabolisme terutama pada penderita
yang demam.
Nutrisi penderita HIV/AIDS
• Dianjurkan untuk tidak mengkonsumsi minuman atau
makanan yang mengandung kafein dan alkohol serta zat
lainnya yang dapat meningkatkan pengeluaran air kencing.

• Diare kronis, mual dan muntah, keringat malam dan demam


berkepanjangan memerlukan penambahan cairan sehingga
minum perlu diperbanyak untuk menganti kehilangan cairan
tersebut.
Rumput laut
PADA PENYAKIT INFEKSI & HIV/AIDS
Rumput laut …
• Rumput laut merupakan tumbuhan laut jenis alga.
• Adalah gangang multiseluler golongan divisi thallophyta.
• rumput laut tidak memiliki akar, batang dan daun.
• Jenis rumput laut sangat beragam, mulai dari yang berbentuk
bulat, pipih, tabung atau seperti ranting dahan bercabang-
cabang.
• Seperti layaknya tanaman darat pada umumnya, rumput laut
juga memiliki klorofil atau pigmen warna yang lain.
• Secara umum, rumput laut yang dapat dimakan adalah jenis:
– ganggang biru (cyanophyceae),
– ganggang hijau (chlorophyceae),
– ganggang merah (rodophyceae)
– ganggang coklat (phaeophyceae).
• Contoh jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan diantaranya adalah Euchema cottonii dan
Gracelaria sp

Kandungan Nutrisi Rumput Laut


Rumput laut mempunyai kandungan nutrisi cukup lengkap. Secara kimia rumput laut terdiri dari
– air (27,8%),
– protein (5,4%),
– karbohidrat (33,3%),
– lemak (8,6%)
– serat kasar (3%) dan
– abu (22,25%).

•Rumput laut juga mengandung enzim, asam nukleat, asam amino, vitamin (A,B,C,D, E
dan K) dan makro mineral seperti nitrogen, oksigen, kalsium dan selenium serta mikro
mineral seperti zat besi, magnesium dan natrium.

•Kandungan asam amino, vitamin dan mineral rumput laut mencapai 10 -20 kali lipat
dibandingkan dengan tanaman darat.
Manfaat Rumput laut …
• Pengolahan rumput laut jenis tersebut menghasilkan ekstrak
berupa senyawa natrium alginat.

• Senyawa alginat inilah yang dimanfaatkan dalam pembuatan


obat antibakteri, anti tumor, penurunan darah tinggi dan
mengatasi gangguan kelenjar.

• Rumput laut sudah dimanfaatkan di Indonesia sejak tahun


1920, baik itu sebagai sayuran maupun obat-obatan.
• Obat-obatan yang telah dicoba dibuat dari rumput laut
termasuk anti oksidasi, anti inflamasi, anti toksik, dan anti
kolesterol darah.
Manfaat Rumput laut…
• Mencegah Penyakit Gangguan Pencernaan :
– Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung,
radang usus besar, susah buang air besar dan gangguan
pencernaan lainnya.

• Sebagai Anti Oksidan dan Meningkatkan Kekebalan Tubuh :


– Kandungan klorofil dan vitamin C pada rumput laut (ganggang
hijau) berfungsi sebagai anti oksidan sehingga dapat membantu
membersihkan tubuh dari reaksi radikal bebas yang sangat
berbahaya sehingga dapat meningkatkan sistem kekebalan
tubuh.
– Sistem kekebalan tubuh yang kuat akan dapat menguruangi
gejala alergi.
Rumput laut - antioksidan
Pengaruh Eucheuma sp. Sebagai Anti-oksidan
• Eucheuma sp. memiliki kandungan nutrisi yang bermanfaat
seperti Vitamin E, Selenium, Vitamin C, Vitamin B, Protein,
Kalsium, dan Serat.
• Kandungan vitamin dan mineral dalam Eucheuma sp. memiliki
peran sebagai antioksidan.
• Vitamin E berfungsi memutus berbagai reaksi rantai radikal
bebas karena kemampuannya memindahkan hidrogen fenolat
kepada radikal bebas peroksil asam lemak tak jenuh ganda yang
terperoksidasi.
• Selenium sebagai komponen enzim Glutation peroxidase,
berperan sebagai pertahanan sel terhadap peroksida bersama
dengan vitamin E.
• Semoga senantiasa sehat…Amin

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai