LASERASI PALPEBRAE
Oleh :
K1A1 14 012
Pembimbing
1
HALAMAN PENGESAHAN
2
LASERASI PALPEBRAE
I. PENDAHULUAN
Mata adalah struktur bulat berisi cairan yang dibungkus oleh tiga
lapisan. Dari bagian paling luar hingga paling dalam, lapisan – lapisan
atau palpebral merupakan alat menutup mata yang berguna untuk melindungi
bola mata, serta mengeluarkan sekresi kelenjar yang membentuk film air
terhadap trauma, trauma sinar matahari dan keringnya bola mata. Kelopak
mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian
mata yang berat dapat menyebabkan cedera multiple pada palpebrae, bola
mata, dan jaringan lunak orbita. Oleh karena itu, ianggap perlu untuk dapat
3
mengetahui bagaimana bentuk dari trauma pada mata khususnya terkait
oleh benda tajam, gigitan binatang, perkelahian dan luka bakar. Laserasi tidak
hanya melibatkan kulit, tapi dapat juga mengenai otot palpebra, margo
palpebra dan sistim lakrimal. Laserasi pada bagian medial palpebra dapat
superior dan sakus lakrimalis. Hal ini menimbulkan gangguan sistim eksresi
4
mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan
kornea. Palpebra melindungi bola mata terhadap trauma, trauma sinar, dan
pengeringan bola mata. Palpebra mempunyai lapisan tipis pada bagian depan
bawah kulit palpebra. Pada dekat margo palpebra terdapat otot orbikularis
mata yang dipersyarafi oleh N.Facial. M. lefator palpebra yang berorigo pada
anulus
foramen orbita dan dan berinsensi pada kasus atas dengan sebagian
tempat insersi M. levator palpebra terlihat sebagai sulcus palpebra. Otot ini
palpebra mata. Didalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat
margo palpebrae.3
5
Gambar 1. Anatomi Palpebrae
III. DEFINISI
ketebalan pada kelopak mata dan merupakan bagian yang signifikan dari
trauma wajah yang sering disertai dengan cedera mata lainnya termasuk
abrasi kornea, gangguan sistem drainase lakrimal, benda asing, globe terbuka,
lokasi:
6
o Medium - 35-45%
o Large - > 55%
Untuk pasien yang lebih tua (lax lids)
o Small - 35-45%
o Medium - 45-55%
o Large - > 65%
Kerusakan khas mungkin melibatkan 50% dari bagian tengah kelopak mata
kelopak mata terhindar, penutupan dengan flap lokal atau skin graft mungkin
V. EPIDEMIOLOGI
Laserasi kelopak mata paling sering dijumpai pada pria muda, tetapi dapat
terjadi pada usia berapa pun dan bahkan telah dijelaskan pada bayi baru lahir
setelah melahirkan sesar. Lokasi Dalam sebuah studi dari Iran, kelopak atas
VI. ETIOLOGI
Laserasi palpebra dapat terjadi karena trauma tumpul atau disebabkan oleh
a. Trauma tumpul
7
terkain kelainan intraokular. CT scan di perlukan untuk mengetahui
adanya fraktur.
8
Laserasi pada palpebra superficial hanya terdapat pada kulit dan otot
orbicularis biasanya hanya memerlukan jahitan pada kulitnya saja. Untuk
menghindari sikatrik yang tidak di kehendaki, harus mengikuti prinsip
dasar tindakan bedah plastik. Hal ini termasuk debridemant luka yang
sifatnya konservatif, menggunakan benang dengan ukuran yang kecil.
Menyatukan tepi luka sesegera mungkin dan melakukan pengangkatan
jahitan. Adanya lemak orbita di dalam luka menyatakan bahwa septum
orbita telah terkena. Bila terdapat benda asing di daerah superfisial harus
dicari sebelum laserasi pada palbebra di jahit. Melakukan irigasi untuk
menghilangkan kontaminasi material di dalam luka. Prolaps lemak orbita
pada palpebra superior merupakan indikasi untuk melakukan eksplorasi,
laserasi pada otot levator atau aponeurosis harus dengan hati-hati
melakukan perbaikan untuk menghindari ptosis post operasi.
9
Gambar 5. Laserasi pada margo palpebra. 6
e. Trauma pada jaringan lunak kantus
Trauma pada medial atau lateral kantus pada umumnya disebabkan oleh
adanya tarikan horizontal pada palpebra menyebabkan avulsi dari
palpebra pada titik lemah medius atau lateral dari tendon kantus. Avulsi
dari tendon kantus medial harus dicurigai bila terjadi di sekitar medial
tendon kantus dan telekantus. Harus diperhatikan juga posterior dari
tendon sampai dengan posterior kelenjar lakrimalis. Penanganan avulsi
dari tendon medial kantus tergantung pada jenis avulsinya. Jika pada
bagian atas atau bagian bawah terjadi avulsi tetapi pada bagian posterior
masih intake avulsi dapat di jahit. Jika terdapat avulsi pada posterior
tetapi tidak ada fracture pada nasoorbital tendon yang mengalami avulsi
harus di lakukan wirering melalui lubang kecil di dalam kelenjar lakrimal
ipisi lateral posterior. Jika avulsi tendon disertai dengan fraktur
nasoorbital, wirering transnasal atau platting diperlukan setelah reduksi
dari fraktur. 6
10
Gambar 5. Laserasi akibat gigitan anjing. 6
a) Jenis Kelamin
b) Usia
Kelopak mata terlibat dalam sekitar 20% laserasi wajah pada populasi
pasien anak. Insiden laserasi kelopak mata tertinggi terjadi pada anak-
anak, remaja, dan dewasa muda. Individu lanjut usia berisiko lebih tinggi
c) Paparan Lingkungan
11
Pertarungan tinju (Baik karena cedera kelopak mata langsung atau
avulsi)
Jenis transportasi
Lingkungan kerja
dewasa muda, dan pria. Lingkungan dengan mesin berat, benda bergerak
a) Rasa sakit atau iritasi yang berasal dari mata, kelopak mata, atau struktur
wajah di sekitarnya
sekitarnya
orbital).7
12
IX. DIAGNOSIS2
Secara garis besar, penegakan diagnostik dari trauma mata dapat
ditegakkan hanya dengan berlandaskan Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik
saja. Adapun beberapa tanda dan gejala yang dapat ditemukan pada kasus-
kasus dengan trauma mata antara lain :
1. Anamnesis
Penggalian informasi aktifitas keseharian dari pasien dan
lingkungan sekitarnya cukup penting.Waktu dan tempat kejadian,
termasuk dengan bagaimana mekanisme kejadian juga penting untuk
ditanyakan. Anamnesis harus mencakupi perkiraan ketajaman
penglihatan sebelum dan sesaat setelah cedera. Harus dicurigai adanya
benda asing intraocular bila terdapat riwayat memalu, mengasah atau
ledakan. Pasien dengan trauma pada mata pada mata umumnya
dilakukan penilain awal dengan tujuan sebagai berikut:
a. Adanya masalah yang dapat mengancam nyawa
b. Riwayat injury yaitu daerah sekitar mata, waktu terjadinta trauma,
dan objek yang mengenai mata,
c. Pemeriksaan keseluruan mata dan bagian orbita.
2. Pemeriksaan Fisik
3. Pemeriksaan penunjang
13
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada kasus trauma pada
a. Foto polos
b. CT – Scan
benda asing pada Intra Ocular Foreign body. CT- scan juga untuk
c. Ultrasonography
X. PENATALAKSANAAN7
a) Perawatan Umum
14
pertama dalam perbaikan adalah irigasi luka yang berlebihan dengan
dan mata untuk menghindari infeksi dan peradangan. Setelah irigasi luka
perkirakan tepi luka sedemikian sehingga ada sedikit eversi, dan gunakan
penutupan luka. Jahitan kelopak mata umumnya dapat dilepas 4-7 hari
kelopak mata harus dibiarkan selama 5-10 hari. Meskipun jahitan dapat
bulan
b) Terapi medis
setiap hari 2x sehari], atau cephalexin [250 mg hingga 500 mg secara oral
15
dosis untuk anak-anak, harus diberikan untuk luka yang terkontaminasi
atau jika diduga ada gigitan atau benda asing. Bila berlaku, pertimbangkan
c) Operasi
yang pecah, sisa benda asing, patah tulang, atau cedera intrakranial.
Pencitraan CT atau MRI harus diperoleh jika ada dugaan cedera bola mata
terbuka, ekimosis yang ditandai atau edema periorbital, atau diduga benda
dianggap rumit ketika ketebalannya penuh atau melibatkan bola mata yang
levator atau otot rektus superior, kerusakan tepi penutup, prolaps lemak
jaringan yang luas dan harus diperbaiki di ruang operasi oleh dokter
laserasi yang tidak memenuhi kriteria laserasi yang rumit dan sering dapat
dikelola secara efektif oleh non-dokter mata atau oleh dokter spesialis
sederhana
16
dan dapat dikelola secara efektif tanpa operasi menggunakan salep
yang tidak kooperatif (yaitu anak-anak, gila, dll.). Tutup luka dengan
jahitan nilon 6-0 atau 7-0 atau prolene (tidak terserap) atau 6-0 usus
polos atau usus kromik (dapat diserap). Jahitan yang tidak dapat
diserap harus dihindari pada pasien yang tidak mungkin untuk tindak
jaringan. Saat memperbaiki tepi luka yang tidak rata, fokuslah pada
perkiraan area utama terlebih dahulu, diikuti oleh sisa luka lainnya.
Hindari jahitan yang dalam antara tarsus dan tepi orbital karena dapat
17
3) prosedur perbaikan bedah laserasi margin kelopak mata
sutra melalui garis abu-abu di kedua sisi luka 2 milimeter dari tepi
luka, biarkan ekor panjang. Gunakan pasien yang dapat diserap jahitan
untuk pasien yang sulit atau tidak dapat diandalkan (anak-anak, gila,
dengan tiga jahitan untuk laserasi kelopak mata atas dan dua jahitan
untuk laserasi kelopak mata bawah. Ikat, rapikan, dan kubur jahitan
atau 7-0 di garis abu-abu, garis bulu mata anterior, dan mungkin
18
persimpangan mukokutan setelah mengamankan sumbu vertikal.
sepanjang luka. Mengubur ekor dari jahitan margin kelopak mata yang
antibiotik yang sesuai untuk luka, dan balut luka sesuai kebutuhan.
XI. KOMPLIKASI4,6
Epifora kronis
Exposure keratitis
Jaringan parut
Fibrosis
Deformitas palpebra sikatrikal
c. Keadaan luka yang memburuk akibat adanya infeksi atau karena
penutupan luka yang tertunda.
d. Laserasi dekat canthus medial dapat merusak sistem nasolacrimal
19
XII. PROGNOSIS
DAFTAR PUSTAKA
20