Anda di halaman 1dari 15

TUMOR MEDULA SPINALIS

KELOMPOK 13
IMROATUR ROSIDAH (201801108)
RIZKHI AMALIA (201801131)
PARDIYANSA (201801124)
 

DOSEN : NS. SRI YULIANTI,S.KEP.,M.KEP


 
ANATOMI FISIOLOGI

Saraf spinal berjumlah 31 pasang


yang terdiri dari 8 pasang saraf servikal
(C), 12 pasang saraf thorakal (T), 5
pasang saraf lumbal (L), 5 pasang saraf
sakral (S), dan 1 pasang saraf koksigeal
(Co).
Di sepanjang medula spinalis
melekat 31 pasang nervus spinalis
melalui redix anterior atau motorik dan
radix postorior atau sensorik. Masing-
masing radix melekat pada medulla
spinalis melalui sederetan radices
(radix kecil) yang terdapat di sepanjang
segmen medulla spinalis yang sesuai
KONSEP MEDIS

Devinisi
Tumor medula spinalis adalah tumor yang berkembang dalam
tulang belakang atau isinya dan biasanya menimbulkan gejala
akibat terlibatnya medula spinalis atau radix saraf, (Adril, A.
Hakim, 2010).

Aspek Epidemiologi
Di indonesia jumlah pennderita tumor medula spinalis belum
diketahui secara pasti. Jumlah kasus tumor medula spinalis di
Amerika serikat mencapai 15 % dari total jumlah tumor yang
terjadi pada susunan saraf pusat dengan perkiraan insidensi sekitar
0,5-2,5 kasus per 100.000 penduduk per tahun. Diperkirakan 25%
tumor terletak disegmen servikal, 55% disegmen thorakal dan20%
terletak di segmen lumbosakral.
Etiolo
gi Primer
1.Tumor Medula Spinalis 
Penyebab tumor medula spinalis primer sampai saat ini
belum diketahui secara pasti. Beberapa penyebab yang
mungkin dan hingga saat ini masih dalam tahap penelitian
adalah virus, faktor genetik, dan bahan-bahan kimia yang
bersifat karsinogenik.
2. Tumor Medula Spinalis Sekunder
Adapun tumor sekunder (metastasis) disebabkan oleh
sel-sel kanker yang menyebar dari bagian tubuh lain
melalui aliran darah yang kemudian menembus dinding
pembuluh darah, melekat pada jaringan medula spinalis
yang normal dan membentuk jaringan tumor baru di
daerah tersebut.
Patofisiologi
Kondisi patofisiologi tumor medula spinalis disebabkan oleh
kerusakan infiltrasi, pergeseran dan dekompresi medula spinalis dan cairan
serebrospinal. Derajad gejala tergantung dari tingkat dekompresi dan
kecepatan perkembangan, adaptasi bisa terjadi dengan tumor yang tumbuh
lamban, 85 % tumor medula spinalis jinak. Terutama tumor neoplasma
baik yang timbul ekstramedula atau intra medula. Tumor sekunder atau
tumor metastase dapat juga mengganggu medula spinalis dan lapisannya
serta ruas tulang belakang Tumor ekstramedular dari tepi tumor
intramedural pada awalnya menyebabkan nyeri akar sarat subyektif.
Dengan pertumbuhan tumor bisa muncul defisit motorik dan sensorik yang
berhubungan dengan tingkat akar dan medula spinalis yang terserang.
Karena tumor membesar terjadilah penekanan pada medula spinalis.
Sejalan dengan itu pasien kehilangan fungsi semua motor dan sensori
dibawah lesi/tumor.
Manifestasi Klinis
1. Tumor Ekstradural (Price, 2006 : 1192)
Gejala pertama umumnya berupa nyeri yang menetap dan  terbatas pada daerah
tumor.
Nyeri setempat ini paling hebat terjadi pada malam hari dan menjadi lebih hebat
oleh gerakan tulang belakang.
Nyeri radikuler diperberat oleh batuk dan mengejan.
Nyeri dapat berlangsung selama beberapa hari atau bulan sebelum keterlibatan
medula spinalis.
Fungsi medula spinalis akan hilang sama sekali.
Gangguan BAB dan BAK.
Klasifikasi
1. Klasifikasi berdasarkan asal dan sifat selnya
•Tumor medula spinalis primer (dapat bersifat jinak maupun
ganas).
•Tumor medula spinalis sekunder (selalu bersifat ganas karena
merupakan metastatis dari proses keganasan di tempat lain)
2. Klasifikasi tumor berdasarkan lokasi tumor terhadap dura dan
medula spinalis (Price, 2006 : 1190)
a. Tumor ekstradural
Tumor ekstradural pada umumnya berasal dari kolumna vertebralis
atau dari dalam ruang ekstradural.
b. Tumor intardural
Tumor intradural dibagi menjadi :
Tumor ekstramedular
Tumor Intramedular
Pencegahan

Berhenti merorok
Berolahraga secara teratur
Menerapkan pola makan yang sehat dan seimbang
Menjaga berat badan
Membatasi mengkomsumsi minuman keras
Mejalani pemeriksaan kesehatan secara rutin
Penatalaksanaan

Penatalaksanaan sebagian besar tumor baik


intramedular maupun ekstramedular adalah dengan
pembedahan.

Terapi yang dapat dilakukan pada tumor medulla spinalis adalah :


a. Deksamethason : 100 mg (mengurangi nyeri pada 85 % kasus,
mungkin juga menghasilkan perbaikan neurologis).
b. Penatalaksanaan berdasar evaluasi radiografik
 Bila tidak ada massa epidural : rawat tumor primer (misalnya
dengan sistemik kemoterapi);
 Bila ada lesi epidural, lakukan bedah atau radiasi
c. Pembedahan
Tumor biasanya diangkat dengan sedikit jaringan sekelilingnya
dengan teknik myelotomy.
Komplikasi
a. Kerusakan serabut-serabut neuron
b. Hilangnya sensasi nyeri (keadaan parah)
c. Perdarahan metastasis
d. Kekauan, kelemahan
e. Komplikasi pembedahan
TERAPI KOMPLEMENTER
Terapi kimplementer adalah terapi yang dilakukan untuk
menangani penyakit diluar tindakan konvensional dari
dokter. Disebut sebagai terapi komplementer karena
beberapa terapi tersebut melengkapi penanganan medis
oleh dokter dan rumah sakit.
Beberapa terapi komlementer penyakit tumor medula
spinalis adalah sebagai berikut:
 Akupuntur

 Obat herbal : Daun sirsak,kulit manggis,daun sirih

merah,dan daun kelor


 Buah-buahan : Apel,anggur,dan buah naga
PENCEGAHAN PRIMER,SKUNDER,DAN TERSIER

1. Pencegahan primer terjadi sebelum sistem beraksi terhadap


stressor,meliputi: promosi esehatan dan mempertahankan
kesehatan.
2. Pencegahan sekunder meliputi berbagai tindakan yang
dimulai setelah ada gejala dari stressor.
3. Pencegahan tersier dilakukan setelah sistem ditangani dengan
strategi-strategi pencegahan sekunder.
PROSES KEPERAWATAN

1. Pengkajian 2 . Diagnosa
Biodata
Keluhan Utama a. Resiko cedera berhubungan dengan
Riwayat penyakit sekarang perubahan fungsi sensori
Riwayat penyakit dahulu b. Nyeri berhubungan dengan inflamasi akibat
Riwayat penyakit keluarga tumor
Riwayat psiko-sosiol-spiritual c. Gangguan eliminasi urine (inkotenensia
pemenuhan kebutuhan urine) berhubungan dengan gangguan pada
a. Nutrisi saraf
b. Aktivitas Istirahat tidur d. Hambatan mobilitas fisik berhubungan
c. Personal hygiene dengan kerusakan neuromuscular
d. Eliminasi
Pemeriksaan fisik
a. B1 (Breathing)
b. B2 (Blood)
c. B3 (Brain)
d. B4 (Bladder)
e. B5 (Bowel)
f, B6 (Bone)
3. Intervensi dan Rasional
INTERVENSI RASIONAL
1. Jelaskan kepada pasien tentang 1. Meningkatkan kan sikap kooperatif
penyebab nyeri dari pasien

2. Berikan tindakan kenyamanan 2. Tindakan alternatif mengontrol


seperti perubahan posisi,masase, nyeri
kompres hangat/ dingin sesuai
indiakasi
 

3. Dorong penggunaan teknik 3. Memfokuskan kembali


relaksasi seperti naps dalam dan perhatian.meningkatkan rasa kontrol
berikan aktivitas hiburan  seperti dan dapat meningkatkan kemampuan
televisi/radio koping

4. Observasi peningkatan iritabilitas, 4. Petunjuk nonverbal dari nyeri  yang


tegangan otot, gelisah dan perubahan memerlukan intervensi medis dengan
TTV yang tak dapat dijelaskan segera

5. Kolaborasi dengan dokter dalm 5. Dibutuhkan untuk menghilangkan


pemberian analgesik spasme atau nyeri otot
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai