Disusun Oleh:
Penguji:
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR TABEL
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Thyroid Eye Disease (TED), atau juga yang disebut dengan Graves’
opthalmopathy (GO) atau Thyroid associated orbitopathy (TAO) adalah sebuah
gangguan inflamatori autoimun pada jaringan retrobulbar yang mengakibatkan
terjadinya ekspansi pada otot ekstraokular dan jaringan lemak pada orbita. TED
merupakan manifestasi ekstratiroidal yang paling sering dan paling penting pada
penyakit Graves (Graves’ hyperthyroidism). Kondisi ini paling sering terjadi pada
pasien dengan penyakit Graves namun terkadang dapat juga terjadi pada pasien dengan
eutiroid atau hipotiroid autoimun tiroiditis. Berdasarkan data epidemiologi, 16 wanita
atau 3 laki-laki per 100.000 orang per tahun mengalami TED. 1,2
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Gambar 2. Anatomi Otot Ekstraokular. 6 otot ekstraokular yang mengatur pergerakan bola mata, yaitu
rektus superior, rektus media, rektus inferior, rektus lateral, obliquus superior dan obliquus inferior4
2
2.2. Definisi
Thyroid Eye Disease (TED), atau juga yang disebut dengan Graves’
opthalmopathy (GO) atau Thyroid associated orbitopathy (TAO) adalah sebuah
penyakit autoimun yang mengakibatkan inflamasi pada jaringan retrobulbar yang
paling sering berhubungan dengan Graves’ hyperthyroidism (Graves’ Disease) namun
terkadang dapat juga terjadi pada pasien dengan eutiroid atau hipotiroid autoimun
tiroiditis. 1,2
2.3. Epidemiologi
Graves’ disease (GD) merupakan penyakit autoimun yang terjadi pada sekita
1%-2% populasi dewasa di dunia. Dalam perjalanan penyakitnya, 40% pasien GD
mengalami TED yang biasanya timbul dalam jangka waktu 18 bulan setelah
terdiagnosis GD. Prevalensi TED lebih tinggi pada perempuan (16 kasus/100.000
populasi) dibandingkan dengan laki-laki (3 kasus/100.000 populasi). TED lebih sering
2,5-6 kali terjadi pada perempuan dibanding laki-laki, namun lebih berat jika terjadi
pada laki-laki. TED biasanya terjadi pada usia 30-50 tahun, dengan derajat keparahan
yang semakin buruk pada usia di atas 50 tahun. Puncak usia kejadian TED pada 40-44
dan 60-64 tahun pada perempuan serta 45-49 dan 65-69 pada laki-laki. Rata-rata usia
43 tahun, dengan rentang usia 8-88 tahun. 4,5
Faktor risiko yang dapat dimodifikasi antara lain disfungsi tiroid (hiper- atau
hipotiroidisme) yang tidak terkontrol, merokok dan radioaktif iodin. Merokok
merupakan faktor risiko paling kuat yang berhubungan dengan TED. Merokok
meningkatkan resiko 7-8 kali seseorang mengalami TED dan mengurangi keefektifan
pengobatan.4,7
3
2.5. Patogenesis Thyroid Eye Disease
Patofisiologi dari Thyroid Eye Disease ini terdiri dari 3 fenomena utama yang
terjadi dalam perjalanan penyakitnya, yaitu:1
Respon orbital autoimun yang terjadi pada TED disebabkan oleh cross-
reactivity melawan antigen yang ada pada kelenjar tiroid dan jaringan orbital. Produksi
thyroid-stimulating immunoglobulins (TSI) yang mirip dengan thyroid-stimulating
hormone (TSH) mengakibatkan produksi hormone tiroid yang berlebihan dan
beramplifikasi pada target jaringan yang mengekspresikan TSH-R (seperti jaringan
lemak orbital, otot ektraokular dan fibroblast orbital). Namun, investigasi lainnya
mengatakan bahwa fokus penyebab TED yaitu autoantibodi insulin-like growth factor-
1 receptor (IGF-1R) yang terdeteksi pada pasien GD. IGF-1R ini membentuk
kompleks interaktif secara fisik dan fungsional dengan TSH-R di fibroblast orbital. Hal
ini mengakibatkan reaktivitas dan remodeling akibat produksi sitokin dan sintesis
4
hyaluronan. IGF-1R ini terekspresi secara berlebihan (overekspresi) pada sel T, sel B,
fibroblast, myofibroblast dan fibrosit pada pasien GD.4
Proses inflamasi yang terjadi ini memicu sintesis dan deposisi dari
glikosaminoglikan (GAG) yang mengakibatkan terjadinya kongesti dan edema
jaringan orbital. Selain itu, fibroblast orbital yang berasal dari sel neural crest dapa
berdiferensiasi menjadi adiposit (sel lemak) atau myofibroblast (sel otot).5
5
Berdasarkan klasifikasi European Group of Graves’ Orbitopathy (EUGOGO),
protokol penilaian untuk evaluasi pasien TED dapat dilihat dari aktifitas dan parameter
derajat keparahan penyakit. Aktifitas penyakit ini dievaluasi menggunakan Clinical
Activity Score (CAS) sedangkan derajat keparahan dievaluasi menggunakan EUGOGO
classification of severity of the Ophthalmopathy.1,8
Tabel 1. Clinical Activity Score (CAS), setiap parameter diberikan skor 1. Total poin: TED fase aktif
apabila poin >3/7 pada pemeriksaan pertama dan poin >4/10 pada evaluasi selanjutnya.8
6
c. Ancaman kebutaan (sight-threatening), pasien dengan dysthyroid optic
neuropathy (DON) atau corneal breakdown akibat eksposur yang berat. Kasus
lainnya yang jarang yaitu ocular globe subluxation, severe frozen eye,
choroidal folds dan postural visual darkenings.
7
2.7. Diagnosis
Dalam mendiagnosis TED, diperlukan 2 dari 3 penilaian klinis di bawah ini
untuk penegakan diagnosis yaitu:
8
TED merupakan penyakit inflamasi autoimun yang berhubungan erat dengan
hipertiroidisme, sedangkan pseudotumor orbital merupakan inflamasi jinak, tidak
infeksius, space-occupying orbital lesion tanpa etiologi lokal atai sistemik, bisa juga
berhubungan dengan penyakit autoimun seperti Chron’s disease, Sjogren’s syndrome,
Behcet’s disease, SLE, RA, MG dan ankylosing spondylitis. Pada pseudotumor orbital
tidak terdapat predileksi jenis kelamin yang jelas, sedangkan pada TED perempuan
memilki risiko yang jauh lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.10,11Pseudotumor
orbital melibatkan gangguan pada struktur orbita (myositis, dakrioadenitis,
perineuritis, tendonitis, episcleritis dan massa lokal) sehingga pada MRI dapat
ditemukan proptosis, penebalan nervus optikus, penebalan uveal-scleral, infiltrasi
kelenjar lakrimalis dan pembesarakan otot-otot dan tendon ocular. Sedangkan
inflamasi yang terjadi pada TED lebih berfokus pada jaringan lemak orbital dan otot
ekstraokular, sehingga pada MRI ditemukan adanya inflamasi jaringan lemak dan otot
tanpa pembesaran selubung otot.10,11
2.9. Tatalaksana
Gambar 5.Tatalaksana TED. Rehabilitative surgery termasuk orbital decompression, squint surgery,
lid lengthening, blepharoplasty/browplasty. IV GCs, intravenous glucocorticoids; OR, orbital
radiotherapy; DON, dysthyroid optic neuropathy.9
9
BAB II
KESIMPULAN
Thyroid Eye Disease (TED), atau juga yang disebut dengan Graves’
opthalmopathy (GO) atau Thyroid associated orbitopathy (TAO) adalah sebuah
gangguan inflamatori autoimun pada jaringan retrobulbar yang mengakibatkan
terjadinya ekspansi pada otot ekstraokular dan jaringan lemak pada orbita. Faktor
resiko terjadinya TED antara lain usia, jenis kelamin perempuan, etnis kaukasian,
durasi Graves’ Disease (GD), riwayat penyakit keluarga, disfungsi tiroid (hiper- atau
hipotiroidisme) yang tidak terkontrol, merokok dan radioaktif iodin. Merokok
merupakan faktor risiko paling penting dalam memicu terjadinya TED.
Proses patologis yang terjadi pada TED yaitu inflamasi dari jaringan lunak
periorbital, produksi yang berlebihan (overproduksi) glikosaminoglikan oleh fibroblast
orbital serya hiperplasia jaringan adiposa. Dalam perjalanan penyakitnya, TED terdiri
dari 2 fase yaitu fase aktif dimana terjadi pembengkakan otot orbital, injeksi
konjungtiva dan kemosis, nyeri ocular dan bengkak pada jaringan periocular dan
kelopak mata, kemudian diikuti fase inaktif. Manifestasi klinis TED dapat dinilai
menggunakan Clinical Activity Score (CAS) sedangkan derajat keparahan dievaluasi
menggunakan EUGOGO classification of severity of the Ophthalmopathy.
10
DAFTAR PUSTAKA
11