Anda di halaman 1dari 4

1.

Hordeolum

Hordeolum adalah perdangan supuratif pada kelenjar kelopak mata. Hordeolum biasanya
merupakan infeksi Staphylococcus pada kelenjar sebasea kelopak, dapat sembuh sendiri dan dapat
diberi kompres hangat.

Dikenal bentuk hordeoulum internum dan eksternum. Hordeolum eksternum meruakan infeksi
pada kelenjar zeiss atau moll, menunjukan penojoan terutama ke daerah kulit kelopak mata. Pada
hordeolum eksternum nanah dapat keluar dari pangkal rambut.

Hordeoulum internum merupakan infeksi kelenjar meibom yang terletak di dalam tarsus,
menunjukan penonjolan terutama ke daerah konjungtiva tarsal. Hordeolum internum biasanya
berukuran lebih besar dibanding hordeolum eksternum. Untuk mempercepat perdangan kelenjar
dapat diberikan kompres hangat, 3 kali sehari selama 10 menit sampai nanah keluar.

Pengangkatan bulu mata dapat memberikan jalan untuk drainase nanah. Diberikan
antibiotik lokal terutama bila berbakat unutk rekuren atau terjadinya pembesaran kelenjar preurikel.
Antibiotik sistemik yang diberikan yaitu ciprofloksaxim 250-500 mg atau amoksisilin 3 kali sehari.

Bila pada nanahdari kantung ananh yang tidak dapat keluar dilakukan insis. Pada insisi
hordeolum terlebih dulu diberikan anestesia topikal dengan pantokain. Dilakukan anestesia filtrasi
dengan lidokain di daerah hordeolum dan dilakukan insisi :

- Hordeolum internum dibuat insisi pada daerah fluktuasi pus, tegak lurus pada margo
palpebra
- Hordeolum eksternum dibuat insisi sejajar dengan margo palpebra

Setelah dilakukan insisi dilakukan kuretase seluruh isi jaringan meradang di dalam kantingnya
dan kemudian diberi salep antibiotik dan sistemik.
Gejala hordeolum :

- Bengkak pada kelopak mata


- Rasa sakit
- Merah
- Gatal
- Panas
- Mata berair
- Rasa kelilipan
- Pengihatan terganggu
- Berkedip tidak enak

2. Kalazion

Kalazion merupakan perdangan granulomatosa kelenjar meibom yang tersumbat. Pada kalazion
terjadi penyumbatan kelenjar meibom dengan infeksi ringan yang mengakibatkan perdangan kronis
kelenjar tersebut.

Kalazion akan memberikan gejala benjolan pada kelopak mata, tidak hiperemi, tidak nyeri
tekan, kelenjar perurikel tidak membesar. Kalazion kadang mengakibatkan perubahan bentuk bola
mata akibat tekanannya sehingga terjadi kelainan refraksi pada mata.

Kadang – kadang kalazion sembuh atau hulang sendiri akibat diabsorbsi. Pengobatan pada
kalazion adalah dengan memberikan kopres hangat, antibiotik topikal dan sitemik. Untuk
mengurangi gejala dilakukan ekskokleasi isi abses dari dalamnya. Insis dilakukan seperti insis pada
hordeolum internum.
Ekskokleasi kalazion terlebih dahulu diakukan anestesia topikal patokain. Anatesia infiltratif
disuntikan di bawah kulit di deoan kalazion. Kalazion dijepit dengan klem kalazion dan kemudian
klem dibalik sehingga konjungtiva tarsal dan kalazion terlihat. Dilakukan insis tegak lurus margo
palpebra dan kemudian isi kalazion dikuret sampai bersih. Klem kalazion dilepas dan diberi salep
mata.

Pada abses palpebrapengobatan dilakukan dangan insisi dan pemasangan drain kalau perlu
diberi antibiotik lokal dan sistemik.

3. Lagoftalmus

Lagoftalmus adalah suatu keadaan dimana kelopak mata tidak dapat menutup bola mata dengan
sempurna. Kelainan ini akan mengakibatkan trauma konjungtiva dan kornea, sehingga konjungtica
dan selaput bening menjadi kering dan terjadi infeksi. Infeksi ini dapat dalam bentuk konjungtivitis
atau keratitis.

Sebab terjadinya lagoftalmus dapat akibat terbentuknya jaringan parut atau sikiatrik yang
menirk kelopak, ektropion, paralisis orbikularis okuli, eksoftalmus goiter, dan terjadiya tumor
retrobulbar. Lagoftalmus dapat terlihat pada pasien dalam keadaan koma dimana pada pasien koma
biasanya ridak terjadi refleks mengedip. Lagoftalmus parsial pada waktu tidur dapat ditemukan pada
pasien histeria, lelah.

Pengobatan ada lagoftalmus merupakan usaha mempertahankan bola mata tetap basah dengan
memberikan air mata buatan, salep mata jika kornea terpapar. Kadang –kadang dipergunakan lensa
kontak untuk mempertahankan air mata tetap berda dipermukaan kornea. Bila keadaan terlalu
berat maka dilakukan blefarorafi dengan menjahit dan mendekatkan kedua kelopak mata atas
dengan bawah.

4. Ptosis

Ptosis merupakan keadaan dimana kelopak mata atas tidak dapat diangkat atau terbuka
sehingga celah kelopa mata menjadi lebih kecil dibandingkan dengan keadaan normal.

Keadaan ini terutama terjadi akibat tidak baiknya fungsi m. Levator palpebra, lumpuhnya
saraf ke III untuk m. Levator palpebra atau dapat pula terjadi akibat jaringan penyokong bola mata
yang tidak sempurna, sehingga bola mata tertarik ke belakang atau enoftalmus. Penyebab ptosis
adalah kelainan kongenital, miogenik, dan neurogenik. Ptosis juga dapat terjadi pada miastenia
gravis pada satu mata atau kedua mata.

Bila ptosis terjadi sejak lahir atau kongenital dan tidak segera di atasi dapat mengakibatkan
terjadinya ambliopia eks anopsia pada mata bayi tersebut. Pengobatan adalah dengan memperbaiki
fungsi otot levator dengan memperpendek levator sehingga tarsus akan terangkat.

Anda mungkin juga menyukai