Anda di halaman 1dari 39

Tutorial

IKAKOM 2
Kedokteran Keluarga

Pembimbing :
dr. Farsida, MPH

Anggota :
Meisari Rezki R 2015730084
Naufal Rahman Tejokusumo 2015730101
Nur'Aeni 2015730103
Rifah Naaimah 2015730111
Sanda Subrata H 2015730117
Asyha Kantifa 2009730128
Alfira Pangestika 2015730005
Derry Arya Pratama 2015730028
Lulu nuraini rahmat 2015730080

Stase Kedokteran Komunitas 2


Fakultas kedokteran dan Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Jakarta
2020
Kata pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan tugas tutorial mengenai “Kedokteran Keluarga” ini tepat pada waktunya. Tidak
lupa penulis mengucapkan terimah kasih kepada dr. Farsida, MPH yang telah membimbing
penulis dalam menyelesaikan tugas ini. Terima kasih juga kepada seluruh pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian tugas ini.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk kesempurnaan penulisan
tutorial ini. Semoga dapat bermanfaat bagi para pembaca pada umumnya dan bagi penulis pada
khususnya.

Juni 2020
BAB 1

PENDAHULUAN

Skenario

Seorang laki-laki umur 45 tahun dating ke puskesmas dengan keluhan demam dan batuk sejak 3
hari yang lalu. Laki-laki ini mengaku baru pulang dari Umroh seminggu yang lalu. Sesak nafas
dan keluhan lain disangkal. Riwayat minum obat flu namun tidak ada perbaikan. Pekerjaan
sehari adalah guru SMP dan ketika pulang Umroh langsung mengajar. Laki-laki ini tinggal
bersama istri usia 40 tahun, 2 orang anak usia 17 dan 19 tahun. Dirumahnya juga tinggal ibu
mertuanya yang berusia 80 tahun dan mengidap diabetes mellitus. Riwayat penyakit dahulu
disangkal namun istrinya juga memiliki diabetes mellitus seperti orangtuanya.

Kata kunci

• Laki laki usia 45 tahun

• Demam dan batuk sejak 3 hari yll

• Bepergian ke luar negri

• Riwayat minum obat flu dan tidak ada perbaikan

• Pekerjaan guru SMP dan langsung mengajar setelah pulang

• Tinggal Bersama istri, kedua anak dan mertua

• Mertua memiliki Riwayat penyakit DM


Mind map

Pertanyaan

1. Apa definisi dan fungsi dari dokter keluarga?

2. Apa definisi keluarga? Struktur genogram pada skenario?

3. Bagaimana prinsip pendekatan kedokteran keluarga sesuai kasus di skenario ?

4. Faktor risiko dari demam dan batuk yang sesuai dengan skenario ?

5. Jelaskan sistem rujukan pada penanganan covid! (ODP, PDP, dll) sesuai kemenkes

6. Bagaimana pendekatan diagnostik holistik pada kasus di skenario?

7. Bagaimana pencegahan yang dilakukan pada kasus di skenario?

8. Bagaimana cara pencatatan atau pelaporan yang terjadi pada kasus di skenario?

9. Bagaimana tatalaksana komprehensif berdasarkan diagnosis holistik? (termasuk APD dan


PHBS)

10. Jelaskan mandala of heath pada kasus di skenario?


BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Definisi dan fungsi dari dokter keluarga

Definisi Dokter Keluarga

Dokter Keluarga dapat di definisikan sebagai Dokter Praktik Umum penyelenggara Pelayanan
Primer Paripurna dengan pendekatan Kedokteran Keluarga.

Dokter Keluarga (IKK-FKUI, 1996)

Dokter keluarga adalah profesi kedokteran yang mengabdikan dirinya dalam bidang kedokteran
maupun kesehatan yang memiliki pengetahuan dan ketrampilan melalui pendidikan khusus di
bidang kedokteran keluarga yang mempunyai wewenang untuk menjalankan praktik dokter
keluarga.

Dokter Keluarga (The American Board of Family Practice, 1969 )

Adalah dokter yang memiliki tanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat
pertama serta pelayanan kesehatan yang menyeluruh yang dibutuhkan oleh semua anggota yang
terdapat dalam satu keluarga dan apabila kebetulan berhadapan dengan suatu masalah kesehatan
khusus yang tidak mampu ditanggulangi,meminta bantuan konsultasi dari dokter ahli yang
sesuai.

Undang‐Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan

Dokter keluarga adalah tenaga kesehatan, bahwa yang dimaksud dengan tenaga kesehatan
menurut Undang‐Undang Kesehatan Pasal 1 butir 6 “tenaga kesehatan adalah setiap orang
yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan/atau
ketrampilan melalui pendidikan dibidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan”.
Fungsi Dokter Keluarga

1. Care Provider.
Dalam memberikan pelayanan medis, seorang dokter hendaknya:
Memperlakukan pasien secara holistic
memandang Individu sebagai bagian integral dari keluarga dan komunitas.
Memberikan pelayanan yang bermutu, menyeluruh, berkelanjutan dan manusiawi.
Dilandasi hubungan jangka panjang dan saling percaya.

2. Decision Maker.
Seorang dokter diharapkan memiliki:
Kemampuan memilih teknologi
Penerapan teknologi penunjang secara etik.
Cost Effectiveness

3. Communicator.
Seorang dokter, dimanapun ia berada dan bertugas, hendaknya:
Mampu mempromosikan Gaya Hidup Sehat.
Mampu memberikan penjelasan dan edukasi yang efektif.
Mampu memberdayakan individu dan kelompok untuk dapat tetap sehat.

4. Community Leader.

Dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara, seorang dokter hendaknya:

Dapat menempatkan dirinya sehingga mendapatkan kepercayaan masyarakat.

Mampu menemukan kebutuhan kesehatan bersama individu serta masyarakat.

Mampu melaksanakan program sesuai dengan kebutuhan masyarakat.


5. Manajer.Dalam hal manajerial, seorang dokter hendaknya:

Mampu bekerja sama secara harmonis dengan individu dan organisasi di luar dan di dalam
lingkup pelayanan kesehatan, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pasien dan komunitas.

Mampu memanfaatkan data-data kesehatan secara tepat dan berhasil

Seorang dokter harus memiliki lima prinsip utama yang digagas WHO,yaitu :

1. Care Provider: Memberikan pelayanan medis yang bermutu, menyeluruh,berkelanjutan,


dan manusiawi terhadap pasien.
2. Decision Maker: Memiliki kemampuan untuk menentukan tindakan yangharus diambil,
memilih dan menerapkan teknologi kedokteran dankesehatan secara efektif.
3. Manager: Menjalin kerjasama yang baik dengan teman sejawat, mitrakerja, maupun
bidang lain diluar institusi demi kepentingan pasien danmasyarakat luas.
4. Communicator: Memotivasi, mengarahkan, dan memberikan edukasikepada orang lain
mengenai pentingnya gaya hidup sehat.
5. Community Leader: Menempatkan diri sebagai teladan dan pemimpinyang baik untuk
menumbuhkan kepercayaan masyarakat dalampelaksanaan program yang sesuai dan
dibutuhkan masyarakat.
Definisi keluarga dan genogram pada skenario

Definisi keluarga menurut beberapa sumber :

UU NO.10 Tahun 1992

Unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari suami istri, atau suami istri dan anaknya, atau
ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya.

Tikhan dan Vooriles 1972

Persekutuan dua atau lebih individu yang terkait oleh darah, perkawinan atau adopsi yang
membentuk suatu rumah tangga dan saling berhubungan dalam lingkup peraturan keluarga serta
menciptakan dan memelihara budaya.

Leavitt 1982

Sekelompok manusia yang terkait dengan emosi yang sama, biasanya hidup bersama dalam satu
rumah tangga.

Ki Hajar Dewantara

Keluarga berasal dari bahasa jawa. Kawula (hamba) dan warga (anggota), satu kesatuan yang
utuh yang tinggal dalam satu rumah yang masih mempunyai hubungan kekerabatan atau
hubungan darah karena perkawinan, kelahiran, adopsi, dan lain sebagainya.
Genogram pada kasus di skenario
Prinsip pendekatan kedokteran keluarga sesuai kasus di skenario

Standar dan Prinsip Dokter Keluarga Prinsip pelayanan dokter keluarga:

1. Pelayanan yang holistik dan komprehensif


2. Pelayanan yang kontinu
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan tempat
tinggalnya - Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
7. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
8. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertangungjawabkan

Prinsip dokter keluarga adalah :

1. Dokter sebagai kontak pertama (first contact)

Dokter keluarga adalah pemberi layanan kesehatan (provider) yang pertama kali ditemui
pasien atau klien dalam masalah kesehatannya.

2. Layanan bersifat pribadi (personal care)

Dokter keluarga memberikan layanan yang bersifat pribadi dengan mempertimbangkan


pasien sebagai bagian dari keluarga.

3. Pelayanan paripurna (comprehensive)

Dokter keluarga memberikan pelayanan menyeluruh yang memadukan promosi kesehatan,


pencegahan penyakit, pengobatan, dan rehabilitasi dengan aspek fisik, psikologis, dan sosial
budaya

4. Pelayanan berkesinambungan (continuous care)

Pelayanan dokter keluarga berpusat pada orangnya (patient centered), bukan pada
penyakitnya (disease centered).

5. Mengutamakan pencegahan (prevention first)


Karena berangkat dari paradigma sehat, maka upaya pencegahan dokter keluarga dilakukan
sedini mungkin

6. Koordinasi

Dalam upaya mengatasi masalah pasien, dokter keluarga perlu berkonsultasi dengan disiplin
ilmu lainnya.

7. Kolaborasi

Bila pasien membutuhkan pelayanan yang berada di luar kompetensinya, dokter keluarga
bekerja sama dan mendelegasikan pengelolaan pasiennya pada pihak lain yang berkompeten
h. Family oriented Dalam mengatasi masalah, dokter keluarga mempertimbangkan konteks
keluarga dampak kondisi pasien terhadap keluarga dan sebaliknya.

8. Community oriented

Dokter keluarga dalam mengatasi masalah pasien haruslah tetap memperhatikan dampak
kondisi pasien terhadap komunitas dan sebaliknya.

Standar perilaku terhadap pasien (patient-physician relationship standard)

Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk menyampaikan


kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan kesempatan kepada pasien untuk
memperoleh penjelasan yang dibutuhkan guna dapat memutuskan pemilihan penatalaksanaan
yang akan dilaksanakannya

1. Informasi memperoleh pelayanan

Pelayanan dokter keluarga memberikan keterangan yang adekuat mengenai cara untuk
memperoleh pelayanan yang diinginkan.

2. Masa konsultasi

Waktu untuk konsultasi yang disediakan oleh dokter keluarga kepada pasiennya adalah cukup
bagi pasien untuk menyampaikan keluhan dan keinginannya, cukup untuk dokter menjelaskan
apa yang diperolehnya pada anamnesa dan pemeriksaan fisik, serta cukup untuk menumbuhkan
partisipasi pasien dalam melaksanakan penatalaksanaan yang dipilihnya, sebisanya 10 menit
untuk setiap pasien.

3. Informasi medik menyeluruh

Dokter keluarga memberikan informasi yang jelas kepada pasien mengenai seluruh tujuan,
kepentingan, keuntungan, resiko yang berhubungan dalam hal pemeriksaan, konsultasi, rujukan,
pengobatan, tindakan dan sebagainya sehingga memungkinkan pasien untuk dapat memutuskan
segala yang akan dilakukan terhadapnya secara puas dan terinformasi.

4. Komunikasi efektif

Dokter keluarga melaksanakan komunikasi efektif berlandaskan rasa saling percaya

5. Menghormati hak dan kewajiban pasien dan dokter

Dokter keluarga memperhatikan hak dan kewajiban pasien, hak dan kewajiban dokter termasuk
menjunjung tinggi kerahasiaan pasien
Faktor risiko dari demam dan batuk yang sesuai dengan skenario

Riwayat bepergian ke luar negeri


Seseorang yang melakukan kontak fisik atau berada dalam ruangan atau berkunjung
(dalam radius <1m) berpotensi menularkan atau tertular penyakit. Dimana pasien ini
melakukan aktivitas umroh yang mana pasti mempertemukan orang-orang dengan asal negara
yang berbeda-beda. Aktivitas umroh juga dilakukan dengan berdekatan dengan orang lain dan
menjadi tempat terjadinya penularan penyakit.

Riwayat berinteraksi dengan orang lain


Karena virus ini ditularkan melalui kontak langsung dengan percikan dari saluran napas
orang yang terinfeksi (yang keluar melalui batuk dan bersin). Orang juga dapat terinfeksi karena
menyentuh permukaan yang terkontaminasi virus ini lalu menyentuh wajahnya (mis., mata,
hidung, mulut). Virus COVID-19 dapat bertahan di atas permukaan benda selama beberapa jam
tetapi dapat dibunuh dengan disinfektan. Dimana pasien pada skenario ini berinterkasi dengan
murid-murid, rekan sesama guru dan orang-orang yang ditemui di sekolah atau lingkungannya.
Pasien ini juga berinteraksi dengan keluarganya yang memiliki penyakit komorbid dan tidak
dijelaskan pada skenario apakah memiliki sakit yang sama dengan pasien atau tidak.

Usia
Usia 45 tahun berisiko tertular penyakit, dalam hal ini berkaitan dengan imunitas tubuh,
pada skenario juga dijelaskan, sepulang umroh langsung mengajar, mengartikan bahwa pasien
belum istirahat secara maksimal. Namun jurnal lain mengatakan lebih berisiko >60 tahun dan
>80 tahun.

Gender
Penelitian menyatakan bahwa Laki-laki lebih berisiko tertular penyakit dikarenakan
kebiasaan merokok, aktivitas bekerja dan phbs (perilaku hidup bersih dan sehat) yang pada laki-
laki biasanya kurang diperhatikan. Penelitian lain juga menyatakan bahwa wanita lebih memiliki
sistem imun yang lebih kuat daripada laki-laki.
Sistem rujukan pada penanganan covid (ODP, PDP, dll) sesuai kemenkes
Pendekatan diagnostik holistik pada kasus di skenario

Aspek personal: (alasan kedatangan, harapan, kekhawatiran)

Pasien datang berobat dengan harapan gatal dan bercak nya sembuh dengan bantuan dokter di
puskesmas. Pasien memiliki kekhawatiran terhadap penyakitnya yang bisa akan menularkan ke
keluarga nya terutama suami nya.

2. Aspek klinik: (diagnosis kerja dan diagnosis banding)

Berdasarkan anamnesa dan pemeriksaan fisik didapatkan hasil pemeriksaan kulit ditemukan
adanya eflorensi yang di diagnosis Tinea Kruris. Dan diagnose banding Kanidiasis.

3. Aspek risiko internal: (faktor-faktor internal yang mempengaruhi masalah kesehatan pasien)

Pasien memiliki IMT yang overweight.

4. Aspek psikososial keluarga: (faktor-faktor eksternal yang mempengaruhi masalah kesehatan


pasien).

Selain itu, masalah biaya keluarga menjadi beban pikiran karena biaya hidup yang semakin lama
semakin tinggi menjadikan pasien jarang mencuci baju karena hemat.

5. Aspek fungsional: (tingkat kesulitan dalam melakukan aktivitas sehari-hari

baik didalam maupun di luar rumah, fisik maupun mental)

Aktivitas menjalankan fungsi sosial memiliki nilai skala satu, yaitu dalam

aktivitas kehidupan sehari-hari tidak ada kesulitan, dimana pasien dapat hidup

mandiri
Pencegahan yang dilakukan pada kasus di skenario

Berdasarkan bukti yang tersedia, COVID-19 ditularkan melalui kontak dekat dan droplet, bukan
melalui transmisi udara. Orang-orang yang paling berisiko terinfeksi adalah mereka yang
berhubungan dekat dengan pasien COVID-19 atau yang merawat pasien COVID-19. Tindakan
pencegahan dan mitigasi merupakan kunci penerapan di pelayanan kesehatan dan masyarakat.
Langkah-langkah pencegahan yang paling efektif di masyarakat meliputi:

• Melakukan kebersihan tangan menggunakan hand sanitizer jika tangan tidak terlihat kotor
atau cuci tangan dengan sabun jika tangan terlihat kotor;
• Menghindari menyentuh mata, hidung dan mulut;
• Terapkan etika batuk atau bersin dengan menutup hidung dan mulut dengan lengan atas
bagian dalam atau tisu, lalu buanglah tisu ke tempat sampah;
• Pakailah masker medis jika memiliki gejala pernapasan dan melakukan kebersihan tangan
setelah membuang masker;
• Menjaga jarak (minimal 1 m) dari orang yang mengalami gejala gangguan pernapasan.

Strategi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI) Berkaitan dengan Pelayanan Kesehatan
Strategi-strategi PPI untuk mencegah atau membatasi penularan di tempat layanan kesehatan
meliputi:

1. Menjalankan langkah-langkah pencegahan standar untuk semua pasien Kewaspadaan


standar harus selalu diterapkan di semua fasilitas pelayanan kesehatan dalam memberikan
pelayanan kesehatan yang aman bagi semua pasien dan mengurangi risiko infeksi lebih
lanjut. Kewaspadaan standar meliputi:

a. Kebersihan tangan dan pernapasan; Petugas kesehatan harus menerapkan “5 momen


kebersihan tangan”, yaitu: sebelum menyentuh pasien, sebelum melakukan prosedur kebersihan
atau aseptik, setelah berisiko terpajan cairan tubuh, setelah bersentuhan dengan pasien, dan
setelah bersentuhan dengan lingkungan pasien, termasuk permukaan atau barang-barang yang
tercemar. Kebersihan tangan mencakup:

1. Mencuci tangan dengan sabun dan air atau menggunakan antiseptik berbasis alkohol;

2. Cuci tangan dengan sabun dan air ketika terlihat kotor;


3. Kebersihan tangan juga diperlukan ketika menggunakan dan terutama ketika melepas APD.

Orang dengan gejala sakit saluran pernapasan harus disarankan untuk menerapkan
kebersihan/etika batuk. Selain itu mendorong kebersihan pernapasan melalui galakkan kebiasaan
cuci tangan untuk pasien dengan gejala pernapasan, pemberian masker kepada pasien dengan
gejala pernapasan, pasien dijauhkan setidaknya 1 meter dari pasien lain, pertimbangkan
penyediaan masker dan tisu untuk pasien di semua area.

b. Penggunaan APD sesuai risiko

Penggunaan secara rasional dan konsisten APD, kebersihan tangan akan membantu mengurangi
penyebaran infeksi. Pada perawatan rutin pasien, penggunaan APD harus berpedoman pada
penilaian risiko/antisipasi kontak dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan kulit yang terluka.
APD yang digunakan merujuk pada Pedoman Teknis Pengendalian Infeksi sesuai dengan
kewaspadaan kontak, droplet, dan airborne. Jenis alat pelindung diri (APD) terkait COVID-19
berdasarkan lokasi, petugas dan jenis aktivitas terdapat pada lampiran. Cara pemakaian dan
pelepasan APD baik gown/gaun atau coverall terdapat pada lampiran. COVID-19 merupakan
penyakit pernapasan berbeda dengan pneyakit Virus Ebola yang ditularkan melalui cairan tubuh.
Perbedaan ini bisa menjadi pertimbangan saat memilih penggunaan gown atau coverall.

c. Pencegahan luka akibat benda tajam dan jarum suntik

d. Pengelolaan limbah yang aman Pengelolaan limbah medis sesuai dengan prosedur rutin

e. Pembersihan lingkungan, dan sterilisasi linen dan peralatan perawatan pasien.

Membersihkan permukaan-permukaan lingkungan dengan air dan deterjen serta memakai


desinfektan yang biasa digunakan (seperti hipoklorit 0,5% atau etanol 70%) merupakan prosedur
yang efektif dan memadai.

Penggunaan Masker

Penggunaan masker adalah efektif! Karena tujuan memakai masker adalah untuk memblokir
‘pembawa’ yang mentransmisikan virus, daripada secara langsung memblokir virus.
Mengenakan masker dengan benar dapat secara efektif memblokir tetesan pernapasan dan
karenanya mencegah virus masuk langsung ke dalam tubuh. Perlu diingatkan bahwa tidak perlu
memakai respirator KN95 atau N95. Masker bedah biasa dapat menghalangi sebagian besar virus
yang membawa tetesan memasuki saluran pernapasan.

PHBS

Cara terbaik untuk mencegah infeksi adalah dengan menghindari paparan virus penyebab.
Lakukan tindakan-tindakan pencegahan dalam praktik kehidupan sehari-hari. Beberapa upaya
pencegahan yang dapat dilakukan antara lain:

• Cuci tangan dengan sabun dan air sedikitnya selama 20 detik, menggunakan metode cuci
tangan yang benar. Gunakan hand sanitazer berbasi alkohol yang setidaknya mengandung
alkohol 60% jika air dan sabun tidak tersedia
• Hindari menyentuh mata hidung, dan mulut dengan tangan yang belum dicuci
• Sebisa mungkin hindari kontak dengan orang yang sedang sakit
• Gunakan masker saat sakit, tetap tinggal di rumah atau pergi ke fasilitas kesehatan yang
sesuai. Jangan beraktifitas di luar ruangan.
• Tutupi mulut dan hidung anda saat batuk atau bersin dengan tissue. Buang tissue pada tempat
yang telah ditentukan.
• Bersihkan dan lakukan disinfeksi secara rutin pada permukaan dan benda yang sering
disentuh.
• Bersihkan diri setelah beraktifitas dari luar ruangan.
• Hindari makanan mentah, pilih makanan yang aman dan masak dengan matang.
Cara pencatatan atau pelaporan yang terjadi pada kasus di skenario

Pencatatan dan Pelaporan

Data penemuan kasus PDP, ODP, OTG COVID-19 yang dicatat dan dilaporkan sesuai

dengan format dalam lampiran termasuk jika tidak ditemukan kasus (zero reporting).

Di Pintu Masuk Negara

Formulir yang digunakan di KKP adalah:

a. Formulir pemantauan petugas kesehatan (lampiran 3)

b. Formulir notifikasi HAC dan penemuan kasus (lampiran 1) yang dilaporkan setiap hari kepada
Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan Kab/Kota sesuai dengan tempat tinggal kasus
serta ditembuskan ke PHEOC Ditjen P2P.
Di Wilayah

Formulir yang digunakan adalah:

a. Rumah Sakit, Klinik

- Formulir pemantauan (lampiran 2 dan lampiran 3)

- Formulir laporan harian penemuan kasus Konfirmasi, PDP, ODP dan OTG (lampiran 4 dan
lampiran 5) yang dilaporkan setiap hari kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
Kab/Kota setempat.

- Formulir pengambilan dan pengiriman spesimen (lampiran 7)

b. Puskesmas/Dinas Kesehatan

- Formulir pemantauan (lampiran 2 dan lampiran 3)

- Formulir laporan harian penemuan kasus Konfirmasi, PDP, ODP dan OTG (lampiran 4 dan
lampiran 5) yang dilaporkan setiap hari kepada Dinas Kesehatan Provinsi dan Dinas Kesehatan
Kab/Kota setempat.

- Formulir penyelidikan epidemiologi (lampiran 6)

- Formulir pengambilan dan pengiriman spesimen (lampiran 7)

- Formulir pelacakan kontak erat (lampiran 11)

- Formulir identifikasi kontak erat (lampiran 12)

- Formulir pendataan kontak (lampiran 13)

Setiap penemuan kasus baik di pintu masuk negara maupun wilayah harus melakukan
pencatatan sesuai dengan formulir (terlampir) dan menyampaikan laporan. Melakukan pelaporan
rutin harian dari penemuan kasus PDP, ODP, OTG COVID-19 secara berjenjang sampai ke
Pusat melalui PHEOC, termasuk jika tidak ditemukan kasus (zero reporting) menggunakan
formulir (lampiran 4 dan lampiran 5). Selain formulir untuk kasus, formulir pemantauan kontak
erat juga harus dilengkapi. Pelaporan harian dilaporkan setiap hari oleh Fasyankes ke Dinkes
setempat secara berjenjang hingga sampai kepada Ditjen P2P dengan tembusan PHEOC. Untuk
lebih memudahkan alur pelaporan dapat dilihat pada bagan berikut:
Tatalaksana komprehensif berdasarkan diagnosis holistik (termasuk APD dan PHBS)

Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil Diharapkan


Aspek Menjelaskan kepada Pasien dan Pada saat Pemahaman pasien
Personal pasien tentang penyakit keluarga kunjungan ke tentang penyakit yang
COVID-19 dapat puskesmas dideritanya, pasien mau
menularkan dan ditularkan berobat, dan melakukan
kembali dengan gejala self isolation.
yang lebih berat (pada
balita dan manula) apabila
tidak menjaga hygine dan
lifestyle new normal.
Aspek Identifikasi segera, pasien Pasien Saat Pasien mampu
Klinik sebagai ODP/PDP? kunjungan ke melakukan karantina
Melakukan Rapid Test dan puskesmas mandiri, meminum
Uji Laboratorium. obat sesuai anjuran
Apabila Positif: dokter untuk
Memberikan obat COVID- mengurangi keluhan.
19, lakukan self isolation/
karantina, melakukan
identifikasi segera pada
keluarga pasien &
lingkungan pasien yang
sudah pernah terpapar oleh
pasien.
Aspek Edukasi untuk tetap berada Pasien dan Pada saat Pasien dan keluarga
Risiko di dalam rumah apabila keluarga kunjungan ke mau mengikuti
Internal tidak ada keperluan rumah karantina mandiri
mendesak, apabila keluar (selama selama pandemi
rumah harus sesuai dengan pandemi bisa COVID-19.
protokol new normal dilakukan
(memakai masker, rajin saat pasien
cuci tangan, dsb) kontrol ke
RS atau
melalui
konsultasi
online)
Aspek Menganjurkan keluarga Pasien dan Saat Pasien dan keluarga
Psikososial memberikan dukungan keluarga kunjungan ke menghentikan
Keluarga kepada pasien agar rumah pasien penyebaran virus
mengajar dari rumah, (selama COVID-19 untuk tidak
melakukan perilaku hidup pandemi bisa saling menularkan dan
bersih dan sehat untuk dilakukan ditularkan ke
seluruh keluarga, menjaga saat pasien lingkungan luar
stabilitas keluarga agar kontrol ke keluarga.
tidak stress menghadapi RS atau
pandemi ini. melalui
konsultasi
online)
Aspek Meyarankan pasien dan Pasien dan Saat Keluhan pasien
Fungsional keluarga tetap melakukan keluarga kunjungan ke berkurang, apabila hasil
PHBS, minum obat teratur rumah positif COVID-19
(apabila dibutuhkan), (selama dapat menjadi negatif.
melakukan olahraga, pandemi bisa
pemenuhan nutrisi yang dilakukan
baik, tetap melakukan saat pasien
karantina mandiri. kontrol ke
RS atau
melalui
konsultasi
online)

Mandala of heath pada kasus di skenario


The mandala of health (hancock & perkins 1985) menyempurnakan bagaimana pola konsep
terjadinya penyakit terhadap individu-individu. Adapun penjelasan untuk pola konsep mandala
of helath :

• Body, mind & spirit: kondisi pasien saat ini (usia, diagnosis kerja, DD, harapan, ketakutan)
• Human biology: risiko genetik dan herediter pasien
• Personal behavior: perilaku kesehatan pasien
• Psycho-socio-economic environment: faktor-faktor psiko-sosio-ekonomi yang berkontribusi
terhadap risiko kesehatan pasien
• Physical environment: faktor lingkungan fisik yang berperan dalam risiko kesehatan pasien
• Community: peraturan kesehatan lokal dan nasional, kebutuhan dan permintaan mengenai
kesehatan publik yang berperan dalam risiko kesehatan pasien
• Culture: norma dan budaya
• Berdasarkan pola dan penjelasan diatas Mandala of Health (a model of human ecosystem)
dapat disimpulkan bahwa :
• Manusia terdiri atas 3 bagian meliputi fisik, jiwa, dan pikiran
• Kesehatan pada diri individu dipengaruhi oleh kebiasaan personal, lingkungan fisik, unsur
biologis manusia, serta lingkungan psiko-sosio-ekonomi. Di mana masing2 faktor terkait satu
sama lain.
• Kebiasaan personal dan kondisi psiko-sosio-ekonomi mempengaruhi lifestyle
• Kebiasaan personal dan unsur biologis manusia mempengaruhi sick care system
• Kondisi psiko-sosio-ekonomi dan lingkungan fisik mempengarui kerja seseorang
• Unsur biologis manusia dan lingkungan fisik mempengaruhi human made environment
Daftar Pustaka

1. Trisna D.V, dkk.2006 .Standar Profesi Dokter Keluarga hal 52. Depok:PDKI
2. Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit .2020. PEDOMAN
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN CORONAVIRUS DISESASE (COVID-19)
Revisi Ke-4. Kementerian Kesehatan RI

Anda mungkin juga menyukai