Anda di halaman 1dari 64

LAPKAS

Stroke Non
Hemoragik
Pembimbing : dr. Nurul Rakhmawati,
Sp.N

U TA M I K H A I R U N N I S A
Status
Pasien
Identitas Pasien
Nama : Tn. FRA
TTL : 10/06/1998
Umur : 21 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Alamat : Duren Sawit, Jakarta Timur
Tanggal masuk : 07/08/2019
No. RM : 00244219
Anamneis
Keluhan Utama
Kelemahan anggota tubuh sejak 7 hari SMRS

Keluhan Tambahan

Demam naik turun sejak 14 hari SMRS


Sakit kepala
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang ke RSIJ Pondok kopi dengan keluhan kelamahan anggota gerak
sebelah kanan sejak 7 hari SMRS. Kelemahan muncul mendadak dengan diawali
pegal pada lengan bawah kemudian lengan atas sampai tangan dan pegal dirasakan
juga pada tungkai sampai kaki. Badan terasa lemas serta susah untuk berdiri
ataupun berjalan. Keluhan disertai sakit kepala, tetapi tida muntah, tidak terjadi
penurunan kesadaran, tidak ada pandangan kabur, tidak ada kejang, dan bicara
tidak pelo. Selain itu, pasien meengeluhkan demam naik turun sejak 7 hari
sebelum timbul keluhan. Riwayat trauma dan kepala terbentur disangkal. Tidak
ada batuk pilek, tidak ada gangguan pada telinga, tidak ada mual muntah, BAK
dan BAB tidak ada keluhan.
Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien belum pernah merasakan hal yang sama.
Riwayat hipertensi (+), riwayat diabetes melitus (-).

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada keluarga yang menderita hal yang sama.
Riwayat , DM, penyakit jantung disangkal
Riwayat Hipertensi pada nenek dan kakek pasien
Riwayat Pengobatan

Amlodipine 10 mg
Riwayat Alergi
Pasien tidak memiliki alergi obat, makanan, cuaca ataupun lainnya.

Riwayat Psikososial

Lebih suka mengonsumsi makanana junk food dan mie instan


Pemeriksaan Fisik
Keadaan Umum : Tampak sakit sedang
Kesadaran : Composmentis
GCS : E = 4, V=5, M=6

Tanda Vital
Nadi : 78 kali/menit
TD : 170/100 mmHg
RR : 21 kali/menit
Suhu : 37,8ºC
Antropometri

- BB sebelum sakit : 67 kg
- BB saat sakit : 61 kg
- TB : 176 cm
- BB/TB : 61 kg / 176 cm

Kesimpulan : IMT : 19,69 kg/m2 (Normal)


Status Generalis
 Kulit : Warna kulit sawo matang, tidak ikterik, tidak sianosis,
turgor kulit cukup, capilary refill kurang dari 2 detik dan
teraba hangat.
 Kepala : Normosefali, rambut berwarna hitam distribusi merata
 Mata : Konjungtiva anemis (-/-), sklera ikterik (-/-), pupil isokor
3mm/3mm.
 Hidung : Deformitas (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-), sekret (-/-)
deviasi septum (-),
Status Generalis
 Telinga : Normotia (+/+), nyeri tekan (-/-), nyeri tarik (-/-),
sekret (-/-)
 Mulut : Mukosa bibir kering, sianosis (-), lidah tremor (-), Faring
hiperemis (-), tonsil T1-T1
 Tenggorokan : Trismus (-), arkus faring simetris, hiperemis (-), uvula di
tengah
 Leher
a) Inspeksi : Tidak terdapat tanda trauma maupun massa
b) Palpasi : Tidak terdapat pembesaran KGB maupun kelenjar
tiroid, tidak terdapat deviasi trachea. JVP 5-2 mmH2O
Thoraks

Pulmo
 Inspeksi : Dinding toraks simetris pada saat statis maupun dinamis,
retraksi otot-otot pernapasan (-)
 Palpasi : Vocal fremitus sama kuat kanan dan kiri
 Perkusi : Sonor di kedua lapang paru
 Auskultasi : Suara napas vesikuler (+/+), ronkhi (-/-), wheezing (-/-)
Thoraks
Jantung  Inspeksi : Ictus cordis tidak tampak
 Palpasi : Ictus cordis tidak teraba
 Perkusi :
Batas atas kiri : ICS II garis parasternal sinsitra dengan bunyi redup
Batas atas kanan : ICS II garis parasternal dekstra dengan bunyi redup
Batas bawah kiri: ICS V ± 1cm medial garis midklavikula sinistra
dengan bunyi redup
Batas bawah kanan : ICS IV garis parasternal dekstra dengan bunyi
redup
 Auskultasi: Bunyi jantung I dan II regular, murmur (-), gallop (-)
Abdomen

 Inspeksi : Perut datar, massa (-), pulsasi abnormal (-)


 Palpasi : Supel, hepar dan lien dalam batas normal, nyeri tekan (-)
 Perkusi : Timpani pada seluruh lapang abdomen
 Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ektremitas

Ekstremitas Atas Bawah


Sianosis : -/- -/-
Akral : hangat hangat
Edema : -/- -/-
CRT : <2s <2s
Pemeriksaan Rangsang Meningeal

1) Kaku kuduk : - ( tidak ditemukan tahanan pada tengkuk)


2) Brudzinski I : -/- (tidak ditemukan fleksi pada tungkai)
3) Brudzinski II : -/- (tidak ditemukan fleksi pada tungkai)
4) Kernig : -/- (tidak terdapat tahanan sebelum mencapai
135º/tidak terdapat tahanan sblm mencapai 135º)
5) Laseque : -/- (tidak timbul tahanan pada kedua kaki sebelum

mencapai 70o)
Pemeriksaan Nervus Kranialis

1) N-I (Olfaktorius) : Tidak dilakukan pemeriksaan


2) N-II (Optikus)
a) Tajam penglihatan : Tidak dilakukan pemeriksaan
b) Lapang penglihatan : DBN / DBN
c) Tes warna : Tidak dilakukan pemeriksaan
d) Fundus oculi : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Nervus Kranialis
1) N-III, IV, VI (Okulomotorius, Trochlearis, Abducens)
a) Kelopak mata :
Ptosis : -/-
Endopthalmus : -/-
Exophtalmus : -/-
b) Pupil : Isokor, bulat, 3mm/3mm
Refleks Pupil
 langsung : +/ +
 tidak langsung : +/ +
c) Gerakan bola mata : medial (+/+), lateral (+/+), superior (+/+),
inferior (+/+), obliqus superior (+/+), obliqus inferior (+/+)
Pemeriksaan Nervus Kranialis
1) N-V (Trigeminus)
a) Sensorik
 N-V1 (ophtalmicus) : +
 N-V2 (maksilaris) : +
 N-V3 (mandibularis) : +
(pasien dapat menunjukkan tempat rangsang raba)
b) Motorik
Pasien dapat merapatkan gigi dan membuka mulut.
c) Refleks :
Reflek kornea : +
Reflek bersin : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pemeriksaan Nervus Kranialis
1) N-VII (Fasialis)
a) Sensorik (indra pengecap) : Tidak dilakukan pemeriksaan
b) Motorik
Inspeksi wajah sewaktu
 Diam : Tidak terdapat deviasi
 Senyum : DBN
 Meringis : DBN
 Bersiul : Sulit dinilai
 Menutup mata : simetris, kanan (maksimal), kiri
(maksimal)
 Mengerutkan dahi : simetris , kanan (baik), kiri (baik)
 Menutup mata kuat kuat : simetris, kanan (maksimal), kiri
(maksimal)
 Menggembungkan pipi : simetris, kanan (maksimal), kiri
(maksimal)
 Gerakan Involunter : -/-
Pemeriksaan Nervus Kranialis

1) N. VIII (Vestibulocochlearis)
a) Keseimbangan
 Nistagmus : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
 Romberg : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
b) Pendengaran
 Tes Rinne : Tidak Dilakukan Pemeriksaan.
 Tes Schwabach : Tidak Dilakukan Pemeriksaan.
 Tes Weber : Tidak Dilakukan Pemeriksaan.
Pemeriksaan Nervus Kranialis

1) N-IX, X (Glosofaringeus, Vagus)


a) Refleks menelan :+
b) Refleks batuk :+
c) Perasat lidah (1/3 anterior) : Tidak Dilakukan Pemeriksaan.
d) Refleks muntah : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
e) Posisi uvula : Normal, Deviasi ( - )
f) Posisi arkus faring : Simetris
Pemeriksaan Nervus Kranialis
1) N-XI (Akesorius)
a) Kekuatan M. Sternokleidomastoideus : + /+
b) Kekuatan M. Trapezius : + /+
2) N-XII (Hipoglosus)
a) Tremor lidah : Tidak ditemukan
b) Atrofi lidah : Tidak ditemukan
c) Ujung lidah saat istirahat : Simetris
d) Ujung lidah saat dijulurkan : Simetris
e) Fasikulasi :-
Pemeriksaan Motorik
1) Refleks
a) Refleks Fisiologis
 Biceps : +/ + 1) Refleks
 Triceps : +/ +
a) Refleks Fisiologis
 Achiles : + /+
 Biceps : +/ +
 Patella : +/+
b) Refleks Patologis
 Triceps : +/ +
 Babinski : -/-  Achiles : + /+
 Oppenheim : -/-  Patella : +/+
 Chaddock : -/- b) Refleks Patologis
 Gordon : -/-
 Babinski : -/-
 Scaeffer : -/-
 Oppenheim : -/-
 Hoffman-Trommer : -/-
 Chaddock : -/-
 Gordon : -/-
 Scaeffer : -/-
 Hoffman-Trommer : -/-
Pemeriksaan Motorik
1) Kekuatan Otot
3 5
Ekstremitas Superior Dextra Ekstremitas Superior Sinistra
3 5
Ekstremitas Inferior Dextra Ekstremitas Inferior Sinistra

3) Tonus Otot
a. Hipotoni : -/-
b. Hipertoni : -/-
Pemeriksaan Ekstrapiramidal
Tremor : -
Chorea : -
Balismus : -

Pemeriksaan Saraf Otonom


Miksi : Tidak ada kelainan
Defekasi : Tidak ada kelainan
Pemeriksaan Sistem Koordinasi

1) Romberg Test : Tidak dilakukan pemeriksaan


2) Tandem Walking : Tidak dilakukan pemeriksaan
3) Finger to Finger Test : Sulit dinilai
4) Finger to Nose Test : Sulit dinilai
Pemeriksaan Fungsi Luhur

1) Fungsi bahasa : Normal


2) Fungsi orientasi : Dalam Batas Normal
3) Fungsi memori : Tidak ditemukan gangguan memori
4) Fungsi emosi : Dalam Batas Normal
Pemeriksaan Sensibilitas

Prospioseptif / rasa dalam


Rasa sikap : (+)
Rasa getar : (+)
Rasa nyeri dalam : (+)
Fungsi kortikal untuk sensibilitas : (+)
Asteriognosis : (+)
Gradognosis : (+)
Pemeriksaan Sensibilitas

Eksterospektif / rasa permukaan (superior dan inferior)


Rasa raba : (+)/(+) simetris
Rasa nyeri : (+)/(+) simetris
Rasa suhu panas : (+)/(+) simetris
Rasa suhu dingin : Tidak Dilakukan Pemeriksaan
Siriraj Score

Siriraj Score : 2,5 (kesadaran) + 2 (muntah)+ 2 (sakit kepala) +


0,1 (diastole) – 3 (atheroma) – 12
= 0 (SSS meragukan)
Haemoglobin :13.4 mg/dL Basofil :0.7%

RDW-CV :12.7% Eosinophil :1.8%


Pemeriksaan MCV :77fL Neutrophil :69.0%

Penunjang MCH :26 pg Lymphosyte :19.5%

MCHC :34 g/dL Monocyte :9.0 %

Erythrocyte :5.1x106 /uL SGOT :17.60 U/L

Hemathocryte :40% SGPT :13.40 U/L

Leukocyte :12.1 x 103 /uL Glucose Random :86 mg/dL

Thrombocyte :380 x 103 /uL Urea :17mg/dL

LED :91 mm Chreatinin :1.1 mg/dL

Cholesterol total :135 mg/dL Cholesterol HDL : 27 mg/dL

Trigliseride :110 mg/dL Cholesterol LDL :94 mg/dL


Resume
Pasien datang ke RSIJ Pondok kopi dengan keluhan kelamahan anggota gerak
sebelah kanan sejak 7 hari SMRS. Kelemahan muncul mendadak dengan diawali
pegal pada lengan bawah kemudian lengan atas sampai tangan dan pegal dirasakan
juga pada tungkai sampai kaki. Badan terasa lemas serta susah untuk berdiri ataupun
berjalan. Keluhan disertai sakit kepala. Selain itu, pasien mengeluhkan demam naik
turun sejak 7 hari sebelum timbul keluhan.
Dari pemeriksaan fisik status generalis tidak ditemukan kelainan yang berarti
selain hipertensi dan febris. Dari pemeriksaan status neurologis ditemukan kelainan
pada ekstremitas dextra atas dan bawah dengan nilai kekuatan otot 3. Dari
pemeriksaan laboratorium tidak ditemukan kelainan. Dari pemeriksaan CT-Scan dan
Ro.Thoraks tidak didapatkan kelainan.
Diagnosis

Diagnosis Klinis : Hemiparese dextra dan hipertensi esensial


Diagnosis Topik : Infark pada ganglia basalis
Diagnosis Etiologik : Stroke Non- Hemoragik
Diagnosis Patologik : Infark Serebri
Diagnosis Banding : Meningitis, Encephalitis, Multiple Sklerosis
Terapi

Bed rest
Asering/12 Jam
Inj citicolin 2x 50g
Amlodipine 1x10mg
Paracetamol 3 x 500mg
Prognosis

Ad vitam : Dubia ad bonam


Ad fungsionam : Dubia ad malam

Ad sanationam : Dubia ad malam


Follow Up
Tanggal S O A P
Kelemahan pada
extremitas kanan CM
Terapi dilanjutkan
membaik, baal TD : 140/90
& ditambah:
pada extremitas D S
8/08/2019 SNH Miniaspi 1x80mg
kanan (+), 4 5
4 5 CPG 1x75mg
pusing (+),
Inj Ketorolac (k/p)
lemas (+)
Demam (-)
Kelemahan pada
extremitas kanan CM
membaik, baal TD : 150/90
Terapi dilanjutkan
pada tangan D S
9/08/2019 SNH & ditambah:
kanan (+), 4 + 5
4+ 5 Gabapentin 2x100mg
pusing (+),
lemas (+)
Demam (-),
Pulang
Kelemahan pada dengan membawa obat:
CM
extremitas kanan Candesartan 1x 10mg (P)
TD 140/90
membaik, baal SNH Amlodipine 1x 10mg(M)
D S
10/08/2019 pada ekstremitas Klinis Miniaspi 1x80g
5 5
(-), pusing (+), 5 5 Baik Neurolin 2x 500mg
lemas (-) CPG 1x75mg
Demam (-), Paracetamo l 3x500mg
Gabapentin 2x100mg
Follow Up
Ta ng ga l S O A P
Ke le m ah an p ad a
ex tre m it as k an an CM
T era pi d ila nju tk an
me m ba ik, b aal TD : 1 40/ 90
& d ita m ba h:
pa da e xtre m it as D S
8 /08 /2 01 9 S NH M inia s p i 1 x8 0m g
ka na n (+ ), 4 5
4 5 CP G 1 x7 5m g
pu s ing ( +),
In j Ke to ro lac ( k/p )
le mas (+)
De mam ( -)
Ke le m ah an p ad a
ex tre m it as k an an CM
me m ba ik, b aal TD : 1 50/ 90
T era pi d ila nju tk an
pa da t ang an D S
9 /08 /2 01 9 S NH & d ita m ba h:
ka na n (+ ), 4 + 5
4 + 5 G a bap e nt in 2 x1 00 mg
pu s ing ( +),
le mas (+)
De mam (-),
P ula ng
K e lem a ha n p ad a d en ga n memb awa o bat :
CM
e xt re mita s k a na n Ca nd es a rta n 1 x 1 0m g (P )
TD 1 40 /90
me m ba ik , b aal S NH Am lo d ip ine 1x 1 0 mg (M)
D S
1 0/0 8/ 20 19 p ad a e ks t remit as K lin is M inia s p i 1 x8 0g
5 5
(- ), p us ing (+), 5 5 Ba ik N e uro lin 2 x 50 0 mg
le m a s (-) CP G 1 x7 5m g
De mam ( - ), P ara c et amo l 3 x5 00 mg
G a bap e nt in 2 x1 00 mg

Tanggal S O A P
Kelemahan pada
ext remit as kanan CM
Terapi dilanjut kan
membaik, baal TD : 140/90
& ditambah:
pada ext remit as D S
8/08/2019 SNH Miniaspi 1x80mg
kanan (+), 4 5
4 5 CPG 1x75mg
pusing (+),
Inj Ketorolac (k/p)
lemas (+)
Demam (-)
Kelemahan pada
ext remit as kanan CM
membaik, baal TD : 150/90
Terapi dilanjut kan
pada t angan D S
9/08/2019 SNH & ditambah:
kanan (+), 4 + 5
4+ 5 Gabapentin 2x100mg
pusing (+),
lemas (+)
Demam (-),
Pulang
Kelemahan pada dengan membawa obat :
CM
extremitas kanan Candesart an 1x 10mg (P)
TD 140/90
membaik, baal SNH Amlodipine 1x 10mg(M)
D S
10/08/2019 pada ekstremitas Klinis Miniaspi 1x80g
5 5
(-), pusing (+), 5 5 Baik Neurolin 2x 500mg
lemas (-) CPG 1x75mg
Demam (-), Paracetamo l 3x500mg
Gabapentin 2x100mg
Follow Up
Ta ng ga l S O A P
Ke le m ah an p ad a
ex tre m it as k an an CM
T era pi d ila nju tk an
me m ba ik, b aal TD : 1 40/ 90
& d ita m ba h:
pa da e xtre m it as D S
8 /08 /2 01 9 S NH M inia s p i 1 x8 0m g
ka na n (+ ), 4 5
4 5 CP G 1 x7 5m g
pu s ing ( +),
In j Ke to ro lac ( k/p )
le mas (+)
De mam ( -)
Ke le m ah an p ad a
ex tre m it as k an an CM
me m ba ik, b aal TD : 1 50/ 90
T era pi d ila nju tk an
pa da t ang an D S
9 /08 /2 01 9 S NH & d ita m ba h:
ka na n (+ ), 4 + 5
4 + 5 G a bap e nt in 2 x1 00 mg
pu s ing ( +),
le mas (+)
De mam (-),
P ula ng
K e lem a ha n p ad a d en ga n memb awa o bat :
CM
e xt re mita s k a na n Ca nd es a rta n 1 x 1 0m g (P )
TD 1 40 /90
me m ba ik , b aal S NH Am lo d ip ine 1x 1 0 mg (M)
D S
1 0/0 8/ 20 19 p ad a e ks t remit as K lin is M inia s p i 1 x8 0g
5 5
(- ), p us ing (+), 5 5 Ba ik N e uro lin 2 x 50 0 mg
le m a s (-) CP G 1 x7 5m g
De mam ( - ), P ara c et amo l 3 x5 00 mg
G a bap e nt in 2 x1 00 mg

Tanggal S O A P
Kelemahan pada
extremitas kanan CM
Terapi dilanjutkan
membaik, baal TD : 140/90
& ditambah:
pada extremitas D S
8/08/2019 SNH Miniaspi 1x80mg
kanan (+), 4 5
4 5 CPG 1x75mg
pusing (+),
Inj Ketorolac (k/p)
lemas (+)
Demam (-)
Kelemahan pada
extremitas kanan CM
membaik, baal TD : 150/90
Terapi dilanjutkan
pada tangan D S
9/08/2019 SNH & ditambah:
kanan (+), 4 + 5
4+ 5 Gabapentin 2x100 mg
pusing (+),
lemas (+)
Demam (-),
Pulang
Kelemahan pada dengan membawa obat:
CM
extremitas kanan Candesartan 1x 10mg (P)
TD 140/90
membaik, baal SNH Amlodipine 1x 10mg(M)
D S
10/08/2019 pada ekstremitas Klinis Miniaspi 1x80g
5 5
(-), pusing (+), 5 5 Baik Neurolin 2x 500mg
lemas (-) CPG 1x75mg
Demam (-), Paracetamo l 3x500mg
Gabapentin 2x100 mg
Tinjauan
Pustaka
Definisi

Stroke merupakan tanda klinis yang berkembang cepat akibat gangguan fungsi otak
fokal dengan gejala gejala yang berlangsung selama 24 jam atau lebih, dapat
menyebabkan kematian, tanpa adanya penyebab lain selain di vaskuler
Epidemiologi

AHA : 2016 stroke iskemik 87%

Indonesia : 2012-2014 stroke iskemik 67%

Mortalitas stroke iskemik (11,3%) relatif lebih kecil


Faktor Risiko
• • Nikotin
Penebalan tunikasaraf
: System intima
simpatis
• Hipertensi Estrogen cegah dinding
• Pengerasan
Trombotikplak aterosklerosis
vaskuler
• Diabetes melitus (DM) • • CO2
Nekrosis Fibrinoid
• Merokok

• Obesitas

• Asam urat

• Hiperkolesterol

• Usia, jenis kelamin, dan etnis


Patogenesis
Patogenesis
Patogenesis CBF 40-50cc/100g otak/menit

• Stress Oksidatif
• Asidosis
• Depolarisasi
• Inflamasi
Tanda & Gejala
 Kelumpuhan sesisi/kedua sisi, kelumpuhan satu ekst remitas, kelumpu ha n
otot-otot penggerak bo la mata, kelumpu han otot-otot unt uk proses menelan,
bicar a, dan sebagainya
 Gangguan fungsi keseimbangan
 Gangguan fungsi penghidu
 Gangguan fungsi penglihatan
 Gangguan fungsi pendengaran
 Gangguan fungsi so mat ik sensor is
 Gangguan fungsi kognit if, sepert i: gangguan atensi, memor i, bicara ver bal,
gangguan mengert i pembicaraan, gangguan p engenalan ruang, dan
sebagainya
 Gangguan glo bal berupa gangguan kesadaran
Pemeriksaan Penunjang

a. Elektrokardiogram (EKG)
b. Pencitraan otak: CT scan kepala non-kontras, CT angiografi atau MRI
dengan perfusi dan difusi serta magnetic resonance angiogram (MRA)
c. Doppler karotis dan vertebralis
d. Doppler transkranial (transcranial doppler/TCD)

e. Pemeriksaan laboratorium
Tata Laksana Umum
1. Stabilisasi Jalan Napas dan Pernapasan

• Pemberian oksigen jika saturasi oksigen < 95%


• Perbaikan jalan nafas .
• Intubasi endotracheal tube (ETT) atau laryngeal mask airway (LMA)
(PO2 <60mmHg atau pCO2 >50mmHg).
Tata Laksana Umum
2. Stabilisasi Hemodinamik (Sirkulasi)

• Pemberian cairan Kristaloid atau koloid ari intravena


(IV)
• Dianjurkan pemasangan kateter vena sentral (central
venous catheter/CVC), upayakan tekanan vena sentral
(central venous pressure/CVP) 5-12mmHg.
• Optimalisasi tekanan darah
Tata Laksana Umum
3. Pengendalian Peningkatan Tekanan Intrakranial (TIK)

Sasaran terapi adalah TIK kurang dari 20 mmHg dan tekanan perfusi otak
(cerebral perfusion pressure/CPP) >70mmHg.

• Meninggikan posisi kepala 20-300


• Memposisikan pasien dengan menghindari penekanan vena jugulare
• Menghindari pemberian cairan glukosa atau cairan hipotonik
• Menghindari hipertermia
• Menjaga normovolemia
• Pemberian osmoterapi atas indikasi :
Manitol 0,25-0,5 gr/KgBB selama > 20 menit diulang setiap 4-6 jam
• Intubasi : normoventilasi
Tata Laksana Umum
4. Pengendalian Kejang

• Diazepam IV bolus lambat 5-20mg dan diikuti oleh fenitoin dosis


bolus 15-20mg/kg dengan kecepatan maksimum 50mg/menit.

• Bila kejang belum teratasi, rawat di ICU.


Tata Laksana Umum
5. Pengendalian Suhu Tubuh

• Antipiretik (asetaminofen) dan diatasi penyebabnya


• Pada pasien demam berisiko terjadi infeksi, harus
dilakukan kultur (trakeal, darah, dan urin) dan diberikan
antibiotik
Tata Laksana Umum
6. Tata Laksana Cairan

• Pemberian cairan isotonis seperti Naci 0,9%, ringer laktat, dan ringer asetat,
dengan tujuan menjaga euvolemi. CVP di pertahankan 5-12 mmHg.
• Cairan yang hipotonik atau mengandung glukosa hendaklah di hindari,
kecuali pada keadaan poglikemia.
Tata Laksana Umum
7. Nutrisi

• Melalui pipa nasogastrik.


• Pada keadaan akut kebutuhan kalori 25-30kkal/kg/hari dengan
komposisi:
• Karbohidrat 30-40% dari total kalori.
• Lemak 20-35% (pada gangguan nafas dapatlebih tinggi 35-
55%).
• Protein 20-30% (pada keadaan stres kebutuhan protein 1,4-
2,0g / kgBB/hari (pada gangguan fungsi ginjal <
0,8g/kgBB/hari).
Tata Laksana Umum
8. Pencegahan Komplikasi

• Cegah Komplikasi subakut (aspirasi, malnutrisi, pneumonia, DVT, emboli


paru, dekubitus, komplikasi ortopedik, dan kontraktur perlu dilakukan)
(AHA/ASA level B dan C).
• Berikan antibiotik atas indikasi (AHA/ASA level A).
Tata Laksana Umum
9. Tatalaksana medis umum lain

• Hipertensi : kombinasi diuretic (chlorthiazide 1x1) & ACE


inhibitor (Captopril)
• Diabetes Melitus : target 110-140 mg/dl. Insulin IV 1,5 U/jam
• Lipid : Statin
Tata Laksana Spesifik
2. Terapi Neurointervensi/Endovascular

• Menggunakan kateterisasi untuk melenyapkan trombus


di pembuluh darah
• Melisiskan trombus secara langsung (trombolisis
intraarterial)
• Menarik trombus yang menyumbat dengan alat khusus
(trombektomi mekanik).
Tata Laksana Spesifik
3. Pemberian Antikoagulan sebagai Pencegahan Sekunder

• Warfarin lini pertama


• resiko perdarahan, monitor INR
• cegah emboli ulang
• Dosis : 2 mg/hari target INR 2-3
Tata Laksana Spesifik
4. Anti Agregasi Trombosit

• Aspirin dengan dosis awal 325mg dalam 12 jam


Tata Laksana Spesifik
5. Neuroprotektor

• Citicolin 2x 100mg IV selama 3 hari


Dilanjutkan 2x100mg PO 3 minggu
Konseling & Edukasi
• Modifikasi gaya hidup sehat
-hindari merokok
-hindari konsumsi alcohol
-menurunkan BB pada pasien Obese
- Aktivitas fisik cukup 1-3 x/minggu
• Mengotrol factor risiko
- Tekanan darah
-Gula darah
- Kolesterol
- Asam Urat
Permasalahan pada Kasus

1. Mengapa pasien ini didiagnosa stroke non hemoragik sedangkan pasien


masih berusia 21 tahun?
2. Mengapa pada CT- Scan tidak terlihat adanya Infark?
3. Apakah terdapat hubungan antara demam yang dialami pasien dengan
stroke non hemoragik?
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai