• Mutah psikogenik
Penyebab kelainan organik tak ditemukan, sindroma ini menekankan pengaruh yang
kuat dari kortek, faktor psikologi yang merangsang mual (nausea) dan mutah. Ciri-ciri
mutah psikogenik adalah berjalan kronis, terkait dengan stres atau makan, tidak ada
nausea dan anoreksia, mutah dapat dipicu oleh dirinya sendiri dengan memaksakan
mutah atau memasukan tangannya kedalam mulut. Mutah sembuh setelah dirawat di
rumah sakit.
Nomor 21
• Kuman menembus mukosa epitel usus, berkembang
biak di lamina propina kemudian masuk kedalam
kelenjar getahbening mesenterium. Setelah itu
memasuki peredaran darah sehingga terjadi
bakteremia pertama yang asimomatis, lalu kuman
masuk ke organ-organ terutama hepar dan sumsum
tulang yang dilanjutkan dengan pelepasan kuman dan
endotoksin ke peredaran darah sehingga menyebabkan
bakteremia kedua. Kuman yang berada di hepar akan
masuk kembali ke dalam usus kecil, sehingga terjadi
infeksi seperti semula dan sebagian kuman di
keluarkan bersama tinja
Nomor 27
• Paratifus adalah penyakit infeksi bakteri yang menyerang usus dan
aliran darah. Penyakit paratifus memiliki gejala yang mirip dengan
dengan penyakit tifus, namun lebih ringan, jarang menimbulkan
komplikasi, dan dapat lebih cepat sembuh bila dibandingkan
dengan tifus.
• Tidak hanya gejala, penyakit paratifus juga memiliki cara penularan
yang sama dengan penyakit tifus, yaitu melalui konsumsi makanan
atau minuman yang sudah terkontaminasi tinja orang yang
terinfeksi bakteri, baik infeksi akut maupun kronik yang tidak
bergejala (karier). Hubungan seksual sesama jenis juga bisa menjadi
penyebab paratifus, walaupun kasusnya tergolong sangat sedikit.
• Akan tetapi, paratifus atau demam paratifoid berbeda dengan
penyakit tifus (demam tifoid) jika dilihat dari bakteri penyebabnya.
Tifus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, sedangkan paratifus
disebabkan oleh bakteri Salmonella paratyphi.
Nomr 33
• Hb. 12,4 normal = 11-15 gr/dl
• eritrosit 4,700.000 normal = 4,5 – 5,5
• leukosit 22.800 leukositosis (tanda adanya
infeksi), normal = 4.000 – 10.000
• trombosit 216.000 normal = 140.000 –
450.000
Nomor 39
• Tergantung dari hasil uji sensitivitas yang di
lakukan, tetapi Pemberian seftriakson sebagai
terapi empiris pada pasien demam tifoid secara
bermakna dapat mengurangi lama pengobatan
dibandingkan dengan pemberian jangka panjang
kloramfenikol. Hal lain yang menguntungkan
adalah efek samping dan angka kekambuhan
yang lebih rendah, serta lama demam turun yang
lebih cepat. Pengetahuan dan penilaian klinis
yang baik diperlukan dalam memilih terapi
empiris yang tepat terutama bila fasilitas uji
resistensi tidak memadai.
Nomor 45
• Ad vitam : Bonam
• Ad functionam : Bonam
• Ad sanationam : Bonam