Anda di halaman 1dari 8

Nomor 3

• Dalam keadaan normal suhu hipotalamus selalu di set pada set


point sekitar 37oC, setelah informasi tentang suhu diolah di
hipotalamus selanjutnya di tentukan pembentukan dan
pengeluaran panas sesuai dengan set point. Pada demam tifoid
terjadi peningkatan demam malam hari karena menurut bebepara
penelitian, pada saat tersebut metabolisme tubuh menurun
sehingga suhu tubuh turun. Tubuh mengompensasi dengan
menstimulasi Hipotalamus posterior yang bertugas meningkatkan
produksi panas. Bila hipotalamus posterior menerima informasi
suhu lebih rendah dari suhu tubuh maka akan terjadi pembentukan
panas yang ditandai dengan meningkatnya metabolism dan
aktivitas otot rangka dalam bentuk menggigil. Selain itu terjadinya
infeksi bakteri Salmonella Typhi akan mengatur set point dengan
menstimulasi hipotalamus yang semakin meningkatkan set point.
Nomor 9
• Konstipasi pada tifoid dapat terjadi karena, di
dalam plugue peyeri makrofag hiperaktif
menimbulkan reaksi hiperplasia jaringan.
Akibat hiperplasia jaringan di usus
menyebabkan penyempitan lumen usus yang
mengganggu pererakan makanan
Nomor 15
• Mutah siklik (Cyclic vomiting)
Dimana mutah-mutah yang hebat terjadi diantara kondisi yang sehat, penyebabnya
tidak diketahui, diagnosa dengan cara eklusi, pengobatan biasanya
simptomatik, dan prognosa tidak jelas. Mungkin merupakan diagnosa keranjang
sampah (wastebasket), mungkin termasuk anak dengan migrain, epileptogenic, dan
mutah psikogenik. Hal yang perlu dicermati adalah adanya kelainan organik yang
didiagnosa sebagai mutah siklik, misalnya intususepsi intermiten, volvulus, duplikasi
intestinal, divertukulum, malrotasi, tekanan intrakranial yang meningkat, penyakit
metabolik dan toksik.

• Mutah psikogenik
Penyebab kelainan organik tak ditemukan, sindroma ini menekankan pengaruh yang
kuat dari kortek, faktor psikologi yang merangsang mual (nausea) dan mutah. Ciri-ciri
mutah psikogenik adalah berjalan kronis, terkait dengan stres atau makan, tidak ada
nausea dan anoreksia, mutah dapat dipicu oleh dirinya sendiri dengan memaksakan
mutah atau memasukan tangannya kedalam mulut. Mutah sembuh setelah dirawat di
rumah sakit.
Nomor 21
• Kuman menembus mukosa epitel usus, berkembang
biak di lamina propina kemudian masuk kedalam
kelenjar getahbening mesenterium. Setelah itu
memasuki peredaran darah sehingga terjadi
bakteremia pertama yang asimomatis, lalu kuman
masuk ke organ-organ terutama hepar dan sumsum
tulang yang dilanjutkan dengan pelepasan kuman dan
endotoksin ke peredaran darah sehingga menyebabkan
bakteremia kedua. Kuman yang berada di hepar akan
masuk kembali ke dalam usus kecil, sehingga terjadi
infeksi seperti semula dan sebagian kuman di
keluarkan bersama tinja
Nomor 27
• Paratifus adalah penyakit infeksi bakteri yang menyerang usus dan
aliran darah. Penyakit paratifus memiliki gejala yang mirip dengan
dengan penyakit tifus, namun lebih ringan, jarang menimbulkan
komplikasi, dan dapat lebih cepat sembuh bila dibandingkan
dengan tifus.
• Tidak hanya gejala, penyakit paratifus juga memiliki cara penularan
yang sama dengan penyakit tifus, yaitu melalui konsumsi makanan
atau minuman yang sudah terkontaminasi tinja orang yang
terinfeksi bakteri, baik infeksi akut maupun kronik yang tidak
bergejala (karier). Hubungan seksual sesama jenis juga bisa menjadi
penyebab paratifus, walaupun kasusnya tergolong sangat sedikit.
• Akan tetapi, paratifus atau demam paratifoid berbeda dengan
penyakit tifus (demam tifoid) jika dilihat dari bakteri penyebabnya.
Tifus disebabkan oleh bakteri Salmonella typhi, sedangkan paratifus
disebabkan oleh bakteri Salmonella paratyphi.
Nomr 33
• Hb. 12,4 normal = 11-15 gr/dl
• eritrosit 4,700.000 normal = 4,5 – 5,5
• leukosit 22.800 leukositosis (tanda adanya
infeksi), normal = 4.000 – 10.000
• trombosit 216.000 normal = 140.000 –
450.000
Nomor 39
• Tergantung dari hasil uji sensitivitas yang di
lakukan, tetapi Pemberian seftriakson sebagai
terapi empiris pada pasien demam tifoid secara
bermakna dapat mengurangi lama pengobatan
dibandingkan dengan pemberian jangka panjang
kloramfenikol. Hal lain yang menguntungkan
adalah efek samping dan angka kekambuhan
yang lebih rendah, serta lama demam turun yang
lebih cepat. Pengetahuan dan penilaian klinis
yang baik diperlukan dalam memilih terapi
empiris yang tepat terutama bila fasilitas uji
resistensi tidak memadai.
Nomor 45
• Ad vitam : Bonam
• Ad functionam : Bonam
• Ad sanationam : Bonam

Anda mungkin juga menyukai