Anda di halaman 1dari 32

PBL IKAKOM

Penyakit Akibat Kerja


KELOMPOK 4
Muhammad Fadel Aulia Rizki (2015730090)
Danang Priagung Sudrajad (2015730026)
Nadya Anis Multazam (2015730099) Tutor :
Nurul Amelia Hamid (2015730104) dr. Pitut Apirilia, MKK
Suci Zahrani (2015730125)
Maulidya Fatima Shalihah (2015730083)
Adhalma Ciptaning A. A (2015730003)
Karimah (2015730068)
Jamila Fitri Ratna Juwita (2015730064)
Charissa Adha Nabilla (2015730021)
Armita Syarifah Hanum S. (2015730016)
Skenario
DIAGNOSA KLINIS : LBP + HIPERETNSI GRADE II, DISPEPSIA
IDENTITAS PASIEN
Tn. Saptoni, 42 tahun, Kedudukan dalam keluarga : keponakan KK, Islam, SLTP,
Penjual sayur di pasar, Menikah dengan 2 anak perempuan berusia 10 dan 4 tahun KU :
nyeri, kaku dan pegal pada pinggang dan kadang juga, pada daerah lengan bila lelah
sehabis bekerja sejak sekitar 2 tahun lalu, selain itu juga mengeluhkan nyeri ulu hati
berulang, dan memberat sejak 4 hari lalu. RPS : Nyeri ulu hati berulang sejak sekitar 3 –4
tahun lalu jika makan tidak teratur. Nyeri ini memberat sejak 2 hari lalu, setelah os
mengkonsumsi puyer obat sakit kepala karena sakit kepala berdenyut. Nyeri tidak
menjalar, terasa perih, sendawa terasa asam. Biasanya os berobat ke dokter atau
puskesmas, dan diberikan obat maag, sehingga keadaannya membaik, namun akan
kembali kambuh bila terlambat makan. Selain itu sejak 2 hari lalu os juga mulai batuk-
batuk kering. Sebelumnya tidak ada riwayat batuk lama berulang, keringat malam --, BB
tidak menurun, nyeri menelan --- Os juga mengeluh nyeri, kaku dan pegal pada pinggang
dan kadangjuga pada daerah lengan bila lelah sehabis bekerja sejak sekitar 2 tahun lalu.
Biasanya mengkonsumsi obat warung seperti neorheumacyl atau jamu pegal linu
akanhilang. Nyeri pinggang tidak menjalar, hanya di daerah sekitar pinggang, terasa kaku,
dan pegal saja, serta tidak ada gangguan dalam melakukan suatu gerakan. Riwayat trauma
disangkal. Riwayat penyakit dahulu (-) Riwayat penyakit dalam keluarga : 1 tahun lalu anak
I dirawat di RS selama 1 minggu karena DHF, dan pada saat itu diketahui menderita vlek
pada paru, kemudian diterapi selama 1 tahun dan dinyatakan sudah sembuh. Tidak ada
riwayat hipertensi dalam keluarga. Riwayat Kebiasaan: Rokok (-), alkohol (-)
ANAMNESIS OKUPASI
1.
Jenis pekerjaan :

2.Uraian tugas/pekerjaan sekarang: Os mulai berjalan kaki ke pasar jam 5


pagi, diperlukan waktu sekitar 10 menit untuk sampai ke pasar →menurunkan
karung-karung berisi sayuran dari atas truk. Berat karung tersebut sekitar 30 –
40 kg, dan biasanya terdapat sekitar 4 –5 karung →kemudian karung sayuran
tersebut di bawa ke tempat berjualan yang berjarak sekitar 150 meter dari
tempat truk berhenti →selanjutnya sayuran tersebut dibagi-bagi dan diikat satu
persatu →kemudian sayuran dijual kepada para pembeli →kegiatan berjualan
dilakukan sampai sekitar jam 11 siang. Selama melayani pembeli, os dalam posisi
berdiri. Setelah sampai di rumah, os istirahat tidur atau mengobrol. Tidak
mengerjakan pekerjaan apapun lagi. Pekerjaan ini dilakukan setiap hari tanpa
ada libur. Os mengatakan penghasilan sebagai penjual sayur hanya sekitar Rp 15
–20.000,- per hari dan tidak mencukupi kebutuhan keluarga, sehingga istri
sering bertengkar dengan os, dan menyebabkan os merasa stres dan tertekan,
sehingga berusaha mencari pekerjaan ke Jakarta.
PEMERIKSAAN FISIK : KU : Sakit ringan, CM, TD : 160/100
mmHg, Nadi : 88 x / menit, Nafas : 20 x / menit, Suhu : afebris. BB :
65 kg, TB : 167,5 cm, BMI : 23,21. Punggung bawah : Inspeksi : tulang
belakang tidak tampak deformitas, pergerakan dbn, Palpasi : nyeri
tekan (-), otot teraba agak tegang di area L1 –5, Perkusi : nyeri ()-), Tes
Laseque (-), Tes Patrick (-), Tes kontra Patrick (-), Refleks fisiologis–
dbn, Refleks patologis (-), Lain-lain : Normal.
Resume kelainan yang didapat : Tuan S, 42 tahun, datang dengan
keluhan nyeri ulu hati berulang sejak 3 –4 tahun lalu terutama jika
makan tidak teratur. Nyeri ulu hati ini memberat sejak 4 hari lalu, dan
sejak 2 hari lalu juga disertai batuk kering. Selain itu os juga
mengeluhkan nyeri pinggang bawah sejak sekitar 2 tahun lalu yang
timbul sehabis berjualan sayur di pasar. Biasanya dengan istrihat nyeri
akan berkurang atau hilang, dan bila tidak biasanya os mengkonsumsi
neorheumacyl atau jamu pegal linu. Pada palpasi teraba otot
paraspinal agak tegang. Dari pemeriksaan didapatkan tekanan darah
160/100 mmHg, pembesaran kelenjar supraclavicular sinistra
berdiameter 2 cm, agak keras, dapat digerakkan, tapi tidak ada riwayat
demam dan penurunan berat badan. Os juga mengeluh sering stres
dengan masalah ekonomi dan keluarga karena penghasilan yang
kurang.
SIKLUS KEGIATAN HARIAN
Bangun tidur

Istirahat dan
berinteraksi Persiapan
dengan keluarga bekerja
dirumah

Naik Mobil
Sampai
Ketempat
dirumah
Kerja

Pulang Sampai
dengan naik ditempat
mobil kerja

Selesai
Memeriksa
memeriksa
pasien
pasien
MIND MAP
Pengendalian
Tn, 28
thn
Faktor risiko (Dokter)
1. Terapkan diagnosa
klinis
Personal 7 Langkah 2. Identikasi paparan
Diagnosa PAK potensi risiko bahaya
Equipment 3. Cari hubungan langkah
2 dengan ggn kesehatan
yang timbul
Material 4. Evaluasi dosis pajanan
5. Cari peranan faktor
Environment individu/kerja dalam
Tatalaksana timbulnya PAK
6. Cari peranan faktor
medikament diluar kerja
Prognosis 7. Terapkan diagnosis
osa PAK
Komplikasi Non-
medikament
Kesimpulan & saran osa
 KATA SULIT
-
 KATA KUNCI
• Tuan S, 42 thn. Penjual sayur di pasar selama 15 tahun
• Keluhan :
• Nyeri uluhati 3-4 tahun yang lalu dan memberat sejak 4 hari yang lalu, terutama jika
makan tidak teratur, setelah minum obat puyer pereda sakit kepala
• Nyeri pinggang bawah 2 tahun yang lal, timbul setelah jualan sayur di pasar.
• Batuk kering 2 hari yang lalu
• Nyeri kepala berdenyut
• RPO :
• Mengkonsumsi neorheumacyl dan obat maag
• Jamu pegal linu
• R. psikososial :
• Stres karena masalah ekonomi dan keluarga
• Pemeriksaan fisis :
• TD : 160/100 mmHg →hipertensi grade II
• Palpasi :
• otot paraspinal tegang
• Pembesaran kelenjar supraklavikula sinistra 2 cm, agak keras dan dapat digerakkan.
• Pemeriksaan lainnya normal
• Status gizi :
• BMI : 23,21 kg → overweight
• BB : 65 kg
• TB : 167,5 cm
PERTANYAAN
1. Apa saja faktor risiko yang menyebabkan gejala di skenario?
2. Bagaimana pengendalian faktor risiko pada skenario?
3. Bagaimana menentukan diagnosis klinis pada kasus di
skenario?
4. Gangguan kesehatan apa saja yang dapat timbul akibat
paparan faktor risiko?
5. Bagaimana evaluasi dosis pajanan pada skenario?
6. Apakan peranan faktor individu/kerja dalam timbulnya PAK
pada skenario?
7. Bagaimana tatalaksana medikamentosa pada kasus di
skenario? Secara komperhensif pencegahan apd,
8. Bagaimana prognosis ,komplikasi Beserta kesimpulan dan
saran pada skenario?
9. Bagaimana dasar hukum PAK pada skenario?
Apa saja faktor resiko yang menyebakan gejala di
skenario ?

Personnel Equipment Material Environmentl


• Faktor usia : • Alat kerja • Batu • Dari
42 thn yang tidak (pekerjaan 5 lingkungan
• Lama kerja : sesuai : - tahun yang kerja
20 thn • Alat kerja lalu) - Faktor fisik
• Indek masa yang sudah • Sayuran - Faktor
tubuh : rusak : - ( pekerjaan kimiawi
overweight • Mesin yang sekarang ) - Faktor
• Faktor sangat bising: biologis
kesehatan - - Faktor
(tekanan • Perawatan ergonomi
darah: alat/mesin - Faktor
160/100 yang tidak psikososial
mmHg) sesuai : -
7 LANGKAH DIAGNOSIS PAK
LANGKAH 1
Menentukan diagnosa klinis
PEMERIKSAAN FISIK
ANAMNESIS KU : Sakit Ringan, kesadaran compos
mentis
 KU : Nyeri Ulu hati TD : 160/100 mmHg
DISPEPSIA
HR : 88x/mnt
HT grade 2
 RPS :
 berulang sejak 3-4 tahun lalu RR : 20x/mnt
terutama jika makan , Suhu : afebris
 disertai batuk kering BB : 65 kg
 nyeri pinggang bawah 2 tahun TB : 167,,5 cm
BMI :
LBP
23,21
yang lalu
 RPD: -
 RPK : anak dirawat 1 minggu Inspeksi: punggung bawah tulang
karena DHF karena terjadi vlek belakang tidak terdapat deformitas,
paru pergerakan dbn
 RPO : neorheumacyl dan jamu Palpasi : Nyei tekan (-), otot teraba
pegal linu tegang L1-L5.
 R Psikososial : Alkohol (-) , Perkusi : Nyeri (-), test laseque (-), Test
Rokok(-) , Stres masalah Patrick (-), Test kontra Patrick (-),
ekonomi (+) Refleks Fisiologis dbn, Refleks patologis
normal.
LANGKAH 2 & 3
Identifikasi paparan potensi
risiko bahaya dan hubungan
paparan risiko dengan gangguan
kesehatan yang timbul
Faktor Risiko di Lingkungan Kerja
Bahaya potensial
Urutan Gangguan Risiko
Fisik Kimia Biologi Ergonomi Psikososial
kegiata kesehatan yang kecelakaan
n mungkin kerja & APD
Jalan Bising Polusi asap animal Bite, Cara berjalan Stres Gangguan Jatuh,
ke suara knalpot, asap Jamur, yang terlalu psikososial pendengaran, terpeleset,cidera
pasar kendaraan, bakteri, cepat/lambat, dan keracunan CO, muskulo skeletal,
rokok
cuaca cacing, virus kurang ekonomi dermatitis, alergi, kecelakaan
dingin, memperhatikan gangguan (tertabrak)
Debu kondisi jalan muskuloskeletal, ggn APD : pakaian
pernapasan tertutup , topi,
masker, sepatu,
payung,
Menuru Bising Polusi asap animal Bite, Posisi Stres Gangguan Jatuh,
nkan suara knalpot, Jamur, menurunkan tidak psikososial pendengaran, terpeleset,cidera
karung kendaraan, cemaran bakteri, tepat (awkward dan keracunan CO, muskulo skeletal
sayuran cuaca insektisida dan cacing, virus position) gerakan ekonomi keracunan insektisida,
dari dingin, pupuk pada berputar, pupuk, infeksi, APD : pakaian
truk debu sayuran beban berat dermatitis, alergi, LBP, tertutup , sarung
(sekitar 30 – 40 gangguan tangan, masker,
kg) sepatu, topi
muskuloskeletal,

Memba Cuaca cemaran animal Bite, Posisi Stres keracunan insektisida, Jatuh,
wa ke dingin, insektisida dan Jamur, mengangkat tidak psikososial pupuk, infeksi, terpeleset,cidera
tempat debu pupuk pada bakteri, tepat,beban berat dan dermatitis, alergi, LBP, muskulo skeletal
jualan sayuran cacing, virus (sekitar 30 – 40 ekonomi gangguan APD : pakaian
kg) tertutup , sarung
muskuloskeletal,
tangan, masker,
dehidrasi
sepatu,
Memba Cuaca Cemaran animal Bite, -Posisi tubuh saat Stres Keracunan insektisida, Tali pengikat
gi & dingin dan insektisida dan Jamur, mengikat tidak psikososial pupuk, infeksi, melukai jari,
Mengik panas, pupuk pada bakteri, tepat (awkward dan dermatitis, alergi, LBP, cidera
at debu sayuran cacing, virus position) ekonomi gangguan muskuloskeletal
sayuran -Gerakan repetitif muskuloskeletal, CTS APD : pakaian
saat mengikat tertutup , sarung
tangan, masker,
sepatu,

Berjual Cuaca Cemaran animal Bite, Posisi tubuh saat Stres Keracunan insektisida, Terpeleset,
an panas, insektisida dan Jamur, melayani pembeli psikososial pupuk, infeksi, jatuh, cidera
(Melaya radiasi pupuk pada bakteri, (awkward dan dermatitis, alergi, LBP, muskuloskeletal
ni (sinar UV), sayuran, asap cacing, virus position), gerakan ekonomi gangguan APD : pakaian
pembeli debu rokok memutar muskuloskeletal, tertutup , sarung
) dehidrasi, tangan, masker,
Stres psikososial sepatu, topi

Perjala Bising Polusi asap animal Bite, Cara berjalan Stres Gangguan Jatuh,
nan suara knalpot, asap Jamur, yang terlalu psikososial pendengaran, terpeleset,cidera
pulang kendaraan, bakteri, cepat/lambat, dan keracunan CO, muskulo skeletal,
rokok
cuaca cacing, virus kurang ekonomi dermatitis, alergi, kecelakaan
dingin, memperhatikan gangguan, (tertabrak)
radiasi kondisi jalan muskuloskeletal, APD : pakaian
(sinar UV) tertutup , topi,
Debu masker, sepatu,
payung,
LANGKAH 4
LANGKAH 4
Evaluasi dosis pajanan
5. Evaluasi Dosis Pajanan
Kegiatan Keterangan Evaluasi
Berjalan 10 menit • Ukuran partikel debu yang membahayakan
kaki ke kesehatan umumnya antara 0,1 – 10 mikron.
pasar
Mengangkat Berat karung • Pada posisi duduk, tidak disarankan
karung tersebut sekitar 30 – mengangkat lebih dari 4,5 kg.
sayuran dari 40 kg, dan biasanya • Beban antara 16 sampai 55 kg, maka risiko
truk terdapat sekitar 4 – cidera akan semakin meningkat. Gunakan alat
5 karung. angkat dan atau mengangkat secara tim.
• Beban lebih dari 55 kg tidak diperkenankan
mengangkat sendiri. Gunakan alat bantu dan
atau mengangkat secara tim.
-- Manual handling code 1990 dari Inggris (HSE
Executive)

Sedangkan menurut NIOSH, USA maksimum


beban yang dapat diangkat adalah 27 kg oleh 90%
populasi baik pria dan wanita.
Kegiatan Keterangan Evaluasi
Mengangka Karung sayuran Cara kerja dimodifikasi, agar beban angkat dan angkut
t karung tersebut di bawa dikurangi. Modernisasi telah memungkinkan
sayuran ke tempat perubahan tersebut. Penyelesaian untuk pemindahan
dari truk
berjualan yang material secara teknis yaitu:
berjarak sekitar
150 meter dari 1. Menggunakan trolley
tempat truk 2. Tempatkan semua material sedekat mungkin
berhenti terhadap operator.
3. Tempatkan benda kerja yang besar pada
permukaan yang lebih tinggi dan turunkan dengan
bantuan gaya gravitasi.
4. Bebaskan area kerja dari gerakan dan peletakan
material yang mengganggu jalur (acces) dari
operator.
5. Aturlah peletakan fasilitas sehingga semakin
memudahkan metodologi angkat benda pada
ketinggian permukaan pinggang.
6. Hindarkan lantai kerja dari sesuatu yang dapat
membuat licin
Kegiatan Keterangan Evaluasi
Mengikat Gerakan • Semakin lama durasi kerja seseorang, semakin
karung berisi repetitif tinggi risiko munculnya gangguan sistem
sayuran muskuloskeletal dan semakin lambat waktu
pemulihan yang dibutuhkan. Bird
mengategorikan durasi kerja seseorang sebagai
berikut : (a) durasi singkat jika < 1 jam/hari (b)
durasi sedang jika waktunya 1-2 jam/hari dan
(c) durasi lama jika >2 jam/hari.
Melayani Posisi berdiri • Berdiri merupakan posisi kerja yang banyak
pembeli digunakan dalam dunia industri. Posisi berdiri
dalam kerja dianggap efektif, baik dalam segi
pembiayaan maupun luas area kerja. Namun
terdapat kekurangan dalam posisi ini. Dalam
pembebanan yang berat atau kerja lama dengan
waktu istirahat minimal, posisi berdiri akan
menimbulkan ketidaknyamanan. Berdiri tegak
dalam waktu yang lama akan meningkatkan
risiko terjadinya nyeri punggung dan pinggang.
LANGKAH 5
LANGKAH 4
Mencari peranan faktor
individu/kerja dalam
timbulnya PAK
Apa peranan faktor individu/kerja dalam
timbulnya PAK pada skenario

• RPD: tidak diketahui ada


Faktor stress dengan
riwayat hipertensi, masalah ekonomi dan
dispepsia, LBP keluarga karena
• Overweight, makan tidak penghasilan yang kurang
teratur,
LANGKAH 6
LANGKAH 4
Mencari peranan faktor
diluar kerja (non-
occupational factors)
Apakah terdapat Faktor diluar kerja
(Non-Occupational Factors) pada kasus?

Tidak memiliki pekerjaan lain yang memungkinkan terpajan oleh


yang serupa
LANGKAH 7
LANGKAH 4
Menentukan diagnosis
PAK
Diagnosis PAK

LBP karena pekerjaan

Hipertensi yang diperberat oleh stres


pekerjaan

Dispepsia yang diperberat oleh stres


pekerjaan
Penatalaksanaan
Medikamentosa Penyakit
Jenis Permasalahan Rencana Tindakan
Nyeri Punggung • NSAID: Ibuprofen 4x200
Bawah
Hipertensi Grade II • Diuretik: HCT 12,5 mg 2x1/2
Dispepsia • H2 blocker: Cimetidine 2 x 400 mg, atau
• Proton pump inhibitor: Omeprazole 2x20 mg
Batuk Kering • Antitusif DMP
- Dosis lazim: 10 – 20 mg diminum empat
kali sehari,
atau 30 mg setiap 6-8 jam sekali.
- Dosis lanjutan: 60 mg setiap 12 jam sekali,
maksimum penggunaannya sehari adalah
120 mg.
Pengendalian Faktor Resiko
Eliminasi Berjualan di tempat panas  berjualan di tempat
teduh

Substitusi Paparan debu : menggunakan masker


Iritasi kulit : menggunakan sarung tangan
Stress : selalu bersyukur

Kontrol tehnik Penggunaan alat pengangkat


Kontrol administratif regulasi mengenai pembatasan jumlah beban yang
dapat diangkat, pembatasan waktu bekerja
Training Pengetahuan tentang teknik mengangkat beban,
posisi tubuh saat bekerja, peregangan
Alat pelindung diri Penggunaan sarung tangan
Masker
sepatu boot
penggunaan krim tabir surya
Prognosis dan Komplikasi

Prognosis ad vitam : Ad bonam


Prognosis ad fungsionam : Ad bonam
Prognosis ad sanationam : Ad malam (dengan catatan)

Komplikasi Fisik Komplikasi Psikis


Mengganggu aktivitas (disabilitas) Depresi
Jatuh Kurang tidur  insomnia
Ulkus peptikum  Ca. Gaster
CHF (Congestive Heart Failure)
PJK

Siti, Setiati..[et al]. 2015. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jilid II. Edisi VI. Jakarta: InternaPublishing
https://emedicine.medscape.com/artice/1144130-overview&hl=en-ID diambil pada hari Selasa, 24 April 2018 pukul 17.13 WIB
Dasar Hukum Penyakit Akibat Kerja

PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO. 56 TAHUN 2016

Pasal 1 : Tujuan Penyelenggara Pelayanan PAK

Pasal 2 : Pelayanan PAK untuk pekerja formal maupun informal

Pasal 3 : Bentuk Pelayanan PAK

Pasal 4 : Diagnosis PAK

Pasal 5 : Tatalaksana PAK

Pasal 6 : Penyelenggara Pelayanan PAK

Pasal 7 : Komponen Penyelenggara Pelayanan PAK


Pasal 8 : Penyelenggara Pelayanan PAK pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

Pasal 9 : Penyelenggara Pelayanan PAK pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan

Pasal 10 : Sarana dan Prasarana Penyelenggara Pelayanan PAK

Pasal 11 : Fasilitas Pelayanan PAK

Pasal 12 : Pembiayaan Pelayanan PAK

Pasal 13 : Pencatatan Pelayanan PAK

Pasal 14 : Ketentuan lebih lanjut terkait Penyelenggara Pelayanan PAK

Pasal 15 : Menteri kesehatan dan Dinas Kesehatan Melakukan Pengawasan dan Pembinaan terkait Penyelenggaraan Pelayanan PAK
KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Tn. Saptoni mengalami penyakit LBP karena pekerjaan, hipertensi yang
diperberat oleh stres pekerjaan & dispepsia yang diperberat oleh stres pekerjaan

Kesehatan masih baik dengan kelainan yang masih dapat dipulihkan

Saran

Edukasi kepada pasien mengenai posisi tubuh ketika mengangkat
barang yang benar dan mengurangi berat beban yang diangkat

Hindari stress dengan memperbaiki komunikasi dengan istri
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai