Anda di halaman 1dari 23

HOME VISIT - HIPERTENSI

M. Fariqi Sofan 18710022


Putu Ayu Inten Dewi Gayatri 19710037
Alvin Azwan Amirullah 19710046
Novia Priska 19710057

PEMBIMBING : dr, Titin Sukmawati


 HIPERTENSI
 masih menjadi masalah kesehatan.
 hipertensi menyerang 22% penduduk dunia,
dan mencapai 36% angka kejadian di Asia
Tenggara.

FAKTOR RESIKO : usia, jenis


kelamin, merokok, gaya hidup ,kurang
aktivitas yang dapat mengarah ke
obesitas
RUMUSAN MASALAH

 Bagaimanakah pengaruh kondisi pasien


hipertensi dengan kondisi sosial dan
ekonomi, pengaruh gaya hidup, faktor risiko,
kepatuhan minum obat, pelayanan kesehatan
dan lingkungan penderita ?
TUJUAN
KHUSUS

a. Mengidentifikasi penyakit pasien.


UMUM b. Mengiedentifikasi faktor risiko dari penyakit
 Untuk mengetahui hubungan pasien.
antara kondisi pasien c. Mengidentifikasi metode penanganan/manajemen
hipertensi dengan kondisi pasien.

sosial ekonomi, pengaruh gaya d. Mengidentifikasi fungsi faktor keluarga dan fungsi
faktor lingkungannya.
hidup, faktor risiko, kepatuhan
e. Menganalisis dan membahas (memecahkan
minum obat pelayanan
masalah/faktor resiko) yang dihadapi pasien
kesehatan dan lingkungan (diilustrasikan dengan diagram Blum).
penderita. f. Menyimpulkan masalah pasien, keluarga dan
lingkungannya serta memberi saran terhadap
pasien, keluarga dan lingkungannya.
IDENTITAS PASIEN
 Nama : Ny. A
 Umur : 46 tahun
 Jenis kelamin : Perempuan
 Pekerjaan : tukang jamu
 Pendidikan : SMA
 Agama : Islam
 Alamat : Dusun mojoRT 01/ RW 01 Desa Mojokarang
kecamatan Dlanggu , Mojokerto
 Suku : Jawa
 Tanggal periksa : 29agustus 2020
ANAMNESIS
 KELUHAN UTAMA :  Riwayat penyakit sekarang:
 Nyeri kepala Pasien mengeluh nyeri kepala di bagian belakang
hilang timbul, nyeri dibagian kepala terasa cekot-
cekot dan bagian leher belakang terasa kaku, kadang-
kadang mbliyur. pasien mengeluh sempat dada
berdebar-debar. Nyeri kepala dirasakan berkurang
bila istirahat dan memberat bila aktivitas berlebihan.
Tidak ada keluhan mual, muntah, sesak, maupun
nyeri dada, BAK 2 – 3 kali sehari tidak nyeri, warna
kuning jernih, BAB satu kali sehari konsitensi lunak.
 RIWAYAT PENYAKIT DAHULU :  RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA :
 Riwayat sakit sesak nafas : disangkal
 Riwayat kencing manis :  Riwayat hipertensi : ibu pasien
disangkal mengalami hipertensi
 Riwayat asma : disangkal  Riwayat diabetes mellitus : disangkal
 Riwayat alergi obat/makanan : disangkal
 Riwayat batuk lama : disangkal.
 Riwayat penyakit jantung : disangkal
 Riwayat hipertensi : Sejak 3
tahun yang lalu. Tekanan darah paling
tinggi 200/100 mmHg
 RIWAYAT PENGOBATAN :
 RIWAYAT KEBIASAAN :
 Sejak tahun 2017 lalu mendapatkan terapi
 Riwayat merokok : Amlodipin 1 x 5 mg dan candesartan 1.16 mg,
disangkal pasien rajin kontrol ke puskesmas melalui
 Riwayat minum alkohol : disangkal program prolanis.
 Riwayat olah raga : sempat
tidak olahraga selama pandemi, sudah  RIWAYAT SOSIAL EKONOMI
mulai aktiv lagi melakukan olahraga
 Pasien tinggal di rumahnya bersama suami ,
senam di balai desa 1 minggu sekali
kedua anak dan menantu. Seuami bekerja
sebagai tukang bangunan, ke dua Anak pasien
 RIWAYAT GIZI bekerja sebagai karyawan pabrik dan menantu
 Pasien makan sehari-hari biasanya antara bekerja sebagai sopir.Pasien mengandalkan
uang untuk kebutuhan sehari-hari dari berjualan
2-3 kali dengan nasi dan lauk pauk yang
jamu keliling dan uang tambahan dari anak-
dimasak sendiri, tahu, tempe, telur,
anaknya .
daging dan pasien sering makan sayur
dan buah-buahan.
 ANAMNESIS SISTEMIK:  Gastrointestinal :
 Kepala : nyeri kepala dibagian  Nafsu makan : baik
belakang, benjolan tidak ada, jejas tidak ada,  Porsi makan : porsi yang di sediakan dihabiskan
 Mata : pandangan mata tidak  Minum : 1.500 cc/hari
berkunang-kunang, pandangan sedikit kabur  Jenis minuman: air
 Hidung : tidak ada mimisan, tidak ada secret,  Genitourinaria : Tidak ada keluhan
tidak ada penurunan indra pembahuan
 Alat bantu (kateter) : tidak memakai alat bantu
 Mulut : tidak ada masalah perkemihan
 Telinga : kemampuan pendengaran baik,  Kandung kemih : tidak ada pembesaran pada kandung
tidak ada keluhan telinga grebek-grebek kemih
 Tenggorokan : tidak ada nyeri telan, tidak ada  Nyeri tekan : tidak ada nyeri tekan pada perkemihan
rasa mengganjal saat menelan, tidak ada  Gangguan : tidak ada anuria, oliguria, retensi,
keluhan terasa panas inkontinensia dan nocturia
 Kardiovascular : tidak ada keluhan nyeri dada  Neuropsikiatri :
dan berdebar  Neurologik : tidak ada kejang
 Pernafasan : tidak ada sesak nafas  Psikiatrik : tidak ada cemas dan stress
 Muskuloskeletal dan integument : tidak ada keluhan
kebas atau bengkak pada Ekstremitas atas dan bawah
PEMERIKSAAN FISIK (secara menyeluruh tidak
dilakukan)
 KEADAAN UMUM :  PEMERIKSAAN PSIKIS :
 Tampak cukup, kesadaran compos mentis  Penampilan : tidak bisa dievaluasi
(GCS E4V5M6), status gizi kesan cukup.  Kesadaran : Kualitatif tidak berubah,
kuantitatif compos mentis

 STATUS GIZI :
 Afek : appropiat
 Psikomotor : Normoaktif
 BB : 80 kg
 Proses berfikir : Bentuk : realistik
 TB : 155 cm
 Isi : tidak ada waham, halusinasi, ilusi
 BB/(TB)² : 80/(1.55)² =33,2
 Arus : Koheren
 BMI < 18,5 = kurang
 Insight : Baik.
 BMI 18,5 - 23,9 = Normal
 BMI 25 - 26,9 = Gemuk ( Gizi lebih )
 BMI ≥ 27 = Obesitas
 Status gizi : obesitas
 Pemeriksaan penunjang :
 Pemeriksaan darah lengkap : tidak
dilakukan
 Pemeriksaan gula darah : tidak
dilakukan
 Pemeriksaan lipid profile :tidak
dilakukan
 Pemeriksaan EKG : tidak
dilakukan
 Pemeriksaan rontgen thoraks : tidak
dilakukan
RESUME
 Pasien mengeluh nyeri kepala bagian belakang hilang timbul, nyeri dibagian kepala terasa
cekot-cekot dan bagian leher belakang, tidak mbliyur. Nyeri dirasakan berkurang bila
istirahat dan memberat bila aktivitas berlebihan. Terkadang Pasien mengeluh pandangan
sedikit kabur.
 Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak cukup baik, composmentis,
status gizi kesan cukup. Tanda vital T : 160/90 mmHg, BB : 80 kg, TB : 155 cm, status gizi
berdasarkan BMI obesitas.
 Riwayat hipertensi sejak 3 tahun lalu, diberikan obat amlodipin 1 x 5 mg dan candesartanm
1 x 16mg.Pasien rutin mengkonsumsi obat dan merasa membaik setalah meminum obat
rutin Kontrol ke puskesmas 1 bulan sekali. ibu pasien juga menderita hipertensi.
 Diagnosis biofisik : Hipertensi stage 2
 Diagnosis psikologis : afek emosi dalam batas normal
PENATALAKSANAAN
NON- MEDIKAMENTOSA
 Pasien dianjurkan untuk minum rutin obat darah tinggi serta melakukan
kontrol tekanan darah minimal setiap 1x/bulan bila obat akan habis atau
bila ada keluhan untuk dilakukan evaluasi terhadap terapi yang akan
diberikan.
 Rutin mengukur tekanan darah di pelayanan kesehatan terdekat.
 Diharapkan penderita dapat menjaga kesehatan tubuhnya dengan
melakukan olah raga lansia dengan melakukan gerakan tangan dan kaki.
 Diharapkan penderita mendapat motivasi yang adekuat dari keluarga untuk
kesembuhan penderita salah satunya dengan cara lebih banyak
memberikan perhatian serta motivasi spiritual agar lebih mendekatkan diri
kepada Allah SWT.
  
PENATALAKSANAAN
MEDIKAMENTOSA
 Amlodipin 1 x 5 mg.
 Candesartan 1 x 16 mg
FOLLOW UP
 Tanggal 1 september 2020
 S : pasien mengatakan tidak ada keluhan , tetap meminum obat secara teratur
 O: keadaan umum: Baik, Compos Mentis
 Tensi: 1400/90 mmHg
 A: Hipertensi Stage I
 P: Non medikamentosa: Edukasi mengenai penyakitnya dan kepatuhan minum
obat
 Medikamentosa: amlodipin 1 x 5 mg. Candesartan 1x 16mg
BAB III Patient Centered Management

Terapi
Terapi Non Farmakologis
Farmakologis

Rencana promosi Amlodipin


Rencana edukasi 1 x 5 mg.
dan Pendidikan Candesartan
penyakit kepada pasien
kesehatan kepada 1 x 16 mg
dan keluarga
pasien dan keluarga
BAB IV HASIL IDENTIFIKASI FAKTOR KELUARGA DAN
LINGKUNGAN
HASIL IDENTIFIKASI FAKTOR KELUARGA
DAN LINGKUNGAN

Gambar IV.2 Pola Interaksi keluarga Ny.A dengan Keluarga

• Keterangan :
: hubungan baik
: hubungan tidak baik
Fungsi Keluarga
APGAR Score SCREEM Score
(Adaptation, Partnership, Growth, Affection, (Social, Cultural, Religious, Economi,
Resolve) Education, Medical)

Didapatkan score 9 (Sembilan) Didapatkan hasil :

Fungsi fisiologis keluarga Ny. A dalam keadaan


baik dan tidak perlu intervensi. Namun ada
beberapa catatan yang terkait dengan perilaku
Pasien Ny. A sebagai berikut: APGAR tentang Pasien dan keluarga tidak
growth anggota keluarga kurang sabar terhadap mendapatkan tekanan dalam
sikap Ny. A yang tidak mau mengerti cara menghadapi fungsi patologis.
mencegah penyakitnya agar tidak mengalami
komplikasi yang secara rinci adalah :
- Aktivitas fisik yang sangat kurang;
19
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Kesimpulan
1. Hasil anamnesis penyakit pasien
Hasil resume anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang sampai pada
kesimpulan bahwa Ny. A menderita hipertensi Stage 1

2. Hasil identifikasi metode manajemen pasien


Penanganan pasien dilakukan secara patient centered oriented.

3. Hasil identifikasi fungsi faktor keluarga dan lingkungannya:


 Faktor keluarga: Keluarga Ny. A termasuk keluarga patriakal, berbentuk nuclear family,
dengan interaksi antar anggota keluarga cukup baik dan dalam menghadapi permasalahan
penyakit Ny. A.
 Terdapat faktor keturunan dari Ibu pasien mengenai penyakit hipertensi yang diderita oleh
Ny. A
 Hasil analisis metode APGAR menunjukkan bahwa fungsi anggota keluarga khususnya
penerimaan anggota keluarga Ny. A sebagai penderita hipertensi baik-baik saja. Sedangkan
analisis patologi lingkungan metode SCREEM menunjukkan bahwa keluarga Ny. A tidak
mendapat tekanan
SARAN
Ada beberapa langkah dalam membantu memecahkan masalah keluarga Ny. A
diantaranya:
 Mengatur pola hidup untuk mencegah hipertensi dan komplikasi, yang menyangkut pola
makan, aktivitas fisik dan rutin berolah raga.
 Mengendalikan penyakit hipertensi untuk pasien terapi lain secara teratur dan meminum
obat secara teratur dan rutin untuk memeriksakan penyakitnya di Puskesmas.
 Memberikan edukasi masyarakat di sekitar tempat tinggal pasien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai