Anda di halaman 1dari 66

ASESMEN

GERIATRI
SEORANG PEREMPUAN USIA 65
DENGAN POST OPERASI TUMOR
PAYUDARA

Disusun oleh :
Nabilla ladyan
Zayyan Missykati Razdiq
Viona Violeta

KEPANITERAAN KLINIK ILMU


Pembimbing :
KESEHATAN MASYARAKAT PERIODE
Evi SInaga
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS
TRISAKTI JAKARTA
Pendahuluan
Lanjut Usia adalah seseorang yang mencapai usia 60 tahun ke atas, berdasarkan
Undang Undang Nomor 13 Tahun 1998 tentang Kesejahteraan Lanjut Usia
Penyakit degeneratif merupakan penyakit kronik menahun yang banyak
mempengaruhi kualitas hidup serta produktivitas seseorang. Penyakit
degeneratif antara lain hipertensi, penyakit jantung koroner, kanker, diabetes
mellitus, osteoporosis, penyakit sendi, asma, katarak, dan sebagainya. Kanker
payudara merupakan kanker yang berasal dari kelenjar, saluran kelenjar dan
jaringan yang menunjang payudara. Sejumlah sel dalam payudara tumbuh dan
berkembang dengan tidak terkendali
Pendahuluan
Lebih dari 60% dari pasien yang baru didiagnosis dengan kanker adalah usia
65 tahun atau lebih tua, populasi lansia ini banyak terlihat pada praktek
onkologi.
Radioterapi merupakan modalitas penting pada pengobatan kanker tanpa
memandang usia atau kondisi komorbiditas
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. M
Usia : 65 Tahun
Jenis Kelamin : Wanita
Status Pernikahan : Sudah Menikah
Alamat : Jl. Pulo Indah No.39 RT.07 RW.05, Petukangan Selatan, Pesanggarahan
Agama : Islam
Suku Bangsa : Betawi
Pendidikan Terakhir : SMA
Pekerjaan : Guru Ngaji
IDENTITAS PASIEN
Nama Orang Terdekat : Ny. A (Anak)
Jumlah Anak : 1
Jumlah Cucu : 0
Jumlah Cicit : 0
Pembiayaan Kesehatan : BPJS
Riwayat Medis / Evaluasi Fisik

Riwayat Medis
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 8 Juli 2021
pukul 14.00 WIB

Keluhan Utama:
Pasien mengalami mual dan muntah yang dirasakan timbul setelah
mendapatkan radioterapi.
Riwayat Medis / Evaluasi Fisik
Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien mengalami mual dan muntah yang dirasakan timbul setelah
mendapatkan radioterapi. Radioterapi merupakan pengobatan lanjutan
yang didapatkan pasien setelah operasi Kanker payudara pada bulan Maret
2021. Mual dan muntah dirasakan terus menerus sepanjang hari yang
menetap hingga 2 hari setelahnya. Pada bulan November 2020 Pasien
mengeluh terdapat benjolan pada payudara kanan dan melakukan
pemeriksaan di YKI pada bulan Desember. Hasil pemeriksaan mammografi
dan oleh dokter spesialis onkologi ditemukan grade 3. Pasien dilakukan
biopsy pada 30 Januari dan dilakukan pengangkatan tumor di bulan April di
RS Pelni. Saat ini pasien sedang dalam pengobatan radioterapi.
Riwayat Medis / Evaluasi Fisik
Riwayat Penyakit Sekarang
Pesien mengeluh selalu merasakan mual yang dirasakan menetap
sepanjang hari setelah dilakukan radioterapi dan menetap selama
beberapa hari. Keluhan tersebut membaik dengan berbaring namun
keluhan akan selalu muncul setelah dilakukannya radioterapi. Mual
terkadang disertai dengan muntah dan rasa pusing pada kepala. Keluhan
ini mengakibatkan pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa,
dan lebih banyak beristirahat dikasur. Terdapat penurunan nafsu makan.
Pasien mengaku terdapat penurunan berat badan sebanyak 3kg dalam
waktu 2 bulan terakhir. Keluhan demam disangkal. Nyeri dada dan sesak
disangkal. Bab cair dan konstipasi disangkal.
Riwayat Medis / Evaluasi Fisik
Riwayat Penyakit Dahulu :
Pasien pernah mempunyai penyakit tiroid dan katup jantung lemah.
Keluhan yang sama tidak pernah dirasakan sebelumnya. Riwayat penyakit
hipertensi, diabetes melitus, stroke, penyakit jantug, paru, dan ginjal
disangkal.

Riwayat Penyakit Keluarga :


Riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, stroke, penyakit jantung, paru,
ginjal, hati, alergi, asma disangkal. Terdapat riwayat penyakit keganasan
pada keluarga pasien.
Riwayat Medis / Evaluasi Fisik

Riwayat Pembedahan :
Riwayat pengangkatan tumor payudara pada 30 April 2021.

Riwayat Alergi :
Pasien tidak memiliki riwayat alergi obat-obatan, makanan-minuman dan
cuaca. Riwayat asma disangkal.
Riwayat Medis / Evaluasi Fisik
Riwayat Kebiasaan
Pasien tidak merokok dan tidak mengosumsi minuman beralkohol. Jarang
berolahraga, jarang meminum air putih namun rutin memakan buah dan
sayur.

Riwayat Konsumsi Obat :


Sehari-hari pasien mengkonsumsi Noticil dan Bisoprolol

Riwayat Pendidikan dan Sosio-Ekonomi :


Pasien merupakan lulusan SMA. Sehari – hari pasien bekerja sebagai guru
ngaji. Pekerjaan saat ini terhambat dikarenakan keluhan mual yang
dirasakan pasien sehingga ia merasa tidak kuat untuk mengajar kembali.
Geriatric
Depression Scale
(GDS)
Untuk setiap
pertanyaan di
bawah ini,
penjelasan mana
yang paling dekat
dengan perasaan
yang anda
rasakan?
Geriatric Depression Scale (GDS)
Setiap jawaban SESUAI mempunyai skor 1
skor 0-5 : Tidak ada gangguan depresi
skor 5-9 : Kemungkinan depresi
skor 10 : Depresi

Kesimpulan. : Hasil perhitungan skor GDS adalah 4 yang tidak terdapat


gangguan depresi maupun kemungkinan depresi
Status Fungsional : ADL Dasar Dan Instrumental

Kesimpulan: Pasien masih dapat melakukan aktivitas sehari-hari namun


dengan bantuan orang lain
Keterbatasan Fungsional

Kesimpulan: Pada pasien didapatkan keterbatasan fungsional dalam melakukan


aktivitas pekerjaan berat, pekerjaan sedang, pekerjaan ringan, pekerjaan naik bukit
atau tangga, membungkuk, berlutut, sujud, dan berjalan 100m.
Keterbatasan Fungsional
Jumlah kesalahan:
0-2 Kesalahan : Baik
3-4 Kesalahan :
Gangguan Intelek
ringan
5-7 Kesalahan :
Gangguan intelek
sedang
7-10 Kesalahan :
Gangguan Intelek Berat

Kesimpulan: Berdasarkan pemeriksaan status mentalis dengan menggunakan


kuesioner pendek, tidak terdapat gangguan intelek
Pemeriksaan Tanda Vital

Kesimpulan: status gizi pasien adalah normal


Pemeriksaan Pendengaran

Pemeriksaan Penglihatan
Pemeriksaan Mulut
Pemeriksaan Leher

Pemeriksaan Dada
Massa teraba : Tidak ada
Payudara : Tidak ada
Gerak dinding dada : Simetris
Pemeriksaan Paru- Paru
Pemeriksaan Kardiovaskular Pemeriksaan Abdomen

a.Jantung Hati membesar : tidak ada


• Irama : Reguler Massa Abdomen lain : tidak ada
• Bising : Tidak ada
Bising/bruit : meningkat
• Gallop : Tidak ada
Nyeri tekan : (+) regio epigastrium
b.Bising Cairan asites : tidak ada
• A. Karotis : Tidak ada Limpa membesar/tidak : tidak ada
• A. Femoralis : Tidak ada

c.Denyut nadi perifer


• A. Dorsalis pedis : Ada (kiri dan kanan)
• A. Tibialis posterior : Ada (kiri dan kanan)
Pemeriksaan Muskuloskeletal

Kesimpulan: Pada pasien didapatkan gerak terbatas pada tulang belakang dan
terdapat nyeri pada pinggul, lutut dan kaki.
Pemeriksaan Neurologik/ Psikologik
Status Mental

Kesimpulan: Tidak didapatkan disorientasi orang, waktu dan situasi serta gangguan
daya ingat jangka pendek dan panjang
Pemeriksaan Neurologik/ Psikologik
Pemeriksaan Umum

Kesimpulan: pemeriksaan gerak langkah abnormal


Mini-Mental State
Examination (MMSE)

Skor:
24-30 = Normal
17-23 = Probable gangguan kognitif
0-16 = Definite gangguan kognitif

Kesimpulan: Pasien kemungkinan


tidak terdapat gangguan kognitif
24-hour Food Recall (Catatan: asupan makanan/minuman kemarin mulai
bangun pagi hingga tidur malam)
24-hour Food Recall

Apabila dihitung berdasarkan berat badan dan tinggi badan pasien,


kebutuhan kalori total harian pasien sebesar 1.151 kkal. Dari food recall
pasien didapatkan asupan kalori pasien selama sehari adalah sebesar 1.195
kkal.
Kesimpulan: Frekuensi dan jam makan teratur, minimal 3 kali/hari saat
makan pagi, makan siang, dan makan malam dengan variasi makanan
sebagai berikut: Nasi, lauk dan sayur. Makanan selingan pasien bervariasi
seperti gorengan. Namun pasien hanya sedikit meminum air putih padahal
pasien sedang dalam keadaan mual hingga muntah yang mana dalam
keadaan tersebut tubuh membutuhkan banyak air agar tidak dehidrasi.
Penyeimbangan Gizi

Rekomendasi asupan bagi lansia seusai Kemenkes RI 2012 pada


Pedoman Pelayanan Gizi Lanjut Usia. Pada prinsipnya kebutuhan gizi pada
lanjut usia mengikuti prinsip gizi seimbang. Konsumsi makanan yang cukup
dan seimbang bermanfaat bagi lanjut usia untuk mencegah atau menurngi
risiko penyakit degenerative dan kekurangan gizi. Kebutuhan gizi lanjut ujia
dihitung secara individu.
Pesan Gizi Seimbang Pada Lanjut Usia:
Makanlah aneka ragam makanan
Makanan yang beraneka ragam adalah makanan yang terdiri dari minimal 4
sumber bahan makanan yaitu makanan pokok, lauk – pauk, sayuran dan
buah. Sayur dan buah sangat baik untuk dikonsumsi

Makanlah makanan untuk memenuhi kecukupan energi


Bagi lanjut usia, dianjurkan untuk memilih karbohidrat kompleks seperti
beras, beras merah, havermout, jagung, ubi jalar, ubi kayu dan umbi –
umbian.
Batasi konsumsi lemak dan minyak
Sumber lemak yang baik adalah lemak tidak jenuh yang berasal dari
kacang – kacangan, alpukar, minyak jagung, minyak zaitun. Lemak minyak
ikan mengandung omega 3 yang dapat menurunkan kolesterol dan
mencega arthritis
Pesan Gizi Seimbang Pada Lanjut Usia:
Makanlah makanan sumber zat besi
. Zat besi secara alamiah diperoleh dari makanan seperti daging, hati dan
sayuran hijau. Kekurangan zat besi yang dikonsumsi bila berkelanjutan
akan menyebabkan penyakit anemia gizi besi.

Biasakan makan pagi


Makan pagi secara teratur dalam jumlah cukup dapat memelihara ketahanan
fisik, mempertahankan daya tahan tubuh dan meningkatkan produktifitas
kerja.
Minumlah air bersih dan aman yang cukup jumlahnya
Air minum yang bersih dan aman adalah air yang tidak berbau, tidak
berwarna, tidak berasa dan telah dididihkan serta disimpan dalam wadah
yang bersih dan tertutup.
Pesan Gizi Seimbang Pada Lanjut Usia:
Lakukan aktivitas fisik dan olahraga teratur
. Agar dapat mempertahankan kebugaran, lanjut usia haurs tetap berolah
raga. Aktifitas fisik sangat penting perannya bagi lansia. Dengan
melakukan aktifitas fisik, maka lanjut usia dapat mempertahankan bahkan
meningkatkan derajat kesehatannya. Namun, karena keterbatasan fisik
yang dimilikinya perlu dilakukan penyesuaian dalam melakukan aktifitas
sehari – hari.
Jumlah kalori ditentukan menurut umur, jenis
kelamin, berat badan, tinggi badan dan aktifitas.
•Batasi penggunaan karbohidrat kompleks seperti nasi,lontong, roti, ketan,
jagung,kentang, dikurangi jumlahnya dari kebiasaan sehari-hari.
•Hindari penggunaan sumber karbohidrat sederhana/mudah diserap seperti
gula pasir, gula jawa, sirup,selai, manisan, buah-buahan, susu kental manis,
minuman botol ringan, dodol, es krim, kue-kue manis, bolu, dendeng, abon
dan sarden.
•Batasi konsumsi gula : anjuran konsumsi gula per orang per hari menurut
kemenkes adalah setara dengan 50gram /4sendok makan.
Diet dengan pola makan sesuai aturan 3J (jumlah,
jenis dan jadwal makan) dengan detail berikut :
Jumlah (J): jumlah makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan BB
memadai yaitu BB yang dirasa nyaman untuk seorang diabetes. Jumlah
makanan yang dikonsumsi disesuaikan dengan hasil konseling gizi. Ukur
kadar kalori yg masuk kedalam tubuh dengan batas maksimum 150kkal/hari
Jenis (J): Jenis makanan utama yang dikonsumsi dapat disesuaikan dengan
konsep Piring Makan Model T. Utamakan makanan yang rendah kolesterol,
tinggi serat namun rendah glikemiks indeks (GI), hindari makanan yang
mengandung gula serta karbohidrat
Jadwal (J): Jadwal makan terdiri dari 3x makan utama dan 2-3x makan
selingan mengikuti prinsip porsi kecil
Bahan makanan yang dianjurkan untuk lansia:
Makanan pokok sebagai sumber karbohidrat digunakan sebagai energi seper nasi
(beras merah tumbuk, beras putihh dll), jagung, ubi, singkong, sagu, kentang, talas,
sukun, bihun,mie, roti gandum dan havermut)
Lauk pauk sebagai sumber protein, lemak dan mineral.

Sumber makanan hewani: ikan(dianjurkan ikan teri,ikank embung basah dan segar
dll), daging ayam tanpa kulit, daging sapi tanpa lemak, telur dan susu rendah lemak
dan lainnya. Sumber makanan nabati : tempe, tahu dan kacang kacangan serta
olahannya
Sayuran berwarna sebagai sumber vitamin dan mineral serta serat seperti bayam,
kangkung, wortel, brokoli, labu kuning, labu siam, dan lalapan dan sayuran segar
lainnya
Bahan makanan yang dianjurkan untuk lansia:
Buah berwarna : pepaya, pisang, jeruk manis, alpukat, apel dll
Makanan sumber zat besi seperti hati sapi, hati ayam, daging ayam, daging sapi,
sayuran berwarna hijau (bayam) dan kacang kacangan
Makanan sumber kalsium seperti: ikan (contoh ikan teri basah dan segar), sayur hijau
(sawi hijau, daun singkong, daun pakis/paku dll) dan buah (jeruk, pisang, jambu biji,
pepaya, alpukat, apel, strawberry, buah naga dll)
Minum air putih minimal 8 gelas sehari
Bahan makanan yang dibatasi untuk lansia

Konsumsi Gula, Garam dan Lemak (GGL) dalam pengolahan makanan sehari
adalah sesuai dengan anjuran (G4G1L5), yang artinya:

1. Konsumsi Gula maksimum 4 sendok makan (50 gram/hari)

2. Konsumsi Garam maksimum 1 sendok teh (2 gram/hari )
3. KonsumsiLemak maksimum 5 sendok makan minyak sayur (67gram/hari)
Anjuran konsumsi makanan sumber natrium : makanan yang diawetkan
seperti ikan dan daging kalengan, minuman berkarbonasi/bersoda.
Diagnosis Klinis
• Kanker payudara
• Radiotheraphy nausea induced : Mual dan muntah yang diinduksi radioterapi
adalah salah satu efek samping paling umum dari pengobatan radioterapi.
Diperkirakan 80% pasien dengan kanker akan mengalami mual dan muntah
yang diinduksi radioterapi. Mual dan muntah yang tidak dikelola dengan baik
menurunkan kualitas hidup pasien dan dapat menyebabkan gangguan dalam
perawatan kanker. Komplikasi serius dapat berupa dehidrasi, malnutrisi,
ketidakseimbangan elektrolit, robekan kerongkongan, patah tulang, dan
penurunan status fisik dan mental.
Tatalaksana
Non farmakologi :
- Edukasi
1.Menyarankan pasien untuk mencoba tekhnik akupuntur dan accupressure untuk
menghilangkan keluhan pasien. Serta mencoba beberapa ramuan herbal seperti jahe untuk
menghilangkan keluhan pasien.
2.Menyarankan pasien untuk mengubah pola makan dan pola diet yang ada. Diantranya
melakukan diet hambar dan makan dilakukan dalam porsi kecil namun sering.
3.Edukasi pasien untuk melakukan aktivitas fisik harian dan latihan fisik untuk menjaga
kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dapat
meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi. Contoh : berkebun, menyapu, membersihkan
rumah, bermain dengan cucu. Latihan fisik adalah suatu bentuk aktifitas fisik yang terencana,
terstruktur dan berkesinambungan dengan gerakan tubuh yang berulang-ulang serta ditujukan
untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Contoh : senam, jalan cepat, jogging, berspeda,
berenang.
Jenis latihan fisik yang tidak dianjurkan bagi lansia :
Latihan fisik lebih dari 60 menit
Gerakan menahan napas
Gerakan melompat atau meloncat
Latihan beban dengan beban berat
Latihan fisik yang menganggu keseimbangan, seperti berdiri diatas
kaki tanpa berpegangan
Tatalaksana
Non farmakologi :
- Edukasi
4.Edukasi untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan bagi pasien, seperti rekreasi,
bermain dengan cucu
5.Edukasi caregiver untuk melakukan reorientasi dengan cara menggunakan gambar, tanda,
kalender, foto keluarga, dan jadwal harian
6.Edukasi caregiver untuk memberikan dukungan emosional berupa memberi sentuhan saat
bicara dengan lansia, melibatkan lansia dalam kegiatan sehari-hari, menunjukkan wajah yang
menyenangkan saat berdekatan dengan lansia, duduk berhadapan dan memandang mata
saat berbicara dengan lansia, tidak berbicara dengan suara yang membentak, menggunakan
Bahasa yang singkat, meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita lansia
7.Edukasi caregiver untuk memberikan dukungan penghargaan berupa melibatkan lansia
dalam acara keluarga, memberikan pujian Ketika lansia dapat melakukan suatu kegiatan
Tatalaksana
Non farmakologi :
- Edukasi
8.Edukasi caregiver untuk memberikan dukungan instrumental seperti tidak membiarkan
lansia melakukan pengobatan sendiri, menyiapkan makan dan minum pasien, penyediaan
kalender atau jam dengan tulisan besar, pemenuhan nutrisi
9.Edukasi caregiver untuk memberikan dukungan informasi seperti mengingatkan lansia
untuk makan dan mandi secara teratur, mengingatkan lanisa jadwal untuk beribadah,
mengingatkan lansia untuk meletakkan benda di tempat semula, dan memberikan penjelasan
berulang-ulang
10.Edukasi caregiver untuk memberikan dukungan keluarga seperti memberikan perhatian,
kasih sayang, dan kesabaran
-Terapi okupasi : seperti terapi berkebun, untuk menstimulasi kognitif pada lansia
Tatalaksana

Farmakologi:
Ondansentrom 8mg 2 x 1
Daftar Masalah dan Rencana Penanganan
Daftar Masalah dan Rencana Penanganan
Daftar Kegiatan
Resume
Daftar Kegiatan
Asesmen geriatrik (Summary)
Ny. M, usia 65 tahun Pasien mengalami mual dan muntah yang dirasakan timbul setelah mendapatkan
radioterapi. Radioterapi merupakan pengobatan lanjutan yang didapatkan pasien setelah operasi Kanker
payudara pada bulan Maret 2021. Mual dan muntah dirasakan terus menerus sepanjang hari yang menetap
hingga 2 hari setelahnya. Pada bulan November 2020 Pasien mengeluh terdapat benjolan pada payudara kanan
dan melakukan pemeriksaan di YKI pada bulan Desember. Hasil pemeriksaan mammografi dan oleh dokter
spesialis onkologi ditemukan grade 3. Pasien dilakukan biopsy pada 30 Januari dan dilakukan pengangkatan
tumor di bulan April di RS Pelni. Saat ini pasien sedang dalam pengobatan radioterapi. Pesien mengeluh selalu
merasakan mual yang dirasakan menetap sepanjang hari setelah dilakukan radioterapi dan menetap selama
beberapa hari. Keluhan tersebut membaik dengan berbaring namun keluhan akan selalu muncul setelah
dilakukannya radioterapi. Mual terkadang disertai dengan muntah dan rasa pusing pada kepala. Keluhan ini
mengakibatkan pasien tidak dapat melakukan aktivitas seperti biasa, dan lebih banyak beristirahat dikasur.
Terdapat penurunan nafsu makan. Pasien mengaku terdapat penurunan berat badan sebanyak 3kg dalam
waktu 2 bulan terakhir. Keluhan demam disangkal. Nyeri dada dan sesak disangkal. Bab cair dan konstipasi
disangkal. Riwayat penyakit hipertensi, diabetes mellitus, stroke, penyakit jantung, paru, ginjal, hati, alergi, asma
dan kanker disangkal.
Resume
Daftar Kegiatan
Pemeriksaan fisik didapatkan TD 100/80 mmHg, nadi reguler. Pasien memiliki waktu dan frekuensi makan
yang tidak teratur, dengan rata – rata frekuensi makan setiap harinya ialah 3x/hari yaitu makan pagi, siang
dan makan malam. Apabila dihitung berdasarkan berat badan dan tinggi badan pasien, kebutuhan kalori
total harian pasien sebesar 1.151 kkal. Dari food recall pasien didapatkan asupan kalori pasien selama
sehari adalah sebesar 1.195 kkal. Namun pasien hanya sedikit meminum air putih padahal pasien sedang
dalam keadaan mual hingga muntah yang mana dalam keadaan tersebut tubuh membutuhkan banyak air
agar tidak dehidrasi.
Dari pemeriksaan status mental didapatkan hasil tidak adanya gangguan kognitif (MMSE 28) dan tidak ada
gangguan mood atau depresif. Pasien memiliki resiko jatuh, dari ADL (Activity Daily Living) memiliki
keterbatasan dalam melakukan pekerjaan sedang-berat.
1. Dari Aspek Biopsikososial
Pasien
a. Edukasi tentang penyakit yang diderita dan penanganannya kepada pasien
b. Membangun kepercayaan diri pasien agar pasien yakin bahwa dirinya dapat tetap hidup
produktif dengan melakukan sosialisasi dengan lingkungan (tetangga) pasien
c. Mendukung pasien untuk melakukan hal yang ia sukai (misalnya berkebun, melukis, dsb
Memberikan edukasi kepada keluarga pasien jika keluhan sedang dirasakan untuk makan makanan
yang mudah dicerna terlebih dahulu seperti bubur, menerapkan diet hambar dan makan dalam
porsi kecil dan sering.
d. Menyarankan pasien untuk mencoba tekhnik akupuntur dan accupressure untuk
menghilangkan keluhan pasien. Serta mencoba beberapa ramuan herbal seperti jahe untuk
menghilangkan keluhan pasien.
Memberikan edukasi bahwa keluhan mual yang diderita pasien jika memberat dan terjadi terus
menerus Rencana Perawatan Terpadu (Comprehensive Care)
1. Dari Aspek Biopsikososial
Keluarga / Care Giver
a. Menjelaskan kepada keluarga pasien mengenai penyakit dan penatalaksanaanya
b. Edukasi tentang penyakit yang diderita dan penanganannya kepada keluarga pasien
c. Edukasi kepada caregiver dan keluarga pasien untuk memberikan dukungan emosional, instrumental,
informasi, keluarga, dan penghargaan pada pasien
d. Edukasi terhadap keluarga untuk dapat memahami kondisi pasien sehingga dapat menyesuaikan dan
memberikan dukungan kepada pasien
e. Menjelaskan kepada Keluarga pasien untuk lebih memperhatikan kondisi Pasien
f. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien untuk membawa pasien ke Spesialis untuk mendapatkan
terapi lebih lanjut
g. Mengedukasi keluarganya untuk konsultasi ke puskesmas apabila terjadi perubahan suasana hati dan
penurunan daya ingat serta perubahan tingkah laku
h. Edukasi kepada keluarga untuk mendukung pasien dalam menjalani aktivitasnya
i. Mendorong keluarga untuk terus berhubungan sosial dengan baik, dengan secara berkala menyapa dan
menanyakan kabar pasien
Pengkajian Fisik

● Pasien
a. menjelaskan kepada pasien Menjelaskan kepada pasien bahwa pemeriksaan fisik yang
dilakukan mendapatkan temuan berupa bibir kering. Tidak terdapat gangguan fungsi
intelektual.Hasil MMSE : 28

● Keluarga / Care Giver


a. Mejelaskan kepada keluarga pasien untuk membantu aktivitas pasien sehari – hari dirumah
b. Menjelaskan kepada keluarga untuk mengingatkan pasien konsumsi obat setelah radioterapi
dan jika keluhan sedang dirasakan sebaiknya makan makanan yang mudah dicerna terlebih dahulu
seperti bubur
Pengkajian Psikologis
● Pasien
a. Memberikan saran kepada pasien untuk melakukan hobinya didalam rumah
b. Memberikan saran kepada pasien untuk tetap bersosialisasi dengan lingkungan sekitar, dapat dilakukan
secara daring

● Keluarga / Caregiver
a. Menjelaskan kepada keluarga pasien untuk selalu menemani dan mendukung kondisi psikologis pasien
b. Memberikan saran kepada keluarga pasien untuk mengajak pasien melakukan hobinya dan memberikan
pasien waktu untuk merawat diri sendiri atau “me time”
Status Fungsional

● Pasien
a. Memberikan edukasi bahwa pasien harus tetap bersemangat dalam aktivitas
sehari-hari dan mengikuti anjuran pembatasan aktivitas fisik yang dapat
mencelakakan pasien

● Keluarga / Caregiver
a. Memberikan edukasi kepada keluarga pasien bahwa pasien perlu dipantau
dalam sehari-hari
Status Nutrisi

● Pasien
a. Menjelaskan kepada pasien untuk tetap makan makanan yang gizi seimbang
b. Menjelaskan kepada pasien jika keluhan sedang dirasakan makan makanan yang mudah
dicerna seperti bubur, diet hambar, dan pola makan sedikit namun sering
c. Menjelaskan kepada pasien untuk memenuhi cakupan kebutuhan air harian

● Keluarga / Caregiver
a. Menjelaskan kepada keluarga pasien jika keluhan sedang dirasakan makan makanan yang
mudah dicerna seperti bubur
Interaksi Diantara Hal-hal Tersebut

• Pasien
a. Memberikan edukasi pada pasien untuk tetap menjaga kesehatan fisik,
menjaga aktivitas sehari hari dan gizi seimbang dengan baik
• Keluarga / Caregiver
a. Memberikan edukasi keluarga pasien jika pasien tetap menjaga kesehatan,
menjaga aktivitas sehari hari, gizi seimbang
Tatalaksana
Non farmakologi :
- Edukasi
1.Menyarankan pasien untuk mencoba tekhnik akupuntur dan accupressure untuk
menghilangkan keluhan pasien. Serta mencoba beberapa ramuan herbal seperti jahe untuk
menghilangkan keluhan pasien.
2.Menyarankan pasien untuk mengubah pola makan dan pola diet yang ada. Diantranya
melakukan diet hambar dan makan dilakukan dalam porsi kecil namun sering.
3.Edukasi pasien untuk melakukan aktivitas fisik harian dan latihan fisik untuk menjaga
kesehatan dan kebugaran tubuhnya. Aktifitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dapat
meningkatkan pengeluaran tenaga dan energi. Contoh : berkebun, menyapu, membersihkan
rumah, bermain dengan cucu. Latihan fisik adalah suatu bentuk aktifitas fisik yang terencana,
terstruktur dan berkesinambungan dengan gerakan tubuh yang berulang-ulang serta ditujukan
untuk meningkatkan kebugaran jasmani. Contoh : senam, jalan cepat, jogging, berspeda,
berenang.
Jenis latihan fisik yang tidak dianjurkan bagi lansia :
Latihan fisik lebih dari 60 menit
Gerakan menahan napas
Gerakan melompat atau meloncat
Latihan beban dengan beban berat
Latihan fisik yang menganggu keseimbangan, seperti berdiri diatas
kaki tanpa berpegangan
Tatalaksana
Non farmakologi :
- Edukasi
4.Edukasi untuk melakukan kegiatan yang menyenangkan bagi pasien, seperti rekreasi,
bermain dengan cucu
5.Edukasi caregiver untuk melakukan reorientasi dengan cara menggunakan gambar, tanda,
kalender, foto keluarga, dan jadwal harian
6.Edukasi caregiver untuk memberikan dukungan emosional berupa memberi sentuhan saat
bicara dengan lansia, melibatkan lansia dalam kegiatan sehari-hari, menunjukkan wajah yang
menyenangkan saat berdekatan dengan lansia, duduk berhadapan dan memandang mata
saat berbicara dengan lansia, tidak berbicara dengan suara yang membentak, menggunakan
Bahasa yang singkat, meluangkan waktu untuk mendengarkan cerita lansia
7.Edukasi caregiver untuk memberikan dukungan penghargaan berupa melibatkan lansia
dalam acara keluarga, memberikan pujian Ketika lansia dapat melakukan suatu kegiatan
Tatalaksana
Non farmakologi :
- Edukasi
8.Edukasi caregiver untuk memberikan dukungan instrumental seperti tidak membiarkan
lansia melakukan pengobatan sendiri, menyiapkan makan dan minum pasien, penyediaan
kalender atau jam dengan tulisan besar, pemenuhan nutrisi
9.Edukasi caregiver untuk memberikan dukungan informasi seperti mengingatkan lansia
untuk makan dan mandi secara teratur, mengingatkan lanisa jadwal untuk beribadah,
mengingatkan lansia untuk meletakkan benda di tempat semula, dan memberikan penjelasan
berulang-ulang
10.Edukasi caregiver untuk memberikan dukungan keluarga seperti memberikan perhatian,
kasih sayang, dan kesabaran
-Terapi okupasi : seperti terapi berkebun, untuk menstimulasi kognitif pada lansia
Tatalaksana

Farmakologi:
Ondansentrom 8mg 2 x 1
Hasil Evaluasi Pemecahan Masalah
Penutup

Kesimpulan
Ny. M, 65 tahun dengan diagnose Kanker payudara dan radiotheraphy
naussea induced. Pemeriksaan yang dilakukan meliputi anamnesis untuk
mencari masalah yang ada pada pasien. Selanjutnya pasien dan keluarga
diberikan edukasi terhadap masalah kesehatannya serta penanganannya
yang dapat dilakukan untuk mengurangi permasalahan kesehatannya.
Penutup
Saran
Dalam pembuatan laporan assessment geriatri selanjutnya, diharapkan
penulis dapat lebih mampu memahami pasien secara komprehensif,
sehingga dapat memberikan edukasi maupun penyuluhan yang lebih
menyeluruh dan sesuai dengan masalah yang ada pada pasien, dalam hal
ini yaitu presbikusis dan demensia, serta kemungkinan komplikasi yang
dapat terjadi akibat permasalahan tersebut kepada pasien dan
keluarganya.
DAFTAR PUSTAKA
1. https://www.kemkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin%20lansia%202016.pdf )
2. juknis instrumen pengkajian paripurna pasien geriatri. Kemenkes ri 2017
3. buku kesehatan lanjut usia. KEMENKES RI. 2016
4. Movsas B, Fastro. Radiation Therapy in Elderly Person: An Old Issue With New Approach. . Int J Radiation
Onncology Biol Phys 2017;98(4):715–717.
5. Loh KP, Celis E S P, et al. What Every Oncologist Shoul Know About Geriatric Assessment for Older Ptient
With Cancer: Young International Society of Geriatric Oncology Position Paper. Journal of Oncology Practise
2018;14(2):85-94
6. Cailet P, Poitrine F CM, et al. Compehensive Geriatric Assessment and quality of life after localized
prostat cancerin elderly . Int J. Clinical Oncology 2011;29(27):3636– 3642
7. Chang S, Goldstein N E, Dharmarajan K V. Managing an Older Adult with Cancer: Consideration for
Radiation Oncolgists. Hindawi Bio Med Research International 2017;Article ID 169510:2-13
Thank you!
Now, let's get back to work.

Anda mungkin juga menyukai