Anda di halaman 1dari 21

Tonsilitis Kronik

Eksaserbasi Akut
DR. GABRIELLA MANALU
PEMBIMBING:
DR. JAHJA BUDI

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


RUMAH SAKIT RESTU IBU BALIKPAPAN
PERIODE 2021/2022
Identitas Pasien
Nama : An. SDA
Umur. : 12 Tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pemuda 7 No. 28 RT 13
Tanggal masuk : 03 Januari 2022
Identitas Keluarga
Nama : Ny. SI (Ibu Kandung Pasien)
Umur. : 35
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pemuda 7 No. 28 RT 13
Pekerjaan : IRT
Anamnesis ( autoanamnesis dan
alloanamnesis)
KELUHAN UTAMA KELUHAN TAMBAHAN

Nyeri tenggorokan sejak 7 hari SMRS Batuk


Demam
Nyeri saat menelan
Nafsu makan menurun
Napas Berbau dan Mengorok saat tidur
Riwayat penyakit sekarang

Pasien datang diantar keluarga dengan keluhan sesak napas sejak 1 hari SMRS. Sesak
yang dialami membuat pasien menjadi rewel dan tidak dapat tdur. Ibu pasien
mengatakan awalnya pasien mengalami batu pilek sejak 6 hari SMRS. Batuk disertai
bunyi grok- grok dan dahak namun tidak dapat keluar. Dari lubang hidung keluar
cairan berwarna bening terkadang kuning kehijauan dan diikuti oleh demam.
Sebelumnya pasien sempat dibawa berobat dan mendapat obat penurun panas dan
obat batuk, namun tidak membaik. Keluhan lain seperti mual dan muntah disangkal.
BAB (+) Normal, BAK (+) Normal, nafsu makan menurun dan hanya mau minum susu.
Riwayat Penyakit
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Riwayat sakit serupa (-) Riwayat penyakit serupa (-)


Asma (-) Asma (-)
Alergi (-) Alergi (-)
Pengobatan 6 bulan (-)
Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak
Perkembangan dan pertumbuhan anak sesuai usia.

Riwayat Imunisasi
◦ Imunisasi lengkap sesuai usia

Vaksin Umur
0 bulan 1 bulan 2 bulan 4 bulan 6 bulan 9 bulan 18 bulan

BCG     √        
DPT     √ √ √   √

Polio √   √ √ √   √

Campak           √  

Hepatitis B √ √          

1
PEMERIKSAAN FISIK

KEADAAN UMUM
TANDA VITAL
•GCS : E4 M6 V5
•HR : 138 kali/menit
•Kesan sakit : Sakit sedang
•RR : 32 kali/menit
•Status gizi : TB: 75cm BB:10kg
•Suhu : 37,4 ゜ C
Gizi Baik
STATUS GENERALIS
•Kepala :
Normocephali, Anemi (-/-), Ikterik (-/-), Sianosis (-)
•Leher
KGB dan tiroid dalam batas normal
•Thoraks
Jantung : Bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru-paru : retraksi(+) Suara napas vesikuler +/+, rhonki +/+ basah halus,
wheezing -/-
•Abdomen
Supel, bising usus normal, nyeri tekan (-), nyeri
1
lepas (-), hepar dan lien tidak teraba.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hematologi      
Darah lengkap Hasil Satuan Nilai Rujukan
Leukosit 7.470 10e3/ɥL 4.400 – 11.000
Neutrofil 3.44 % 2.53 – 7.77
Limfosit 2.73 % .900 – 5.28
Monosit 1.09 % 0.00 – .777
Eosinofil .009 % 0.00 – .440
Basofil .205 % 0.00 – .110
Eritrosit 4.58 10e6/ɥL 4.00 – 5.20
Hemoglobin 12.3 % 11.5 – 16.2
Hematokrit 36.3 % 35.0 – 45.0
MCV 79.3 % 81.0 – 96.0
MCH 26.9 % 28.0 – 33.0
MCHC 33.9 % 33.0 – 36.0
RDW 11.1 % 11.6 – 14.6
Trombosit 269. 10e3/ɥL
1 150. – 450.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Rontgen Thorax AP

Cor : Normal
Sinus dan diafragma Normal
Trakea ditengah
Mediastinum normal
Perselubungan inhomogen pada
perihiler – paracardial kanan dan kiri
Skeletal : Normal

Kesan : Bronkopneumonia bilateral


DIAGNOSIS: PROGNOSIS
Bronkopneumonia Ad vitam : Dubia ad Bonam
Imunisasi Lengkap Ad fungtionam : Dubia ad Bonam

Gizi Baik Ad sanationam : Dubia ad Bonam

PENATALAKSANAAN:
◦ Inf. Kaen 3B 8 tpm (Makro)
◦ Inj. Cefarin 500mg/12 Jam
◦ Obat puyer
◦ R/ Tremenza 1/3tab
◦ Vectrin 1/3 tab
◦ Theobron 30ml
◦ Trilac ½ tab
◦ Sacch Lactis q.s
◦ Mfla pulv dtd No. XV
◦ S 3 dd pulv 1
1
Tinjauan Pustaka
BRONKOPNEUMONIA
Definisi
Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang melibatkan bronkus atau
bronkiolus yang berupa distribusi berbentuk bercak-bercak (patchy distribution).
Bronkopneumonia lebih sering merupakan infeksi sekunder terhadap berbagai keadaan yang
melemahkan daya tahan tubuh tetapi bisa juga sebagai infeksi primer yang biasanya kita jumpai
pada anak-anak dan orang dewasa
ETiologi
Bakteri yang biasa menyebabkan pneumonia Virus yang menyebabkan pneumonia adalah
adalah Streptococcus dan Mycoplasma Adenoviruses, Rhinovirus, Influenza Virus,
pneumonia. Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan para
Influenza Virus.

Pneumokokus merupakan penyebab utama


pneumonia. Pneumokokus dengan serotipe 1
sampai 8 menyebabkan pneumonia pada
orang dewasa lebih dari 80 % sedangkan pada
anak ditemukan tipe 14, 1, 6 dan 9.
Faktor Resiko
Pneumonia disebabkan oleh beberapa faktor yang saling memengaruhi, yaitu
mikroorganisme/agen, berat bayi pada saat dilahirkan rendah (≤2500 gram), pemberian ASI
tidak secara eksklusif (pemberian ASI selama 6 bulan tanpa diberikan makanan pendamping
lain), tidak lengkapnya imunisasi dasar, pemberian vitamin A yang tidak adekuat, pemberian
makanan tambahan terlalu dini, dan faktor lingkungan. Semua faktor tersebut akan saling
mempengaruhi dan dapat mengakibatkan menurunnya daya tahan tubuh terhadap penyakit.
Apabila ada mikroorganisme penyebab penyakit pneumonia, bayi dan balita tersebut dapat
terkena pneumonia.
Patofisiologi
Proses peradangan yang terjadi diparu – paru meliputi 4 stadium, yaitu:

Stadium kongesti  kapiler melebar dan kongesti


Stadium Hepatisasi merah  Lobus padat, warna menjadi merah dan pada perabaan seperti
hepar.
Stadium Hepatisasi kelabu  lobus merah tetap padat dan warna pucat kelabu
Stadium Resolusi  eksudat berkurang
Manifetasi Klinis
Gejala dan tanda klinis pneumonia bervariasi tergantung dari kuman penyebab, usia pasien,
status imunologis pasien, dan beratnya penyakit. Manifestasi klinis biasanya berat yaitu sesak,
sianosis, tetapi dapat juga gejalanya tidak terlihat jelas seperti pada neonatus.
Gejala dan tanda pneumonia dapat dibedakan menjadi gejala umum infeksi (nonspesifik), gejala
pulmonal, pleural, atau ekstrapulmonal. Gejala nonspesifik meliputi demam, menggigil, sefalgia,
resah dan gelisah. Beberapa pasien mungkin mengalami gangguan gastrointestinal seperti
muntah, kembung, diare, atau sakit perut.
Gejala pada paru timbul setelah beberapa saat proses infeksi berlangsung. Setelah gejala awal
seperti demam dan batuk pilek, gejala napas cuping hidung, takipnu, dispnu, dan timbul apnu.
Otot bantu napas interkostal dan abdominal mungkin digunakan. Batuk umumnya dijumpai
pada anak besar, tapi pada neonatus bisa tanpa batuk.
Pemeriksaan Penunjang
Rontgen Thorax AP
Pemeriksaan Laboratorium
LED/ CRP
tatalaksana
1. Penatalaksanaan medis Pengobatan diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi, tetapi karena hal itu perlu waktu dan pasien perlu
secepatnya, maka biasanya yang diberikan antara lain:

a. Pennicillin 50000 unit/kg/BB/hari ditambah klorqmfenikol 80-90 mg/kg/BB/hari atau diberikan antibiotic yang mempunyai spectrum
luas seperti ampicillin, pengobatan ini diteruskan sampai bebas demam 4-5 hari.

b. Berikan oksigen dan cairan intravena

2. Penatalaksanaan terapeutik

a. Menjaga kelancaran pernafasan.

b. Istirahat.

c. Nutrisi dan cairan.

d. Mengontrol suhu.

3. Penatalaksanaan medis umum.

a. Farmakoterapi - Antibiotik (diberikan secara intravena) - Ekspektoran. - Antipiretik. - Analgetik.

b. Terapi O2 dan nebulisasi aerosol.


Pencegahan & Prognosis
Meningkatkan daya tahan tubuh kaitan terhadap berbagai penyakit saluran nafas seperti : cara
hidup sehat, makan makanan bergizi dan teratur, menjaga kebersihan, beristirahat yang cukup,
rajin berolahraga, dan lain-lain. Melakukan vaksinasi juga diharapkan dapat mengurangi
kemungkinan terinfeksi antara lain : • Vaksinasi Pneumokokus • Vaksinasi H. Influenza •
Vaksinasi Varisela yang dianjurkan pada anak dengan daya tahan tubuh rendah • Vaksin
influenza yang diberikan pada anak sebelum anak sakit. Dengan penggunaan antibiotik yang
tepat dan cukup, mortalitas dapat diturunkan sampai kurang dari 1 %. Anak dalam keadaan
malnutrisi energi protein dan yang datang terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai