CRS-CSS
TUBERKOLOSIS PARU ANAK
Nama : An. BD
Jenis kelamin : Laki-Laki
Usia : 17 tahun
Tanggal lahir : 1 September 2002
Alamat : Harumansari, Ujung Berung, Bandung
Tanggal masuk RS : 24 Oktober 2019 pukul 21.30 WIB
Tanggal pemeriksaan : 29 Oktober 2019 pukul 06.00 WIB
ANAMNESIS
Keluhan utama : Panas Badan
Salmonella thyphi H:
1/320
Salmonella thyphi O:
1/160.
ANAMNESIS TAMBAHAN
RIWAYAT NUTRISI
Pasien sejak lahir tidak mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan dan hanya
minum susu formula.
RIWAYAT IMUNISASI
RIWAYAT KONTAK TB
• Paman pasien : dinyatakan sembuh 3 tahun lalu.
• Kakek pasien : dinyatakan sembuh 2 tahun lalu.
RIWAYAT PENGOBATAN TB
• Usia 5 tahun : hanya pengobatan selama 4 bulan.
• Usia 6 tahun : pengobatan diulang kembali dari awal pengobatan
tuntas.
PEMERIKSAAN FISIS
BMI/U : Normal
TB/U : Normal
PEMERIKSAAN FISIS
Saat diperiksa sudah hari perawatan ke-5, pasien menunjukkan klinis yang stabil, hanya
mengeluhkan batuk terus menerus apabila pasien tidur dalam posisi terlentang (sehingga
pasien tidur dengan posisi kasur 80°
DIAGNOSIS BANDING
1. Typhoid Fever
2. Tuberkulosis Paru
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. CBC
2. Pemeriksaan BTA dahak (induksi sputum)
3. Tes PPD
4. Foto Thoraks
5. Kultur darah
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Foto thoraks (24/10)
Efusi
Pleura
Kanan
HASIL PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hb : 12,6 gr%
Hematokrit : 38 %
Hasil PPD: 16 mm
Eritrosit : 4,63 juta/mm3
Leukosit : 5900 / mm3
Trombosit : 98.000 mm3
Diff.count : 0/1/0/67/25/7
DIAGNOSIS KERJA
Skor pasien: 7
*notes:
Pengobatan TB anak
dilakukan bila skor >=6.
DIAGNOSIS KERJA
Non farmakologi:
1. Edukasi PHBS.
2. Tirah baring.
Farmakologi:
1. PCT 3x500 mg jika suhu >38 C
Non farmakologi:
1. Edukasi kepada pasien dan keluarga bahwa pengobatan pada TB butuh kepatuhan
yang baik dalam meminum obat dan kontrol agar pengobatannya berhasil.
2. Edukasi bahwa seluruh anggota keluarga harus di screening TB.
Farmakologi:
1. Levofloxacin 1x500 mg IV
2. Omeprazole 2x40 gr IV
3. Prednison 6-4-2
PATOGENESIS
lymphangitis
primary focus
Ghon focus
PATOFISIOLOGI
KLASIFIKASI
Riwayat Hasil uji kepekaan
Lokasi Status HIV
pengobatan Obat
Gejala Sistemik/Umum
• Berat badan turun atau tidak naik dalam dua bulan
• Gagal tumbuh meskipun telah diberikan upaya perbaikan gizi yang
baik selama 1-2 bulan
• Demam lebih dari dua minggu, naik-turun, tidak tinggi, tanpa sebab
yang jelas. Keringat malam saja bukan merupakan gejala spesifik
TB pada anak apabila tidak disertai gejala sistemik/umum lain.
• Batuk lama lebih dari dua minggu, non-remitting(tidak pernah
reda/intensitas semakin lama semakin parah), tidak membaik
setelah pemberian AB dan obat asma
• Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain.
MANIFESTASI KLINIS
Meningitis
TB spesifik Otak/meningeal
Tuberkuloma Gejala TTIK
otak
Skeletal Spondilitis,
koksitis, gonitis
MANIFESTASI KLINIS
Mata Conjuctivitis
flictenularis
Kulit Skrofuloderma
TB Spesifik
Dullness,
crackles
Pleura dan
Pericardium
Bunyi jantung
redup
DIAGNOSIS
1. Pemeriksaan Bakteriologis
SPESIMEN diambil dari:
• Berdahak
• Bilas lambung dengan NGT
• Induksi sputum
TEST BAKTERIOLOGIS
• Pemeriksaan mikroskopis (BTA)
• Test cepat molekuler (TCM)/ rapid molecular diagnostic
• Pemeriksaan Biakan
DIAGNOSIS
Sistem
Skoring
TB Anak
DIAGNOSIS
Jika ditemukan salah satu keadaan di bawah ini, pasien dirujuk ke fasilitas
pelayanan kesehatan rujukan:
1. Foto toraks menunjukan gambaran efusi pleura atau milier kavitas
2. Gibbus, koksitis Gibbus
3. Tanda bahaya:
a. Kejang, kaku kuduk
b. Penurunan kesadaran
c. Kegawatan lain, misalnya sesak napas
TATALAKSANA
Sering digunakan:
Prednison dosis 2 mg/kg/ hari, hingga 4 mg/kg/hari. Pada kasus sakit berat, dosis maksimal 60
mg/hari selama 4 minggu.
Tappering off setelah 2 minggu pemberian, kecuali pada TB meningitis: tappering off setelah 4
minggu.
TATALAKSANA
Piridoksin
Karena isoniazid dapat menyebabkan difisiensi piridoksin simtomatik,
terutama pada anak malnutrisi dan HIV. Dosis: 5-10mg/kg/hari
TATALAKSANA - Nutrisi
PEMANTAUAN DAN HASIL EVALUASI
Anak yang pernah mendapat pengobatan TB, apabila datang kembali dengan
gejala TB, perlu dievaluasi apakah anak tersebut menderita TB.
Evaluasi dapat dilakukan dengan cara pemeriksaan dahak atau sistem skoring.
Evaluasi dengan sistem skoring harus lebih cermat dan dilakukan di fasilitas
rujukan.
Tujuan:
1. Mencapai angka kesembuhan yang tinggi
2. Mencegah putus berobat
3. Mengatasi efek samping obat jika timbul dan mencegah resistensi