TB milier merupakan penyakit limfohematogen sistemik akibat penyebaran kuman M.tuberculosis dari kompleks primer
Spondilitis tuberculosis adalah radang vertebra yang biasanya terjadi sebagai komplikasi tuberculosis paru
EPIDEMIOLOGI Sejak akhir tahun 1990-an re-emerging disease WHO sepertiga penduduk dunia (2 miliar orang) 3 hal yang mempengaruhi : - perubahan strategi pengendalian, - infeksi HIV, - pertumbuhan populasi yang cepat.
PATOGENESIS
INFEKSI MYCOBACTERIUM
Kuman mati
Kuman hidup berkembang biak Pembentukan fokus prier Penyebaran limfogen Penyebaran hematogen
tuberkulin (+)
Sakit TB Komplikasi kompleks primer Komplikasi penyebaran hematogen Komplikasi penyebaran limfogen
Reaktivasi
Meninggal
acute generalized hematogenic spread sejumlah besar kuman TB dalam darah ke seluruh tubuh protractedhematogenic spread. fokus perkijuan menyebar ke saluran vaskular di dekatnya
I. Tuberculosis Milier terjadi dalam waktu 2-6 bulan pertama setelah infeksi awal. Terjadinya TB milier dipengaruhi oleh : - kuman M. TB - status imunologis penderita - faktor lingkungan
Manifestasi Klinis keluhan kronik yang tidak khas, seperti anoreksia dan berat badan turun atau gagal tumbuh, demam lama, serta batuk dan sesak napas. serangan akut berupa demam tinggi yang sering hilang timbul (remittent), limfadenopati superfisial dan hepatomegali terbentuk tuberkel difus multipel, gejala respiratorik kelainan kulit Meningitis TB dan peritonitis TB
Diagnosis TB Milier pada anak berdasarkan : Adanya kontak dengan penderita TB dewasa yang infeksius ( BTA positif) Gambaran klinis Gambaran radiologi yang khas Uji tuberculin yang positif Pemeriksaan sputum atau bilasan lambung dan kultur M. tuberculosis pungsi lumbal
Penatalaksanaan pemberian 45 macam OAT 2 bulan I, dilanjutkan dengan isoniazid dan rifampisin 46 bulan
Dapat dipakai kombinasi isoniazid, rifampisin, pirazinamid, dan streptomisin atau etambutol 2 bulan I, isoniazid dan rifampisin sampai 12 bulan.
Kortikosteroid (prednison) dengan dosis 12 mg/kg BB/hari 48 minggu, tapering off hingga 26 minggu Respons keberhasilan terapi : - demam hilang 2 3 minggu pengobatan, - peningkatan nafsu makan, - perbaikan kualitas hidup - peningkatan berat badan. - Gambaran milier pada rontgen dada
Spondilitis tuberkulosa
merupakan peradangan granulomatosa yang bersifat kronik dekstruktif oleh M. tuberculosis.
sering ditemukan pada vertebra T8-L3 dan paling jarang pada vertebra C1-2.
Perjalanan penyakit :
Stadium implantasi 6-8 minggu didaerah paradiskus pada anak-anak didaerah sentral vertebrae. Stadium destruksi awal destruksi korpus vertebrae penyempitan discus 3-6 minggu.
Stadium destruksi lanjut destruksi massif kolaps vertebra cold abses (abses dingin) kifosis atau gibus, 2-3 bulansetelah stadium destruksi awal. Stadium gangguan neurologis Gangguan neurologis tekanan abses ke kanalis spinalis. Stadium deformitas residual 3-5 tahun setelah timbulnya stadium implantasi. Kifosis bersifat permanen
Gambaran klinis
Nyeri punggung Demam, berkeringat malam Anoreksia Penurunan berat badan atau berat badan tidak naik-naik Masa pada vertebra Kelemahan pada kaki
Diagnosis
Gejala klinis Pemeriksaan labor Peningkatan LED Leukositosis Pewarnaan BTA Kultur Pemeriksaan penunjang Uji mantoux positif Foto rontgen vertebra Bone scan Ct scan vertebra Biopsy tulang
Penatalaksanaan Prinsipny diobati sesegera mungkin untuk menghentikan progresivitas penyakit serta mencegah paraplegia.
Tatalaksananya yaitu : Pemberian OAT Dekompresi medulla spinalis Menghilangkan atau menyingkirkan produk infeksi Stabilisasi vertebra dengan graft tulang Kemudian konservatif : tirah baring dan memperbaiki keadaan umum penderita.
Identitas pasien Nama :I Umur : 4 tahun 9 bulan Jenis kelamin : laki-laki Suku bangsa : minangkabau Alamat : jl. Pampangan Lubeg
Alloanamnesis ( diberikan oleh ibu kandung ) Seorang anak laki-laki berumur 4 tahun 9 bulan dirawat dibangsal IKA RSUP.Dr.M.Djamil Padang sejak 4 oktober 2008 dengan :
Keluhan utama : Tidak bisa berjalan sejak 2 bulan sebelum masuk Rumah Sakit.
Riwayat penyakit sekarang : Demam sejak 2 bulan sebelum masuk Rumah Sakit, tidak tinggi, hilang timbul, tidak menggigil, tidak kejang, keringat malam ada. Tidak bias berjalan tiba-tiba sejak 2 bulan sebelum masuk Rumah Sakit. Teraba benjolan dipunggung sejak 2 bulan sebelum masuk Rumah Sakit, makin lama makin membesar,
Sesak nafas sejak 10 jam sebelum masuk Rumah Sakit, terutama bila demam tinggi, tidak berbunyi menciut, tidak dipengaruhi susu dan aktivitas. Buang air kecil terasa sakit dan sulit keluar memancar sejak 6 hari sebelum masuk Rumah Sakit, jumlah sedikit.
Batuk pilek tidak ada, riwayat kontak dengan unggas mati tidak ada. Riwayat kontak dengan penderita batuk lama ada.
Riwayat trauma didaerah punggung tidak ada. Buang air besar warna dan konsistensi biasa.
Anak hanya makan 1-2x/hari, 1-2 sdm/kali sejak sakit. ke puskesmas 1,5 bulan sebelum masuk Rumah Sakit diberi obat ke IGD 2 hari sebelum dirawat dipasang kateter dirujuk ke poli IKA dengan keterangan post retensio urine e.c? + paraplegia.
Riwayat penyakit dahulu : Tidak pernah sakit seperti ini sebelumnya. Riwayat penyakit keluarga : Ayah pasien pernah batuk-batuk lama 1 tahun yang lalu, mendapat terapi OAT selama 6 bulan dari RSUP. M.Djamil poli penyakit paru.
Riwayat kehamilan : penyakit berat (-), mengkonsumsi obat-obatan, penyinaran (-), control teratur kebidan,imunisasi TT (+) Riwayat persalinan : Lahir spontan di rumah bersalin, ditolong bidan, saat lahir langsung menangis kuat dengan BBL 2500 gr dan PBL lupa.
Riwayat makanan dan minuman : Bayi : ASI : 0-1 tahun PASI : 6-12 bulan Buah dan biscuit : 6-12 bulan Bubur susu : 6 bulan Nasi tim : >12 bulan Anak Makanan utama : 3 kali sehari Daging : 2 kali seminggu Ikan : 4 kali seminggu Telur : 3 kali seminggu Sayur-mayur : ada Kesan : kualitas cukup, kuantitas cukup
Riwayat imunisasi : BCG : DPT : bulan Polio : bulan Hepatitis B : bulan Campak : Kesan 1 bulan, scar positif 2 bulan, 3 bulan, 4 2 bulan 3 bulan, 4 1 bulan, 2 bulan, 6
9 bulan
Riwayat sosial ekonomi : anak ke-4 dari empat bersaudara, ayah tamat SD, pekerjaan nelayan, penghasilan Rp.150.000/bulan, ibu tamat SD, pekerjaan buruh, penghasilan Rp. 150.000/bulan. Riwayat perumahan dan lingkungan : Rumah semi permanen, halaman sempit, sumber air minum dari sumur gali, buang air besar di jamban dalam rumah dan sampah dibakar didalam halaman rumah.
PEMERIKSAAN FISIK
Kesadaran Tekanan darah Frekuensi nadi Frekuensi nafas : Suhu Berat badan Tinggi badan BB/U TB/U BB/TB
: 11 Kg : 101 cm : 61 % : 93 % :68%
gizi buruk
Kulit
:teraba hangat, sianosis (-), ikterik (-), anemis (-), lemak subkutis sedikit KGB :teraba pembesaran kelenjar coli sinistra multiple 0,5x0,5x0,5 cm Kepala : bentuk simetris normal Mata : konjungtiva tidak anemis, sclera tidak ikterik Telinga : tidak ada kelainan Hidung : nafas cuping hidung ada Mulut : mukosa dan bibir basah
Perkusi
Auskultasi Abdomen Inspeksi Palpasi Perkusi Auskultasi
: ictus tidak tampak : iktus teraba 1 jari medial LMCS RIC V : jantung dalam batas normal : irama teratur, bising tidak ada
: distensi tidak ada : supel, hepar dan lien tidak teraba : timpani : bising usus (+) normal
Punggung
Ekstremitas : akral hangat, refilling kapiler baik, reflex fisiologis +/+ normal, sensoris +/+, reflex patologis -/-, kekuatan otot
555
555
111 111
PEMERIKSAAN LABORATORIUM Darah Hb : 10,2 gr/dl Leukosit : 9000 /mm3 LED : 55 mm/jam Hitung jenis : 0/2/3/74/15/6 Eritrosit : 5,13 juta
: :
Feces Makroskopik : kuning, cair, darah (-), lendir (-) Mikroskopik : leukosit 1-2, eritrosit 01, telur cacing (-)
DIAGNOSIS KERJA Spondilitis Tb Tb milier Gizi buruk tipe marasmik Anemia mikrositik hipokrom
TERAPI: F 75 8 x 175 cc INH 1x110 mg po Rifampisin 1x165 mg po Pirazinamid 1x275 mg po Ethambutol 1x 165 mg po Prednisone 3x7,5 mg po B6 1x10 mg po Vit A 200.000 IU As folat 5 mg
AGD , elektrolit Ro Thorak AP+lateral Ro thorakolumbal AP+lateral Albumin, globulin LED Mantoux test BTA lambung Timbang berat badan/ hari Funduskopy LP
Follow up pasien
tgl RR nadi T TD BB Kesadaran
4 5 6
59 38 30
11 11 11
7
8 9
28
31 34
111
104 108
36,8
37 36,8
100/50
100/50 100/60
11
11 11,4
sadar
sadar sadar
10
11 12 13 14 15 16 17 18
26
28 28 30 30 32 32 26 26
102
108 108 100 104 110 104 106 106
37
37 37 37 37 36,8 37 37 37
100/60
100/60 100/60 100/60 100/60 110/60 100/60 100/60 100/60
11,4
11,4 11,7 11,7 12 12 12,2 12,2 12,2
sadar
sadar sadar sadar sadar sadar sadar sadar sadar
tgl
RR
nadi
TD
BB
Kesadaran
19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29
26 26 28 28 28 26 26 26 26 30 30
100/60 100/60 100/60 100/60 100/60 100/60 100/60 100/60 100/60 100/60 100/60
sadar sadar sadar sadar sadar sadar sadar sadar sadar sadar sadar
Subjective objective
Pemeriksaan penunjang
Hasil pemeriksaan: Kesan sementara Ro Thorak : infiltrate retikulo granuler + infiltrate kasar diseluruh lapangan paru. Kesan : Tb milier Kesan sementara Ro thorakolumbal : tampak corpus vertebra sebagian hancur, discus menyempit. Kesan : spondilitis Tb Rencana :konsul bedah ortopedi, kolesterol, AGD, elektrolit, BTA Lambung I, mantoux tes, SI, TIBC.
Kesan
Therapy
Konsul
Konsultasi dengan supervisor Dr. FinnY Fitry Yani, SpA Setuju dengan Tb milier Setuju dengan pemberian OAT LP tidak dapat dilakukan karena adanya gibus
6-10-08
Terapi : lanjut + Ampicilin4x150 mg, Gentamicin 2x40 mg, + MB TKTP 1200 kkal
Konsul supervisor Dr. Gustina LUbis Sp.A Ganti saja makanan dengan makanan biasa kalau tidak mau makan makanan cair
Tgl
7-10-08
Subjective objective
Pemeriksaan penunjang
Hasil BTA lambung (-) Rencana : BTA lambung II Rencana : BTA lambung III Hasil BTA lambung II (-) Hasil BTA lambung III (-) Hasil mantoux : indurasi 0 mm Expertise Ro Thorak : Tb thorak + spondilitis Tb
Kesan
Tidak ada perburukan
Therapy
Lanjut
Konsul
8-10-08
Lanjut
9-10-08
Lanjut
10-10-08
Hasil konsul bedah ortopedi Spondilitis Tb setinggi thorakal XI-XII dengan deficit neurologis,Tb milier + gizi buruk Anjuran Bed rest, OAT, terapi gizi sesuai IKA Saat ini tidak ada indikasi untuk bedah
Tgl
11-12 okt 2008 13-10-08
Subjective objective
Pemeriksaan penunjang
Kesan
Therapy
Terapi : lanjut, MB TKTP 1400 kkal Terapi : lanjut, MB TKTP 1500 kkal
Konsul
Hasil konsultasi mata : saat ini tidak tampak keterlibatan mata berkaitan dengan diagnosis. Saran : control ke poli mata bila mata merah danterjadi penurunan Visus.
14-10-08
16-10-08
4 Oktober 2008 Hasil pemeriksaan: Kesan sementara Ro Thorak : infiltrate retikulo granuler + infiltrate kasar diseluruh lapangan paru. Kesan : Tb milier Kesan sementara Ro thorakolumbal : tampak corpus vertebra sebagian hancur, discus menyempit. Kesan : spondilitis Tb Konsultasi dengan supervisor Dr. FinnY Fitry Yani, SpA Setuju dengan Tb milier Setuju dengan pemberian OAT LP tidak dapat dilakukan karena adanya gibus
6 oktober 2008
Konsul supervisor Dr. Gustina LUbis Sp.A
Ganti saja makanan dengan makanan biasa kalau tidak mau makan makanan cair Terapi : lanjut + Ampicilin4x150mg, Gentamicin 2x40 mg, + MB TKTP 1200 kkal Rencana :konsulbedah ortopedi, kolesterol, AGD, elektrolit, BTA Lambung I, mantoux tes, SI, TIBC.
10 oktober 2008
Hasil konsul bedah ortopedi Spondilitis Tb setinggi thorakal XI-XII dengan deficit neurologis Tb milier + gizi buruk Anjuran Bed rest, OAT, terapi gizi sesuai IKA Saat ini tidak ada indikasi untuk bedah
14 oktober 2008
Terapi : lanjut,gentamicin distop
Dari anamnesis pasien demam , tidak tinggi, hilang timbul, tidak menggigil dan tidak kejang. Pasien tidak bisa berjalan benjolan dipunggung nafsu makan berkurang dan berkeringat malam Berat badan turun sesak nafas ada riwayat kontak dengan penderita batukbatuk lama ada ( ayah pasien).
Buang air kecil terasa sakit dan sulit keluar , 6 hari sebelum dirawat Anak hanya makan sedikit sejak sakit. Telah dibawa berobat ke puskesmas 1,5 bulan sebelumdirawat, tidak bisa berjalan+buang air kecil tidak lancar dirujuk ke poli IKA dengan keterangan post retensio urine e.c? + paraplegia. dan dianjurkan dirawat.
Dari pemeriksaan fisik : pasien tampak sakit sedang, nafas sesak, teraba pembesaran KGB ditemukan gibbus dengan Ekstremitas bawah motorik lumpuh dan sensorik masih normal, gizi buruk pada pasien akibat penyakitnya.
Pada pemeriksaan laboratorium Hb 10,2gr%, LED meningkat Pemeriksaan BTA lambung dan uji tuberculin negative. Rontgen thorak awal masuk TB milier.
Penatalaksanaan intake awal F75 8x175 cc dilanjutkan dengan MB TKTP ditingkatkan bertahap. Pasien diberi OAT antibiotic ampicilin 4x250 mg dan gentamicin 2x40 mg.
Hasil konsul bedah ortopedi pada pasien ini dianjurkan bedrest total pada alas yang keras, diberikan OAT terapi lain sesuai dosis anak, dan saat ini tidak ada indikasi tindakan operatif.
Hasil konsultasi mata : saat ini tidak tampak keterlibatan mata berkaitan dengan diagnosis. Saran : control ke poli mata bila mata merah danterjadi penurunan Visus.