: An. FJ
Umur
: 8 Bulan
Jenis Kelamin
: Laki-laki
Alamat
: Kampung Kemang
Masuk IGD
Masuk Bangsal
Ruang Rawat
: Bougenvile Atas
BAK normal, frekuensi ganti pampers 3-4 kali sehari kondisi pampers
penuh. BAB normal, frekuensi ganti pampers 2-3 kali sehari.
Satu hari sebelum masuk RS, pasien tampak lemas dan nafsu makan
berkurang. Batuk pilek dan demam masih ada. Demam disangkal, tidak disertai
dengan kejang.
4 jam sebelum masuk RS, pasien terlihat napasnya cepat dan sesak. Sesak
muncul perlahan-lahan. Sesak tidak muncul tiba-tiba karena udara dingin ataupun
debu. Pasien menjadi lebih cepat lelah menetek, kira-kira sekitar 5 menit menetek
lalu pasien melepas. Berdasarkan pengakuan ibu pasien, pasien tampak biru.
Di IGD pasien dipasang selang oksigen dan mendapatkan terapi uap satu kali.
Setelah diuap, ibu mengaku pasien batuk-batuk kemudian memuntahkan dahak
berlendir, warna putih, tidak berdarah.
Riwayat Penyakit Dahulu:
Riwayat keluhan yang sama sebelumnya disangkal. Riwayat tersedak
disangkal. Riwayat alergi obat dan susu formula disangkal. Riwayat asma disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga:
Keluhan yang sama seperti pasien di keluarga disangkal. Riwayat kontak
dengan penderita TB di keluarga maupun lingkungan sekitar disangkal. Riwayat
alergi, asma, penyakit jantung disangkal
Riwayat Sosial dan Lingkungan :
Pasien tinggal di lingkungan yang padat penduduk. Kebersihan dalam rumah
cukup diperhatikan. Ibu rajin membersihkan rumah. Pasien tinggal bersama Ayah,
Ibu, dan Nenek pasien. Pasien tidak tinggal dekat jalanan maupun pabrik. Namun
ayah pasien adalah perokok dan kadang kadang sering merokok di dalam rumah.
Riwayat Antenatal :
Kontrol kehamilan rutin di bidan. Demam, batuk-pilek, keputihan, infeksi lain,
tekanan darah tinggi disangkal. Diberikan suplemen zat besi mulai trimester ke 2.
Kesan : normal
Riwayat Persalinan :
Pasien merupakan anak pertama, lahir di bidan, cara persalinan pervaginam,
cukup bulan (38-39 minggu), berat lahir 3100 gram, panjang lahir 50cm, menangis
spontan, kelainan bawaan (-), riwayat kuning maupun biru (-). Kesan : Lahir cukup
bulan, sesuai masa kehamilan
Riwayat Imunisasi :
Imunisasi biasanya dilakukan di puskesmas. Imunisasi yang telah dilakukan
BCG, Polio, Hepatitis B, dan DPT. Ibu Pasien lupa waktunya kapan. Imunisasi yang
belum dilakukan adalah campak. Kesan : Imunisasi dasar lengkap sesuai umur
menurut rekomendasi Depkes.
Riwayat Makan :
0 6 bulan
: ASI eksklusif
6 8 bulan (sekarang)
Kesan
Personal Sosial : saat ini pasien sudah dapat menatap muka, tersenyum,
mengamati tangan, berusaha meraih mainan, memegang biskuit sendiri
Motorik Halus : saat ini pasien sudah dapat menoleh ke samping kanan dan kiri,
berusaha meraih mainan, memegang biskuit sendiri
Bahasa : saat ini pasien sudah dapat bersuara, berteriak, menoleh ke arah suara,
mengoceh
Motorik Kasar : saat ini pasien kepala sudah bisa tegak ketika didudukan, duduk
tanpa berpegangan
Kesadaran
Tanda Vital
Status Antropometri
:
:
Compos mentis
N
: 100x/mnt, isi cukup, kuat angkat, reguler
RR
: 48x/menit
: 37,8C
Mata
Telinga
isokor 2mm/2mm
Bentuk normal, simetris, otore -/-
Hidung
Kepala
Mulut
Leher
:
:
T1 tenang
Simetris, tidak ada deviasi trakhea, tidak teraba
pembesaran kelenjar getah bening
Dada
Pulmo :
I : Normochest, dinding dada simetris statis dan dinamis,
retraksi suprasternal (+) retraksi epigastrium (+)
P : Ekspansi dinding dada simetris
P : Sonor di kedua lapang paru
A : Vesikuler (Normal/Normal), ronkhi,
Ronkhi Basah Halus)
Cor :
I : Tidak tampak ictus cordis
P : Iktus cordis teraba di ICS 2-3 linea MCS
4
I : Datar
P : Dinding perut supel, turgor kulit baik, hepar dan lien
tidak teraba, turgor baik
P : Timpani
Alat Kelamin
Ekstremitas
Hasil
Nilai Normal
11.34
5 - 14,5 ribu
30.3
57.6
7.9
1.6
2.6
17 60 %
20 70 %
1 11 %
15%
01%
4.54
13.3
37
431
81.1
29.4
36.3
12.05
7.301
39.7
112.2
18.7
19.8
-7.1
7,34 7,44
35 45 mmHg
85 95 mmHg
22 26 mmol/L
23 27 mmol/L
-2,5 2,5
5
Std HCO3
Saturasi 02
Elektrolit
Na
K
Cl
Ureum
Kreatinin
18.8
97.7
22 26 mmol/L
96 97 %
143
5.7
112.0
23
0.2
V. DIAGNOSA KERJA
Pneumonia
VI. DIAGNOSA BANDING
Bronkiolitis
VII. PENATALAKSANAAN
IVFD : KAEN 1B
Kebutuhan cairan anak dengan BB = 9,2 kg
[9.2 x 100] x 20 = 12,7 ~ 12 tpm makro
24 x 60
Obat :
- Antibiotik :
Edukasi :
- Bila menyusui, posisi anak harus setengah duduk, tidak boleh sambil ibu
berbaring atau anak berbaring
- Bila anak bertambah sesak (RR > 50x/menit) maka semntara anak
dipuasakn telebih dahulu dan dipasang NGT
- Bila anak demam, beri minum ASI yang cukup, kompres hangat, dan beri
obat penurun panas
VIII. PROGNOSIS
Quo ad vitam
: dubia ad bonam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1. Definisi
Pneumonia merupakan infeksi yang mengenai parenkim paru yang disebabkan
oleh bakteri, virus, jamur dan benda-benda asing. Bronkopneumonia didefinisikan
sebagai peradangan akut dari parenkim paru pada bagian distal bronkiolus terminalis
dan meliputi bronkiolus respiratorius, duktus alveolaris, sakus alveolaris, dan
alveoli.1
II.2 Epidemiologi
Pneumonia hingga saat ini masih tercatat sebagai masalah kesehatan utama
pada anak di Negara berkembang. Pneumonia merupakan penyebab utama
morbiditas dan mortalitas anak berusia dibawah lima tahun (balita). Diperkirakan
hampir seperlima kematian anak di seluruh dunia, lebih kurang dua juta anak balita,
meninggal setiap tahun akibat pneumonia, sebagian besar terjadi di Afrika dan Asia
Tenggara. Menurut survey kesehatan nasional (SKN) 2001, 27,6% angka kematian
bayi dan 22,8% kematian balita di Indonesia disebabkan oleh penyakit system
respiratori, terutama pneumonia 2.
Insiden penyakit ini pada negara berkembang hampir 30% pada anak-anak di
bawah umur 5 tahun dengan resiko kematian yang tinggi, sedangkan di Amerika
pneumonia menunjukkan angka 13% dari seluruh penyakit infeksi pada anak di
bawah umur 2 tahun Insiden pneumonia pada anak 5 tahun di negara maju adalah
2-4 kasus/100 anak/tahun, sedangkan dinegara berkembang 10-20 kasus/100
anak/tahun. Pneumonia menyebabkan lebih dari 5 juta kematian pertahun pada anak
balita di negara berkembang 2.
II.3. Etiologi
Usia pasien merupakan peranan penting pada perbedaan dan kekhasan
pneumonia anak, terutama dalam spectrum etiologi, gambaran klinis dan strategi
pengobatan. Etiologi pneumonia pada neonatus dan bayi kecil meliputi
Streptococcus grup B dan bakteri gram negatif seperti E.colli, pseudomonas sp, atau
Klebsiella sp. Pada bayi yang lebih besar dan balita pneumoni sering disebabkan oleh
Streptococcus pneumonia, H. influenzae, Stretococcus grup A, S. aureus, sedangkan
pada anak yang lebih besar dan remaja, selain bakteri tersebut, sering juga ditemukan
infeksi Mycoplasma pneumoniae 2.
Penyebab utama virus adalah
3 miggu 3 bulan
Bakteri
Clamydia trachomatis
Streptococcus
pneumoniae
Virus
Adenovirus
Influenza
Parainfluenza 1,2,3
Bakteri
Clamydia pneumonia
Mycoplasma pneumoniae
Streptococcus
Moraxella catharalis
Staphylococcus aureus
Virus
CMV
Bakteri
Haemophillus influenza tipe B
Moraxella catharalis
Staphylococcus aureus
4 bulan 5 tahun
tahun remaja
pneumoniae
Virus
Adenovirus
Rinovirus
Influenza
Parainfluenza
Bakteri
Clamydia pneumonia
Mycoplasma pneumoniae
Streptococcus
Neisseria meningitides
Virus
Varisela Zoster
Bakteri
Haemophillus influenza
Legionella sp
Staphylococcus aureus
pneumoniae
Virus
Adenovirus
Epstein-Barr
Rinovirus
Varisela zoster
Influenza / Parainfluenza
Tabel 1. Etiologi pneumonia pada anak sesuai dengan kelompok usia di negara maju.8
II.4. Klasifikasi
Sangat Berat
letargis
Tidak mau menetek /
minum
Kejang
Demam atau
hipotermia
Bradipnea atau
pernapasan ireguler
Napas cepat
Retraksi yang berat
Pneumonia
Berat
Pneumonia
Ringan
Retraksi (+)
Masih dapat minum
Sianosis (-)
Takipnea
Retraksi (-)
Klasifikasi (MTBS)
(Pneumonia berat)
Pneumonia
Batuk : bukan pneumonis
II.5. Patogenesis1,4
10
Dalam
keadaan
sehat
pada
paru
tidak
akan
terjadi
pertumbuhan
jarak
yang
harus
ditempuh
oleh
oksigen
dan
12
Gambar 1. Patofisiologi4
II.6. Patofisiologi :
13
Gejala infeksi umum, yaitu : demam, sakit kepala, gelisah, malaise, penurunan
nafsu makan, keluhan gastrointestinal seperti : mual, muntah atau diare ; kadangkadang ditemukan gejala infeksi ekstrapulmoner.
Gejala gangguan respiratori, yaitu : batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea,
napas cuping hidung, merintih, dan sianosis.
14
15
Infiltrat
interstisial,
ditandai
dengan
peningkatan
corakan
16
17
Tuberculosis (TB)
Asma
pilek
hiperinflasi dinding dada
ekspirasi memanjang
berespon baik terhadap bronkodilator
Tabel 5. Diagnosis banding anak yang datang dengan keluhan batuk dan atau
kesulitan bernafas
II.12. Penatalaksanaan
Sebagian besar pneumonia pada anak tidak perlu dirawat inap. Indikasi
perawatan terutama berdasarkan berat-ringannya penyakit, misalnya toksis, distres
pernapasan, tidak mau makan/minum, atau ada penyakit dasar yang lain, komplikasi,
dan terutama mempertimbangkan usia pasien. Neonatus dan bayi kecil dengan
kemungkinan klinis pneumonia harus dirawat inap.
Bayi
Anak
Saturasi oksigen < 92%, sianosis
Saturasi oksigen <92%, sianosis
Frekuensi napas > 60 kali/menit
Frekuensi napas > 50 kali/menit
Distres pernapasan, apnea intermiten, Distres pernapasan
18
atau grunting
Tidak mau minum/menetek
Keluarga tidak bisa merawat di rumah
Grunting
Terdapat tanda dehidrasi
Keluarga tidak bisa merawat di rumah
cairan
intravena,
terapi
oksigen,
koreksi
terhadap
gangguan
keseimbangan asam basa, elektrolit, dan gula darah. Untuk nyeri dan demam dapat
diberikan analgetik/antipiretik. Penyakit penyerta harus ditanggulangi dengan
adekuat.
Penggunaan antibiotik yang tepat merupakan kunci utama keberhasilan
pengobatan. Terapi antibiotik harus segera diberikan pada anak dengan pneumonia
yang diduga disebabkan oleh bakteri.
Identifikasi dini mikroorganisme penyebab tidak dapt dilakukan karena tidak
tersedianya uji mikrobiologis cepat. Oleh karena itu, dipilih berdasarkan pengalaman
empiris
yakni
didasrkan
pada
kemungkinan
etiologi
penyebab
dengan
19
-Jika frekuensi pernapasan, demam, dan nafsu makan tidak ada perubahan, ganti ke
antibiotik ke lini kedua dan nasihati ibu untuk kembali lagi.
-Jika ada tanda pneumonia berat, rawat anak di rumah sakit dan tangani sesuai
pedoman di bawah ini.
Pneumonia rawat inap
Beri ampisilin/amoksisilin (25-50 mg/kgBB/kali IV atau IM setiap 6 jam),
harus dipantau 24 jam selama 72 jam pertama. Bila anak memberikan respons
yang baik maka diberikan selama 5 hari. Selanjutnya terapi dilanjutkan di rumah
atau di rumah sakit dengan amoksisilin oral (15mg/kgBB/kali diberikan 3 kali
sehari) untuk 5 hari berikutnya.
Bila keadaan klinis memburuk sebelum 48 jam atau terdapat keadaan yang
berat (tidak dapat menyusu atau minum/makan, ata memuntahkan semuanya,
kejang, letargis atau tidak sadar, sianosis, distress pernapasan berat) maka
ditambahkan kloramfenikol (25 mg/kgBB/kali IM atau IV setiap 8 jam).
Bila pasien datang dengan keadaan klinis berat, segera berikan oksigen
dan pengobatan kombinasi ampisilin-kloramfenikol atau ampisilin-gentamisin.
Sebagai alternatif, beri seftriakson (80-100 mg/kgBB IM atau IV sekali sehari).
Apabila
diduga
pneumonia
stafilokokal,
ganti
antibiotik
dengan
Pada pneumonia berat atau asupan per oral kurang, diberikan cairan intravena
dan dilakukan balans cairan ketat
20
Nutrisi
-Pada anak dengan distres pernapasan berat, pemberian makanan per oral, harus
dihindari. Makanan dapat diberikan lewat nasogastric tube (NGT) atau
intravena. Tetapi harus diingat bahwa pemasangan NGT dapat menekan
pernapasan, khusunya pada bayi/anak dengan ukuran lubang hidung kecil. Jika
memang dibutuhkan sebaiknya menggunakan yang terkecil.
-
Kriteria pulang:
-
II.14. Prognosis6
21
22
BAB IV
PEMBAHASAN
Pasien seorang anak laki-laki usia 8 bulan masuk rumah sakit melalui IGD
tanggal 31 May 2015 dengan keluhan utama sesak yang bertambah berat sejak 4 jam
sebelum masuk RS. Ibu pasien mengatakan, anak demam sejak 7 hari yang lalu suhu
diukur 38C. Demam muncul disertai dengan batuk dan pilek. Batuk berdahak warna
putih kehijauan. Pilek berwarna putih kehijauan.. Batuk dan pilek tidak berkurang
dengan obat dari bidan, demam juga hanya turun jika diberi obat penurun panas,
setelah itu demam naik kembali. BAK normal, frekuensi ganti pampers 3-4 kali
sehari kondisi pampers penuh. BAB normal, frekuensi ganti pampers 2-3 kali
sehari. Ibu pasien menyangkal adanya penurunan berat badan drastis dalam tiga
bulan ini. Napas berbunyi ngik-ngik juga disangkal. Kontak TB disangkal.
Pasien baru pertama kali MRS, sebelumnya tidak pernah sakit seperti ini. Dari
riwayat penyakit keluarga tidak ada yang menderita asma, kejang maupun riwayat
atopi.
Pada kasus ini pasien didiagnosa dengan pneumonia karena pada pasien
didapatkan gambaran klinis pneumonia pada anak yang bergantung pada berat
ringannya infeksi, tetapi secara umum gejala infeksi umum, yaitu didapatkan pada
pasien anak ini demam, gelisah, penurunan nafsu makan, keluhan gastrointestinal
seperti mual, muntah atau diare, kadang-kadang ditemukan gejala infeksi
ekstrapulmoner.
Gejala gangguan respiratori juga terjadi pada pasien anak ini, seperti batuk,
pilek, sesak napas, takipnea dan napas cuping hidung. Dan pada pemeriksaan fisik
ditemukan suara ronkhi basah halus seluruh lapang paru.
Pada pemeriksaan laboratorium terdapat peningkatan jumlah leukosit. Hitung
leukosit dapat membantu membedakan pneumoni viral dan bakterial. Infeksi virus
leukosit normal atau meningkat (tidak melebihi 20.000/mm 2 dengan limfosit
23
pernapasan.
Serta
diberikan
obat
simtomatis
antipiretik-analgetik
24
DAFTAR PUSTAKA
1. Garna, Herry, dkk. 2005. Pedoman diagnosis dan terapi. Bandung : UNPAD
2. Hegar, Badriul. 2010. Pedoman Pelayanan Medis. Jakarta : IDAI.
3. Latief, Abdul, dkk. 2009. Pelayanan Kesehatan anak di rumah sakit standar
WHO. Jakarta : Depkes
4. Price, Sylvia Anderson.1994. Pathophysiology : Clinical Concepts Of Disease
Processes. Alih Bahasa Peter Anugrah. Ed. 4. Jakarta : EGC
5. Sastroasmoro, Sudigdo, dkk. 2009. Panduan pelayanan medis dept. IKA.
Jakarta : RSCM
6. Rahajoe, Nastini.N., dkk. 2008. Buku Ajar Respirologi, Edisi 1. Jakarta : IDAI
7. Nelson. 2000. Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15,Volume 2.Jakarta :EGC.
8. Opstapchuk M, Roberts DM, haddy R. community-acquired pneumonia in
infants and children. Am fam physician 2004;20:899-908
25