Anda di halaman 1dari 44

PEMBIMBING: dr. Ali M,Sp.

A Jacky Tanzil 406117006

IDENTITAS PASIEN
Nama
Umur Jenis kelamin Agama Alamat Bangsal Masuk RS No. RM

: An. RA : 1,5 bulan : Laki-laki : Islam : Kr. Bener 4/3 Bae : B3 : 30 Mei 2012 : 634836

Anamnesa
Alloanamnesis dengan ibu penderita dilakukan pada tanggal 31 Mei 2012 pukul 13.00 WIB di ruang Boegenvil 3 didukung dengan catatan medis. Keluhan utama: sesak nafas Keluhan tambahan: batuk dan muntah-muntah

Riwayat Penyakit Sekarang


Sebelum masuk rumah sakit : Sebelumnya sesak nafas 2 hari yg lalu, badan lemas, disertai batuk, dan muntah-muntah sebanyak 3 kali. Sejak lahir, keluarga mengatakan kalau pasien sudah sering mengalami gangguan pernafasan tetapi sesaknya masih ringan jadi tidak dibawa ke rumah sakit dan hanya dirawat dirumah. Pasien juga pernah tersedak setelah minum susu. Tgl. 30 Mei pasien berobat ke RSUD Kudus dan di sarankan untuk rawat inap.

Riwayat Penyakit Sekarang


Setelah masuk rumah sakit : Setelah sampai di UGD RSUD Kudus, pasien diinfus lalu diambil darahnya untuk diperiksakan darah rutin. Kemudian pasien di rawat di ruang Boegenvil 3.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien pernah mengalami sesak nafas.

Riwayat Penyakit Keluarga


Tidak ada anggota keluarga atau saudara yang sedang sakit serupa

Riwayat Persalinan dan Kehamilan


Anak laki-laki lahir dari ibu G2 P2 A0 hamil 32 minggu, lahir secara spontan ditolong oleh bidan, langsung menangis, berat badan lahir 2500 gram, panjang badan saat lahir 48 cm, lingkar kepala saat lahir ibu lupa, lingkar dada saat lahir ibu lupa, tidak ada kelainan bawaan. Ada riwayat KPD.

Riwayat Pemeliharaan Prenatal


Ibu mengaku memeriksakan rutin kandungannya ke bidan selama kehamilan, sakit selama masa kehamilan disangkal. Riwayat trauma selama hamil disangkal

Riwayat Perkembangan dan Pertumbuhan Anak


Pertumbuhan : Berat badan lahir 2,5 kg, panjang badan lahir 48 cm, lingkar kepala dan lingkar dada ibu tidak ingat. Sekarang berat badannya 3,9 kg

Perkembangan : Saat ini anak berusia 1,5 bulan.


Kesan : Pertumbuhan sesuai usia.

Riwayat Makan dan Minum Anak


ASI diberikan sejak lahir sampai sekarang di tambah dengan pemberian susu formula Kesan: kualitas dan kuantitas baik

Riwayat Imunisasi
BCG Hepatitis B

: 1x (1 bulan) : 1x (0 bulan)

Kesan : Imunisasi dasar tidak lengkap.


.

STATUS PRESENTS
Pemeriksaan dilakukan pada tanggal 31 Mei 2012. Kesan Umum : CM, tampak lemah

Tanda Vital : Tekanan darah Nadi Laju pernapasan Suhu

: tidak diperiksa : 172x/menit : 56x/menit : 36,2C (Axilla)

Pemeriksaan Fisik
Kepala Mata

THT
Mulut Leher Thorax

: Mesocephal : conjungtiva anemis (-/-), ikterik (-/-) : epitaksis (-), tonsil T1-T1 : sulkus nasolabialis simetris, sianosis (-) : tidak ada pembesaran KGB di leher : simetris

Pemeriksaan Fisik
Paru Inspeksi : retraksi (+) Auskultasi : suara dasar: vesikuler, wheezing (+/+), rhonki (-/-) Jantung Inspeksi : ictus cordis tidak tampak Auskultasi : BJ I-II murni, murmur (-), gallop (-) Abdomen Inspeksi : datar Auskultasi : Bising usus (+) Ekstremitas : oedem (-), turgor kulit baik Sistem saraf/neurologi : dalam batas normal Genitalia, anus, rektum : dalam batas normal

Perjalanan Penyakit
Tgl. 30 Mei 2012
Sesak +, lemas +,muntah +, batuk +, BAB + (mencret 3x), BAK Suhu 37,8oC,

Tgl. 31 Mei 2012


Sesak +, lemas +, batuk +, BAB -, muntah -, panas -, retraksi + Suhu 37,6oC, nadi 172 x/menit, RR 59 x/menit Paru wheezing +/+

Tgl. 1 Juni 2012


Sesak +, lemas +, batuk +, retraksi dada +
Suhu 36,4oC, nadi 164x/menit, RR 57x/menit Paru wheezing +/+

Perjalanan Penyakit
Tgl. 2 Juni 2012
Jam 7.45 pindah ke ICU Jam 12.15 pasang ventilator Sesak +, lemas +, retraksi dada +, panas + Suhu 38,7oC, nadi 187x/menit, RR 62x/menit, SpO2 96% Paru wheezing +/+, rhonki +/+

Tgl. 3 Juni 2012


Jam 5.00 pasien mengalami apneu

Jam 5.30 pasien dinyatakan meninggal

Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 30 Mei 2012 (hari pertama perawatan) Leukosit : 23.700/mm3 ( Meningkat ) Eritrosit : 3.770.000/mm3 ( Rendah ) Hb : 12 g/dL ( Normal ) Trombosit : 311.000/mm3 ( Normal ) Tanggal 30 Mei 2012 (hari pertama perawatan) R thorax: Bronchopneumonia

DIAGNOSIS
DIAGNOSIS BANDING Pneumonia Aspirasi Bronkopneumonia Bronkiolitis
DIAGNOSIS SEMENTARA Pneumonia aspirasi

PENATALAKSANAAN
Non Medikamentosa :
Bed Rest
Diet

Medikamentosa :

Terapi: Infus Aminophilin 4:1 drip Injeksi cefotaxime 3 x 175 mg Injeksi dexametasone 2x1/3 ampul Nebulizer: ventolin + bisolvon 4 tts Sanmol infus1/3 fl

Prognosis
Ad vitam
Ad functionam Ad sanationam

: Dubia ad bonam : Dubia ad bonam : Dubia ad bonam

Pneumonia Aspirasi (Aspiration pneumonia)


Pneumonia Aspirasi (Aspiration pneumonia) adalah infeksi paru-

paru yang disebabkan oleh terhirupnya bahan-bahan ke dalam saluran pernafasan.


Partikel kecil dari mulut sering masuk ke dalam saluran

pernafasan, tetapi biasanya sebelum masuk ke dalam paru-paru, akan dikeluarkan oleh mekanisme pertahanan normal atau menyebabkan peradangan maupun infeksi.
Jika partikel tersebut tidak dapat dikeluarkan, bisa menyebabkan

pneumonia

Etiologi
Macam - macam penyebab sindroma pneumonia aspirasi,

yaitu
pneumonia kimiawi aspirasi asam lambung, makanan,

muntahan pneumonia bakterial aspirasi bakteri (Pnemonia Pneumokokus) Pneumonia Viral RSV, parainfluenza Pneumonia Hidrokarbon organofosfat exogenous lipoid pneumonia aspirasi bahan lipoid, seperti, minyak ikan, minyak sayur

Aspirasi
Parameter

Kimia

Bakteri

Virus

Hidrokarbon

Lipoid
Minyak sayur, myk ikan
batuk, dispneu,

Contoh

Makanan Pneumonia RSV organofosfat Muntahan Pneumokokus Parainfluenza As. Lambung


demam, takipneu, apneu, batuk, syok hidung tersumbat, rewel, nafsu makan demam tinggi, gelisah, dan distres pernapasan. rhonki, sianosis rhinitis, batuk, demam ringan, takipneu, retraksi dada batuk, muntah, demam tinggi, dispneu, kejang, koma

Gejala

Pem. Fisik

mengi dan sianosis

mengi, rhonki

suara pernapasan melemah, hipoksia, sianosis R: infiltrat yang luas

kelainan pada perkusi dan suara pernapasan R: kenaikan densitas hilus

Pem. Penunjang

R: infiltrat alveoler dan retikuler

Lab: leukositosis (15000-40000) R: konsolidasi

Lab: Leukositosis (<20000) R: infiltrat yg difus

Aspirasi
Parameter

Kimia

Bakteri
O2, Penisilin G (100.000U/kg/ hari)

Virus
O2, ventilasi mekanik, amantadin oral dan ribavirin aerosol Bronkiolitits obliterans

Hidrokarbon
Pengisapan nasogastrik, O2, fisioterapi, CPAP, penisilin G (infeksi sekunder)

Lipoid
Penghentia n dari pajanan lebih lanjut

Pengobatan Airway Suction, O2, ranitidin, penisilin

Komplikasi

Gagal napas dan sirkulasi

Empiema

Pneumotoraks, Infeksi Emfisema, dan sekunder efusipleura Tergantung dari volume aspirasi, dan kecukupan perawatan medis. 50% sembuh, 50% meninggal Tergantung pada keadaan umum luasnya kerusakan, dan pajanan lanjutan

Prognosis

Tergantung pada keparahan aspirasi dan penyakit yg mendasari

Dengan terapi antibiotik yang tepat, angka mortalitas kurang dari 1%

Kebanyakan sembuh tanpa banyak peistiwa dan tidak mempunyai sekuele

Patogenesis
Dalam keadaan sehat tidak terjadi pertumbuhan mikroorganisme

karena adanya mekanisme pertahanan paru.


Adanya mikroorganisme didalam paru akibat ketidakseimbangan

antara daya tahan tubuh, mikroorganisme dan lingkungan, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan menimbulkan penyakit.

Patogenesis
Masuknya mikroorganisme ke saluran napas dan paru dapat

melalui berbagai cara yaitu: Inhalasi langsung dari udara Aspirasi bahan- bahan yang ada di nasofaring dan orofaring Penyebaran secara hematogen.

Patofisiologi
Perubahan patologis pada saluran napas pada umumnya tidak

dapat dibedakan antara berbagai penyebab pneumonia, hampir semua kasus gangguan terjadi pada parenkim disertai bronkiolitis dan gangguan interstisial.
Perubahan patologis meliputi kerusakan epitel, pembentukan

mukus penyumbatan bronkus.

Patofisiologi
Selanjutnya terjadi infiltrasi sel radang peribronkial

(peribronkiolitis) infeksi (jaringan interstisial, duktus alveolaris maupun dinding alveolus), dapat pula disertai pembentukan membran hialin dan perdarahan intra alveolar.
Terdapat 3 faktor determinan yang berperan dalam pneumonia

aspirasi, yaitu sifat material yang teraspirasi, volume aspirasi, serta faktor defensif host.

Pemeriksaan Penunjang
pemeriksaan laboratorium
darah lengkap biasanya didapatkan leukositosis sebagai

tanda infeksi Pada analisa gas darah pengukuran konsentrasi O dan CO dalam darah arteri. Pemeriksaan lain yaitu BUN, creatinin dan serum elektrolit, R thorax infiltrat sampai konsolidasi dengan air bronchogram, penyebaran bronkogenik dan interstitial dengan atau tanpa disertai gambaran kaviti pada segmen paru yang terinfeksi

Terapi
Pemberian oksigen
Pemberian cairan dan kalori yang cukup. Bila sesak tidak terlalu hebat dapat dimulai melalui enteral

bertahap melalui selang nasogatric Koreksi kelainan asam basa atau elektrolit yang terjadi Pemilihan antibiotic berdasarkan umur, keadaan umum penderita dan dugaan penyebabnya.

Terapi
Monitoring :
Keadaan umum pasien Tanda-tanda vital pasien meliputi (nadi, pernafasan, suhu) sesak,pernapasan cuping hidung, retraksi intercostalis DL (leukosit, LED, CRP) Blood Gas Analisis

Edukasi KIE kepada pasien dan keluarga tentang diagnosis,

prognosis, dan terapi dan teruskan pemberian ASI/PASI.

PENCEGAHAN
Bagi Pasien yang sedang dirawat :
Saat tidur, gunakan bantal dengan ketinggian sekitar 30 Posisi badan sesekali digerakkan ke kiri dan kanan Upayakan tidak terlalu lama tidur terlentang

Bagi Orang normal :


Bagi bayi setelah diberi makan atau minum jangan segera

ditidurkan. Pada bayi, jika teraspirasi cairan, ditengkurapkan untuk mengeluarkancairan tersebut. Jika teraspirasi benda padat, harus diusahakan keluar. Jika cairan minyak tanah atau racun serangga yang teraspirasi, segera kerumah sakit

Komplikasi
Bronkopneumonia
Gagal napas Efusi pleura Abses Paru

Bronkiolitis
Bronkiolitis adalah penyakit inflamasi akut yang dapat

menyebabkan obstruksi dari saluran napas kecil


Respiratory Syncytial Virus (RSV) 75% pada anak-anak

kurang dari 2 th
Penyebab lain yangmenyebabkan bronkiolitis termasuk

didalamnya adalah virus para influenza tipe 1dan 3, influenza B, para influenza tipe 2, adenovirus tipe 1,2,5 dan mycoplasma yang paling sering pada anak-anak usia sekolah

Klasifikasi
Bronkiolitis akut
Bronkiolitis obliteran suatu

peradangan kronik pada bronkiolitis dimana sudah terjadi obliterasi pada bronkiolus

Manifestasi Klinis
Bronkiolitis Akut
Awalnya ada infeksi saluran napas ringan berupa pilek encer, batuk,

bersin-bersin, dan kadang-kadang demam.


Distres respirasi batuk, mengi, dan dispneu, dengan frekuensi

napas >50 x/menit, terdapat napas cuping hidung, penggunaan otot pernapasan tambahan, retraksi, dan kadang-kadang sianosis
Mungkin terdengar ronki pada akhir inspirasi dan awal ekpirasi.

Ekpirasi memanjang dan mengi kadang-kadang terdengar dengan jelas

Manifestasi Klinis
Bronkiolitis Obliterans
Pada mulanya dapat terjadi batuk, kegawatan pernafasan dan

sianosis.
Penyakit yang progresif terlihat dengan bertambahnya

dispnea, batuk, produksi sputum, dan mengi. Polanya dapat menyerupai bronkitis, bronkiolitis atau pneumonia

Faktor resiko
Umur kurang dari 6 bulan paru-paru dan sistem

kekebalan belum berkembang dengan baik. Tidak pernah diberi air susu ibu sehingga tidak menerima perlindungan kekebalan dari ibu Kelahiran prematur Pajanan ke asap rokok Sering dititipkan pada tempat yang banyak bayi-bayi contoh tempat penitipan anak, panti asuhan Saudara kandung lebih tua dengan kontak infeksi dari sekolah/ tempat bermain

Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap sel darah putih pada umumnya di dalam batas

normal atau naik dan hitung jenis mungkin normal atau bergeser kekanan atau kekiri Urin Berat jenis urin dapat menyediakan informasi bermanfaat mengenai balance cairan dan kemungkinan dehidrasi. Serum darah dapat membantu menerka beratnya derajat dehidrasi. Analisa gas darah Analisa gas darah mungkin diperlukan pada pasien yang sakitnya berat, terutama yang menuntut ventilasi mekanik atau buatan.

Pemeriksaan penunjang
Radiologi dapat terlihat gambaran Hiperinflasi dan infiltrat

yang tertutup, Ateletaksis fokal, Gambaran udara yang terperangkap


Pemeriksaan lainnya:
Antigen Test pada nasal wash, dapat mengungkap dengan cepat

( pada umumnya di dalam 30 min) dan akurat ( kepekaan 8791%, ketegasan 96-100%) dalam pendeteksian RSV. Kultur positif dengan direct fluorescent antibody, test hasil percobaan dapat mengkonfirmasikan infeksi karena RSV

Terapi
Ventilasi mekanik khususnya pada kasus apneu

berulang atau peningkatan usaha nafas pada gagal nafas. Terapi pada pasien seperti ini adalah terapi suportif . (Continous Positive Airway Pressure (CPAP), Intermitent Mandattory Ventilation (IMV), dan Possitive end-distending pressure (PEEP)) Antivirus ( Ribavirin ) Bronkodilator Kortikosteroid

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai