Mata: bentuk simetris, pupil bulat, isokor 3mm/3mm, refleks cahaya (+/+), konjungtiva anemis
(+/+), sklera ikterik (-/-), mata cekung (-)
Mulut: sianosis (-), mukosa oral basah, faring hiperemis (-), tonsil T1/T1, hiperemis (-), tremor lidah (-),
Oral on demand
Kebutuhan Kalori:
Mx
Observasi tanda – tanda vital / 3 jam
PROGNOSIS
Ad vitam : Ad bonam
Ad fungsionam : Ad bonam
Ad sanasionam : Ad bonam
FOLLOW UP
HARI PERAWATAN KE-1 (29/5/2019)
S : batuk disertai dahak sulit keluar, batuk terus menerus, pilek dengan sekret berwarna kuning kehijauan,
pasien masih demam dan nafas cepat. Sesak nafas, mual, muntah disangkal. BAB (+) normal, BAK (+) normal.
O : Keadaan umum lemas, pGCS – E4V5M6 – Compos Mentis, frekuensi nadi 110-112 x/menit, frekuensi
nafas 35-42 x/menit, suhu 37,5-38 oC, SpO2 98%, suara nafas bronkovesikuler (+/+), ronkhi (+/+),
wheezing (-/-), retraksi (-/-).
A : Pneumonia, Thalasemia β trait
P:
IVFD RL 10 tpm mikro
Cefotaxim 3 x 400 mg
Ambroxol 3 x ½ cth
Nebulisasi dengan ventolin 1 ampul + NaCl 3% 4ml
Paracetamol syrup 1 cth bila demam > 38.5 oC
HARI PERAWATAN KE-2 (30/5/2019)
S : batuk namun sudah berkurang, dahak dpt keluar warna putih kekuningan dan nafas tidak lagi cepat.
Keluhan demam dan pilek tidak dirasakan lagi, nafsu makan pasien sudah mulai meningkat, keluhan sesak
disangkal.
O : pGCS – E4V5M6 – Compos Mentis, frekuensi nadi 109-112 x/menit, frekuensi nafas 30-33 x/menit,
suhu 37,3-37,6 oC, SpO2 99%, suara nafas bronkovesikuler (+/+), ronkhi (+/+), wheezing (-/-), retraksi (-/-
)
A : Pneumonia, Thalasemia β trait
P:
IVFD RL 10 tpm mikro
Cefotaxim 3 x 400 mg
Ambroxol 3 x ½ cth
Nebulisasi dengan ventolin 1 ampul + NaCl 3% 4ml
Paracetamol syrup 1 cth bila demam > 38.5 oC
HARI PERAWATAN KE-3 (31/5/2019)
S : Keluhan sudah membaik, pasien masih batuk namun hanya sesekali saja, keluhan lainnya seperti demam,
pilek, sesak nafas, mual, muntah disangkal.
O : pGCS – E4V5M6 – Compos Mentis, frekuensi nadi 108-110 x/menit, frekuensi nafas 25-30 x/menit,
suhu 36,5-36,7 oC, SpO2 99%, ronkhi (-/-), wheezing (-/-), retraksi (-/-)
A : Pneumonia, Thalasemia β trait
P:
Boleh pulang
Obat pulang : cefixime pulv 2x50 mg, puyer batuk (salbutamol 1 mg, heptasan 1 mg dan tiamsinolon 2
mg) 3x1.
TINJAUAN PUSTAKA
PNEUMONIA
Pneumonia adalah inflamasi yang mengenai parenkim paru, distal dari bronkioulus
terminalis yang mencakup bronkioulus respiratorius, dan alveoli, serta menimbulkan
konsolidasi jaringan paru dan gangguan pertukaran gas setempat.
Bakteri penyebab pneumonia berubah sesuai dengan distribusi usia pasien, bakteri
yang berperan penting dalam pneumonia adalah :
Mycoplasma Chlamydia
Streptococcus group B pneumoniae pnuemoniae
Berdasarkan tempat terjadinya infeksi, dikenal dua bentuk pneumonia, yaitu :
4. Terbatasnya 6. Faktor
penggunaan prosedur 5. Etiologi non infeksi patogenesis
diagnostik invasif
MANIFESTASI KLINIS
Gangguan respiratori
• Batuk, sesak napas, retraksi dada, takipnea, napas cuping hidung, air hunger,
merintih dan sianosis
MANIFESTASI KLINIS
Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda klinis seperti :
Pekak perkusi
Suara napas melemah
Ronkhi
Pneumonia pada neonatus dan bayi kecil, gejala pneumonia beragam dan tidak
selalu jelas terlihat, pada perkusi dan auskultasi paru umumnya tidak ditemukan
kelainan
PNEUMONIA PADA NEONATUS DAN BAYI KECIL
Terjadi akibat transmisi vertikal ibu-anak yang berhubungan dengan proses
persalinan.
Infeksi terjadi akibat konsolidasi dengan sumber infeksi dari ibu, misal : aspirasi
mekonium, cairan amnion atau dari serviks ibu
Prognosis infeksi adenovirus pada neonatus sangat buruk karena sering terjadi sepsis
Gambaran klinis : serangan apnea, sianosis, merintih, napas cuping hidung, takipnea,
letargi, muntah, tidak mau minum, takikardia atau bradikardia, retraksi subcosta dan
demam
PNEUMONIA PADA NEONATUS DAN BAYI KECIL
Infeksi oleh Chlamydia trachomatis merupakan infeksi perinatal dan dapat
menyebabkan pneumonia pada bayi berusia < 2 bulan
Berasal dari ibu pada masa persalinan
Port d’ entree : mata, nasofaring, saluran respiratori, vagina
Gejala timbul pada usia 4-12 minggu, beberapa kasus terjadi pada usia 2 minggu
Gejala umum : gejala infeksi respiratori ringan-sedang (batuk staccato), kadang
disertai muntah, umumnya demam (-)
± 30% infeksi Chlamydia trachomatis pneumonia berat sindrom pneumonitis
Tatalaksana :
Rawat jalan : terapi makrolid oral dan observasi yang ketat
Sindrom pneumonitis : makrolid IV
PNEUMONIA PADA BALITA DAN ANAK
Keluhan meliputi : demam, menggigil, batuk, sakit kepala, anoreksia dan kadang disertai
gejala gastrointestinal, seperti muntah dan diare. Kadang disertai keluhan nyeri
abdomen.
Gejala respiratori : takipnea, retraksi subcosta, napas cuping hidung, ronkhi dan sianosis
Sering ditemukan bersamaan konjungtivitis, otitis media, faringitis dan laringitis
Anak besar dengan pneumonia lebih suka berbaring pada sisi yang sakit dengan lutut
tertekuk karena nyeri dada
Ronkhi (+) bila terdapat infiltrat alveoler
Retraksi dan takipnea tanda klinis yang bermakna
(+) Efusi pleura atau empiema gerakan ekskursi dada tertinggal, sesak napas (+),
nyeri pleura menjadi nyeri tumpul
PNEUMONIA ATIPIKAL
Infeksi oleh Mycoplasma pneumoniae Infeksi oleh Chlamydia pneumoniae
Droplet dari kontak dekat Gejala klinis awal : seperti flu, yaitu batuk kering,
mialgia, sakit kepala, malaise, pilek dan demam
Masa inkubasi ± 3 minggu
yang tidak tinggi
Gambaran klinis : influenza like syndrome
Gejala respiratori tidak terlalu mencolok
Batuk terjadi 3-5 hari setelah awitan penyakit,
awalnya tidak produktif produktif, bercak Gambaran foto thoraks : infiltrat difus atau
darah (+), batuk menetap dalam berminggu- gambaran peribronkial non fokal
minggu
PF : wheezing pada 30-40% kasus
Gambaran rontgen thoraks : infiltrat intersisial,
retikuler, retikulonoduler, bercak konsolidasi,
pembesaran kelenjar hilus dan kadang disertai
efusi pleura
PEMERIKSAAN PENUNJANG