Disusun oleh :
Residen Pembimbing :
Dosen Penguji :
dr. Mulyono, Sp.A
ABSTRAK
Bronkopneumonia adalah radang pada parenkim paru yang mengenai satu atau
beberapa lobus paru dengan eksudasi purulent dan konsolidasi di mana pola penyebaran bercak
dalam satu atau lebih area terlokalisasi berpusat di sekitar bronkus, kemudian meluas ke
bronkiolus terminal dan berakhir di area parenkim paru (alveoli) di sekitarnya. Usia pasien
merupakan faktor yang memegang peranan penting pada perbedan dan kekhasan pneumonia
anak, terutama dalam spektrum etiologi, gambaran klinis, dan strategi pengobatan. Epilepsi
merupakan gejala gangguan fungsi otak yang sering ditemukan, dan dapat menyebabkan
kerusakan otak jika kejang berlangsung lebih dari 30 menit. Di Indonesia terdapat paling
sedikit 700.000-1.400.000 kasus epilepsi dengan pertambahan sebesar 70.000 kasus baru setiap
tahun dan diperkirakan 40%-50% terjadi pada anak-anak. Sebagian besar epilepsi bersifat
idiopatik, tetapi sering juga disertai gangguan neurologi seperti retardasi mental, palsi serebral,
dan sebagainya yang disebabkan kelainan pada susunan saraf pusat. Diare adalah buang air
besar yang lebih sering dan dengan konsistensi yang lebih encer dari biasanya Berdasarkan
Riskesdas 2013, Insiden diare pada balita di Indonesia adalah 6,7 persen. Diare akut adalah
buang air besar pada anak atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi
tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari 14 hari.
Tujuan dari laporan ini adalah untuk mengetahui cara mendiagnosis, dan tatalaksana pasien
dengan bronkopneumonia, diare dan epilepsi general.
RSDK didapatkan anak komposmentis, tidak Kesan : Gizi baik perawakan normal.
Group B Streptococcus
Escherichia coli
<1 bulan Cytomegalovirus
Other gram-negative enteric bacteria
Listeria monocytogenes
pneumonia berat.6
Gentamicin: 7,5 mg/kg/IM/IV 1 kali
sehari selama 5 hari. Adapun beberapa indikasi rawat inap, yaitu: 5
- Hipoksemia – saturasi oksigen <92%
Ceftriaxon digunakan sebagai lini kedua
pada bayi dan anak, PaO2 <60 mmHg,
terapi anak dengan pneumonia berat
PaCO2 >50 mmHg, sianosis sentral
atau gagal pada terapi lini pertama.
- Tanda-tanda pneumonia berat – sesak
4. Pengobatan empiris kotrimoksazol napas, takipneu (bayi >60x/menit, anak
untuk tersangka pneumonia (PCP) >50x/menit), distres pernapasan (retraksi,
Pneumocystis jirovecii (sebelumnya grunting)
Pneumocystis carinii)
- Tanda-tanda dehidrasi, anak tidak mau berlangsung lebih dari 30 menit. Insidens
minum/menetek epilepsi pada anak dilaporkan dari berbagai
- Tanda-tanda sepsis atau syok sepsis negara dengan variasi yang luas, sekitar 4-6
- Bayi usia <6 bulan per 1000 anak, tergantung pada desain
- Adanya kondisi komorbid, seperti: penelitian dan kelompok umur populasi. Di
Penyakit Jantung Bawaan, defisiensi Indonesia terdapat paling sedikit 700.000-
sistem imun, displasia bronkopulmoner, 1.400.000 kasus epilepsi dengan pertambahan
fibrosis kistik, dan lain-lain sebesar 70.000 kasus baru setiap tahun dan
- Pneumonia yang disebabkan oleh agen diperkirakan 40%-50% terjadi pada anakanak.
patogen dengan virulensi tinggi, contoh: Sebagian besar epilepsi bersifat idiopatik,
bakteri MRSA tetapi sering juga disertai gangguan neurologi
- Pernah rawat jalan sebelumnya namun seperti retardasi mental, palsi serebral, dan
pasien memburuk sebagainya yang disebabkan kelainan pada
- Ketidakmampuan keluarga untuk susunan saraf pusat.7
merawat di rumah.6
Kejang diklasifikasikan menjadi dua
Pada kasus ini, pasien seorang anak
kelompok:7
usia 4 tahun dengan keluhan demam, batuk,
sesak dan pada pemeriksaan ditemukan suara 1. Kejang umum mempengaruhi kedua sisi
tambahan ronki dan hantaran. Hal ini otak.
mengarahkan diagnosis pada pneumonia dan Kejang absen, kadang-kadang disebut
dari hasil darah rutin ditemukan leukositosis kejang petit mal, dapat menyebabkan
dan X-foto thoraks terdapat gambaran berkedip cepat atau beberapa detik
bronkopneumonia. Terapi yang diberikan menatap ke luar angkasa.
sudah sesuai dengan pedoman yaitu Kejang tonik-klonik, juga disebut kejang
menggunakan antibiotik amoxicillin dan grand mal, bisa membuat seseorang:
gentamicin. Salah satu indikasi rawat inap - Menjerit.
pada pasien adalah sesak, tanda dehidrasi - Hilang kesadaran.
karena sulit makan dan minum. - Jatuh ke tanah.
- Tersentak atau kejang otot.
Epilepsi merupakan gejala gangguan
fungsi otak yang sering ditemukan, dan dapat 2. Kejang fokal hanya terletak di satu area
menyebabkan kerusakan otak jika kejang otak. Kejang ini juga disebut kejang parsial.
Kejang fokal sederhana mempengaruhi menderita epilepsi, demikian juga EEG
sebagian kecil otak. Kejang ini dapat abnormal dapat ditemukan pada anak normal.
menyebabkan kedutan atau perubahan Pemeriksaan CT scan kepala hanya dilakukan
sensasi, seperti rasa atau bau yang aneh. pada 80 dari 191 subjek (41,8%) dan 95%
Kejang fokal kompleks dapat membuat diantaranya menunjukkan kelainan.
seseorang dengan epilepsi bingung atau Pemeriksaan pencitraan (neuroimaging) yang
linglung. Orang tersebut tidak akan dapat paling terpilih adalah magnetic resonance
menjawab pertanyaan atau arahan hingga imaging (MRI) untuk melihat adanya fokus
beberapa menit. epilepsi dan kelainan struktural otak lainnya
Kejang umum sekunder dimulai di satu yang mungkin menjadi penyebab epilepsi.7,8
bagian otak, tetapi kemudian menyebar ke
Pengobatan epilepsi pada anak dengan
kedua sisi otak. Dengan kata lain, orang
pemberian OAE jangka panjang secara
tersebut pertama kali memiliki kejang
monoterapi dan politerapi, sehingga
fokus, diikuti oleh kejang umum .
dibutuhkan evaluasi respons pengobatan
berkala. Respons pengobatan OAE pada
Riwayat epilepsi dalam keluarga
epilepsi dianggap berhasil apabila pasien
meningkatkan risiko individual untuk
bebas kejang lebih dari satu tahun. Pada
mengalami epilepsi. Kondisi genetik yang
penelitian kami sebagian besar subjek
diwariskan dari generasi ke generasi mungkin
diberikan pengobatan OAE secara monoterapi
menyebabkan terjadinya epilepsi. Pada
75,3% subjek.8
negara-negara dengan kejadian perkawinan
kosanguinitas tinggi seperti di Yordania, Pada kasus ini, pasien telah
Turki, dan Pakistan menyebabkan transmisi didiagnosis epilepsi sejak usia 2,5 tahun dan
genetik epilepsi lebih tinggi dari pada di rutin melakukan pengobatan dan
Golongan Bakteri:
- Aeromonas
- Bacillus cereus
- Campylobacter jejuni
- Clostridium defficile
- Escherichia coli
- Plesiomonas shigeloides
- Salmonella
- Shigella
- Staphylococcus aureus
- Vibrio cholera
- Vibrio parahaemolyticus epitel serta pemendekan vili. Hal ini
- Yersinia enterocolitica
GolanganVirus : mengakibatkan gangguan absorbsi dan
- Astrovirus peningkatan sekresi cairan maka terjadi
- Calcivirus (Norovirus, Sapovirus)
- Enteric adenovirus diare.Infeksi virus juga bisa
- Coronavirus menyebabkan kekurangan enzim
- Rotavirus
- Norwalk virus dissakaridase untuk menyerap laktosa
- Herpes simplex virus
sehingga terjadi diare dengan tanda
- Cytomegalovirus*
intoleransi laktosa seperti bau asam,
Golongan Parasit :
- Balantidium coli nyemprot karena adanya CO2 dan
- Blastocystis homonis ekskoriasi pada anusnya.10
- Cryptosporidium parvum
- Entamoeba histolytica
- Giardia lamblia Bakteri
- Isospora belli
- Srongyloides stercoralis Penempelan di mukosa usus
- Tricuris thricura
menyebabkan perubahan epitel usus
*) umumnya berhubungan pada penderita
immunocompromised sehingga terjadi gangguan absorbsi dan
meningkatnya sekresi cairan. Adanya
Dalam menentukan diagnosis, maka toksin yang dihasilkan oleh kuman
gejala-gejala klinik dari penyakit diare dapat menyebabkan peningkatan sekresi.
13
dibagi menjadi beberapa aspek, yaitu : Bakteri yang menyebabkan invasi ke
a. Aspek Persistennya mukosa seperti Shigella, C. Jejuni, E
Hal ini berkaitan dengan tatalaksana diare coli enteroinvasif dan Salmonella dapat
yang berkaitan dengan penyulit atau mengakibatkan adanya diare berdarah.10
komplikasidari diare tersebut.
b. Aspek etiologi
Protozoa
Diagnosisi klinis diare akut yang disertai
Invasi protozoa (amoeba) ke daerah
lendir dan darah ataupun tidak menentukan
mukosa colon ini mengakibatkan
penyebabnya yaitu bakteri, virus, maupun
terbentuknya mikro abses dan ulkus
10
protozoa.
pada colon. Dengan demikian akan
Rotavirus menimbulkan rangsang sekresi cairan
Virus ini berkembang dalam vili usus dengan perdarahan dan lendir bila
halus dan menyebabkan kerusakan sel defekasi.10
c. Aspek dehidrasi dan asidosis Tanpa dehidrasi Tidak ada tanda gejala yang
cukup untuk
Dehidrasi adalah suatu keadaan
mengelompokkan dalam
penurunan total air di dalam tubuh dehidrasi berat atau tak
klinis, maka derajat dehidrasi dibagi Akibat kehilangan cairan dan elektrolit
Gastrohepatologi IDAI 2009, yaitu : karena dehidrasi dan asidosis antara lain:
tanpa tanda dehidrasi, dehidrasi tidak hipokalemi, kejang, syok, gagal ginjal dan
UKK gastrohepatologi IDAI 2009.13 dilakukan mulai dari memberi cairan rumah
Derajat Dehidrasi UKK tangga yang dianjurkan seperti air tajin, kuah
Gastrohepatologi IDAI 2009 sayur atau air sup. Bila terjadi dehidrasi anak
Kategori Tanda Dan Gejala harus segera dibawa ke petugas kesehatan
Dehidrasi berat 2 atau lebih tanda berikut: untuk mendapatkan pengobatan yang tepat
- Letargi atau penurunan
dan cepat yaitu dengan oralit. Komposisi
kesadaran
- Mata cowong cairan rehidrasi oral sangat penting untuk
- Tidak bisa minum atau memperoleh penyerapan yang optimal. Cairan
malas minum
rehidrasi oral (CRO) yang di anjurkan WHO
- Cubitan kulit perut kembali
sangat lambat selama 3 dekade terakhir ini menggunakan
Dehidrasi tak 2 atau lebih tanda berikut: cairan yang mengandung elektrolit dan
berat - Gelisah
glukosa, telah berhasil menurunkan angka
- Mata cowong
- Kehausan atau sangat haus kematian akibat dehidrasi pada diare, karena
- Cubitan kulit perut kembali kombinasi gula dan garam ini dapat
lambat
meningkatkan penyerapan cairan di usus.
Sesuai dengan anjuran WHO saat ini 5. Edukasi orang tua
penggunaan CRO dengan formula baru yaitu Keluarga, terutama ibu penderita
komposisi natrium 75 mmol/L, kalium 20 mendapatkan pengarahan tentang diare, tanda-
mmol/L, klorida 65 mmol/L, sitrat 10 mmol/L, tanda dehidrasi, pencegahan diare serta
dan glukosa 75 mmol/L dengan total pemberian nutrisi pada penderita selama
osmolaritas 245 mmol/L. perawatan, ibu diikutsertakan untuk merawat
2. Dukungan nutrisi anaknya dan mengetahui cara pembuatan
Makanan harus tetap diteruskan sesuai umur cairan rehidrasi oral agar ibu dapat membuat
anak dengan menu yang sama pada waktu sendiri di rumah.14
anak sehat untuk pengganti nutrisi yang hilang
agar status gizinya tidak menurun menjadi gizi
buruk, mencegah terjadi uremia akibat protein
tubuh terpaksa diuraikan. Adanya perbaikan
nafsu makan dapat menandakan fase
kesembuhan.10
3. Suplementasi zinc
Dosis zinc yang dianjurkan adalan 10 mg/hari
(1/2 tablet) untuk anak berumur <6 bulan, dan
20 mg/hari (1 tablet) untuk anak ≥6 bulan.
Tablet zinc diberikan selama 10-14 hari
berturut-turut terbukti mengurangi lama dan
beratnya diare, mencegah berulangnya diare
selama 2-3 bulan.10
4. Antibiotik selektif
Antibiotik tidak diberikan pada kasus diare
cair akut kecuali dengan indikasi yaitu pada
diare dengan lendir darah dan kolera.
Pengobatan kausal dengan antibiotika harus
dengan indikasi yang jelas, karena
penggunaan secara bebas dapat menyebabkan
resistensi.13
Pada kasus, pasien mengalami BAB 6. WHO. Revised WHO classification
cair pada hari pertama perawatan, BAB tidak and treatment of childhood pneumonia
berlendir dan tidak berdarah, nyemprot (+), at health facilities.2014.
ampas (+), mukosa bibir tampak kering, mata 7. Suwarba, I Gusti . Insisden dan
sedikit cowong. Pasien dikategorikan pada Karakteristik Klinis Epilepsi [ada
diare akut dehidrasi tidak berat kemudian Anak. Sari Pediatri. Vol.13 No.2.2011
diberikan terapi cairan, pemberian oralit dan 8. Departemen Ilmu Kesehatan Anak
zinc sesuai dengan tatalaksana diare. Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro. Buku Ajar Ilmu
DAFTAR PUSTAKA
Kesehatan Anak. Semarang: Badan
1. WHO. Buku Saku pelayanan Penerbit Universitas Diponegoro;
Kesehatan Anak di Rumah Sakit. 2011.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI; 9. Departemen Kesehatan RI. Buku Saku
2010. Petugas Kesehatan Lintas Diare. 2011.
2. Stuckey-Schrock K, Hayes BL, Jakarta : Depkes
George CM. Community-acquired 10. Dasar RK. Laporan Hasil Riset
pneumonia in children. Am Fam Kesehatan Dasar (RISKESDAS)
Physician. 2012; 86(7): 661-7. Nasional 2013. Jakarta: Badan
3. Igor R. Epidemiology and etiology of Litbangkes, Depkes RI. 2013.
childhood pneumonia. Bulletin of the 11. IDAI UG. Modul Pelatihan Diare.
World Health Organization. 2012; Yogyakarta: IDAI; 2009.
86(5): 408-16. 12. Praktek Klinis Ilmu Kesehatan Anak.
4. Mubarak A. Cerebral Palsy Presenting RI, RSUP Dr. Kariadi Semarang
as Reccurent Pneunomia. JSZMC. Kementeriaan Kesehatan; 2015.
2011; 3(2): 291-6.
5. Stuckey-Schrock K, Hayes BL,
George CM. Community-acquired
pneumonia in children. Am Fam
Physician. 2012; 86(7): 661-7.