2
• Preterm premature rupture of membranes (PPROM)
mempersulit sekitar 3% dari semua kehamilan penyebab
utama kematian neonatal dan morbiditas, terutama karena
kelahiran prematur
• Kekurangan cairan ketuban hipoplasia paru, infeksi, dan
restrictive joint deformities
• Korioamnionitis meningkatkan prognosis buruk pada neonatus
di semua usia kehamilan harus segera dilahirkan
• Management pendekatan PPROM pd pertengahan trimester :
• Antibiotik dan kortikosteroid untuk mempercepat
kematangan paru janin (24 dan 32 minggu kehamilan)
• Tanda korioamnionitis dan gawat janin pelahiran
secepatnya
• Pengakhiran kehamilan PPROM dengan usia kehamilan
22-23 minggu
3
Amnioinfusion
▫ Amnioinfusion atau pemberian larutan ▫ Kekurangan transvaginal amnioinfusion :
fisiologis ke dalam rongga amniotik ▫ Lingkungan nonsteril yang dilewati
mengurangi deselerasi variabel intrapartum. kateter infus
▫ Modalitas pengobatan untuk memperpanjang ▫ Meningkatkan risiko masuknya
periode latensi dan mencegah gejala sisa organisme infeksius dari flora vagina
terkait oligohidramnion dalam kasus early ke dalam kantung ketuban
PPROM.
▫ Dua rute amnioinfusion : ▫ Tujuan penelitian :
▫ Transabdominal amnioinfusion ▫ Menilai efektivitas dan keamanan TA
▫ Transvaginal amnioinfusion pada wanita dengan PPROM.
4
1 Metode Penelitian
Search Strategy
▫ Penelitian ini melakukan pencarian literatur yang komprehensif, dibantu oleh pustakawan berpengalaman,
menggunakan MEDLINE dari 1950 hingga Desember 2011 dan EMBASE dari 1980 hingga Desember 2011.
▫ Penelitian ini juga mencari Database ClinicalTrials.gov, dengan menggunakan kata kunci fetal membranes,
premature rupture, rupture, membrane, pregnancy, amnioinfus, premature fetus membrane rupture
dan amnioinfusion.
▫ Tidak ada batasan bahasa atau geografis. Daftar pustaka dari artikel yang diidentifikasi digunakan untuk
menyaring informasi tambahan terkait dengan artikel.
6
Study Selection
▫ Penelitian ini menyertakan baik observasional
komparatif dan RCT di mana TA dan pengobatan
konvensional dibandingkan dengan pengobatan
konvensional perawatan saja.
▫ Laporan kasus, seri kasus, dan publikasi abstrak
dikecualikan.
▫ Penelitian yang mengikutsertakan pasien dengan
diagnosis PPROM terkait dengan oligohidramnion yang
sudah dikonfirmasi juga dimasukkan.
▫ Penelitian yang mencakup oligohidramnion karena
penyebab lain (misalnya, IUGR dan anomali ginjal)
dikecualikan.
7
Outcome measures
▫ Hasil primer : periode laten (jarak interval antara
PPROM sampai kelahiran) dan kematian perinatal
8
Assessment of risk of bias
▫ Penelitian observasional menggunakan the Newcastle of Otawa Scale
▫ Domain dari penilaian termasuk seleksi, komparabilitas, dan bias hasil penilaian
▫ Randomized controlled trial menggunakan the Cochrane collaboration’s tool.
▫ Domain menyertakan pilihan, kinerja, deteksi, attriction, pelaporan, dan bias lainnya.
▫ Kedua peneliti (S.P. dan H.A.) secara independen menilai risiko bias; perbedaan diselesaikan
melalui diskusi dan keterlibatan penulis ketiga.
9
Data extraction
▫ Data diekstraksi dalam rangkap dari penelitian yang dipilih oleh 2 penulis yang menggunakan
formulir pengumpulan data standar.
▫ Peneliti ketiga dikonsultasikan dalam kasus apabila terjadi ketidaksepakatan antara 2
ekstraktor data; perbedaan diselesaikan dengan konsensus.
▫ Penelitian ini tidak menghubungi penulis untuk informasi yang hilang.
▫ Untuk hasil jangka panjang, sarana dan standar deviasi diperoleh dari penelitian.
▫ Apabila penelitian tersebut tidak melaporkan, mereka dihitung dari rentang, median, dan
sampel ukuran sesuai dengan metode yang dijelaskan oleh Hozo et al.
10
Statistical analysis
▫ Analisis statistik dilakukan dengan perangkat lunak Review Manager (RevMan) (versi 5.1.4;
Cochrane Nordik Center, Kobenhavn, Denmark).
▫ Metaanalyses dilakukan secara terpisah untuk studi kohort dan RCT.
▫ Dimana data cukup homogen, metaanalisis dilakukan dengan menggunakan model acak,
dengan pembobotan studi menurut DerSimonian-Metode Laird.
▫ Model efek-acak digunakan untuk menjelaskan antara dan dalam studi heterogenitas.
▫ Tes Q Cochran digunakan untuk menguji heterogenitas antara studi pada tingkat signifikansi.
▫ Statistik I-squared digunakan untuk mengukur tingkat heterogenitas.
11
Report
▫ Hasil metaanalisis RCT dan penelitian observasional dilaporkan berdasarkan the Preferred
Reporting Items untuk pernyataan Systematic Review dan Metaanalisis
12
2 Hasil Penelitian
Hasil Penelitian
▫ Dari 7 penelitian yang memenuhi kriteria :
▫ 2 penelitian adalah RCT (47 pasien dalam setiap kelompok);
▫ 1 penelitian adalah quasirandomized (34 pasien berada dalam kelompok kontrol dan 37
dalam kelompok intervensi);
▫ 4 penelitian studi observasional (75 pasien berada dalam kelompok kontrol dan 72
dalam kelompok intervensi)
▫ Dalam penelitian quasirandomized, pasien dikelompokan 2 departemen yang berbeda dalam
pendekatan manajemen terhadap PPROM
▫ Satu departemen memberikan perawatan standar
▫ Departemen lain menyediakan perawatan tambahan amnioinfusion serial untuk pasien
yang disetujui.
14
Hasil Penelitian
▫ Usia kehamilan yang memenuhi kriteria inklusi bervariasi dari 16-33 minggu.
▫ Penentuan pecah membran dilakukan dalam semua penelitian dengan melakukan pemeriksaan :
▫ Spekulum untuk mengkonfirmasi pengumpulan cairan ketuban di posterior fornix
▫ 6 penelitian menggunakan nitrazine
▫ 1 penelitian menggunakan fibronektin janin sebagai tes konfirmasi.
▫ Perawatan konvensional untuk pasien dengan PPROM :
▫ Tirah baring dan antibiotik profilaksis
▫ Lima penelitian menggunakan tokolisis hanya ketika kontraksi uterus muncul tanpa tanda klinis
chorioamnionitis atau abruptio placenta;
▫ Namun, 2 penelitian menggunakan tokolisis sebagai profilaksis untuk emua pasien, tanpa melihat
adanya kontraksi uterus.
▫ Terapi antibiotik yang ditargetkan berdasarkan pada kultur serviks dan vagina digunakan dalam
3 penelitian.
▫ Kortikosteroid untuk pematangan paru janin digunakan setelah viabilitas dalam semua kecuali 1
studi.
15
Hasil Penelitian
▫ Jumlah prosedur per pasien, tingkat kesuksesan, dan volume yang dimasukkan bervariasi antar studi yang
berbeda dan antar subyek dalam penelitian yang sama.
▫ Rata-rata jumlah infus per pasien berkisar antara 1,23 di Singla et al hingga 4,0 di De Santis et al.
▫ Vergani et al melaporkan jumlah rata-rata 3 infus per pasien dengan kisaran 1–9.
▫ Garzetti et al melaporkan sukses pada 18 dari 19 pasien, dan De Santis et all melaporkan amnioinfusion yang
sukses dalam 143 dari 147 prosedur Volume infus berkisar dari 140-350 mL per infus.
▫ Komplikasi :
▫ De Santis et all 5 komplikasi yang terjadi dalam 24 jam setelahnya infus: 2 prolaps tali pusat (1
cephalic dan 1 transverse lie); 2 abruptio placentae, dan 1 onset persalinan.
▫ Gramellini et all tingkat perdarahan vagina yang lebih tinggi pada kelompok intervensi (21%)
dibandingkan dengan kelompok nonamnioinfused (7%) tidak mencapai signifikansi statistik.
▫ Ogunyemi dan Thompson melaporkan 2 komplikasi neonatal 1 bayi memiliki laserasi kaki 2 cm yang
dijahit, dan 1 bayi memiliki bekas luka dangkal pada dada dengan ukuran 0,5 x 0,5 cm yang tidak
membutuhkan perawatan.
16
Metaanalyses of observational studies
▫ Hasil Primer : ▫ Hasil Sekunder :
▫ Ada perpanjangan periode laten (4 studi, ▫ Ada penurunan tingkat hipoplasia paru (2
147 peserta; perbedaan rata-rata, 14,4 hari; penelitian, 45 peserta; dikumpulkan OR,
95% interval kepercayaan [CI], 8,2-20,6 0,17; 95% CI, 0,04 0,78; heterogenitas: I2
hari; heterogenitas: I2 = 17%) 0%; Gambar 2)
▫ Pengurangan tingkat kematian perinatal (2 ▫ Mengurangi risiko kematian neonatal (1
studi, 60 peserta; rasio odds yang studi, 18 peserta; OR, 0,09; 95% CI, 0,01–
dikumpulkan [OR], 0,12; 95% CI, 0,02-0,61; 0,84; heterogenitas: tidak berlaku).
heterogenitas: I2 0%). ▫ Hasil sekunder lainnya yang diuji tidak
▫ Analisis subkelompok bayi periviable vs mencapai signifikansi statistik.
berpotensi tidak dapat dilakukan karena
kekurangan pelaporan data.
17
Metaanalyses of RCT
▫ Hasil Primer : ▫ Hasil Sekunder :
▫ Tidak ada perbedaan yang signifikan secara ▫ Tidak ada perbedaan yang signifikan
statistik dalam periode latensi (3 studi, 165 secara statistik pada tingkat hipoplasia
peserta; perbedaan rata-rata, 11,4 paru (2 studi, 69 peserta; dikumpulkan
peningkatan hari latensi dalam kelompok OR, 0,3; 95% CI, 0,05-1,7; heterogenitas: I2
TA; namun, 95% CI 3,4 hingga 26,2 hari; 52%; Gambar 3).
heterogenitas: I2 89%; Gambar 3) ▫ Ada tingkat penurunan komplikasi infeksi
▫ Tidak ada perbedaan yang signifikan secara amnionitis atau korioamnionitis pada
statistik dalam tingkat kematian perinatsl (2 kelompok TA (2 studi, 131 peserta; OR,
studi, 131 peserta; dikumpulkan OR, 0,33; 0,28; 95% CI, 0,11-0,69; heterogenitas: I2
95% CI, 0,10 -1,12; heterogenitas: I2 45%; 0%).
Gambar 3). ▫ Tak satu pun dari hasil sekunder lainnya
▫ Analisis subkelompok bayi periviable vs bayi mencapai signifikansi statistik.
yang berpotensi hidup tidak bisa dilakukan
karena kurangnya pelaporan data.
18
3 Comments
Comments
▫ Mid-trimester PPROM merupakan masalah klinis yang sulit.
▫ Prognosis yang buruk biasanya kombinasi dari prematuritas, hipoplasia paru, dan infeksi.
▫ Prognosis mid-trimester PPROM pada usia kehamilan 21 minggu adalah buruk karena sebagian besar janin
mengalami hipoplasia paru.
▫ Prognosis berkorelasi langsung dengan usia kehamilan saat pecah membran dan jumlah cairan sisa setelah
pecahnya membran.
▫ Volume residu yang rendah dari cairan ketuban periode latensi yang lebih pendek & peningkatan
risiko sepsis neonatal onset dini dan korioamnionitis.
20
Comments
▫ Dalam metaanalisis ini, prognosis jangka pendek yang lebih baik pada wanita dengan PPROM yang menjalani
TA serial terlihat di studi observasional.
▫ Intervensi kelompok memiliki perpanjangan latensi yang signifikan, penurunan kematian neonatus dan lebih
sedikit yang mengalami hipoplasia paru.
▫ Hasil ini semakin meningkat dalam menghadapi usia kehamilan yang jauh lebih rendah saat terjadinya pecah
membran dalam kelompok intervensi, dibandingkan dengan kelompok kontrol dalam studi observasional (12,3
hari perbedaan; 95% CI, 6.03–18.56).
▫ Hasil dari metaanalisis RCT menunjukkan trend terhadap manfaat, tetapi hasilnya tidak signifikan secara
statistik. Hal tersebut mungkin disebabkan karena jumlah peserta yang sedikit dalam studi.
21
Comments
▫ Terdapat hipotesis bahwa infeksi / proses peradangan bertanggung jawab terhadap proses persalinan.
▫ Dengan demikian, manfaat teoretis dari amnioinfusion termasuk :
▫ Pencucian / pengenceran dari bakteri intraamniotik yang sudah ada sebelumnya,
▫ Pencucian / pengenceran sel radang dan mediator (prostaglandin, leukotrien, sitokin, interleukin)
▫ Peningkatan intraamniotik volume dan tekanan cairan.
▫ Secara teoritis, mencuci atau melarutkan bakteri intraamniotik yang sudah ada sebelumnya dan sel-sel
inflamasi memperpanjang periode laten, dan kehadiran cairan dapat meningkatkan pengembangan paru-
paru dan mencegah posisi kontraktur.
▫ Ada juga potensi manfaat sekunder dari intervensi ini yaitu termasuk kemampuan untuk menguji genetika
janin, suatu perbaikan dalam pencitraan ultrasonografi bayi, dan penurunan risiko untuk kompresi tali pusat.
22
Comments
▫ Metaanalisis ini menunjukkan TA serial efektif dalam studi observasional, tetapi tidak dalam RCT;
▫ Namun, untuk keduanya jenis studi, jumlah pasien yang dimasukkan masih sangat kecil.
▫ Hasil ini memerlukan multicenter yang besar RCT untuk menyelidiki kegunaan intervensi tersebut di rumah
sakit.
23
THANK YOU