Umur : 12 bulan
Agama: Islam
Saat kejang pasien sadar dan setelah kejang pasien sadar tapi
badannya menjadi lemes. Ibu pasien mengaku sebelum kejang
pasien mengalami demam tetapi tidak terlalu tinggi. Dan ini
merupakan serangan kejang yang kedua, serangan pertama terjadi
sekitar 2 bulan yang lalu sebanyak 5 x kejang dalam 24 jam.
Demam terjadi sejak kurang lebih 1 hari SMRS sekitar
pukul 13.00 (18/01/2017). Demam muncul tiba-tiba dan
dirasakan terus menerus tetapi tidak terlalu tinggi
sehingga oleh ibu pasien diberikan obat penurun
panas.
2. Riwayat persalinan/natal :
Bayi lahir spontan, usia kehamilan 9 bulan, air ketuban jernih,
langsung menangis kuat, dilakukan inisiasi menyusui dini. Berat
badan saat lahir 3000 gram, panjang badan 48 cm, cacat bawaan
tidak ada.
Status Interna
• Kepala : mesocefal
Brudzinsky II (-)
Edukasi
Menjelaskan tentang penyakit meliputi definisi, penyebab, gejala,
terapi dan komplikasi yang mungkin terjadi
Pengobatan dilakukan secara rutin dan memberikan informasi
mengenai kemungkinan kejang kembali.
Selalu mengecek suhu anak secara rutin. Bila suhu > 380C atau terjadi
kejang segera lapor ketenaga medis
Memantau tumbuh kembang secara rutin tiap bulan di Pelayanan
Kesehatan
PROGNOSIS
Quo ad Vitam : ad bonam
Quo ad sanam : ad bonam
Quo ad fungsionam : ad bonam
FOLLOW UP PASIEN
Tangg Keluha Pemeriksaan Fisik Diagn Terapi Pemeriksaan
al n osis Lab
19janu Demam KU : tampak lemas Kejang - Infuse Ringer Laktat Hb: 12.0
ari (+) hari VT: t : 38.7 0 C demam 10 tpm mikro. AL : 10.7
2017 1, Cranium: mata SI (-/-) komple Demam 15 tpm AT : 281.0
08.45 batuk CA (-/-) epistaksis (-) k mikro Eritrosit : 4.53
(+), Leher : KGB (-/-) Comm - Sanmol syirup 4-6 HT 35.8
pilek Cor : S1>S2 reg, Bising on cold x1 cth (kp) Granulosit:
(+) jtg (-) - Trifed syrup 3 x 1/2 65.9
Pulmo: SDV (+/+), cth Limfosit: 20.6
wheezing (-) - Bila suhu
0
>38,5 C Monosit 14
Abd: BU + N, timpani, diazepam 3 x MCV 79.1
H/L + N 1,5 mg MCH 26,5
Ext :ADP kuat angkat, MCHC 33.5
- Bila kejang
akral dingin (-)
diazepam injeksi
3,5-5 mg.
20 Demam KU : tampak sakit ringan Kejang - Infuse Ringer Laktat Tidak
0
januar (+) hari VT: t : 37,7 C demam 10 tpm mikro. dilakukan
i 2017 1, Cranium: mata SI (-/-) komple Demam 15 tpm pemeriksaan
08.30 batuk CA (-/-) k mikro penunjang
(+), Leher : KGB (-/-) Comm - Sanmol syirup 4-6
pilek Cor : S1>S2 reg, Bising on cold x1 cth (kp)
(+) jtg (-) - Trifed syrup 3 x 1/2
Pulmo: SDV (+/+), cth
wheezing (-) - Bila suhu >38,5 0 C
Abd: BU + N, timpani, diazepam 3 x
H/L + N 1,5 mg
Ext : ADP kuat angkat,
- Bila kejang
akral dingin (-).
diazepam injeksi
3,5-5 mg.
- Cefotaxim injeksi
250 gr setiap 12
jam
- Extra dexa ¼
ampul injeksi
- Asam valproat 2 x
1,7cc
- Demam cek
DR
21 Demam KU : tampak sakit ringan Kejang - Obseravsi aff infus Hb: 11.8
0
januar (-), VT: t : 36,9 C demam - Asam valproat 2 x AL :7.8
i 2017 BAB Cranium: mata SI (-/-) komple 1,7cc AT : 269.0
08.00 6x (+) CA (-/-), cekung (-/-) k - InterZinc Syirup Eritrosit : 4.51
ampas Leher : KGB (-/-) DCA 1x1 cth HT 35.7
(+), Cor : S1>S2 reg, Bising - Xepagel 1 x 1 sue Granulosit:
darah (- jtg (-) - Demam (-), BAB 34.7
), lendir Pulmo: SDV (+/+), ampas boleh Limfosit:
(-) wheezing (-) pulang 57.5
muntah Abd: BU + N, timpani, Monosit 8
(-) H/L + N, turgor <2’’ MCV 79.1
batuk(+ Ext : ADP kuat angkat, MCH 26.2
) akral dingin (-) tanda MCHC 33.1
dehidrasi (-)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
KEJANG DEMAM
Kejang demam ialah bangkitan kejang yang
terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal
> 38oC) yang disebabkan oleh suatu proses
ekstrakranium. Menurut consensus statment on
febrile seizures kejang demam adalah suatu
kejadian pada bayi dan anak biasanya terjadi
antara umur 3 bulan dan 5 tahun berhubungan
dengan demam tetapi tidak terbukti adanya
infeksi intrakranial
Etiologi
Penyakit yang paling sering menimbulkan kejang
demam adalah
infeksi saluran pernafasan atas terutama
tonsillitis dan faringitis, otitis media akut (cairan
telinga yang tidak segera dibersihkan akan
merembes ke saraf di kepala pada otak akan
menyebabkan kejang demam),
gastroenteritis akut
infeksi saluran kemih.
Faktor Resiko
Faktor demam
Faktor usia
Riwayat keluarga
Faktor Prenatal dan Perinatal
Faktor Paskanatal
Patofisiologi
Klasifikasi
Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia
Kejang demam sederhana (harus Kejang demam kompleks (hanya
memenuhi semua kriteria dengan salah satu kriteria berikut)
berikut)
Kejang berlangsung lama, lebih
Berlangsung singkat dari 15 menit
Anamnesa
Identitas
Riwayat Penyakit
Riwayat Persalinan
Riwayat Imunisasi
Riwayat Keluarga
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaaan kejang sendiri lebih diarahkan untuk
membedakan apakah kejang disebabkan oleh
proses ekstra atau intrakranial. Jika kita
mendapatkan pasien dalam keadaan kejang, perlu
diamati teliti apakah kejang bersifat klonik, tonik,
umum, atau fokal. Amati pula kesadaran pada
waktu kejang. Perlu diperiksa keadaan pupil; adanya
tanda-tanda lateralisasi; rangsangan meningeal
(kaku kuduk, Kernig sign, Brudzinski I, II); adanya
paresis, paralisa; adanya spastisitas; pemeriksaan
reflek patologis dan fisiologis.
Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan laboratorium darah perifer lengkap, gula
darah, elektrolit, serum kalsium, fosfor, magnesium, ureum,
kreatinin, urinalisis, biakan darah, urin, feses.
2. Pungsi Lumbal
Oleh karena itu pungsi lumbal dianjurkan pada:
Bayi kurang dari 12 bulan sangat dianjurkan dilakukan.
Bayi antara 12-18 bulan dianjurkan.
Bayi >18 bulan tidak rutin (jika dicurigai menderita meningitis)
3. Pencitraan (CT scan atau MRI) dapat diindikasikan pada
keadaan :
Adanya riwayat dan tanda klinis trauma kepala.
Kemungkinan adanya lesi struktural di otak
Adanya tanda peningkatan tekanan intrakranial
4. Elektroensefalografi
Tatalaksana
Dalam Penanggulangan Kejang demam ada 4
faktor yang perlu dikerjakan yaitu :
Memberantas kejang secepat mungkin
Pengobatan penunjang
Memberikan pengobatan rumatan
Mencari dan mengobati penyebab
1. Memberantas kejang secepat mungkin
2. Pengobatan Penunjang
Pengobatan penunjang dapat dilakukan dengan
memonitor jalan nafas, pernafasan, sirkulasi dan
memberikan pengobatan yang sesuai. Sebaiknya
semua pakaian ketat dibuka, posisi kepala dimiringkan
untuk mencegah aspirasi lambung. Pengisapan lendir
dilakukan secara teratur dan pengobatan ditambah
dengan pemberian oksigen. Cairan intavena sebaiknya
diberikan dan dimonitor sekiranya terdapat kelainan
metabolik atau elektrolit.
Faktor Infeksi
Faktor Malabsorbsi
Faktor Makanan
Faktor Psikologi
Patofisiologi
Faktor
Malabsorpsi Tekanan
osmotik Pergeseran air Isi rongga usus
meningkat dan elektrolit ke meningkat
rongga usus
Diare
Gejala Klinis
Gejala yang timbul saat bayi atau balita mengalami
diare adalah bayi cengeng, gelisah, suhu tubuh
meningkat, nafsu makan berkurang namun bisa saja
nafsu makan tidak mengalami perubahan, tinja cair dan
mungkin dapat disertai lendir atau darah, warna tinja
semakin lama berubah menjadi kehujau-hijauan, anus
san daerah sekitarnya lecet, bayi muntah dan timbul
gejala dehidrasi.
Pemeriksaan penunjang
Darah lengkap, serum elektrolit, analisa gas
darah, glukosa darah, kultur dan tes kepekaan
terhadap antibiotika.
Urine lengkap, kultur dan tes kepekaan
terhadap antibiotika.
Pemeriksaan makroskopis dan mikroskopis tinja
Tatalaksana
Departemen Kesehatan menetapkan lima pilar
penatalaksanaan diare bagi semua kasus diare cair akut
yang diderita anak balita baik yang dirawat dirumah
maupun sedang dirawat di rumah sakit,yaitu:
Rehidrasi dengan menggunakan oralit baru
Zinc diberikan selama 10 hari berturut-turut
ASI dan makanan tetap diteruskan
Antibiotik selektif
Nasihat kepada orang tua
Klasifikasi Dehidrasi
Rencana Terapi A
Rencana Terapi B
Rencana Terapi C
BAB IV
PEMBAHASAN
Kejang demam ialah bangkitan
kejang yang terjadi pada Pada kasus ini pasien termasuk
kenaikan suhu tubuh (suhu kedalam kejang demam karena
rektal > 38oC) yang disebabkan pada anamnesis didapatkan
oleh suatu proses pasien berusia 12 bulan
ekstrakranium. mengalami kejang sebanyak 2 x
SMRS. Ibu pasien mengaku
Menurut consensus statment on
sebelum kejang pasien
febrile seizures kejang demam mengalami demam tetapi tidak
adalah suatu kejadian pada bayi terlalu tinggi berkisar 37,80C.
dan anak biasanya terjadi antara
umur 3 bulan sampai 5 tahun
berhubungan dengan demam
tetapi tidak terbukti adanya
infeksi intrakranial atau
penyebab tertentu.
Menurut Ikatan Dokter Anak
Indonesia, membagi kejang demam
menjadi dua:
Pemeriksaan laboratorium,
dapat meliputi: darah perifer Pada kasus ini pasien hanya
lengkap, gula darah, elektrolit, dilakukan pemeriksaan darah
dll. rutin dan didapatkan hasil
yang abnormal antara lain
Pungsi Lumbal, dianjurkan pada: hematokrit 35.8(L), Monosit
14 (H), MCV 79,1 (L) dan tidak
1. Bayi kurang dari 12 bulan dilakukan pemeriksaan fungsi
sangat dianjurkan dilakukan. lumbal.
2. Bayi antara 12-18 bulan
dianjurkan.
1. Memberantas kejang
secepat mungkin Pada kasus ini dirumah pasien
telah diberikan obat serbuk
anti kejang diazepam (0,3-
0,5mg/kgBB) sebanyak 1 x.
Kemudian dirumah sakit jika
pasien kejang dapat diberikan
diazepam iv 3.5-5 mg.
2. Pengobatan penunjang
Untuk mencegah terjadinya udem otak diberikan
kortikosteroid yaitu dengan dosis 20-30
mg/kgBB/hari dibagi dalam 3 dosis. Golongan
glukokortikoid seperti deksametason diberikan
0,5-1 ampul setiap 6 jam sampai keadaan
membaik.
a. Profilaksis intermitten
Untuk mencegah terulangnya kejang di kemudian hari,
penderita kejang demam diberikan obat campuran anti
konvulsan dan antipiretika yang harus diberikan kepada anak
selama episode demam. Antipiretik yang diberikan adalah
paracetamol dengan dosis 10- 15mg/kg/kali diberikan 4 kali
sehari. Antikonvulsan yang ampuh dan banyak dipergunakan
untuk mencegah terulangnya kejang demam ialah diazepam,
baik diberikan secara rectal dengan dosis 5 mg pada anak
dengan berat di bawah 10kg dan 10 mg pada anak dengan
berat di atas 10kg, maupun oral dengan dosis 0,3 mg/kg setiap
8 jam.
Pada kasus ini jika pasien demam > 380C berikan sanmol syirup
1 cth tiap 4-6jam. Bila suhu > 38,5oC Diazepam 3 x 1,5 mg po.
b. Profilaksis jangka panjang
Profilaksis jangka panjang gunanya untuk menjamin
terdapatnya dosis teurapetik yang stabil dan cukup
di dalam darah penderita untuk mencegah
terulangnya kejang di kemudian hari. Salah satu obat
yang dipakai untuk profilaksis jangka panjang ialah:
Sodium valproat / asam valproat dosisnya ialah 15-40
mg/kgBB/hari dibagi dalam 2-3 dosis.
Pada kasus ini pasien diberikan asam valproate 15
mg x 11 = 165 mg/hari 2 x 1,7cc
4. Mencari dan mengobati penyebab
Penyebab dari kejang demam baik sederhana
maupun kompleks biasanya infeksi traktus
respiratorius bagian atas dan otitis media akut.
Pemberian antibiotik yang tepat dan kuat perlu
untuk mengobati infeksi tersebut.
Pada kasus ini pasien mengalami batuk (+) dan pilek
(+). Sehingga pasien diberikan antibiotik cefotaxim
(50-100 mg/kgBB/hari dibagi dalam 2-4 dosis) yang
diberikan 250 gr tiap 12 jam. Serta diberikan Trifed 3 x
1/2 cth.
Diare Cair Akut
Diare cair akut adalah diare yang berlangsung kurang
dari 14 hari, dengan pengeluaran tinja lunak ataupun
cair yang lebih sering dan tanpa darah.
Pada kasus ini pasien mengalami diare cair akut
karena pada anamnesis didapatkan BAB 6 X dalam
semalam, ampas (+), lendir (-), darah (-).
Klasifikasi derajat dehidrasi :