PENDAHULUAN
Resesus frontalis adalah daerah anatomi dengan batas anterior yaitu dinding depan agger
nasi dan meluas ke belakang berbatasan dengan etmoidalis anterior atau perlekatan bula
etmoidalis pada dasar otak. Di bagian lateral ia dibatasi oleh lamina papirasea dan di
bagian medial oleh konka media.
Infundibulum etmoid, merupakan saluran tiga dimensi yang dibatasi oleh prosesus
unsinatus dan hiatus semilunaris di bagian medial. Bagian lateral dibatasi oleh lamina
papirasea. Sebelah anterior oleh sudut tumpul yang dibentuk oleh pertemuan antara
prosesus unsinatus dengan lamina papirasea. Sebelah posterior oleh tepi anterior bulla
etmoidalis dan batas sebelah superior biasanya bervariasi, tergantung oleh perlekatan
prosesus unsinatus. Saluran ini dapat dilihat lebih jelas bila prosesus unsinatus terangkat.
Ostium sel-sel ini bermuara langsung ke dalam meatus medius di dalam atau di atas
bulla etmoidalis. Jumlahnya bervariasi antara 1 – 6 buah, rata-rata 3 buah.
Sel-sel etmoidalis baik yang berasal dari kelompok anterior maupun posterior dapat
meluas sampai ke sinus maksilarisris. Sel-sel ini juga dapat meluas sampai ke meatus
medius atau konka superior atau ke dalam prosesus unsinatus
Sel Etmoidalis Posterior
Jumlahnya bervariasi antara 1 – 5 buah . Sel-sel etmoidalis bullar dan sel-sel etmoidalis
posterior dapat bergabung bersama-sama. Sel etmoidalis posterior dapat pula mencapai
sinus sfenoidalisalis. Oleh karena letak sinus etmoidalis yang hanya dipisahkan oleh
lapisan tipis lamina papirasea maka infeksi berat yang berasal dari sinus ini dapat meluas
sampai ke orbita. Sel etmoidalis posterior bermuara ke dalam meatus superior (kadang-
kadang meatus suprema). Sel-selnya besar berbentuk piramid dengan puncak menghadap
ke apeks orbita. Dibatasi pada bagian posterio-medial oleh os sfenoidalis.
A. Definisi :
Merupakan satu tahapan dari bedah sinus endoskopik fungsional yang bertujuan
untuk mengangkat jaringan patologis dalam sinus etmoidalis dan mengembalikan
fungsi ventilasi dan drenase sinus
Kontraindikasi :
1. Penyakit-penyakit kelainan darah
2. Tumor ganas hidung dan sinus paranasalis
Manfaat lain :
1. Dekompresi orbita, apeks orbita dan n.optikus
2. Akses untuk melakukan sfenoidektomi
3. Ekstraksi benda asing dari dalam sinus etmoidalis dan apeks orbita
4. Drenase pus pada selulitis orbitalis
5. Penutupan kebocoran CSF
D. Teknik Operasi :
- Penderita berbaring dalam posisi supine, kepala sedikit dielevasikan 150
- Posisi kepala lurus berhadapan dengan muka operator
- Prosedur operasi biasanya dilakukan dengan anestesi umum tetapi dapat pula
dengan anestesi lokal dimana mukosa cavum nasi dan area meatus medius
diolesi/diinfiltrasi dengan kokain.
- Setelah lima menit dengan menggunakan endoskop, dinding medial
infundibulum, konka media bagian anterior, bulla etmoidalis disuntik dengan
xylocain 1% dengan 1: 100.000 epinefrin
- Bila celah meatus medius sempit dapat dilakukan luksasi konka media ke
medial atau konkotomi parsial untuk mendapatkan akses yang cukup buat
masuknya alat endoskop
- Beberapa tahapan yang dilakukan :
1. INFUNDIBULOTOMI
PU
SEPTUM
KM
Insisi prosesus unsinatus dilakukan dengan pisau sabit, dimulai dari atas perlekatan
konka media dengan dinding lateral hidung, insisi diarahkan ke inferior menyusuri
batas depan unsinatus, selanjutnya ke posterior sejajar dengan batas bawah konka
media. Insisi dilakukan secara menggergaji. Insisi dapat dimulai pada 1/3 atas, ke
bawah kemudian kembali ke atas.
II. INFUNDIBULEKTOMI
BE
LB
LP
KM
4. Kondisi penyakit :
- Polip sino-nasal masif
- Perubahan patologis yang berat dalam sinus
- Nasal alergi berat
- Allergic fungal sinusitis
- Osteomyelitis
- Adanya komplikasi penyakit yang menyertai
Komplikasi minor :
Sinekia
Ruptur lamina papirasea mengakibatkan terjadinya perdarahan
periorbital atau emfisema orbita
Nyeri , parestesia atau hipestesia pada gigi
Kerusakan pada aparatus lakrimalis dapat mengakibatkan epifora
Hiposmia,anosmia, hilangnya fungsi pengecapan
G. Instrumentasi
Pengunaan alat yang tepat dan efektif sangat menunjang keberhasilan operasi sinus
endoskopik.
Alat-alat yang digunakan seperti :
– Endoskop dengan sudut 00, 300, 700, 900, 1200
– Powered instruments (microdebrider, microshaver)
– Curve forceps dan Cutting forceps
- Forsep yang dilengkapi dengan suction
– Probe dan kuret
– Irrigator
– Bone cutter / drill
– Stent material, Gel foam, silastic
IV. KESIMPULAN
1.Etmoidektomi endoskopik endonasal merupakan tindakan pembedahan non-invasif,
lebih efisien, lebih adekuat dan mempunyai morbiditas yang rendah
1. Arfandy RB. Pitfalls in functional endoscopic sinus surgery. In: 7 th Asian Research
Symposium in Rhinology. Bali, Indonesia.2002.
3. Fageeh NA, Pelausa EO, Quarrington A. Functional endoscopic sinus surgery. In:
University of Ottawa experience and an overview. Annals of Saudi Medicine 1996;
16(6): 711-713
5. Gustafson RO, Bansberg SF. Sinus Surgery. In: Byron J.Bailey- Head and Neck
Surgery.J.B Lippincot Company.Philadelphia.1993;1:381-387
6. Hollinstead WH. The head and neck. Anatomy for surgeons. Hober Harper
International edition 1966;1: 263-266
8. Kennedy DW, Leory MC, Zinreich SJ. The functional endoscopic approach to sinusitis.
Otolaryngology 1998;2: 1-12.
9. Kennedy DW, Zinreich SJ. Functional endoscopic sinus surgery theory and diagnostic
evaluation. Arch of Otolaryngology 1985;111: 576-578
11. Lore JM. Ethmoid surgery for benign diseases. In: An atlas of head and neck
surgery. WB Saunder Company 1962: 62-63
12. Lund VJ. Anatomi of the nose and paranasal sinuses.In: Scott-Brown otolaryngology
basic scienses.6th ed.Butterworth Heinemann 1977:14-22
13. Nizar NW, Wardan RS. Anatomi dinding lateral hidung. Dalam: Panduan Diseksi
Kadaver BSEF. Jakarta. Sub bagian rinologi bagian THT FK-UI RSUPN dr. Cipto
Mangunkusumo 1999: 5-7.
14. Punagi AQ. Anatomi dan fisiologi rongga hidung dan sinus paranasalis. Dalam :
Kumpulan makalah simposium BSEF .Ujung Pandang. PT. Schering Plough 1999: 10-
15
15. Soetjipto D. Diseksi sfeno-etmoidektomi total. Dalam : Panduan Diseksi Kadaver
BSEF. Jakarta. Sub bagian rinologi bagian THT FK-UI RSUPN dr. Cipto
Mangunkusumo 1999 : 9-14
17. Yeak S, Siaw JK, John AB. An audit of endoscopic sinus surgery. Singapore Med.J
1999; 40(01) : 1-9.